Anda di halaman 1dari 35

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

BAB I PENDAHULUAN

Teknologi stem cell kini semakin menjadi tren yang dianggap bisa membantu pengobatan dalam bidang medis. Di Indonesia pengembangan terapi stem cell diarahkan kepada penyakit degeneratif dan keturunan yang banyak terdapat di masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disegala bidang, peningkatan taraf hidup masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pemenuhan hak asasi manusi serta a peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat menyebabkan peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Teknologi stem cell perlu dikembangkan sebagai alternatif terapi penyakit untuk kepentingan pasien dan terjangkau masyarakat. sel induk memiliki potensi yang besar dalam dunia kedokteran untuk dimanfaatkan sebagai terapi sel bagi berbagai penyakit degeneratif dan kanker yang sulit disembuhkan,diantaranya diabetes, infark jantung, stroke, parkinson, dan osteoarthritis. Meski demikian, metode pengobatan stem cell saat ini relatif masih mahal. Untuk itulah, saat ini diupayakan pengembangan metode yang terjangkau masyarakat. Dengan demikian maka diperlukan pengawasan yang sangat ketat terhadap pemakaian dan penyalahgunaan stem cell ini. Hal ini juga menjadi masalah pada sumber stem cell tersebut apakah dari tali pusat, sumsum tulang atau dari embrio.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

BAB II STEM SEL

Stem cell, yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai sel induk, adalah sel yang mempunyai kemampuan untuk membelah diri tanpa terspesialisasi. Dengan kata lain, stem cell mempunyai kemampuan untuk otoregenerasi (mereplikasikan diri) dalam waktu yang tak terbatas dengan tetap tidak terspesialisasi untuk menjadi sel tertentu; dengan rangsangan dan kondisi tertentu, stem cell bisa menumbuhkan sel yang terspesialisasi. Ini berbeda dengan sel manusia lainnya di mana sel-sel itu sudah terspesialisasi sehingga sel-sel itu hanya bisa menjadi jaringan yang menjadi bagiannya dan tidak bisa menjadi sel lainnya. 1 Stem cell merupakan sel-sel biologis yang ditemukan di semua multisel
organisme, yang dapat membagi melalui mitosis dan membedakan menjadi beragam tipe

sel khusus dan dapat memperbaharui diri untuk menghasilkan sel induk lebih banyak. 2 Sesuai dengan kata yang menyusunnya (Stem = Batang), Stem Cell adalah Sel yang menjadi awal-mula dari pertumbuhan sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme, termasuk Manusia. Layaknya batang pohon yang menjadi tumpuan pertumbuhan ranting dan daunnya. Dalam Bahasa Indonesia Stem Cell disebut juga Sel Punca (Punca = awal mula). Makna yang terkandung dalam Sel Punca semakin diteguhkan dengan penemuan keberadaan Stem Cell pada awal kehidupan manusia, yaitu saat masih Embrio. Hal ini semakin menegaskan bahwa Stem Cell adalah, Sel yang menjadi awal mula terbentuknya 200 jenis Sel yang menyusun tubuh yang terdiri dari > 100 triliun sel.
3

Terkait dengan hakekatnya, saat ini Stem Cell telah menjadi topik utama pembicaraan banyak ilmuwan, orang medis, bahkan orang awam diseluruh penjuru dunia. Betapa tidak, Stem Cell dipercaya dapat menjadi jalan keluar dari penyakit

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Degeneratif Seperti Stroke, Alzheimer, Diabetes Melitus, Aterosklerosis, Infark Miokard, serta banyak penyakit degeneratif lainnya. 1,3 Seperti yang telah kita ketahui, hal yang menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif adalah kerusakan Sel-Sel dalam jaringan/organ, sehingga jaringan/organ tersebut tidak lagi berfungsi sesuai dg kebutuhan tubuh.
3

Kerusakan ini bersifat Ireversible, sehingga obat-obatan yang saat ini tersedia, hanya dapat memperlambat atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan/organ yang lebih luas. Layaknya onderdil mobil yang telah rusak dan tidak dapat lagi diperbaiki, satu-satunya jalan yang harus ditempuh tentunya mengganti komponen yang rusak itu dengan komponen baru yang masih berfungsi optimal. Atas dasar inilah, para ahli berpikir bahwa Stem Cell adalah tumpuan terapi kedokteran dimasa yang akan datang. 3 Pada mamalia, ada dua jenis luas dari stem cell : stem cell yang diisolasi dari massa sel bagian dalam dari blastokista , dan stem cell dewasa yang ditemukan dalam berbagai jaringan. Pada dewasa organisme, stem cell dan sel-sel progenitor bertindak sebagai sistem perbaikan bagi tubuh, diisi ulang dalam jaringan dewasa. Dalam embrio berkembang, stem cell dapat berdiferensiasi menjadi semua sel-sel khusus, tetapi juga mempertahankan omset normal organ regeneratif, seperti darah, kulit, atau jaringan usus. 2 Oleh karena sifatnya yang bisa menjadi banyak macam sel itu, stem cell bisa dipakai untuk terapi regeneratif dan reparatif dari penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh karena kerusakan sel, misalnya parkinson, alzheimer, huntington, dan masih banyak yang lainnya. Sel-sel yang rusak itu akan diganti oleh sel baru yang berasal dari stem cell itu. 1,3 Sampai sekarang yang banyak diteliti oleh para ahli ialah stem cell yang diambil dari embrio (embryonic stem cell) dan stem cell yang diambil dari antara sel-sel somatis (somatic stem cell atau juga disebut adult stem cell). Para ahli lebih memilih mengembangkan embryonic stem cell karena adult stem cell itu jumlahnya sedikit, lebih sulit didapat dan hanya bisa menjadi beberapa jenis sel saja. Sedangkan embryonic stem cell persis kebalikannya, yakni pluripotent (bisa menjadi sel apa saja dalam diri manusia kecuali plasenta dan air ketuban), lebih mudah di dapat dalam jumlah yang banyak. 1

