Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang kurang stabil membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi dunia usaha. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang

menghentikan kegiatannya dan operasinya karena tidak mampu menutupi biaya yang digunakan dalam proses produksi sebagai akibat dari meningkatnya harga bahan baku dan biaya tenaga kerja serta semakin meningkatnya persaingan antara perusahaan. Dalam situasi dan kondisi tersebut, manajemen dihadapkan pada kemampuan serta kejelian dalam membuat perencanaan baik bersifat jangka panjang maupun jangka pendek, karena hal ini sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Dalam dunia usaha, yang menjadi ukuran keberhasilan perusahaan adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar laba yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut berhasil dengan baik menjalankan usahanya. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami kerugian dalam usahanya, maka pihak manajemen harus mengadakan evaluasi menyangkut kebijakan yang di ambil perusahaan yang berkaitan dengan terjadinya kerugian tersebut. Untuk itu, pihak manajemen membutuhkan perencanaanperencanaan yang tepat dan pengendalian aktifitas yang efektif, sehingga seluruh sumber daya perusahaan dapat dimanfaatkan secara efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya dalam priode tertentu. Untuk mencapai laba yang besar manajemen dapat melakukan beberapa langkah misalnya meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin dan menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang

mempengruhi seperti perubahan biaya, daya beli konsumen, keadaan perusahaan, pesaing dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh lainnya. Dengan penjelasan di atas tampak bahwa ada keterkaitan yang besar antara harga jual, biaya dan volume penjualan dalam menentukan perolehan laba perusahaan. Implikasinya, manajemen dihadapkan pada pemilihan alternatif tindakan dan kebijakan lainnya dimasa depan. Manajemen memerlukan informasi dan alat analisis untuk menilai berbagai kemungkinan yang dapat berakibat positif pada laba perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan dan lingkungannya. Sebuah konsep yang harus dimiliki manajemen dalam pengendalian dan perencanaan laba yaitu bagaimana mengoptimumkan kombinasi antara biaya, harga jual, volume penjualan dan kombinasi produk. Konsep ini dikenal dengan konsep Cost-Volume-Profit (CVP). Konsep CostVolume-Profit (CVP) merupakan suatu teknik perencanaan yang menghubungkan biaya dengan volume kegiatan suatu perusahaan dalam rangka mencapai sasaran laba. Konsep Cost-VolumeProfit (CVP) diharapkan mampu memberikan informasi kepada manajemen dalam

manyelesaikan masalah yang dihadapi. Konsep Cost-Volume-Profit (CVP) ini dikenal juga dengan pendekatan margin kontribusi yaitu jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah ini memberikan kontribusi untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba pada periode tertentu. Jika margin kontribusi telah dimaksimalkan maka sasaran laba dan laba yang diharapkan akan tercapai. Pendekatan ini lebih menekankan perhatian manajemen pada perilaku biaya. Pendekatan margin kontribusi juga dapat membantu manajemen perusahaan dalam memutuskan apakah harus menutup atau meneruskan segmen tertentu dengan melihat margin kontribusinya saja. Selain itu, teknik margin kontribusi juga dapat digunakan untuk menentukan

tingkat penjualan yang dibutuhkan dengan jumlah profit yang diinginkan. Jadi margin kontribusi merupakan salah satu faktor kunci dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen. PT. Sermani Steel Corporation yang menjadi lokasi penelitian penulis merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi seng. Hasil produksi dari perusahaan ini mempunyai dua (2) jenis: 1. Lembaran baja berlapis seng licin (polos) 2. Bergelombang Setiap jenis produk mempunyai karakteristik dari biaya yang terlibat didalamnya. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah sampai dimana setiap jenis produk mampu menyumbang laba bagi perusahaan atau sampai seberapa jauh kerugian di setiap jenis produk yang ditolerir oleh perusahaan. PT Sermani Steel Corporation dalam mencapai sasaran laba mangambil langkah dengan menaikkan rata-rata penjualan. Namun pada kenyataannya belum cukup mendatangkan laba yang diinginkan, oleh karena itu perusahaan menghendaki suatu metode agar bisa memperoleh laba sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari persentase profitabilitas yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan, sebagaimana tercantum dalam tabel 1. Tabel 1 : Data Penjualan, Laba, Dan Total Biaya PT. Sermani Steel Corporation Makassar Tahun 2004-2006
Tahun 2004 2005 2006 Biaya (Rp) 16.301.833.0 00 18.077.325.0 00 20.432.201.0 00 Penjualan (Rp) 17.579.706.0 00 19.470.644.0 00 21.592.440.0 00 Laba (Rp) 1.277.873.0 00 1.393.319.0 00 1.160.239.0 00 Profitabilitas (%) 7,26 7,15 5,37

