Anda di halaman 1dari 26

Perawatan Prediktif berbasis Analisis Pelumas

kerjasama

MASyarakat Pelumas Indonesia MASPI (Indonesia Lubricant Society)


dengan

Lubrizol

Jakarta, 15 Agustus 2006

Perawatan Mesin
Perawatan mesin berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi mesin Metode optimasi teknik dan manajemen perawatan berkembang sejalan dengan kompleksitas industri World Class Maintenance adalah perkembangan terakhir dalam perawatan mesin

World Class Maintenance


Bruce C. Hiatt (Fac.Eng. Anesta Co. USA) in A 13 Step Program in Establishing a World Class Maintenance Organization: 1. Philosophical and Theroretical Shifts 2. Understanding Change 3. Teamwork 4. Training 5. Asset Management 6. Warehouse/Inventory Control 7. Corrective Maintenance (CM) 8. Preventive Maintenance (PM) 9. Predictive Maintenance (PdM) 10. Purchasing 11. Pro-Active Maintenance (PAM) 12. Accountability 13. Reliability Centered Maintenance (RCM)

Perawatan Prediktif

Perawatan prediktif ditujukan untuk memperpendek downtime dengan cara melakukan condition monitoring sehingga kegagalan dapat dideteksi sejak dini dan dapat diramalkan kapan akan terjadi

Monitoring
Frekuensi monitoring akan menentukan availability Availability adalah kesiapan mesin untuk berproduksi Availability harus di-set pada kondisi tertentu agar tidak menimbulkan perawatan biaya tinggi

Metode Perawatan Prediktif


P = Potential, kali pertama kegagalan mulai terdeteksi F = Failure, saat kegagalan fungsi terjadi Makin lebar P-F makin sensitif alat ukur dan makin menguntungkan

Analisis Pelumas

Pelumas ada diantara dua permukaan yang berkontak dan bergerak relatif Pelumas mengangkut hasil keausan Pelumas mengalami perubahan sifat fisika/kimia ketika bekerja melapisi permukaan yang berkontak dan bergerak relatif

Mesin-Pelumas-Kontaminasi
PELUMAS Perubahan sifat fisika/kimia akan mengubah kinerja pelumas KONTAMINASI Pemeriksaan kontaminan dalam pelumas untuk mengetahui jenis dan asalusulnya MESIN Keausan mesin dapat dideteksi melalui analisis partikel logam dalam pelumas

Pemeriksaan Pelumas
Membandingkan hasil analisis pelumas baru dan bekas dari jenis dan merek yang sama Pemeriksaan pelumas:
1. Viskositas 2. Oksidasi 3. Kandungan Air 4. Kontaminasi/partikel 5. Kandungan logam 6. Tingkat kebasaan/keasaman

Sommerfeld

Karakteristik Bantalan

FN 2 = Bilangan Sommerfeld So = b d FN = beban radial [N]

Dd d = viskositas dinamik

2 n = kecepatan sudut [rad/s] 60 Teoretis : 0,01 < So < 100

Praktis : 0,05 < So < 20 e = R -r h = R r + e cos = tebal lapisan film pelumas

Clearance - Keausan

Sommerfeld
aus clearance membesar sommerfeld meningkat eksentrisitas membesar film pelumas menipis keausan meningkat (dan gesekan meningkat sehingga temperatur bantalan naik & kerugian daya membesar) kadar logam dalam pelumas meningkat

Hasil Pemeriksaan Pelumas


Informasi penggunaan pelumas Data mesin Hasil analisis pelumas Interpretasi hasil analisis Rekomendasi

Contoh -1

Apa yang terjadi pada 32.000 / 35.500 / 38.000 jam? Mengapa Lead menjelang 35.000 jam meningkat? Apa yang terjadi pada sekitar 37.500 jam ?

Logam & Asal-usulnya

Contoh - 2
Perubahan Kadar Pb dalam Pelumas
600 Kadar Pb (ppm) 500 400 300 200 100 0 0 40 Jam Pengujian Motor 80 Pelumas A1 Pelumas B Pelumas C

Pb antara lain berasal dari bantalan Metal jalan silinder 4 pada pelumas C gagal Mengapa kadar Pb pada pelumas C rendah ?