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Hanya saja, embryonic stem cell terhadang masalah moral yang sangat berat. Pengambilan stem cell dari embrio itu pasti mengakibatkan kematian embrio itu sehingga program ini terhadang masalah etika yang disamakan dengan aborsi. Oleh karena sifat abortif inilah, banyak pihak menentang pemakaian embryonic stem cell. Bahkan Presiden George Bush memveto dua undang-undang pemakaian dana federal untuk riset stem cell ini. 1 Dalam aplikasinya, stem cell ini berkolaborasi dengan sangat erat dengan kloning manusia (therapeutic cloning). Supaya tidak timbul penolakan dari tubuh si pasien, stem cell yang diinjeksikan ke dalam tubuh pasien perlu kesamaan genetis. Untuk mendapatkan stem cell yang cocok secara genetis dengan pasien, maka dilakukan kloning dari sel somatis pasien itu. Dari kloning itu akan dihasilkan embrio yang kemudian diambil stem cellnya. 1 Poin inilah yang sangat krusial karena dengan membuat embrio melalui kloning ini, banyak pihak berpendapat bahwa telah terjadi makhluk hidup baru yang harus dihormati hak hidupnya dan tidak boleh dibunuh. 1 Secara klasik definisi stem sel mengacu pada 2 hal penting:
y

Self reneval : kemampuan untuk melewati beberapa siklus pembelahan sel sambil mempertahankan diri dalam keadaan undifferentiated state.

Potency : kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel. Hal ini membutuhkan totipotent atau pluripoten, untuk mematangkan sel sekalipun. Stem sel sering dikenal sebagai multipotent atau unipotent progenitor cells. 2 Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem sel dibagi menjadi : 2,4

Totipotent : stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel embrionik dan ekstraembrionik, yang komplit, viable. Sel-sel ini berasal dari fusi antara sel telur dan sperma.

Fluripotent : stem sel yang lebih rendah daripada totipotent dan dapat berdiferensiasi menjadi berbagai banyak jenis jaringan.

Multipotent: stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sejumlah sel, contohnya: hematopoetik stem sel yang berdiferensiasi menjadi sejumlah sel, contohnya :

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

hematopoerik stem sel yang dapat berdiferensiasi menjadi eritrosit, leukosit, trombosit.
y

Oligopotent : stem sel yang berdiferensiasi menjadi sejumlah kecil sel seperti sel limfoid dan myeloid.

Unipotent: stem sel yang dapat memproduksi hanya satu jenis, tapi sel ini mempunyai kemampuan untuk regenerasi dan menghindarkan diri dairi non-stem cells, contohnya : muscle stem cells.

Embrionic Stem Cell

Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi : 2 1. Zygote. Yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu dengan sel telur 2. Embryonic stem cell. Diambil dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat terus hidup dan

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi kontroversi etis terhadap embryonic stem cell. 3. Fetus. Fetus dapat diperoleh dari klinik aborsi. 4. Stem cell darah tali pusat. Diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cell dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic stem cell, dan ada yang menggolongkan jenis stem cell ini ke dalam adult stem cell. 5. Adult stem cell. Diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari : Sumsum tulang.

Ada 2 jenis stem cell dari sumsum tulang:


y

hematopoietic stem cell. Selain dari darah tali pusat dan dari sumsum tulang, hematopoietic stem cell dapat diperoleh juga dari darah tepi.

stromal stem cell atau disebut juga mesenchymal stem cell. Jaringan lain pada dewasa seperti pada :

y y y y

susunan saraf pusat adiposit (jaringan lemak) otot rangka pankreas Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Karakteristik Stem Cell : 3


 Belum berdiferensiasi (Undiferentiated)

Stem Cell merupakan Sel yang belum memiliki bentuk dan fungsi spesifik layaknya sel lainnya pada organ tubuh Sel otot jantung (Kardiomiosit), Neuron dan Sel Pankreas adalah jenis-jenis sel tubuh yang telah memilki bentuk dan fungsi yang spesifik. Sel-sel tsb secara jelas menjalankan Fungsi dari organ yang dibentuknya. Bentuk sel otot jantung mendukung fungsinya untuk berdenyut. Neuron otak juga memiliki bentuk yang memungkinkannya menghantarkan impuls-impuls saraf, sedangkan Sel Pankreas terdapat dalam susunan jaringan yang disebut sebagai Pulau

Langerhans pada pankreas, yang memproduksi hormon insulin. Berbeda dengan ketiganya, Stem Cell adalah sel yang belum memiliki fungsi khusus, seperti berdenyut, menghantarkan impuls, menghasilkan hormon, ataupun fungsi lainnya. Bukti ilmiah bahkan menunjukkan bahwa populasi stem cell dalam suatu jaringan matur, tampak sebagai suatu populasi sel inaktif. Yang fungsinya baru dilihat dalam waktu dan kondisi tertentu.  Mampu memperbanyak diri (Self Renewal) Stem Cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan memperbanyak diri dan menghasilkan sel-sel yang sama seperti sel induknya ini tidak dimiliki oleh sel-sel tubuh lainnya, seperti sel jantung, otak, ataupun sel pankreas. Itulah sebabnya, apabila jaringan dalam jantung, otak maupun pankreas mengalami kerusakan, maka pada umumnya kerusakan tersebut bersifat Ireversibel. Populasi Stem Cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan berulang kali, bahkan diduga tidak terbatas, selain itu, kemampuan ini juga dipertahankan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

 Dapat berdiferensiasi menjadi > 1 jenis Sel (Multipoten/Pluripoten) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Keberadaan Stem Cell sebagai sel yang belum berdiferensiasi ternyata dimaksudkan untuk menjaga kontinuitas regenerasi populasi sel yang menyusun jaringan dan organ tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan kemampuan stem cell untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel tubuh yang dibutuhkan. Stem cell bersifat Pluripoten bila mampu berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun, yaitu yang berasal dari ketiga lapisan embrional (ektoderm, mesoderm dan endoderm). Dan Stem cell bersifat Multipoten bila hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang biasanya berada dalam suatu golongan serupa, seperti sel-sel system hematopoietik. Maupun system syaraf.

