Anda di halaman 1dari 13

Banjarsari Kalibawang Kulon Progo Senin 25 April s.d 30 April 2011 PENULIS: 1. 2. 3. 4.

KATA PENGANTAR: Syukur dan terima kasih berlimpah kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan kemurahanNya, kita dapat melakukan kegiatan Live In pada tahun pelajaran 2010-2011. Selama kegiatan Live In berlangsung,siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai laporan akhir .Data-data ini diperoleh melalui observasi langsung maupun melalui tanya-jawab dengan para tokoh,pemuka masyarakat maupun orang tua asuh. Laporan ini terdiri atas ... bab. Pada bab I termuat tentang........Pada bab II diuraikan tentang..... Dan pada Bab dibahas tentang ........ Tujuan penulisan laporan in adalah: 1. 2. 3. 4. Dalam menulis laporan ini kami mengalami banyak hambatan antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak pastor Paroki dan seluruh anggota panitia serta semua umat katholik di paroki Santa Theresia Liseux atas ketulusan hati dan kesediaan mereka untuk menerima para siswa SMA santo Kristoforus I guna tinggal dan merasakan denyut-denyut kehidupan di daerah pedesaan selama kuang lebih 5 hari. 2. Bapak kepala SMA Santo kristoforus I yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan Live In 3. Bapak dan ibu guru pendamping dan para wali kelas yang telah mendampingi kami mulai saat mempersiapkan diri sampai selesainya kegiatan Live In. 4. Kepada para orang tua yang telah memberikan ijinan dan membiayai kegiatan Live In ini. Dalam laporan ini tentu masih terdapat banak kesalahan atau kekurangan baik dari segi struktur bahasa yang digunakan maupun kelengkapan isi materi laporan.Oleh karena itu kami memohon maaf kepada para pembaca.Semua kritikan yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati. Penulis

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Live in ini telah dibaca dan disetujui oleh wali kelas ..pada tanggal..:

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR: HALAMAN PENGESAHAN. BAB I ; PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H. Latar Belakang kegiatan Live-In. Tujuan Kegiatan Live In.. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Live In.. Peserta, Biaya dan Penginapan Jenis-jenis kegiatan/acara Live In Manfaat-manfaat yang diperoleh dari kegiatan Live-In.. Hambatan-hambatan/masyalah/kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama Live In Hal-hal/pengalaman-pengalaman yang mengesankan dan yang mengecewakan

BAB II : GAMBARAN SINGKAT LOKASI LIVE IN A. KEADAAAN GEOGRAFIS : A.1. Letak Geografis A.2. Keadaan alam A.3. Iklim dan cuaca. B. PENDUDUK B.1. Suku / Ras dan bahasa sehari-hari B.2. Agama.. B.3. Mata Pencaharian dan Tanaman Perdagangan B.4. Pemasaran hasil pertanian dan hambatan-hambatan yang dihadapi B.5. Latar belakang pendidikan dan ekonomi penduduk B.6. Hubungan antar umat beragama dan antar suku . BAB III ; KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran ( Usul dan Saran berdasarkan pada manfaat-manfaat yang diperoleh dan hambatan-hambatan/kesulitan yang dihadapi selama kegiatan Live-In) C. Penutup .. LAMPIRAN : (BERUPA FOTO-FOTO) .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kegiatan Live-In (Landasan Pemikiran) Lingkungan sekitar yaitu lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap cara berpikir, cara bersikap, cara hidup, cara bertutur kata maupun cara bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain.Kota Jakarta, Ibu kota Republik Indonesia, adalah sebuah kota besar.Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Jakarta memberikan pengaruh besar terhadap setiap warga yang tinggal di sana. Kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya melahirkan banyak kontradiksi,antara lain: 1. Fasilitas-fasilitas seperti Pusat Perbelanjaan modern, restaurant dan Sarana sarana hiburan tersedia lengkap di berbagai penjuru kota memberikan banyak kemudahan.Akan tetapi juga membawa serta dampak negatif seperti meningkatkan mentalitas konsumtif. 2. Persaingan yang sangat ketat dalam memburu pekerjaan, kedudukan, jabatan, kerap kali berlangsung secara tidak sehat bahkan tergolong kasar, melahirkan kebiasaan mencari jalan pintas dan menghalalkan segala cara.Akibatnya kejujuran dalam perkataan dan perbuatan menjadi sirna. Kejujuran dan kerja keras yang semestinya harus dijunjung tinggi dalam seluruh aktivitas kehidupan ,dinodai oleh kebiasaan kebiasaan yang salah dan tak pantas seperti: berkolusi, menyogok atau menyuap dan mencari jalan pintas. Semua persoalan dapat diselesaikan dan dapat dinegoisasikan dengan imbalan harta atau pangkat. 3. Kemajuan teknologi dan alat komunkasi visual maupun audio visual yang pesat, mempermudah komunikasi, tetapi justru mengurangi kebiasaan untuk saling berkunjung dan bertatap muka secara langsung dengan kerabat atau anggota keluarga. 4. Serbuan iklan dari segala penjuru mempengaruhi gaya hidup dan memupuk kebiasaan untuk hidup konsumtif dan berbelanja secara terus menerus.Seringkali terjadi, orang membeli sesuatu bukan karena barang tersebut benarbenar dibutuhkan, melainkan hanya karena pengaruh iklan. 5. Kemacetan yang menghantui perjalanan setiap saat, sangat menguras kesabaran, energi dan waktu.Akibat lanjutannya adalah munculnya rasa frustrasi yang kemudian terjelma dalam pengungkapan kata-kata yang kasar kepada sesama

