PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Untuk Kelas XII SMA
Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Konsepsi Ideologi
Orang pertama yang secara langsung membahas fenomena ideologi (pakatik-praktik politik Sang Penguasa ) dalam bukunya yang berjudul Il Principe
Ideologi hakikatnya : pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya.
Konsepsi Ideologi
Dalama bukunya berjudul Les elements de l idelogie , untuk pertma kali digunakan istilah ideologi, sekaligus pencipta istilah tersebut. Ideologi : ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide (gagasan yang sehat yang sesuai dengan realitas).
Dalam kehidupan praktis sehari-hari, ideologi digunakan untuk memberikan patokan-patokan untuk melakukan perbaikan keadaan masyarakat. Urusan agama harus dipisahkan dari urusan negara. Negara harus dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah akal budi, bukan kaidah-kaidah agama.
Konsepsi Ideologi
Dalam bukunya berjudul Die Deutch Ideologie (Ideologi Jerman), ia mengemukakan bahwa ideologi adalah suatu kesadaran palsu. Dikatakan suatu kesadaran palsu, karena ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir (sangat ditentukan oleh kepentingannya masing-masing).
Karl Marx
(Jerman, 1818-1883)
ada dasarnya ideologi : suatu khayalan atau pengandaianpengandaian yang spekulatif, dapat berupa agama, moralitas, atau keyakinan politik. Miskipun ideologi dianggap kesadaran palsu, hal yang spekulatif, ia dianggap kenyataan yang digunakan sebagai dasar pembenaran atas hak-hak istimewa kelas tertentu.
Konsepsi Ideologi
Ideologi isinya memang gagasan spekulatif, tapi tidak berarti meruapakan kesadaran palsu, sebab bukan untuk menggambarkan realitas melainkan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana manusia mestinya menjalankan hidupnya.
Louis Althusser
Setiap orang membutuhkan pedoman hidup baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat, maka ideologi menawarkan sebagai suatu pedoman hidup.
Ideologi merupakan struktur kejiwaan yang tersusun oleh seperangkat keyakinan mengenai : 1. 2. 3. 4. Penyelenggaraan hidup bermasyarakat beserta pengorganisasiannya; Sifat hakikat manusia dan alam semesta yang ia hidup didalamnya; Suatu pernyataan pendirian bahwa kedua perangkat keyakinan tersebut independen, dan; Suatu dambaan agar keyakinan tersebut dihayati dan pernyataan pendirian diakui sebagai kebenaran oleh segenap orang yagn menjadi anggota penuh dari kelompok sosial yang bersangkutan.
Konsepsi Ideologi
Menurut AS Hornby :
Ideologi merupakan seperagkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegang seseorang atau sekelompok orang.
Ideologi merupakan suatu sistem pemikiran, yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka.
Ideologi tertutup : suatu sistem pemikiran tertutup (ideologi yang sifat mutlak).
Ciri-cirinya : 1. 2. 3. Bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita sekelompok orang yang digunakan untuk mengubah masyarakat; Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, maka ideologinya akan dipaksakan kepada masyarakat Bersifat totaliter, artinyamencakup/mengurusi semua bidang kehidupan, terutama bidang informasi dan pendidikan karena ini efektif mempengaruhi perilaku masyarakat; Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati; Menuntut masyarakat untuk setia total dan berkorban untuk ideologi; Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret operasional yang keras, mutlak dan total.
4. 5. 6.
Ideologi terterbuka : suatu sistem pemikiran terbuka (ideologi yang tidak dimutlakkan).
Ciri-cirinya : 1. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat itu sendiri; Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri, ia milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka; Isinya tidak langsung operasional. Setiap generasi baru dapat dan perlu menggali kembali falsapah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka; Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat; Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.
2. 3.
4. 5.
Keragaman makna ideologi mencerminkan dimensi positif dan negatif ideologi itu
Ideologi memiliki beragam makna, namun tidak perlu untuk dipertentangkan. Keragaman tersebut mencerminkan dua kutup ideologi yaitu : 1. Ideologi dapat menjadi sesuatu yang baik, manakala ideologi mampu menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik (Dimensi positif ideologi = menjadi pandangan hidup). 2. Ideologi menjadi hal yang tidak baik, bila ideologi dijadikan alat untuk menyembunyikan kepentingan penguasa (Dimensi negatif ideologi =ideologi tidak lebih dari sebuah kesadaran palsu).