II.A. EMBRIONIK STEM CELL Embryonic stem cell (ESC) merupakan sumber stem cell yang berasal dari embrio stadium blastosis; bagian yang diisolasi adalah inner cell mass (ICM) yang bersifat pluripoten. Sampai saat ini terdapat beberapa metode untuk mengisolasi ICM, baik dari hewan maupun manusia. Metode isolasi ICM tersebut adalah metode immunosurgery, microsurgery, enzimatik, dan laser. Perlu juga diperhatikan metode penghilangan zona pellucida dari blastosis sebelum isolasi ICM dilakukan. Setiap metode penghilangan zona pellucida dan isolasi ICM tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Penentuan penggunaan metode-metode tersebut tergantung pada tujuan penelitian yang akan dilakukan. 4 Stem cell adalah sel pembangun setiap organ dan jaringan tubuh kita; merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan dengan kondisi tertentu dapat berproliferasi serta berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel dengan fungsi khusus. Sumber stem cell yang saat ini sering digunakan untuk penelitian biomedis adalah stem cell yang berasal dari embrio atau embryonic stem cell (ESC). 5 Karakteristik unik yang dimiliki oleh ESC dibandingkan jenis stem cell lainnya adalah kemampuannya untuk berproliferasi selama periode yang panjang. Selain itu, pada kondisi kultur tertentu, jenis stem cell ini dapat diinduksi untuk berdiferensiasi

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

menjadi semua jenis sel tubuh yang merupakan turunan dari tiga lapis kecambah, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Kemampuan tersebut disebabkan sifat pluripoten atau daya plastisitas yang dimilikinya. 6

Gambar 1. Hirarki embryonic stem cell. 6 ESC dapat diperoleh dengan mengisolasi inner cell mass (ICM) dari embrio stadium blastosis, yaitu pada hari ke empat perkembangan embrio mencit dan hari ke lima pada perkembangan embrio manusia. Sel-sel ICM tersebut jika dikultur dan dikembangkan dengan kondisi tertentu akan menghasilkan stem cell yang belum berdiferensiasi dan bersifat pluripoten. Stem cell inilah yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak dirinya sendiri, berproliferasi, dan dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam jenis sel yang terdapat dalam tubuh. 6,7,8 Pada perkembangan embrionik, stadium blastosis terbentuk saat terdapat rongga di antara sel-sel morula yang berisi cairan yang disebut blastosol. Blastosis tersusun oleh dua jenis sel, yaitu trofektoderm yang terdapat di bagian luar dan ICM di bagian dalam. Sel-sel ICM akan berkembang menjadi semua jaringan tubuh embrio, dan juga jaringan nontrofoblas yang menunjang perkembangan embrio (jaringan

ekstraembrionik, termasuk kantung kuning telur, allantois, dan amnion). Trofektoderm

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

10

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

akan menghasilkan sel-sel trofoblas korion, yang selanjutnya akan berkembang menjadi plasenta. 5,8

II.A.1. Isolasi Inner Cell Mass (ICM) Isolasi dimaksudkan untuk memisahkan sel-sel ICM dari sel-sel trofektoderm. ICM merupakan sel-sel yang belum berdiferensiasi dan memiliki potensi untuk membentuk semua jenis sel tubuh, sedangkan sel-sel trofektoderm sudah berdiferensiasi dan hanya berpotensi untuk membentuk plasenta. Karakteristik inilah yang menjadi alasan untuk memisahkan kedua jenis sel tersebut. ICM digambarkan sebagai suatu koloni dengan ukuran sel yang kecil, memiliki nukleus berukuran besar, dan sitoplasma yang sedikit. ICM yang diperoleh kemudian dapat dikultur dengan tetap mempertahankan sifat undifferentiated yang dimilikinya. 9

Gambar 2. Bagian-bagian embrio stadium blastosis : ICM (Inner Cell Mass), T (Trofoblas), dan C (Blastosol). 6 Terdapat beberapa metode isolasi ICM yang telah dikenal dan dilakukan oleh para peneliti hingga saat ini, yaitu metode immunosurgery, pembedahan mikro atau microsurgery, enzimatik, dan dengan menggunakan sinar laser. Perbedaan dari tiap-tiap metode tersebut adalah alat dan bahan yang digunakan, perlakuan serta waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan ICM. 10-14 Pemilihan penggunaan metode isolasi ICM dapat dilakukan dengan melihat kualitas dari blastosis yang akan diisolasi ICM-nya. Kualitas blastosis yang membentuk ICM merupakan faktor penting yang mempe-ngaruhi keberhasilan dalam perkembangan

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

11

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

kultur ESC. Blastosis dengan ICM yang terlihat jelas dan ukurannya cukup besar dapat menggunakan metode immunosurgery untuk mengisolasi ICM. Blastosit de-ngan ICM yang terlihat jelas namun ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan yang pertama dapat menggunakan metode microsurgery. Selain dari kualitas blastosis, penggunaan metode pengisolasian ICM dipilih berdasarkan asal blastosis serta tujuan dari masingmasing penelitian. Penelitian ESC saat ini yang menggunakan blastosis manusia telah mengurangi adanya kontak dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan, seperti antibodi dan serum. Oleh karena itu pemilihan metoda pengisolasian ICM perlu diperhatikan dengan baik. 9,11,13,15-19 Beberapa metode di atas memerlukan proses penghilangan zona pellucida terlebih dahulu untuk mempermudah dalam proses pengisolasian ICM. Bahan yang biasanya digunakan untuk menghilangkan zona pellucida blastosis adalah enzim pronase 0.25% - 0.5%. Pada penelitian yang menggunakan blastosis manusia, penggunaan pronase digantikan dengan Tyrodes acid. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kontak blastosis dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan. Namun penggunaan Tyrode memerlukan penanganan yang cepat agar blastosis tidak terlalu lama terpapar dengan larutan asam tersebut. Setelah zona pellucida lisis akibat kontak dengan Tryode acid, blastosis dicuci beberapa kali untuk menghilangkan sisa-sisa asam yang tertinggal. Isolasi ICM siap dilakukan. 8,13,15,21,22 Metode immunosurgery merupakan metode isolasi ICM dengan menggunakan antibodi yang mengenali trofektoderm. Metode ini sudah dilakukan sejak tahun 1975 oleh Solter dan Knowles. Immunosurgery dapat melisiskan sel-sel trofektoderm sehingga sel-sel ICM yang terdapat di dalamnya dapat dengan mudah diisolasi untuk kemudian dikultur dalam medium yang mengandung LIF atau MEF untuk membentuk koloni ESC. Isolasi ICM dengan metode immunosurgery dilakukan dengan menginkubasi blastosis tanpa zona dalam rabbit anti-mouse antibody (untuk ESC dari embrio mencit) atau rabbit anti-human antibody (untuk ESC dari embrio manusia) dan complement sera from guinea pig, masing-masing 30 menit pada 370C, 5% CO2. Penggunaan antibodi dalam metode ini disesuaikan dengan blastosis yang digunakan, dimana antibodi yang mengenali trofektoderm akan melisiskan sel-sel tersebut.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