Sumber: PT Sermani Steel Corporation

Tabel 1 Menunjukkan bahwa profitabilitas PT Sermani Steel Corporation mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004, profitabilitas sebesar 7,26%. Pada tahun 2005 sebesar 7,15% dan pada tahun 2006 sebesar 5,37%. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Margin Kontribusi terhadap profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh margin kontribusi terhadap

profitabilitas perusahaan pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassa C. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sejauh mana pengaruh margin kontribusi dapat meningkatkan profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat hasil penelitian yang diharapkan: 1. Sebagai bahan acuan bagi pimpinan perusahaan bagaimana mengoptimumkan kombinasi antara biaya, harga jual dan volume penjualan dengan pendekatan margin kontribusi dalam rangka mencapai sasaran laba yang diinginkan. 2. Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya yang berkaitan dengan masalah Margin Kontribusi 3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Margin Kontribusi a. Definisi Margin Kontribusi Pendekatan margin kontribusi (Contribution Margin Approach) merupakan salah satu teknik analisis hubungan antara biaya-volume-laba(Cost-Volume-Profit). Teknik ini dapat memberikan kemudahan dalam menafsirkan data-data biaya variabel dalm rangka membantu manajer dalam pengambilan keputusan mengenai target laba (Profit) perusahaan. Selain itu, teknik margin kontribusi juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk jumlah profit yang diinginkan, membantu menghitung analisis Break Even Point dan menjawab penjualan dalam unit atau dalam rupiah yang dibutuhkan dengan cara yang lebih mudah. Pengertian margin kontribusi sudah banyak dikemukakan oleh para ahli dan pada dasarnya pengertian atau batasan-batasan yang dikemukakan tersebut sama walaupun diungkapkan dalam kalimat yang berbeda.6 Garrison (1999:242) mengatakan bahwa yang dimaksud margin kontribusi adalah sisa hasil total penjualan, setelah pengurangan biaya variabel, yang dapat digunakan untuk menyumbang penutupan biaya tetap dan selanjutnya perolehan laba selama satu periode. Kusnadi (2001: 170) mendefinisikan bahwa: Margin Kontribusi sering juga disebut dengan batas kontribusi atau penghasilan marginal (marginal income) adalah kelebihan penjualan atas total biaya variable termasuk biaya Variabel overhead pabrik dan penjualan administrasi.

Sedangkan Menurut Garrison (2006):

Margin Kontribusi (Contribution Margin) adalah jumlah yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi biaya variable. Jadi, jumlah tersebut digunakan untuk menutupi biaya tetap dan kemudian menjadi laba dalam periode tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan pengertian margin kontribusi sebagai pendapatan dikurangi biaya variabel, yang digunakan untuk menutupi biaya tetap sehingga sisa yang dihasilkan dari pengurangan tersebut akan menghasilkan kerugian ataupun keuntungan pada periode yang berjalan. Apabila margin kontribusi sama dengan biaya tetap maka perusahaan mengalami titik impas (kondisi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi). Kondisi ini sangat penting diketahui perusahaan, mangingat dengan mengetahui titik impas (break even point), maka perusahaan dapat merencanakan operasinya dengan baik atau bahkan untuk tidak meneruskan operasinya.
Marg Kontrib in usi R asio Margin Kontribu = si Pe njua n la

Margin kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatu presentase dari pendapatan penjualan. Menurut simamora (1999: 163) Rasio Margin Kontribusi (Contribution Margin Ratio) adalah presentase margin kontribusi dibandingkan dengan jumlah penjualan. Rumus rasio margin kontribusi menururt Garrison (2006:328) sebagai berikut: Rasio margin kontribusi bermanfaat untuk mengetahui perubahan dari margin kontribusi itu sendiri sebagai akibat perubahan setiap penjualan rupiah. Rasio margin kontribusi akan mempengaruhi langkah-langkah perusahaan dalam memperbaiki kinerjanya. Suatu perusahaan dengan tingkat margin kontribusi per unit yang besar akan mempengaruhi kebijaksanaan pemasaran yang intensif dan sebaliknya perusahaan dengan margin kontribusi yang kecil tentu akan hati-hati dalam mengeluarkan biaya khususnya biaya promosi. b. Manfaat Margin Kontribusi