6.

7.

8.

9.

pengguna jalan raya atau menciptakan berbagai trik untuk kepentingan diri sendiri walaupun dengan cara melanggar peraturan dan tata tertib.Kemacetan yang terus terjadi juga menciptakan kemacetan berpikir dan memupuk kebiasaan terlambat. Budaya Tepat waktu yang seharusnya menjadi cerminan manusia modern masih menjadi kerinduan yang sangat sulit terwujud dalam kenyataan. Berita-berita kejahatan dan kekerasan yang disaksikan secara langsung di lapangan atau yang terekspose secara kasat mata di berbagai media cetak, ,sinetron, film, menghasilkan rasa takut dan tidak nyaman. Keramaian, kebisingan, dan kehirukpikukan kehidupan di kota membuat banyak orang tidak mempunyai ruang dan waktu yang cukup untuk merenung dan mereflesikan dirinya secara tulus dan obyektif. Sikap individualistis-egoistis yang mejadi salah satu ciri khas orang kota seringkali mengurangi rasa empati kepada orang lain.Kepedulian kepada sesama penuh pertimbangan untung rugi.Tidak tulus. Senyuman yang menghiasi wajah, keramahan dalam menyapa siapa saja yang dijumpai, dan kesopanan dalam bertutur kata yang dahulu merupakan ciri khas bangsa Indonesia telah luntur/hilang di kota-kota besar seperti Jakarta. Jangankan kepada sahabat atau orang lain, kepada kakak,adik, bahkan kepada orang tua sendiripun para remaja kota sering berkata dan berbuat tidak sopan.

Generasi muda, Para remaja dan para pelajar yang setiap hari menyaksikan secara langsung sifat-sifat dan perilaku negatif diatas secara perlahanlahan akan teracuni dan cenderung untuk meniru dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar dan lumrah. Contoh konkritnya, bila setiap hari mereka menyaksikan tindakan kekerasan namun tidak ada hukuman atau tindakan yang tegas kepada para pelaku kekerasan, persepsi remaja akan kekerasanpun akan berubah.Mereka akan terpengaruh dan terdorong untuk mempraktekan kekerasan secara fisik ataupun secara verbal-lewat kata-kata kepada orang lain. Mereka juga akan menganggap bahwa untuk menyelesaikan suatu persoalan , dapat menggunakan kekerasan. Kita tidak menginginkan sifat-sifat dan kebiasaan negatip di atas menjadi tuan dan raja bagi anak didik- generasi muda kita. Oleh karena itu Kita harus mencari berbagai solusi alternatif untuk mencegah maupun untuk mengatasinya. Melalui upaya yang serius dan berkesinambungan kita mengharapkan kelak cara berpikir dan perilaku anak-anak (anak didik) dan generasi muda kita akan berpedoman pada nili-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Dan nilai-nilai

luhur tersebut sampai kini masih bersemi kehidupan harian masyarakat di daerah pedesaan.