12

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Gambar 3. Metode immunosuregery untuk mengisolasi ICM dari blastosis mencit. Mula-mula blastosis diinkubasi dalam rabbit anti-mouse serum, dicuci, kemudian diinkubasi dengan guinea pig complement. Sel-sel trofoblas akan lisis dan ICM dapat diisolasi.20

Berdasarkan kualitas blastosit, immunosurgery hanya dapat dilakukan pada blastosis yang memiliki ICM yang terlihat jelas dan berukuran cukup. Untuk blastosit yang memiliki ICM dalam jumlah sedikit, penggunaan metode immunosurgery untuk mengisolasi ICM menjadi tidak optimal karena ditakutkan ICM akan hilang selama proses immunosurgery berlangsung. Penggunaan metode immunosurgery sudah jarang dilakukan pada penelitian akhir-akhir ini, terutama penelitian ESC yang menggunakan blastosis manusia. Hal ini dilakukan untuk me-ngurangi kontak kultur sel dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan, yaitu antibodi dan serum. Selain itu, medium yang digunakan juga bebas dari bahan-bahan yang berasal dari hewan, seperti serum. Perlakuan ini bertujuan untuk mengurangi adanya kontaminasi dari bahan-bahan yang berasal dari hewan dan pengaruhnya terhadap tubuh yang menerima transplantasi sel-sel hasil diferensiasi dari ESC. 9,11,13,15-20 Metode microsurgery dapat dilakukan pada blastosis yang memiliki ICM yang terlihat jelas namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan blastosis yang berkualitas baik pada umumnya. Blastosis tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk kehilangan ICM selama proses isolasi apabila dilakukan dengan metode immunosurgery. Metode microsurgery untuk mengisolasi ICM dilakukan dengan bantuan mikromanipulator, dimana dibuat beberapa sayatan pada zona pellucida membentuk bukaan berbentuk segitiga atau persegi. Selama proses ini berlangsung, blastosis ditahan dengan

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

13

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

menggunakan holding pipette pada sisi yang lainnya. Finely-drawn glass pipette kemudian digunakan untuk mengisolasi ICM melalui sayatan tersebut. Dapat pula dilakukan pemotongan terhadap blastosis tanpa zona untuk memisahkan bagian yang berisi ICM dengan bagian lainnya. Setelah pemotongan, ICM diisolasi dengan finelydrawn glass pipette. ICM yang telah diisolasi dapat dikultur lebih lanjut. 9,20

Gambar 4. Metode microsurgery untuk mengisolasi ICM dengan menggunakan teknik pemotongan blastosis. (a) Blastosis tanpa zona, (b) Pemotongan pada bagian yang ditandai untuk memisahkan daerah yang mengandung ICM, (c) ICM yang telah diisolasi, (d) Perkembangan hari ke-7 dari ICM dengan trofektoderm yang mengelilinginya. Garis panah: ICM, Bintang: trofektoderm. Skala = 100 m. 9

Penggunaan metode microsurgery dianggap lebih menguntungkan untuk isolasi ESC dari manusia karena tidak menimbulkan kontak antara blastosis dengan antibodi yang berasal dari hewan yang umumnya digunakan pada proses immunosurgery. Namun, kelemahan dari metode ini adalah terbawanya sel-sel trofektoderm yang dapat mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan kultur ICM itu sendiri. Selain itu teknik mekanik ini agak rumit dan memerlukan keterampilan dan pengalaman dalam menggunakan mikromanipulator. 9,10,20 Untuk mengisolasi ICM secara enzimatik, mula-mula blastosis tanpa zona dikultur dalam medium kultur ESC dengan menggunakan feeder layer dan dibiarkan terjadi perlekatan pada monolayer. Medium kultur diganti setiap harinya. Pemisahan