Penerapan margin kontribusi untuk merencanakan laba perusahaan memiliki peranan yang sangat besar karena dapat membantu pihak perusahaan untuk menentukan keputusan yang akan diambil dari sekian banyak alternatif yang tersedia untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pihak perusahaan. Beberapa masalah yang dapat diselesaikan dengan bantuan pendekatan margin kontribusi sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad (2000: 36) adalah; 1. Menutup dan meneruskan segmen atau bagian tertentu. Misalnya, segmen yang memberikan contribution margin yang positif akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan, jika fix cost menjadi tanggungan bersama. 2. Alternatif pentupan suatu segmen atau bagian dapat pula dilakukan dengan hanya membandingkan contribution margin setiap segmen. 3. Dalam analisis joint cost dengan join product, keputusannya dapat dilakukan dengan membandingkan harga jual baru dikurangi harga jual lama dengan contributioni margin (yaitu biaya proses lanjutan) 4. Dalam analisis break even point tidak diperlukan perhitungan-perhitungan yang rumit dan lebih efisien. Sedangkan menurut Horngren & Foster (2002: 61) manfaat mengetahui margin kontribusi dan rasio margin kontribusi divisi dan lini produk perusahaan mencakup sebagai berikut; 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rasio Marjin kontribusi seringkali membantu memtuskan produk mana yang pperlu didorong dan produk mana yang tidak perlu mendapat penekanan atau yang dipertahankan semata-mata karena manfaat penjualannya bagi produk lainnya. Marjin kontribusi sangat penting untuk membantu memutuskan apakah lini produk tertentu harus dihentikan Marjin kontribusi dapat digunakan untuk menilai alternative yang menyangkut penurunan harga, potongan harga khususnya kampanye iklan khusus dan penggunaan premi untuk mendorong volume penjualan. Apabila laba yang ditargetkan disepakati, dapat tidaknya laba tersebut dicapai dengan segera dapat dinilai dengan menghitung jumlah unit yang harus dijual untuk dapat meraihnya. Keputusan sering harus diambil mengenai bagaimana mendayagunakan sejumlah sumber daya tertentu (misalnya, mesin atau bahan baku) secara Paling menguntungkan. pendekatan kontribusi bermanfaat dalam industri dimana harga jual di tetapkan secara tegas karena masalah prinsipil bagi perusahaan individual adalah berapa besarnya biaya variabel yang diperkenankan (masalah sangat dipengaruhi oleh efisiensi dan rancangan produk dalam banyak perusahaan) dan berapa besar volume yang dapat diraih. Para penganjur pendekatan kontribusi berpendapat bahwa pengumpulan biaya unit untuk produk atas dasar kontribusi membantu manajer memahami hubungan antara biaya, volume dan laba dan dengan demikian dapat menuntun ke keputusan harga yang lebih bijaksana.

7.

c. Biaya dalam Hubungannya dengan Margin Kontribusi Jika perusahaan akan melakukan perencanaan laba dengan menggunakan analisis margin kontribusi, maka pihak perusahaan harus dapat memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Adanya pemisahan biaya menurut perilakunya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap, dalam teknik margin kontribusi merupakan hal yang sangat penting sebab dengan memisahkan biaya menurut perilakunya maka manajemen akan dapat dengan mudah menelusuri bagaimana tiap kelompok biaya merespon perubahan aktivitas. Dengan demikian, untuk kepentingan analisis margin kontribusi maka biaya-biaya yang terjadi perlu digolongkan menjadi biaya yang sifatnya berubah-ubah (variabel) dan biaya yang sifatnya tetap terhadap volume produksi. Penggolongan biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut: a. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah seiring dengan perubahan/tingkat aktivitas perusahaan dengan kata lain perubahannya secara proporsional. Menurut Garrison (2006:66) bahwa: Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas. Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, jarak kilometer yang dituju, jumlah tempat tidur yang digunakan, jam kerja dan sebagainya. Menurut Caster (2004:59) Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Sedangakan menurut Sutrisno (2001: 4) definisi biaya variabel sebagai berikut:

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah dan perubahannya proporsional dengan satuan kegiatan. Apabila satuan kegiatan ditingkatkan biaya varaiabel akan meningkat, dan bila satuan kegiatan menurun biaya variabel akan menurun secara proporsional.

Adapun karakteristik biaya variabel menurut Ahmad (2000:67) adalah: 1) Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan perubahan volume/kapasitas, makin besar kapasitas yang digunakan semakin besar pula total biaya variabel, demikian juga sebaliknya. 2) Per unit biaya berubah (variabel) konstan/tetap. Misalnya biaya bahan langsung. Biaya pemakaian bahan langsung bensin dan tergantung pada kilometer yang ditempuh. Berdasarkan dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah secara proporsional sesuai dengan perubahan aktivitas perusahaan. b. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam tingkat kapasitas (Range of capacity) tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas, total biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan perusahaan. Mulyadi (1999-16) mengemukakan definisi biaya tetap yaitu: biaya yang jumlah totalnya dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contohnya: biaya tetap adalah gaji direktur produksi. Sedangkan menurut sutrisno (2001-5) definisi biaya tetap adalah sebagai berikut: Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan satuan kegiatan. Contoh biaya ini adalah biaya penyusutan, walaupun perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini akan tetap diitanggung oleh perusahaan. Adapun karasteristik biaya tetap menurut Ahmad (2000:65) adalah sebagai berikut: 1) Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode yang ditentukan atau kegiatan tertentu. 2) Biaya perunitnya berbandaing terbalik dengan perubahan volume rendah, pada volume rendah fixed cost unitnya tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi fixed cost-nya per unit rendah. c. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel atau biaya campuran adalah biaya yang mempunyai elemen biaya tetap dan biaya variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap merupakan biaya minimum untuk

