Anda di halaman 1dari 5

Syaikhul Mahmud 1507100009 Tugas Biologi Mangrove 1. Apa yang dimaksud mangrove ? 2.

Berilah contoh organisme penyusun/penghuni kawasan mangrove ! 3. Manfaaat nyata mangrove bagi kehidupan, contoh nyata ! Jawab : 1. Mangrove adalah tanaman berkayu yang tumbuh pada area antara daratan dan lautan pada wilayah tropis dan sub-tropis dimana mereka hidup pada kondisi salinitas tinggi, pasang surut yang ekstrim, angin yang kuat, temperatur tinggi serta tanah yang anaerobik dan berlumpur (Kathiresan & Bingham, 2001). Jadi mangrove adalah tumbuhan berkayu yang tinggal di area antara daratan dan lautan dengan substrat tanah berlumpur yang anaerobik, dimana masih terpangaruh oleh pasang surut air laut, dengan keadaan salinitas ya tinggi, ng dan temperatur yang tinggi, dengan kata lain, mangrove merupakan kelompok tanaman berkayu yang habitatnya ekstrim di wilayah pesisir. Mangrove sendiri dibagi menjadi 3, yaitu mangrove mayor, mangrove minor dan mangrove asosiasi. y Mangrove Mayor Sepenuhnya hidup pada ekosistem mangrove di kawasan pasang surut, di antara rata ketinggian pasang perbani (pasang rata-rata) dan pasang purnama (pasang tertinggi), serta tidak tumbuh di ekosistem lain. Memiliki peranan penting dalam membentuk struktur komunitas mangrove dan dapat membentuk tegakan murni. Secara morfologi beradaptasi dengan lingkungan mangrove, misalnya memiliki akar aerial dan embryo vivipar. Secara fisiologi beradaptasi dengan kondisi salin, sehingga dapat tumbuh di laut, karena memiliki mekanisme untuk menyaring dan mengeluarkan garam, misalnya melalui alat ekskresi. Secara taksonomi berbeda dengan kerabatnya yang tumbuh di darat, setidak-tidaknya terpisah hingga tingkat genus. Antara lain: Avicennia, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Nypa fruticans, Rhizophora, dan Sonneratia. y Mangrove Minor Dibedakan oleh ketidakmampuannya untuk membentuk komponen utama vegetasi yang menyolok, jarang membentuk tegakan murni dan hanya menempati tepian habitat. Antara lain: Acrostichum, Aegiceras, Excoecaria agallocha, Heritiera littoralis, Osbornia octodonta, Pemphis acidula, Scyphiphora hydrophyllacea, dan Xylocarpus. y Mangrove Asosiasi Adalah tumbuhan yang toleran terhadap salinitas, yang tidak ditemukan secara eksklusif di hutan mangrove dan hanya merupakan vegetasi transisi ke daratan atau lautan, namun mereka berinteraksi dengan true mangrove. Tumbuhan asosiasi adalah spesies yang berasosiasi dengan hutan pantai atau komunitas pantai dan disebarkan oleh arus laut. Tumbuhan ini tahan terhadap salinitas, seperti Terminalia, Hibiscus, Thespesia, Calophyllum, Ficus, Casuarina, beberapa polong, serta semak Aslepiadaceae dan Apocynaceae (Setyawan et al, 2002).