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

14

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

ICM dari trofektoderm baru dilakukan secara enzimatik setelah sel sel trofektoderm menyebar membentuk monolayer dan bentuk ICM sudah dapat diidentifikasi. Setelah 57 hari, ICM akan membentuk koloni besar yang dikelilingi oleh sel-sel trofektoderm. Isolasi ICM dengan metode enzimatik dilakukan dengan memaparkan blastosis tanpa zona tersebut dalam larutan 0.25% trypsin 1nM EDTA selama 10 menit. Setelah terpisah dari trofektoderm, ICM dapat dikultur lebih lanjut. Dalam proses enzimatik ini perlu dilakukan pengamatan embrio-embrio tersebut dibawah mikroskop selama perlakuan. Pada saat trofektoderm mulai terpisah, perlakuan sebaiknya dihentikan dan ICM diisolasi. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh negatif pada kultur sel ICM apabila terlalu lama terpapar dengan enzim trypsin. 12 Pemakaian bahan-bahan yang berasal dari hewan pada kultur sel manusia memiiki resiko yang besar terjadinya kontaminasi xenogenic atau allogenic. Pengisolasian dengan metode immunosurgery yang menggunakan komplemen dan antibodi yang berasal dari hewan dapat memunculkan epitop yang tidak diinginkan pada kultur ESC dan mempengaruhi aplikasinya ke depan. Isolasi ICM dengan menggunakan sinar laser merupakan alternatif untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada kultur ESC. Namun penggunaan teknik ini memerlukan peralatan laser yang cukup mahal. Mula-mula blastosis ditahan dengan 2 holding pipette pada kedua sisinya. ICM diposisikan pada arah jam 9. Sinar laser ditembakkan pada kedua sisi blastosis untuk memisahkan blastosis dari zona pellucida. Kemudian blastosis kembali ditahan dengan 2 holding pipette dan ICM diposisikan pada arah jam 9. Sinar laser kembali ditembakkan pada kedua sisi blastosis untuk memisahkan blastosis menjadi dua bagian, yaitu bagian kecil yang mengandung ICM serta bagian yang besar dimana sebagian besar mengandung trofoblas. 14,23 Pada penelitian untuk mendapatkan sel lestari dari ESC manusia,pronase digunakan untuk menghilangkan zona pellucida dan pengisolasian ICM dari blastosis dilakukan dengan metode immunosurgery. Bagaimanapun juga, immunosurgery bukanlah metode yang optimal apabila blastosis yang akan diisolasi ICM-nya memiliki kualitas yang tidak baik. Selain itu, penggunaan metode immunosurgery yang melibatkan bahan-bahan yang berasal dari hewan, seperti mouse antibodies dan guinea

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

15

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

pig complement, perlu dipikirkan resiko terjadinya kontaminasi xenogenic atau allogenic serta pengaruhnya saat dilakukan transplantasi sel. Oleh karena itu, para peneliti melakukan modifikasi untuk mengisolasi ICM dari blastosis. Antara lain dengan penggunaan asam tyrode untuk menghilangkan zona pellucida serta mengisolasi ICM secara mekanik. Modifikasi tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi kontak blastosis dengan bahan-bahan yang berasal dari hewan, seperti pronase, antibodi dan faktor komplemen. 13,15,23

Gambar 5. Pemotongan dengan laser. Blastosis ditahan dengan 2 holding pipette pada kedua sisinya, dimana ICM diposisikan pada arah jam 9 sebelum (a) dan sesudah (b) dipotong dengan sinar laser. Blastosis kembali ditembak dengan sinar laser (c) untuk memisahkan blastosis menjadi 2 bagian, bagian kecil yang mengandung ICM (panah putih) dan bagian besar yang mengandung trofoblas (panah kuning). Skala = 30 m. 14

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

16

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

II.B. ADULT STEM CELL Adult stem cell adalah stem cell yang diperoleh dari sel-sel orang dewasa. Orang dewasa juga memiliki Stem cell di jantung, otak, sumsum tulang, paru-paru dan organ lainnya. Mereka adalah alat perbaikan built-in kita, meregenerasi sel yang rusak oleh penyakit, cedera dan juga karena pemakaian sehari-hari. Adult stem cell mempunyai potensi yang lebih terbatas dari Embrionic stem cell, ia hanya mampu berkembang menjadi jenis jaringan yang sama dengan sel asal. 2

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

17

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Adult Stem Cell Tapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa adult stem cell mungkin memiliki potensi untuk menghasilkan jenis sel lainnya juga. Sebagai contoh, sel-sel hati dapat dipakai untuk memproduksi insulin, yang biasanya dibuat oleh pankreas. Kemampuan ini dikenal sebagai plastisitas atau trans-differentiation. 2 Istilah adult stem cell mengacu pada setiap sel yang ditemukan dalam organisme maju yang memiliki dua sifat: kemampuan untuk membagi dan membuat sel lain seperti itu sendiri dan juga membagi dan membuat sel lebih dibedakan dari itu sendiri. Juga dikenal sebagai somatik (dari orang dewasa. 24 Adult stem cell pluripoten jarang dan umumnya dalam jumlah kecil tetapi dapat ditemukan dalam sejumlah jaringan termasuk darah tali pusat. Banyak penelitian sel induk dewasa telah difokuskan pada memperjelas kapasitas mereka untuk membagi atau memperbaharui diri tanpa batas waktu dan diferensiasi potensi mereka. Pada tikus, selsel induk pluripoten secara langsung dihasilkan dari budaya fibroblast dewasa. Sayangnya, banyak tikus tidak tinggal lama dengan batang organ-organ sel. 24 Yunani, "tubuh") sel induk dan sel germline

(sehingga menimbulkan gamet) batang, mereka dapat ditemukan pada anak -anak, serta

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

18

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Kebanyakan Adult stem cell keturunan-dibatasi (multipoten) dan umumnya disebut oleh jaringan asal mereka (mesenchymal stem cell, stem cell adiposa yang diturunkan, stem cell endotel, dll). 24 Perawatan adult stem cell telah berhasil digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati leukemia dan tulang terkait / kanker darah melalui transplantasi sumsum tulang. adult stem cell juga digunakan dalam kedokteran hewan untuk mengobati luka tendon dan ligamen pada kuda. 24 Penggunaan adult stem cell dalam penelitian dan terapi tidak kontroversial seperti stem cell embrionic, karena produksi adult stem cell tidak memerlukan penghancuran embrio. Selain itu, karena dalam beberapa kasus adult stem cell dapat diperoleh dari penerima yang dimaksud, (autograft) risiko penolakan pada dasarnya tidak ada dalam situasi ini. 24 Stem Cell yang ditemukan diantara sel-sel lain yang telah berdiferensiasi, dalam suatu jaringan yang telah mengalami maturasi. Dengan kata lain, Adult stem cell adalah sekelompok sel yang belum berdiferensiasi, bahkan kadang ditemukan dalam keadaan inaktif, pada suatu jaringan yang telah memiliki fungsi spesifik dalam tubuh individu. Keberadaan stem cell ini diperkirakan bertujuan untuk menjaga homeostasis jaringan tempatnya berada. Berdasarkan bukti ilmiah yang telah ada, kemampuan diferensiasi adult stem cell tergolong Multipoten. 3 Beberapa contoh alur diferensiasi adult stem cell dijelaskan berikut ini : 3
y

Stem cell hematopoietik. Mampu berdiferensiasi menjadi seluruh sel darah, seperti : sel darah merah, trombosit, monosit (makrofag), neutrofil, basofil, eosinofil. Limfosit B, limfosit T, dan Natural Killer (NK) cell.