10

menyediakan jasa, sedangkan elemen biaya variabel merupakan bagian yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Contoh dari biaya semi variabel ini adalah biaya listrik. Mulyadi (1999: 16) mengemukakan definisi biaya semi variabel sebagai biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Sedangkan Sutrisno (2001: 5) mengemukakan bahwa jenis biaya ini jumlahnya berubahubah tetapi perubahannya tidak proporsional dengan satuan kegiatan. Contoh biaya ini adalah gaji salesmen yang dibayar secara tetap dan prosentase tertentu dari jumlah hasil penjualan. Pemisahan biaya semi variabel ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel sangat sulit dalam praktek. Namun terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Simamora (2002: 45), ada empat cara yang dapat digunakan untuk memisahkan jenis biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel, yaitu: 1. Metode titik tertinggi dan terendah (High and low Method) 2. Analisis regresi kuadrat terkecil (Least Square Regression Analisis) 3. Metode diagram pencar (Scattegraph Method) 4. Metode biaya berjaga Penjelasan terhadap metode-metode pemisahan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Metode titik tertinggi dan terendah (High and low Method) Metode titik tertinggi dan terendah (High and low Method) yaitu suatu metode pemisahan biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabelnya dengan mendasarkan analisis pada selisih biaya antara tingkat aktivitas tertinggi. Metode titik tertinggi dan terendah merupakan cara perhitungan yang relatif sederhana dalam memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dari suatu kelompok biaya semi variabel.

11

Menurut Garrison (2006:279) rumus yang digunakan adalah: Perubahan Biaya Perubahan Aktivitas Biaya Variabel =

Metode ini sangat serdehana dan mudah dilakukan tetapi banyak mengadung cacat karena hanya mengadung dua titik. Umumnya, dua titik tidak cukup untuk menghasilkan hasil yang akurat dalam analisis biaya. Selanjutnya, periode yang tidak biasanya rendah atau tinggi dapat mengakibatkan ketidak akuratan kasilnya. Konsekuensi pengunaan metode ini, semakin banyak data yang akan dianalisis maka hasil perhitungan dengan metode ini semakin tidak mewakili, apalagi jika terdapat data dengan fluktuasi yang tajam dari waktu ke waktu. 2) Analisis regresi kuadrat terkecil (Least Square Regression Analisis) Analisis regresi kuadrat terkecil (Least Square Regression Analisis) yaitu suatu metode yang digunakan dalam pemisahan biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan variabelnya dengan mencocokkan suatu kuadrat garis regresi yang meminimumkan jumlah kesalahan. Pada umumnya analisis regresi dimulai dari asumsi bahwa terdapat hubungan linier antara variabel terikat dan variabel bebasnya. Asumsi ini juga dapat diterapkan dalam analisis hubungan perilaku biaya dengan faktor yang menyebabkan terjadinya biaya yang ersangkutan. Analisis regresi yang memuat asumsi tentang sifat dan distribusi error term dalam estimasi hubungan antara biaya overhead dan jam mesin. Atas dasar asumsi tersebut maka dianggap bahwa fluktuasi biaya sebagai variabel terikat (y) akan ditentukan secara linier oleh perubahan volume aktivitas (x) sebagai variabel bebasnya. Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengistimasi suatu hubungan linier didasarkan pada persamaan untuk sebuah garis lurus

12

Y dan

bx.

Selanjutnya (b) yang

untuk

menghitung

nilai

vertikal

intercept

(a)

kemencengan

menimbulkan

jumlah

square

error

digunakan

rumus yang dikemukakan oleh Samryn,(2000:52) seperti berikut ini:

n(xy)-(x)(y) b = n(x)-(x) (y)-b(x) a = N Dimana: X = Tingkat aktivitas (variabel bebas) Y = Total biaya campuran (variabel terikat) a = Total biaya tetap (intercept garis vertical) b = Biaya variabel / unit aktivitas (kemiringan garis) n = Jumlah observasi = Jumlah Metode kuadrat terkecil ini pengelolahan datanya jauh lebih akurat dibanding dengan metode titik tertinggi, metode diagram pancar dan metode biaya berjaga. Hal ini dikarenakan bahwa pengelolaan dengan metode ini menggunakan analisis statistik untuk mengetahui berapa besarnya tingkat rata-rata variabelitas dan penyimpangan yang terkecil dari data. Jadi bukan hanya melihat dua data yang dianggap mewakili atau dilakukan melalui pengamatan visual atau pun pemisahan biaya yang dilakukan dengan terlebih dahulu perusahaan harus menghentikan perusahaannya untuk sementara waktu. 3) Metode diagram pencar (Scattegraph Method) Persamaan II Persamaan I