2. Kawasan hutan mangrove disusun dan dihuni oleh berbagai jenis flora, salah satu flora penyusun hutan mangrove adalah vegetasi mangrove itu sendiri, vegetasi mangrove penyusun hutan mangrove sendiri membentuk zonasi-zonasi, berdasarkan zonasi secara umum hutan mangrove dibagi menjadi 4 zona, yaitu y Mangrove terbuka Mangrove yang berada pada bagian yang berhadapan dengan laut. Samingan (1980) menemukan bahwa di Karang Agung, Sumatera Selatan, di zona ini didominasi oleh Sonneratia alba yang tumbuh pada areal yang betul-betul dipengaruhi oleh air laut. Van Steenis (1958) melaporkan bahwa Sonneratia alba dan Avicennia alba merupakan jenisjenis ko-dominan pada areal pantai yang sangat tergenang ini. y Mangrove tengah Mangrove di zona ini terletak dibelakang mangrove zona terbuka. Di zona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora. Namun, Samingan (1980) menemukan di Karang Agung didominasi oleh Bruguiera cylindrica. Jenis-jenis penting lainnya yang ditemukan di Karang Agung adalah Bruguiera eriopetala, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Rhizophora mucronata, Xylocarpus granatum dan Xylocarpus moluccensis. y Mangrove payau Mangrove berada disepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Di zona ini biasanya didominasi oleh komunitas Nypa atau Sonneratia. Di Karang Agung, komunitas Nypa fruticans terdapat pada jalur yang sempit di sepanjang sebagian besar sungai. y Mangrove daratan Mangrove berada di zona perairan payau atau hampir tawar di belakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya. Jenis-jenis yang umum ditemukan pada zona ini termasuk Ficus microcarpus, Intsia bijuga, Nypa fruticans, Lumnitzera racemosa, Pandanus sp. dan Xylocarpus moluccensis (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1993). Zona ini memiliki kekayaan jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona lainnya. (Rusila, et al., 2006). Flora penyusun dan penghuni hutan mangrove selain mangrove sendiri adalah mikroalga, makroalga, dan seagrass. Mikroalga contohnya dari genus Coscinodiscus, Rhizosolenia, Chaetoceros, Biddulphia, Pleurosigma, Ceratium, dll. Makroalga contohnya dari genus Bostrychia, Caloglossa and Catenella, dll. Seagrass (lamun) contohnya, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides and Halophila ovalis (Kathiresan & Bingham, 2001). Selain flora, fauna juga menghuni dan menyusun hutan mamgrove, fauna-fauna yang menghuni hutan Mangrove antara lain: Insekta Insekta merupakan taksa yang sangat banyak ditemukan di hutan mangrove, berupa berbagai jenis ngengat, kutu (bug), kumbang, lalat, semut dan jangkerik, contoh dari insekta ini antara lain : Crypticerya jacobsoni (kutu), Dysdercus decussatus (kutu kapuk), dll.

Crustaceae Crustasea seperti remis, udang dan kepiting sangat melimpah di hutan mangrove. Salah satu yang terkenal adalah kepiting lumpur (Thalassina anomala) yang dapat membentuk gundukan tanah besar di mulut liangnya, serta kepiting biola (Uca sp.) yang salah satu capitnya sangat besar. Terdapat sekitar 60 spesies kepiting di hutan mangrove. Moluska Moluska, beserta Arthropoda, merupakan inverterbrata paling banyak dijumpai di hutan mangrove, baik Gastropoda maupun Bivalvia. Contohnya antara lain, Nerita lineata, Chicoreus capucinus, Nassarius jacksonianus, Onchidium griseum, Marcia marmorata, dll. Ikan. Hutan mangrove merupakan tempat aman bagi berbagai jenis burung dan ikan untuk mencari makan, bersarang dan tinggal. Kebanyakan ikan yang hidup di mangrove juga ditemukan di laut sekitar pantai. Ikan ini tinggal di hutan mangrove pada waktu atau tahap tertentu, misalnya pada saat muda dan musim kawin. Contohnya antara lain, Oryzias javanicus (wader pari) Mystus gulio (keting), Periophthalmodon schlosseri (Glodog). Burung Beberapa spesies burung pada musim tertentu membutuhkan mangrove untuk mencari makanan dan perlindungan. Burung pemakan madu dan loriket mengunjungi mangrove pada musim berbunga. Burung lain seperti merpati imperial juga tinggal di mangrove selama musim kawin. Contohnya antara lain, Nycticorax nycticorax (koak), Egretta garzetta (bangau), Todirhamphus chloris (raja udang) Haliastur indus (elang bondol) Amfibia Katak jarang dijumpai di kawasan mengrove. Airnya yang asin barangkali kurang cocok dengan kondisi kulit katak yang relatif tipis. Jenis katak yang kadang-kadang dapat ditemukan di kawasan mangrove adalah Rana cancrivora. Reptilia Buaya muara (Crocodilus porosus) merupakan hewan mangrove paling buas. Mereka tidak selalu bersarang di mangrove, tertapi dapat bersarang pada vegetasi di sekitar mangrove atau pada sungai-sungai kecil yang terhubung ke pantai. Pada saat pasang reptil ini menuju mangrove untuk mencari makan. Buaya muda memakan kepiting, udang, ikan gelodok dan ikan kecil lainnya, ketika dewasa mereka juga memakan burung dan mamalia. Ular laut dan ular darat kadang-kadang ditemukan sebagai pengunjung mangrove. Ular piton merupakan pengunjung paling sering dijumpai di mangrove. Di kawasan mangrove sendiri terdapat beberapa jenis ular yang menggunakan mangrove sebagai habitat primernya. Kadal dan biawak yang memakan insekta, ikan, kepiting dan kadang-kadang burung juga menggunakan mangrove sebagai habitat utama. Contohnya antara lain: Trimeresurus purpureomaculatus (ular pohon) Cosymbotes platyurus (tokek biasa) Varanus salvator (Biawak) Mamalia Kelelawar buah (kalong) sering membentuk koloni besar di hutan mangrove dan bergelantungan di siang hari. Mamalia lain yang dapat dijumpai di tempat ini antara lain barang-barang, bajing, anjing, tikus, kera, demikian pula babi dan kerbau air. Contoh spesies mamalia yang menghuni hutan mangrove antara lain: Cynopterus brachyotis (kalong) dan Amblonyx cinereus (berang-berang) (Setyawan et al., 2002).