Stem cell jaringan saraf (neural). Mampu berdiferensiasi menjadi tiga golongan utama Sel saraf, yaitu Astrosit, Oligodendrosit, dan Neuron. Selain itu, stem cell jaringan saraf juga mampu berdiferensiasi menjadi kelompok sel saraf yang memiliki aktivitas dopaminergik, sehingga dapat digunakan untuk terapi Parkinson.

Stem cell jaringan kulit. Stem cell yang banyak ditemukan di Stratum basalis epidermis kulit dan dasar folikel rambut ini, mampu berdiferensiasi menjadi keratinosit, dan sel penyusun lapisan epidermis kulit.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

19

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Stem cell masenkimal. Mampu berdiferensiasi menjadi osteosit, kondrosit, adiposit, dan berbagai jenis sel penyusun jaringan ikat.

Stem cell jantung. Mampu berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel utama penyusun organ jantung, yaitu endotel, kardiomiosit, dan sel otot polos. Khusus Stem Cell Dewasa, walaupun telah disebutkan sebelumnya bahwa potensi

diferensiasi yang dimilikinya hanya tergolong Multipoten, namun jurnal-jurnal ilmiah pada beberapa tahun terakhir ini menyatakan bukti dapat terjadinya transdiferensiasi. Sebagai contoh dari fenomena transdiferensiasi ini adalah Stem cell masenkimal ternyata mampu berdiferensiasi menjadi sel-sel saraf, Stem cell hematopoietik ternyata mampu berdiferensiasi menjadi sel-sel jantung. 3 Sekalipun secara logis, Stem Cell Hematopoietik hanya mampu menyelenggarakan fungsi Hematopoiesis dan Imunologis, namun perkembangan ilmiah yang ada menunjukkan potensi Stem Cell Hematopoietik dalam berdiferensiasi menjadi sel sel somatis diluar jalur Hematopoiesis dan Imunologis, seperti sel syaraf, kardiomiosit, sel otot lurik, sel epitel paru dsb. (Artinya Stem Cell dari sumsum tulang, bisa menjadi sel apapun untuk mengganti sel yang rusak di tubuh kita). 3

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

20

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)


27,28

II.C. PERAN STEM CELL DALAM RISET 1. Terapi gen

Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel. 2. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker. 3. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan 4. Terapi sel berupa replacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu. Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell : a. Penyakit autoimun. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula. b. Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

21

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

sehingga bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan selsel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degeneratif. c. Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam cellbased therapy :
y

Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.

Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.

Dapat bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan dan berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.
29

II.D. THERAPEUTIC CLONING

Therapeutic cloning atau yang lebih panjangnya disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer) adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menghindari risiko penolakan/rejeksi. Pada therapeutic cloning, inti sel telur donor dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien misalnya diambil dari sel mukosa pipi. Lalu sel ini akan

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

22

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

membelah diri dan setelah menjadi blastocyst, maka inner cell massnya akan diambil sebagai embryonic stem cell dan setelah dimasukkan kembali ke dalam tubuh resipien maka stem cell tersebut akan berdiferensiasi menjadi sel organ yang diinginkan (misalnya sel beta pankreas, sel otot jantung, dan lain lain), tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung materi genetik resipien.

II.E. TERAPI BERDASARKAN SEL (CELL BASED THERAPY) II.E.1. Stem Cell untuk Diabetes
27

Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
30

II.E.2. Stem Cell untuk Skin Replacement

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

23

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
27,31

II.E.3. Stem Cell untuk Penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut

ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
32,33

II.E.4. Stem Cell untuk Stroke

Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi kematian sel pada stroke, maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak tidak mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar mengetahui adanya plastisitas pada sel sel otak dan pengetahuan mengenai stem cell yang berkembang pesat belakangan ini. Beberapa penelitian dengan menggunakan stem cell dari darah tali pusat manusia yang diberikan intravena kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ada pengurangan volume lesi sebanyak 40% dan adanya kemampuan kembali ke 70% fungsi normal. Terdapat pemulihan fungsional pada kelompok yang ditransplantasi stem cell dari darah tali pusat dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tampak stem cell dari darah tali pusat bermigrasi masuk ke otak. Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cell

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

24

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

(MSC) dari sumsum tulang autolog yang diberikan intravena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki outcome yang dinilai dari parameter Barthel Index dan modified Rankin Scale.
34

II.E.5. Stem Cell untuk Penyakit Jantung

Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang lemah dengan panduan electromechanical mapping pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik berat. Single-photon emission computed tomography myocardial perfusion scintigraphy menunjukkan penurunan defek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi. II.E.6. Stem Cell untuk Osteoarthritis 27 Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif yang banyak sekali

menghinggapi orang tua maupun para atlet. Lutut, bahu, dan berbagai sendi mengalami degenerasi tulang rawan dan menyebabkan rasa nyeri pada pergerakan. Sel stem dapat membentuk khondroblast dan osteoblast dan melalui tissue engineering sel stem dapat diarahkan sedemikian rupa sehingga dapat membentuk jaringan tulang rawan, yang dapat dimasukkan ke dalam sendi sehingga dapat berfungsi sebagai pengganti tulang rawan yang rusak. Jika kerusakan tulang rawan masih ringan maka sel stem dapat langsung dimasukkan ke dalam sendi; sel stem akan berubah menjadi chondroblast dan membentuk lapisan tulang rawan baru. Berbagai percobaan sudah membuktikan manfaat yang sangat besar sel stem untuk osteoarthritis.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