13

Metode diagram pencar (Scattegraph Method) yaitu suatu pemisahan biaya campuran dalam elemen-elemen biaya tetap dan variabelnya. Dengan metode ini sebuah garis regresi ditarik antara pencaran titik-titik yang diplot secara sederhana berdasarkan pengamatan visual. Metode ini dianggap kurang akurat karena penggunaan data-data biaya yang dianalisis untuk menemukan tingkat rata-rata variabilitas dilakukan secara sederhana melalui inspeksi pengamatan visual, kemudian biaya yang teramati pada berbagai tingkat aktivitas selanjutnya digunakan pada grafik, dengan pertimbangan bahwa seluruh titik biaya terletak pada garis dalam gambar grafik. 4) Metode biaya berjaga Cara ini lebih praktis digunakan untuk menaksir jumlah biaya yang masih harus dipenuhi perusahaan bila terjadi perhentian kegiatan normal untuk sementara. Istilah biaya berjaga digunakan untuk mewakili biaya tetap yang akan terjadi selama masa transisi tesebut. Metode ini disebut berjaga karena dimaksudkan untuk menghitung cadangan dana yang harus disiapkan untuk berjaga-jaga selama tenggang waktu tanpa kegiatan normal. Halim & Supomo (2001: 27) mengemukakan bahwa: Penentuan unsur biaya tetap dilakukan dengan cara menghentikan kegiatan perusahaan untuk sementara waktu. Dengan cara ini diketahui berapa besarnya biaya yang terjadi jika perusahaan berhenti kegiatannya. Biaya yang timbul selama kegiatan perusahaaan dihentikan disebut biaya cadangan (Stand by cost) yang merupakan unsur biaya tetap dan biaya yang dianalisis. Selisish antara biaya cadangan dengan biaya yang terjadi selama kegiatan persahaan berjalan merupakan biaya unsur biaya variabel Jadi dalam metode ini ditekankan pada beberapa biaya yang dicadangkan atau akan terjadi seandainya kegiatan perusahaan dihentikan untuk sementara waktu. Metode biaya berjaga praktis digunakan untuk persahaan yang menghentikan kegiatannya untuk sementara waktu karena krisis ekonomi atau karena faktor-faktor lain.

14

2. Profitabilitas a. Definisi Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Analisis profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas perusahaan. Sutojo (2004:56) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah rasio keuangan utama yang dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya Riyanto (2001:35) mangemukakan bahwa: Rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sartono (2001:122), mengemukakan bahwa profitabilitas adalah: Kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Disini kita dapat melihat bahwa kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dapat diukur dari seberapa besar omzet penjualan, total aktiva yang dimiliki perusahaan serta seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dalam mengelola perusahaan. Sedangkan menurut Hanafi,dkk (2000:83), mengemukakan bahwa: Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Definisi tentang profitabilitas menurut para ahli tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa: profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari kelebihan pendapatan yang diperoleh dari suatu produk dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. Besar

15

kecilnya laba (profit) yang dicapai, dapat menjadi ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola perusahaannya. b. Jenis-jenis Profitabilitas Menurut Rianto (1998:36-46) mengemukakan bahwa secara garis besar, profitabilitas dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri. 1. Rentabilitas Ekonomi Rentabilitas ekonomi/Earning Power adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan dalam persentase. Modal yang dipertimbangkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital/asset). Dengan demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang bekerja dalam efek (kecuali perusahaanperusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Dimikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian. Maka yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek (misalnya dividen, coupon dan laia-lain) tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan pada umumnya. Masalah rentabilitas lebih penting dari pada laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya.

16

Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka bagi perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan maksimal. 2. Rentabilitas modal sendiri Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja didalam perusahaan. Ada berbagai macam rasio profitabilitas, sehingga tidak mengherankan jika beberapa perusahaan berbeda-beda dalam menghitung profitabilitasnya. Martono dan Agus (2007:59) mengemukakan rasio-rasio profitabilitas yang umum digunakan yaitu: 1) Gross Profit Margin, merupakan perbandingan penjualan bersih di kurangi harga pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. titik rentabilitas maksimal daripada laba

2) Net Profit Margin (NPM) atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

3) Return on Investment membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva.

17

4) Return on Equity (ROE) atau sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengakur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. 5) Rentabilitas Ekonomis atau sering dimaksudkan Earning Power dimaksudkan untuk mengakur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rentabilitas ekonomi dihitung dengan membagi laba usaha (EBIT) dengan total aktiva.