subur dalam

Mengapa harus ada LIVE IN ? Dan mengapa harus ke Desa? Apakah untuk mengetahui suatu desa dan masyarakat yang hidup di desa, kita harus ke Desa? Memang ada banyak cara untuk mendapatkan informasi tentang suatu desa dan masyarakat yang hidup di dalamnya, misalnya lewat membaca media cetak, mendengar berita di radio atau televisi, bertanya kepada orang lain,dsb. Akan tetapi, cara yang paling baik dan paling efektif adalah dengan berkunjung dan terlibat secara langsung dalam kehidupan masyarakat desa.Hidup bersama dan terlibat secara langsung dalam aktivitas harian masyarakat desa akan memberikan pengalaman baru yang sangat membekas dalam diri mereka. Mereka akan mengalami suatu kehidupan dan suasana baru yang berbeda dengan warnawarna kehidupan yang mereka alami selama ini di kota tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan. Mereka akan mempelajari kearifan-kearifan lokal;mereka akan memahami seluk beluk,suka dan duka kehidupan di desa.Mereka juga akan melihat dan mengalami nilai-nilai luhur yang diujunjung tinggi maupun yang menjiwai seluruh cara berpikir dan perilaku masyarakat desa. Dengan mengalami secara langsung hidup bersama orang desa yang mungkin hidupnya masih sangat sederhana dan jauh dari segala fasilitas kehidupan yang serba lengkap, rasa empati dan solider kepada orang-orang kecil yang nasibnya kurang beruntung, akan bertumbuh dan berkembang dalam diri para siswa sehingga kelak,kapan dan dimanapun mereka berada,mereka akan selalu bersedia untuk memberikan bantuan secara tulus kepada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan / penderitaan. Untuk itulah maka para siswa kelas XI SMA Santo Kristoforus I Jakarta Barat bermaksud mengadakan kegiatan LIVE IN selama beberapa hari di Di Paroki SantaTheresia Lisieux Boro,Banjarsari Kalibawang-Kulon Progo dengan maksud untuk merasakan,mengalami dan menghayati kehidupan desa. Ada banyak nilai-

nilai luhur yang akan dipelajari dan dialami selama di desa.Tetapi yang paling utama adalah nilai ketulusan,kesopanan,kesederhanaan, kerukunan,keramahtamahan kepada siapa saja, kekeluargaan, kesabaran dan kerja keras dalam mengatasi berbagai kesulitan hidup. Ada bersama, hidup bersama, dan berusaha masuk dalam kehidupan desa merupakan proses pembelajaran menghayati berbagai nilai .Oleh karena itu kegitan ini sangat penting bagi siswa. Melalui program LIVE IN sekolah berharap setelah siswi-siswi melihat, merasakan, mengalami hidup bersama dengan masyarakat di pedesaan yang jauh dari kota metropolitan ini, mereka lebih peka, lebih peduli, lebih menghargai, lebih menghormati perjuangan orang lain sekecil apa pun serta siap menjadi pelayan bagi sesama apa pun kedudukannya.Kapan dan dimanapun mereka berada kelak, mereka diharapkan selalu bersedia untuk memberikan bantuan nyata secara tulus kepada orangorang yang sedang mengalami kesulitan / penderitaan sebagai bukti rasa simpati,empati dan soliritasnya. I come, I live in, I learn to do and to feel. So I really know and understand who I am and who you are.But above all things, we are the members of a big family: the members of one God.(Saya datang,saya hidup didalamnya,saya belajar berbuat dan merasakan.Maka saya benar-benar mengetahui dan mengerti: Siapa diriku dan siapa dirimu.Tetapi di atas segala-galanya,kita adalah anggota satu keluarga besar: anggota satu ALLAH. B. Tujuan Kegiatan Live In 1. Tujuan Umum; Memberikan pengalaman nyata kepada para siswa agar mereka memiliki wawasan baru serta mampu beradaptasi secara cepat dan tepat dengan lingkungan baru kapan dan dimanapun mereka berada.Selain itu mereka juga menyadari bahwa pendidikan harus dapat diintegrasikan dalam seluruh kehidupan bermasyarakat. 2. Tujuan Khusus: a. siswa akan mendapatkan wawasan dan ketrampilan baru melalui keterlibatan langsung dalam seluruh kegiatan bersama masyarakat (orang tua asuh)