25

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

II.E.7. Stem Cell Hematopoetik untuk Kanker 30 Salah satu sebab mengapa stem cell hematopoetik (stem cell sumsum tulang) dapat dipakai untuk pengobatan kanker adalah karena dalam keadaaan tertentu harus diberi kemoterapi atau radiasi dosis tinggi sehingga membunuh semua sel yang berkembang biak cepat (termasuk sel kanker, tetapi juga sel stem sumsum tulang, endotel usus dan sel rambut, sehingga pada radiasi atau kemoterapi dosis tinggi selain membunuh sel kanker, pasien akan menderita diare dan rambutnya rontok). Karena stem cell hematopoetik di dalam sumsum tulang yang membentuk leukosit untuk memerangi infeksi, eritrosit untuk membawa oksigen dan trombosit untuk pembekuan darah, bilamana diradiasi atau diberi obat kemoterapi akan mati semua, maka seseorang sebelum diradiasi/diberi obat kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulangnya dipanen dulu. Setelah radiasi, dimasukkan lagi dalam darah dan stem cell hematopoetik akan kembali masuk sumsum tulang dan akan berkembang biak lagi. Penggunaan stem cell hematopoetik untuk kanker sudah dipakai sejak beberapa puluh tahun lamanya. Selain stem cell sumsum tulang, juga dapat dipakai stem cell UCB dan darah perifer yang juga mengandung stem cell. Jika diambil dari darah perifer maka pasien diberi CGSF (Colony Growth Stimulating Factor) yang akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi dan melepaskan banyak sel stem ke sirkulasi dan kemudian dengan alat apheresis, sel stem dipisah dan darah dikembalikan ke dalam sirkulasi. Jika stem cell diambil dari pasien yang sama maka disebut transplantasi otolog. Jika stem cell diambil dari saudara kembar maka disebut transplantasi syngeneik, sedangkan kalau stem cell diambil dari saudara maka disebut transplantasi alogeneik. II.E.8. Stem Cell untuk Rejuvenasi 27 Belakangan diketahui bahwa kerusakan jaringan tubuh akan diperbaiki oleh stem cell yang mengalir di darah perifer dan berasal dari sumsum tulang beserta stem cell yang memang selalu berada di setiap organ. Cara kerja sel stem mungkin melalui 3 mekanisme : menciptakan lingkungan mikro yang kondusif untuk regenerasi sel endogen jaringan, transdiferensiasi (sel stem dewasa akan berubah menjadi sel jaringan pengganti yang rusak) dan mungkin melalui fusi sel.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

26

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Memang sampai sekarang pertanyaan yang timbul adalah bagaimana tubuh kita dapat memperbaiki jaringan yang rusak? Pada tanaman dan organisme sederhana seperti hydra, planaria, atau salamander dan newt, jika cabang pohon dipotong atau kaki salamander dipotong maka secara otomatis akan tumbuh kembali. Telah terbukti pada organisme sederhana ini stem cell sangat besar peranannya. Dengan penemuan bahwa stem cell embrionik dan dewasa dapat berkembang biak secara tidak terbatas dan dapat mengalami transdiferensiasi, maka sekarang sudah jelas bahwa perbaikan kerusakan jaringan tubuh dapat diperbaiki oleh stem cell dewasa yang beredar dalam darah dan sel stem yang terdapat dalam setiap organ. Dengan penemuan ini maka teoretis setiap kerusakan dapat diperbaiki dengan melakukan infus sel stem eksogen karena stem cell endogen tidak cukup banyak untuk dapat melakukan regenerasi. Sumber stem cell endogen yang paling mudah didapatkan adalah stem cell sumsum tulang dan stem cell UCB, jika kita menghendaki stem cell otolog. Karena itu pengambilan dan penyimpanan stem cell UCB akan sangat bermanfaat, tidak hanya untuk pengobatan kanker pasca radiasi atau pemberian kemoterapi dosis tinggi, tetapi juga untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan organ tubuh. Stem cell ini dapat dipergunakan untuk melakukan rejuvenasi dan regenerasI jaringan dan organ tubuh yang rusak.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

27

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

28

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

II.F. KEUNTUGAN DAN KERUGIAN MEMAKAI JENIS STEM CELL TERTENTU DALAM CELL BASED THERAPY 25-27 Keuntungan embrionic stem cell :
y y

Mudah didapat dari klinik fertilitas. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.

y y

Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur. Reaksi penolakan rendah. Kerugian embrionic stem cell :

Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

29

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

y y

Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan. Secara etis sangat kontroversial. Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat) :

y y y y y

Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat). Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. Kerugian umbilical cord blood stem cell :

 Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.  Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia, berat badan dan status penyakit. Keuntungan adult stem cell :  Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun.  Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.  Secara etis tidak ada masalah. Kerugian adult stem cell :  Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.  Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell.  Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas embryonic stem cell yang bersifat pluripoten.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

30

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

BAB III KESIMPULAN

Stem cell digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh manusia. Selain itu hematopoetik stem cell juga dapat berdefrensiasi menjadi bermacam-macam sel, yang dapat bermanfaat dalam duania kedokteran seperti: perkembangan sel kanker, penemuan dan penembangan obat baru serta terapi cell untuk menangani penyakit penyakit tertentu. Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell yaitu: penyakit auto imun, penyakit degenerative, penyakit keganasan. Stem cell merupakan calon yang bagus dalam cell based therapy, karena brsifat autolog, mempunyai proliferasi yang besar, mudah dimanipulasi untuk mengganti cell yang sudah tidak berfungsi, dapat bermigrasi ke jaringan target serta dapat berintegrasi ke dalam jaringan dan beraksi dengan jaringan sekitarnya. Dengan demikian stem cell sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai penyakit pada manusia seperti: mengatasi diabetes dengan cara transplantasi pulau langerhans, terapi ulkus vena atau luka bakar dengan cara transplantasi epidermis aulog pada folikel rambut yang dicabut, mengatasi penyakit parkinson dengan cara transplantasi neuron dopamine, mengatasi stroke dengan cara mesenchymal stem cell dari sumsum tulang aulog, mengatasi penyakit penyakit jantung dengan mencangkok mono nuclear bone marrow cell aulog dalam arteri. Metode stem cell memang sangat bermanfaat dalam proses penyembuhan pasien untuk mengatasi berbagai penyakit yang telah ada, pelaksanaan stem cell erat kaitanya dengan etika, moral dan hukum. Etika, moral dan hukum adalah pengawal bagi kemanusiaan. Etika, moral dan hukum, pada dasarnya mempunyai tugas dan kewenagnan untuk memanusiakan manusia, untuk memperadab manusia. Manusia yang beradab adalah mereka yang berada dalam kebebasan berfikir, manusia yang berada dalam kebebasan untuk saling mencintai, saling menghormati, manusia yang