Zooplankton zooplankton di mangrove terbagi dalam 3 kelompok ukuran, zooplankton yang paling kecil adalah microzooplankton (organisme yang berukuran antara 20 dan 199 m). contohnya tintinnids, radiolarians, foraminiferans, ciliates, rotifers, copepod nauplii, barnacle nauplii dan larva veliger moluska. kelompok berikutnya adalah mesoplankton (organisme yang berukuran antara 200 m sampai 2 mm) terdiri dari genera Acartia dan Acrocalanus (ordo Calanoida), Macrosetella dan Euterpina (ordo Harpacticoida) dan Oithona (ordo Cyclopoida). dan kelompok plankton yang terbesar adalah Macrozooplankton (organisme yang lebih dari 2 mm), ubur-ubur merupakan contoh spesies macrozooplanktonik yang paling penting, Tripedalia dan Cassiopea merupakan beberapa contoh genus dari kelompok makrozooplankton. (Kathiresan & Bingham, 2001). Selain flora dan fauna diatas yang menyusun dan menghuni hutan mangrove, organisme lain seperti bakteria dan fungi juga ikut menghuni kawasan hutan mangrove Beberapa contoh bakteri penghuni kawasan hutan mangrove antaralain : Desulfovibrio, Desulfotomaculu, Desulfosarcina, dan Desulfococcus sedangkan contoh dari fungi antara lain : Schizochytrium, Thraustochytrium dan Ulkenia (Kathiresan & Bingham, 2001). 3. Manfaat dan kegunaan dari mangrove sangatlah banyak, mangrove dapat mengikat substrat, sebagai penghasil detritus, nursery ground bagi larva-larva ikan laut, pengatur iklim mikro, paru-paru dunia, penahan abrasi yang disebabkan arus laut, mencegah terjadinya intrusi air laut, buah dan daunnya memiliki potensi yang sangat besar apabila dikembangkan sebagai bahan pangan dan obat-obatan, dll. Beberapa manfaat dan kegunaan dari hutan mangrove secara nyata dan pernah dirasakan oleh masyarakat secara langsung anatara lain: y Tahun 1230 di Arab, yakni penggunaan Rhizophora. Seedlingnya digunakan sebagai sumber pangan pada musim paceklik, getah untuk mengobati sakit mulut, batang tua untuk kayu bakar, menghasilkan tanin dan pewarna, serta menghasilkan minuman yang memiliki efek aprodisiak bagi lelaki dan efek pengasihan bagi wanita. y Daun muda Acrostichum dan hipokotil Bruguiera merupakan makanan pokok pada beberapa suku di Irian. y Garam dapat diperoleh dengan memasak daun Avicennia dalam periuk gerabah, seperti di pantai barat Afrika. (Setyawan et al., 2002).
y