Pancasila sebagai Ideologi Negara Prof. Notonagoro, Ideologi ditinjau dari dua pengertian sebagai berikut : Ideologi (Luas) : Ilmu pengetahuan mengenai citacita negara. Ideologi (sempit) : cita-cita negara yang menjadi basis bagi teori dan praktik penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita dan tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Jepang membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (BPUPKI62 orang) tanggal 29 April 1945 dan dilantik 28 Mei 1945 dengan ketua : Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan wakil ketua R. Panji Soeroso dan Ichibangase (orang Jepang) yang mulai bekerja 29 Mei 1945. Tugas BPUPKI : 1. Membuat rancangan dasar negara 2. Membuat rancangan Undang-Undang Dasar
Setelah berpidato Muhammad Yamin menyampaikan usulan tertulis tentang rancangan UUD yang didalamnya terdapat rumusan lima asas negara merdeka yaitu : a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kebangsaan Persatuan Indonesia c. Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Soepomo (31 Mei 1945 ) menyampaikan pokok-pokok pikirannya sebagai berikut : a. Paham Negara Persatuan b. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya ingat kepada Tuhan (Perhubungan negara dan agama) c. Sistem badan permusyawaratan d. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan e. Hubungan antara bangsa yang bersifat Asia Timur Raya
3. Soekarno (1 Juni 1945) menyampaikan lima dasar negara sebagai berikut : a. Kebangsaan Indonesia b. Internasionlisme atau Peri kemanusiaan c. Mufakat atau demokrasi d. Kesejahteraan sosial e. Ketuhanan yang berkebudayaan Soekarno mengusulkan kelima dasar tersebut diberi nama Pancasila
Ketiga usulan rumusan dasar negara tersebut tidak ada yang ditetapkan sebagai dasar negara, maka dibentuklah Panitia Kecil (Panitia Sembilan) yang terdiri atas : Soekarno (ketua), Moh. Hatta, Moh. Yamin, Achmad Soebardjo, Wachid Hasyim, Agus Salim, Abdulkahar Moedzakir, Abikusno Tjokrosoejoso, AA. Maramis. Panitia Kecil berhasil menyusun Piagam Jakarta (Jakarta Charter) nama ini diberikan oleh M. Yamin : 22 Juni 1945, yaitu dokumen yang berisikan asas dan tujuan negara Indonesia Merdeka.
Rumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta : 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta (wakil ketua). PPKI bertugas menentukan dan menyelesaikan bentuk negara dan menuntaskan rancangan hukum dasar serta mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebelum sidang PPKI, atas usul dari Mohamad Hatta, telah disepakati sila pertama (Piagam Jakarta) dilakukan perubahan yaitu dengan menghilangkan kata dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
Menurut Inpres RI No.12 tahun 1968 (13 April 1968), telah menguatkan keberadaan Pancasila yang tata urutan dan rumusan sila-silanya ada pada alenia ke-4 Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan oleh PPKI (18 Agustus 1945) yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijakasanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Sastrapetadja, ideologi selain memberikan penafsiran atau pemahaman atas kenyataan, juga mempunyai sifat futuristik, yaitu memberikan gambaran akan masa depan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila reparupakan nilai-nilai yang dicitacitakan dan ingin diwujudkan.
Pancasila merupakan acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan negara, partisifasi warga negara dan pergaulan antar warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara. Seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok ukur tentang baik/buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan, tingkah laku bangsa Indonesia (kepribadian bangsa).
Pancasila berisi seperangkat nilai yang merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sebagai pandangan hidup, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia. Nilai tersebut adalah : Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna, bermanfaat, benar dan baik bagi kehidupan umat manusia. Menurut Prof. Notonagoro, nilai dapat dibagi menjadi tiga yaitu 1. Nilai material 2. Nilai Vital : berupa benda untuk memenuhi kebutuhan material : segala seseuatu yang berguna bagi hidup manusia untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas. 3. Nilai kerohanian : berguna bagi rohani manusia, terdiri atas ; a. Nilai kenyataan (kebenaran) : bersumber pada akal manusia b. Nilai keindahan (estetika) c. Nilai kebaikan (Moral) d. Nilai religius (Ketuhanan) : bersumber pada rasa manusia : kehendak/kemauan manusia. : kepercayaan/keyakinan manusia, tertinggi dan mutlak.
Dalam Pancasila terkandung tiga Nilai sebagai berikut : 1. Nilai Dasar : sila-sila Pancasila, norma dasar (pasal-pasal UUD
1945), bersifat abstrak dan umum
Paradigama : anggapananggapan dasar yang membentuk kerangka keyakinan yang fungsinya sebagai acuan, kiblat atau pedoman dalam melihat suatu persoalan dan bagaimana menyelesaikannya. Paradigma pembangunan : kerangka keyakinan yang digunakan sebagai pedoman untuk melihat suatu persoalan dan bagaimana melaksanakan pembangunan. Pancasila sebagai paradigma pembangunan : anggapananggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang fungsinya sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksnaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan di Indonesia.
Pembangunan : usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat sehingga menjadi lebih baik. Ada 3 proses sekaligus : Emansipasi bangsa : usaha bangsa untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada bangsa lain agar dapat berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri tanpa melepaskan semangat kerja sama yang produktif. Modernisasi : upaya untuk mencapai taraf dan mutu kehidupan dengan orientasi ke depan dan dinamika dalam programprogramnya. Humanisasi : pembangunan pada hakikatnya untuk manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia secara manusiawi.
Konseksuensi Posisi Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Keberhasilan Pembangunan di Indonesia harus diukur dari kesesuaiannya dengan Pancasila Artinya Pembangunan di Indonesia tidak boleh bersifat : Pragmatis : hanya mementingkan tindakan nyata dan menafikkan kepentingan etis; Ideologis : secara mutlak melayani ideologi tertentu dan menafikkan manusia nyata. Pembangunan menstinya ditujukan untuk melayani manusia dengan segala aspirasi dan harapan-harapannya. Ini akan bila memenuhi 3 syarat mutlak : menghargai HAM, demokratis, prioritas pada penciptaan tarap keadilan sosial.