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

31

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

keakhlakan, kemartabatan, manusia yang tunduk pada hukum keberadaban, manusia yang beragama dalam keberadaban.

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

32

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

DAFTAR PUSTAKA

1. CB Kusmaryanto. Babak Baru Dalam Riset Stem Cell. Universitas Gadjah Mada dan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2008 2. www.sciencebiotech.net/stem-cell-dan-dunia-research 3. Stem Cell, Dasar Teori & Aplikasi Klinis. Penerbit Erlangga 4. Dwi Agustina, Caroline T. Sardjono, Ferry Sandra. Metode Isolasi Inner Cell Mass sebagai Sumber Embryonic Stem Cell. Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia, 2008 5. National Institutes of Health. Stem cells: Scientific progress and future research directions. 2001; http://www.nih.gov/news/stemcell/scireport.htm 6. Wobus AM and Boheler KR. Embryonic stem cells: Prospects for deve-lopmental biology and cell therapy. Physiol Rev. 2005 7. Doss MX, Koehler CI, Gissel C, Hescheler J, Sachinidis A. Embryonic Stem Cells: A Promising Tool for Cell Replacement Therapy. J. Cell. Mol. Med. 2004 8. Yu J, Thomson JA. Regenerative Medicine 2006 : Embryonic stem cells. 2006; www.nih.gov 9. Kim HS, Oh SK, Park YB, et al. Methods for Derivation of Human Embryonic Stem Cells. Stem Cells Express, 2005 10. Georgiades P, Rossant J. Ets2 is necessary in trophoblast for normal embryonic anteroposterior axis development. 2006 11. Lee JB, Lee JE, Park JH, et al. Establishment and Maintenance of Human Embryonic Stem Cell Lines on Human Feeder Cells Derived from Uterine Endometrium under Serum-Free Condition. Biology of Reproduction. 2005 12. Schoonjans L, Kreemers V, Danloy S, et al. Improved Generation of GermlineCompetent Embryonic Stem Cell Lines from Inbred Mouse Strains. Stem Cells. 2003 13. Skottman H, Hovatta O. Culture conditions for human embryonic stem cells. Reproduction. 2006
Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011 33

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

14. Tanaka N, Takeuchi T, Neri QV, Sills ES, Palermo GD. Laser-assisted blastocyst dissection and subsequent cultivation of embryonic stem cells in a serum/cell free culture system: applications and preliminary results in a murine model. Journal of Translational Medicine. 2006 15. Adjaye J, Huntriss J, Herwig R, et al. Primary Differentiation in the Human Blastocyst: Comparative Molecular Portraits of Inner Cell Mass and Trophectoderm Cells. Stem Cells. 2005 16. Park S-P, Lee YJ, Lee KS, et al. Establishment of human embryonic stem cell lines from frozen thawed blastocysts using STO cell feeder layers. Human Reproduction. 2004 17. Solter D and Knowles BB. Immunosurgery of Mouse Blastocyst. 1975. Proc. Nat. Acad. Sci. USA 18. Thomson JA, Itskovitz-Eldor J, Shapir SS. Embryonic Stem Cell Lines Derived From Human Blastocysts. 1998 19. Zhang X, Stojkovic P, Przyborski S, et al. Derivation of Human Embryo-nic Stem Cells from Developing and Arrested Embryos. Stem Cells. 2006 20. Hogan B, Constantini F, Lacy E. Manipulating the Mouse Embryo: A Laboratory Manual. 1986. New York : Cold Spring Harbor Laboratory 21. Cowan CA, Klimanskaya I, McMahon J, et al. Derivation of Embryonic Stem-Cell Lines from Human Blastocysts. N Engl J Med. 2004 22. Mansour RT, Rhodes CA, Aboulghar MA, Serour GI, Kamal A. Transfer of zonafree embryos improves outcome in poor prognosis patients: a prospective randomized controlled study. Human Reproduction. 2000 23. Moon SY, Park YB, Kim D-S, Oh SK, Kim D-W. Generation, Culture, and Differentiation of Human Embryonic Stem Cells for Therapeutic Applications. Molecular Therapy. 2006 24. www.news-medical.net/health/Stem-Cell-Types 25. www.wikipedia/stemcell 26. The Stem Cells Stem cell information The Official National Institute of Health Resource for Stem cell Research

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

34

Stem Cell

Yenny (406081009) Michael D.W (406091050)

27. Stem Cell Therapy Research in focus - MRC (Medical Research Council) 28. What Are Stem Cells? www.csa.com /discoveryguides/stemcell/overview 29. Therapeutic Use of Cell Nuclear Replacement: Therapeutic Cloning Research in focus - MRC (Medical Research Council) 30. Stem Cells for Cell-Based Therapies, Lauren Pecorino American Institute of Biological Science 31. Transplantation of Embryonic Dopamine Neurons for Severe for Severe Parkinsons Disease 32. Umbilical cord blood-derived stem cells given intravenously reduce stroke damage. www.medicalnewstoday.com 33. Autologous mesenchymal stem cell transplantation in stroke patients Ann. Neurol. 2005 34. Stem-Cell Transplantation in Myocardial Infarction.2004

Kepaniteraan Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 21 Maret 2011 28 Mei 2011 Jakarta, 2011

35

Anda mungkin juga menyukai