b. Para siswa dapat mempelajari ,menghayati,dan mengamalkan kecakapan-kecakapan hidup serta nilainilai luhur yang dimiliki oleh masyarakat pedesaan seperti : ketabahan dalam menghadapi berbagai keterbatasan,kerja keras, keramahan dalam bertegur sapa dengan siapa saja yang dijumpai di jalan, kesederhanaan ,penghormatan kepada orang lain/tamu, kerukunan dan ketulusan dalam kehidupan bersama,dsb. c. Para siswa memahami kulturbudaya yang mempengaruhi seluruh perilaku, hubungan sosial dan tutur kata masyarakat di tempat mereka melakukan kegiatan LIVE IN.Dengan demikian akan tercipta pemahaman yang utuh (cross culture understanding) terhadap budaya masyarakat setempat. d. Melatih kepedulian terhadap sesama, terutama kepada orang-orang kecil, sehingga kelak dimanapun mereka bereda akan tumbuh tindakan nyata sebagai wujud solidaritas kepada yang lemah dan menderita. e. Siswa terlatih menjadi manusia yang mandiri, tidak manja, meninggalkan kebiasaan harus dilayani seperti yang sering mereka lakukan di rumah mereka. f. Siswa terlatih untuk hidup membaur dan menghormati orang lain tanpa memandang latar belakang pendidikan, jabatan, kedudukan, pangkat, asal-usul, suku, agama maupun budaya. g. Memperdalam rasa cinta dan kerinduan kepada orangtua mereka.Dengan tinggal jauh dari orangtua dan sanak saudara, mereka akan merasakan betapa pentingnya kehadirang seorang ayah, ibu, adik, atau kakak bagi mereka. h. Melatih siswa melakukan observasi dan membuat laporan tertulis lintas ilmu setelah kegiatan LIVE IN berlangsung.Di tempat LIVE IN mereka akan mengobservasi lingkungan alam geografis,kehidupan ekonomi, struktur dan dinamika kehidupan sosial masyarakat desa,serta adat istiadat maupun budayanya.Jadi, dalam observasi dan penulisan laporan LIVE IN,setidak-tidaknya terlibat pelajaran Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan Bahasa Indonesia. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan dan tema kegiatan Live In
1. Waktu pelaksanaan Kegiatan

: Senin 25 April Sabtu 30

April 2011
2. Tempat pelaksanaan Kegiatan : Di Paroki SantaTheresia

Lisieux Boro,Banjarsari Kalibawang-Kulon Progo 3. Tema yang telah dipersiapkan sejak setahun sebelumnya ini adalah : LIVING IN THE VILLAGE TO BE WISER IN OUR LIVES . HIDUP DI DESA SUPAYA LEBIH BIJAKSANA DALAM KEHIDUPAN KITA.
D. Peserta, Biaya dan Penginapan 1. Siswa yang mengikuti LIVE IN sebanyak 90 orang yang

terdiri dari : Kelas XI IPA Kelas XI IPS 1 Kelas XI IPS 2

: 30 orang : 30 orang : 28 orang

2. Guru pendamping: 6 orang

3. Biaya : Rp.800.000 per siswa 4. Penginapan: Para siswa dibagi dan menginap di rumah warga yang beragama katholik. E. Jenis-jenis kegiatan/acara selama Live In Selama Live In, kami melakukan banyak kegiatan.Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan atas beberapa jenis kegiatan seperti:
1. Kegiatan Rohani :

2. Kegiatan sosial : 3. Rekreasi : 4. Kegiatan bersama orang tua asuh : F. Manfaat-manfaat yang diperoleh dari kegiatan Live-In 1. 2. 3. 4. 5. 6. G. Hambatan-hambatan/masyalah/kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama Live In 1. 2. 3. 4. 5. H. Hal-hal/pengalaman-pengalaman yang mengesankan dan tak terlupakan hal-hal yang mengecewakan. 1. Hal-hal yang mengesankan: a. b. c. d. e. 2. Hal-hal yang mengecewakan: a. b. c. d. e.

10

BAB II : GAMBARAN SINGKAT LOKASI LIVE IN A. KEADAAAN GEOGRAFIS : A.1. Letak Geografis A.2. Keadaan alam A.3. Iklim dan cuaca B. PENDUDUK B.1. Suku / Ras dan bahasa sehari-hari B.2. Agama B.3. Mata Pencaharian dan Tanaman Perdagangan B.4. Pemasaran hasil pertanian dan hambatan-hambatan yang dihadapi B.5. Latar belakang pendidikan dan ekonomi penduduk B.6. Hubungan antar umat beragama dan antar suku

11

BAB III ; KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan

B. Saran ( Usul dan Saran berdasarkan pada manfaat-manfaat yang diperoleh dan hambatan-hambatan/kesulitan yang dihadapi selama kegiatan Live-In)

C. Penutup

12

LAMPIRAN : (BERUPA FOTO-FOTO)

13

Anda mungkin juga menyukai