B. Kerangka Pikir Penerapan margin kontribusi memberikan kemudahan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan oleh karena pendekatan ini lebih menekankan

kepada gagasan bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba optimal yang diinginkan. Besarnya margin kontribusi per unit memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap langkah-langkah yang akan diambil perusahaan untuk meningkatkan laba. Penerapan metode margin kontriusi merupakan langkah yang paling tepat bagi pihak perusahaan untuk memutuskan berbagai kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pencapaian tingkat laba yang diiginkan. Pendekatan margin kontribusi ini dilakukan dengan terlebih dahulu memisahkan biaya-biaya yang ada menjadi biaya variabel dan biaya tetap, kemudian dilakukan perhitungan besarnya margin kontribusi yang akan digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan. Dengan pendekatan margin kontribusi pada perusahaan dapat mengetahui berapa unit yang harus dijual sehingga margin kontribusi dapat menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba yang diiginkan, sehingga berdampak pada peningkatan profitabilitas, khusunya dalam hal ini profitabilitas margin laba bersih / Net Profit Margin (NPM)

18

Untuk lebih jelasnya hal di atas dapat di gambarkan dalam skema berikut:

PT. Sermani Steel Corporation Laporan Keungan Penjualan Biaya Variabel Laba Bersih Margin Kontribusi Rasio Margin Kontribusi Rasio Net Profit Margin

Penjualan

Gambar 1. Kerangka Pikir C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka untuk menguji permasalahan yang telah dikemukakan, penulis mengajukan hipotesis kerja sebagai berikut. Diduga bahwa margin kontribusi berpengaruh terhadap profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar.

19

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik perhatian suatu penelitian. Agar penelitian ini terarah maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Margin Kontribusi dan Profitabilitas
2.

Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis laporan

keuangan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar. Penelitian ini juga berusaha untuk menjawab masalah bagaimana pengaruh margin kontribusi terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar. Data laporan keuangan diperoleh dengan menggunakan tekhnik observasi, dokumentasi, dan wawancara. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dilakukan analisis margin kontribusi dan rasio profitabilitas. Kemudian hasil analisis rasio tersebut dilakukan analisis regresi. 23 Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana adalah persamaan matematika yang meramalkan nilai-nilai setiap variabel. Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan klausal, dalam hal ini hubungan margin kontribusi dengan profitabilitas.

20

Untuk lebih jelasnya, maka desain penelitian digambarkan seperti pada gambar sebagai berikut: PT. Sermani Steel Corporation Net Profit Margin (NPM) Observasi Dokumentasi wawancara Laporan Keuangan Analisis Rasio Rasio Margin Kontribusi Analisis Regresi Kesimpulan Hasil Penelitian

21

Gambar 2 Skema Desain Penelitian

B.

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kerancuan dalam penafsiran variabel yang diteliti, maka di

bawah ini akan dijelaskan rumusan variabel secara operasional, variabel yang dimaksud adalah: a. Margin Kontribusi adalah selisih antara penjualan yang diperoleh PT. Sermani Steel

Corporation dengan biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembuatan suatu produk. b. Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan (PT Sermani steel Corporation) untuk menghasilkan laba khusunya yang didasarkan pada margin kontribusi dalam suatu periode tertentu (tahun).
2.

Pengukuran Variabel Dasar pengukuran variabel dalam penelitian ini diukur dalam satuan yaitu persentase (%).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sugiono (2001-57) mengemukakan bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dalam hal ini adalah laporan rugi laba.

2. Sampel

22

Sugiono (2001-57) mengemukakan bahwa; sampel adalah sebahagiaan dari rasteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dilakukan atas dasar pertimbangan penulis bahwa dalam peengambilan sampel memilih langsung objek atau data yang menjadi tema dalam penulisan ini, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan rugi laba mulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 oleh PT Sermani Steel Corporation di kota Makassar. Tiga tahun tersebut diambil sebagai sampel karena merupakan data terbaru perusahaan. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode: 1. Pengamatan (observasi), Pengumpulan data dengan cara mengamati aktivitas perusahaan. Pengamatan ini dilakukan untuk memoeroleh keterangan yang terperinci mengenai kondisi dari badan usaha yang bersangkutan. 2. Dokumentasi, Pengumpulan data melalui dokumen-dokumen menyangkut data perusahaan, misalnya laporan keuangan yang dibutuhkan untuk penganalisaan dalam prespektif keuangan. 3. Wawancara (Interview), Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan pihak yang dianggap kompeten dengan masalah yang diteliti.

E. Rancangan Analisis Data

23

Untuk membahas masalah yang dikemukakan penulis dalam penelitian ini, maka metode analisis yang digunakan adalah: a. Menghitung margin kontribusi untuk mengetahui seberapa besar margin kontribusi dapat menutupi biaya tetap perusahaan dengan menggunakan rumus menurut Garisson (2006:328) :

Sedangkan rasio margin kontribusi dihitung dengan menggunakan rumus:

b. Untuk menghitung rasio profitabilitas dimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba digunakan rasio profitabilitas Net Profit Margin (NPM) yang dikemukan oleh Martono dan Agus (2007:59) yaitu sebagai berikut:

c. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu rasio margin kontribusi dan variabel yang terikat yaitu tingkat profitabilitas digunakan analisis Regresi sederhana menurut Sugiyono (2007:261) sebagai berikut