Mengapa Perlu Perawatan Prediktif


Roller Element Bearing: Karakteristik: bisa gagal secara acak / setiap saat Trend: tidak ada indikasi umur rata-rata yang hampir sama Statistik : tidak ada patokan waktu penggantian yang pasti

Pentingnya Data Pendukung


Analisis pelumas tidak dapat berdiri sendiri untuk menentukan kegagalan secara akurat Analisis pelumas memerlukan data pendukung untuk mempertajam kesimpulan:
Data operasi mesin Data perawatan mesin Data material komponen mesin

Contoh-3
Gas engine sering trip karena detonasi dan air inlet temperature terlalu tinggi (trip system untuk detonasi dilepas) Suatu saat gas engine tsb breakdown dan dijumpai kerusakan berupa:
katup buang patah katup isap bengkok cylinder head rusak piston berlubang pelumas terkontaminasi dengan air

Pemeriksaan pelumas menunjukkan:


penurunan TBN cukup besar perubahan viskositas tidak signifikan kandungan logam normal

Apa sebenarnya yang terjadi ?

Contoh - 3
Temuan pada pemeriksaan selanjutnya:
valve tulip keausan berlebihan sitting valve jejak keausan valve guide jejak keausan berputar

Contoh - 3
Sulfated ash rendah keausan berlebihan pada valve tulip & sitting Clearance valve guidestem longgar torching gas panas ke valve stem Engine trip karena high air inlet temperature + oksidasi/penurunan TBN pada pelumas semestinya mengindikasikan adanya kebocoran pada valve system

Contoh - 4
A-0 = Pelumas A baru A-1 = Pelumas A 5.000 km A-2 = Pelumas A 10.000 km B-0 = Pelumas B baru B-1 = Pelumas B 5.000 km B-2 = Pelumas B 10.000 km C-0 = Pelumas C baru C-1 = Pelumas C 5.000 km C-2 = Pelumas C 10.000 km

Manakah pelumas yang paling baik: A atau B atau C ?

Contoh - 5
12 10 8 ppm 6 4 2 0 2 4 -M a r-0 4 0 2 - J u l- 0 4
Al Cr Cu

K a n d u n g a n M e ta l, T u r b o lu b e 4 6

1 0 - O k t- 0 4
Fe Na

1 8 -Ja n -0 5
Pb Si

2 8 -Ap r-0 5

Adakah sesuatu kelainan pada bantalan turbin yang dilumasi dengan pelumas ini ?

Contoh - 6
Viskositas 40 dan 100, Turbolube 46 60 50 40 cSt 30 20 10 0 24-Mar-04 02-Jul-04 10-Okt-04 18-Jan-05
visko 100

28-Apr-05

visko 40

Kapan pelumas ini harus diganti ?

Contoh - 7
0,2 0,15 mg KOH/g 0,1 0,05 0 24-M ar- 13-M ei- 02-Jul04 04 04 TA N Turbolube 46

21A gus t04

10-O k t- 29-Nop- 18-Jan- 09-M ar- 28-A pr04 04 05 05 05

Sudahkah pelumas ini perlu diganti karena TAN telah berkurang + 50% ?

Kesimpulan
Metode pengukuran dalam perawatan prediktif bersifat saling menunjang (analisis getaran dapat menunjukkan bantalan mana yang rusak & analisis pelumas dapat menjabarkan bagian mana dari bantalan yang mengalami kerusakan) Data operasi, perawatan dan material komponen mesin diperlukan sebagai alat bantu dalam penerapan analisis pelumas pada perawatan prediktif Peramalan umur pakai berdasarkan analisis pelumas memerlukan batasan yang dapat ditentukan berdasarkan karakteristik operasi mesin dan sejarah operasi/kerusakan mesin selama ini

TERIMA KASIH
Dr.-Ing. Tri Yuswidjajanto Ketua Bidang Riset MASPI yus@lmbsp.ms.itb.ac.id HP. 08122040704

Anda mungkin juga menyukai