Menurut Unar (dalam Djamali, 1991) beberapa jenis udang penaeid di Indonesia sangat tergantung pada ekosistem mangrove. Martosubroto & Naamin (dalam Djamali, 1991) mengemukakan adanya hubungan linier positif antara luas hutan mangrove dengan produksi udang, dimana makin luas hutan mangrove makin tinggi produksi udangnya dan sebaliknya. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian di negara-negara lain. Di Indonesia hal ini dapat dilihat bahwa daerah-daerah perikanan potensial seperti di perairan sebelah timur Sumatera, pantai selatan dan timur Kalimantan, pantai Cilacap dan pantai selatan Irian Jaya yang kesemuanya masih berbatasan dengan hutan mangrove yang cukup luas dan bahkan masih perawan (Soewito, 1984). Sebaliknya,

menurunnya produksi perikanan di Bagansiapiapi, dimana sebelum perang dunia II merupakan penghasil ikan utama di Indonesia bahkan sebagai salah satu penghasil ikan utama di dunia, salah satunya disebabkan oleh rusaknya mangrove di daerah sekitarnya (Kasry, 1984). Dusun Tongke-tongke dan Pangasa, Sinjai, Sulawesi Selatan yang memiliki barisan mangrove yang tebal di pantai terlindung dari gelombang pasang (Tsunami) di pulau Flores pada akhir tahun 1993. Sedangkan beberapa dusun yang berbatasan dengan kedua dusun ini yang tidak mempunyai mangrove yang cukup tebal mengalami kerusakan yang cukup parah. (Rusila, et al., 2006). Cagar Alam Pulau Dua (CAPD), terletak di TelukBanten Pada awalnya Pulau Dua merupakan pulau yang terpisah dari Pulau Jawa oleh selat selebar 500m. Pada tahun 1978, selat tersebut mengalami pendangkalan akibat lumpur yang dibawa oleh sungaisungai yang bermuara di wilayah Teluk Banten sehingga timbul tanah baru yang menyatukan Pulau Jawa dengan Pulau Dua. Tanah timbul tersebut kemudian ditumbuhi oleh vegetasi Api-api (Avicennia). CAPD dikenal juga dengan sebutanPulau Burung karena dihuni oleh rata-rata 11 ribu ekor burung yang terdiri dari 101 jenis. Sekitar 38 jenis burung di Pulau Dua merupakan burung yang dilindungi, satu jenis diantaranya masuk dalam kategori endangered (langka dan terancan kepunahan) IUCN yaitu Fregata andrewski/Bintayung, satu jenis masuk dalam ketegori vulnerable (rentan) yaitu Wilwo Mycteria cinerea/Bluwok, satu jenis termasuk rare (langka) yaitu Zosterops flavus/Burung kacamata dan tiga jenis masuk dalam CITES Appendix II. Namun sayangnya jenis Bluwok dan Bintayung sejak pertengahan 1970-an tidak lagi tercatat singgah di CAPD (Suryadiputra, 2009).

Setyawan, A. D., et al. 2002. Biodeversitas Genetik, Spesies, dan Ekosistem Mangrove di Jawa. Kelompok Kerja Biodiversitas Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta : Surakarta Rusila Y. N. et al. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia . PHKA/WI-IP : Bogor. Kathiresan K. and B.L. Bingham. 2001. Biology of Mangroves and Mangrove Ecosystems . Advances in Marine Biology Vol 40: 81-251 Suryadiputra I. N. N. 2009. Warta Konservasi Lahan Basah. Wetlands International - Indonesia Programme : Bogor

Anda mungkin juga menyukai