Dimana : X = Rasio margin kontribusi Y = Tingkat Profitabilitas a = Konstanta b = Keofesien Regresi Untuk mencari nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

24

Untuk mendapatkan nilai korelasi dari variabel X dan Y digunakan korelasi produk moment menurut Sugiyono (2005:228), yaitu sebagai berikut :

Dimana : r = Koefisien korelasi n = Jumlah periode tahun x = rasio margin kontribusi y = rasio profitabilitas Selanjutnya untuk melihat hasil dari nilai korelasi yang diperoleh dapat dibuktikan dengan tabel sebagai berikut ; Tabel 2. Interpretasi Korelasi Interval 0,00 - 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sumber : Sugiyono (2005:228) Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

e. Untuk menghitung signifikan korelasi, maka dilakukan dengan uji-t dengan rumus yang digunakan oleh Sugiyono (2007:230) adalah sebagai berikut:

Dimana : t = Nilai t yang dihitung

25

r = Koefisien korelasi n = Jumlah periode tahun Keputusan pengujiannya sebagai interpretasi nilai t hitung adalah sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak 2. Jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

26

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Sermani Steel Corporatiaon adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan (produksi) baja lapisan seng. Perusahan ini terletak di pinggiran kota kurang lebih tujuh kilometer dari pusat Kota Makassar Sulawesi Selatan. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan baja lembaran seng, menunjang perekonomian di Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, PT. Sermani Steel Corporation dapat menyelenggarakan kerja sama dengan badan hokum maupun dengan perusahaan lainnya. PT. Sermani Steel Corporation didirikan di Makassar dengan persetujuan Bapak Presiden RI No. 84/Pres/5/1969 tanggal 22 Mei 1969. Kemudian disusul dengan surat izin dari Menteri Perindustian No. 217/M/SK/1969. Pada tanggal 10 Juni 1969 yang merupakan realisasi daripada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Juncto nomor 11 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Asing Indonesia dan Jepang. Orang-orang yang berperan dalam berdirinya PT.Sermani Steel Corporation antara lain : 30 1. H. Syamsuddin Dg. Mangawing (Indonesia) 2. Nippon Kokan Kabushirs Kaisha (Jepang) 3. Marubeni Corporation (Jepang)

2. Data PT. Sermani Steel Corporation Makassar Adapun Data-data yang berkaitan dengan PT. Sermani Steel Corporation antara lain : 1. Nama Perusahaan : PT. Sermanani Steel Corporation

27

2. Alamat Perusahaan 3. Mulai dibangun 4. Akhir Pembangunan 5. Luas Tanah 6. Luas Bangunan 7. Luas Kantor 8. Unit Mesin 9. Jumlah Karyawan

: Jl. Jend. Urip Sumaharjo Km. 7 PO BOX 1039 Tello Makassar : Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 1 November 1969 : 12 Agustus 1970 : 20.000 m : 3.582 m : 415 m : 2 (dua) unit Galvanizing Line : 109 orang yang terdiri atas 98 orang pekerja pabrik dan 11 orang staf (6 pria 5 wanita).

Ikon / cap yang digunakan PT. Sermani steel Corporation untuk setiap hasil produksinya adalah hewan Rusa / Menjangan, dimana hewan inin dianggap melambangkan perdamaian dan ketangkasan. 3. Kegiatan Perusahaan (Pabrik) Pada pembahasan ini akan dipaparkan bagaimana berlangsungnya siklus produksi di PT. Sermani Steel Corporation mulai dari bahan bak, peralatan yang digunakan sampai dengan proses penyimpanan dan pengangkutan. 1. Penyimpanan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan adalah plat-plat baja dalam bentuk gulungan (cold rolled steel in ciil) atau CRC. Bahan baku ini disimpsan dalam satu ruangan yang cukup besar di bagian belakang pabrik. Bahan baku yang berupa gulungan ini kemudian akan diangkut menuju proses shearing line yaitu proses pemotongan baja dengan menggunakan bantuan cran berjalan. Pada tempat ini resikonya terbilang sedikit karena hanya menyangkut penyimpanan bahan baku, kecuali ketika terjadi proses pengangkutan melalui cran berjalan, kemungkinan yang bias terjadi

28

adalah gulungan baja yang diangkut pada cran berjalan bias saja jatuh dan bias menimpa pekerja yang berada di bawahnya, olehnya itu harus senantiasa diperhatikan kemampuan cran berjalan dalam pengangkutan ini. 2. Shering Line (Bagian Pemotongn) Pada shering line ini dapat dikatakan sebagai proses perubahan bentuk, dimana proses ini merupakan proses pemotongan gulungan baja (bahan baku) ke dalam ukuran dengan panjang tertentu sesuai dengan keperluan. Pengoperasian pada unit ini berlangsung secara otomatis, sehingga ukuran-ukuran seng tersebut sama. Pada bangian shering ini merupakan salah satu unit dengan resiko kebisingan yang cukup tinggi, sebab kebisingan pada unit ini mencapai 89 dB. Olehnya itu, sebaiknya untuk mengurangi akibat yang mungkin timbul akibat keterpaparan terhadap sumber bunyi maka diwajibkan kepada setiap pekerja pada unit ini tersebut untuk menggunakan sumbat telinga atau tutp telinga pada saat berinteraksi dengan mesin tersebut. 3. Galvanizing Line Proses ini merupakan proses pelapisan lembaran-lembaran baja yang dihasilkan pada proses shering line. Secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut : a. Lembaran baja yang dihasilkan pada shering line diangkat dengan bantuan cran berjalan menuju feeding table pada unit galvanizing line. b. Dari feeding table ini lembaran baja tersebut akan ditarik ke dalam dua buah bak cleaner yang berisi air dengan temperature 85 derajat celcius untuk menghilangkan lapisan minyak yang tertinggal pada lembaran baja tersebut. c. Setelah proses tersebut lembaran baja kemudian ditarik lagi untuk dimasekkan ke dalam dua bak yang berisi cairam HCL, kemudian ditarik lagi ke dalam dua bak berisi air panas untuk menghilangkan kemungkinan adanya lapisan HCL yang tertinggal.

29

d. Tahapan berikutnya adalah menarik lembaran yang sudah dilapisi tesebut menuju cooling comveyer untuk mendinginkan lembaran tersebut. e. Tahapan terakhir dari proses galvizing ini adalah aran yang sudah stamping (automatic stamp), yaitu memberikan cap pada lembaran yang sudah dilapisi tadi, untuk melanjutkan dikirim pada proses corrugation line. Dari uraian proses di atas dapat kita lihat adanya factor resiko pada unit ini, yaitu bahan kimia yang digunakan seperti ammonium acid, HCL, Zinc chloride dan lain-lain serta tempertur yang sangat tinggi. Setiap pekerja pada unit ini dianjurkan untuk memekai alat pelindung diri yang sesuai sehinng mampu mengurangi resiko yang mungkin timbul akibat keterpaparan dengan sumber panas dan sumber resiko lainnya. 4. Corrugation Line Pada proses ini lembaran-lembaran baja yang sudah melalui proses pelapisan dan stamping kemudian diangkut menuju proses terakhir yaitu penggelombangan (corrugation line). Gelombang yang terbentuk pada tahapan ini ada yang berupa golombang besar, gelombang kecil, dan ada pula yang hanya berupa lembaran plat seng baja saja disesuaikan dengan permintaan pasar. 5. Packing Tahapan akhir dari produksi ini adalah proses packing atau penyimpanan hasil produk. Ini dimaksudkan agar produk tersebut lebih muda diangkut dan dipasarkan. Bahan Baku Shering Line Galvanizing Line Stampling Corrugatian Line Packing Secara sederhana dapat dilihat pada gambar berikut :

30

Gambar 3 Bagan Alur Produksi

4. Kondisi Lingkungan Sekitar Perusahaan Suatu perusahaan yang besar idealnya juga memiliki perhatian yang lebih pula terhadap kondisi lingkungan yang ada di sekitar perusahaan tersebut. Mulai dari penataan lingkungan/area perusahaan sampai pada permasalahan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi. Upaya meminimalisir terbentuknya limbah dan pelepasan kontaminan ke media lingkungan dalam rangka menghasilkan produk dan jasa yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya merupakan salah satu kebijakan yang berdampak positif. Salah satu strategi untuk merealisasikan hal tersebut adalah dengan menerapkan produksi bersih. Produksi bersih didefinisikan sebagai strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, proaktif, terpadu, dan diterapkan secara kontinyu pada setiap kegiatan mulai dari hulu sampai ke hilir yang terkait dengan proses produksi. Produk dan jasa, untuk meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya. Mengenai keberhasilan perusahaan/pabrik PT. Sermani Steel Corporation boleh dikategorikan perusahaan dengan lingkungan pabrik yang bersih, pekarangannya bersih serta

31

dihalaman depan pabrik terdapat banyak tanaman dan pepohonan yang turut menunjang estetika dan juga berperan penting untuk mengurangi polusi udara yang ditimbulkan oleh asap-asap kendaraan. 5. Peraturan kerja Dalam suatu perusahaan, terutama perusahaan dengan system manajerial yang baik selalu memperhitungkan dengan cermat system kerja yang akan diterapkan untuk para pekerjanya. Peraturan kerja di PT. Sremani Steel Corporation yang diterapkan berkaitan dengan system kerja. Systim kerja yang dimaksudkan adalah aturam kerja yang dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur jalannya proses produksi. Systim kerja tersebut berupa pengaturan jam kerja oleh perusahaan. Di PT Sermani Steel Corporation, system yang diberlakukan adalah enam hari kerja (senin sampai sabtu) dengan waktu kerja sebagai berikut : Senin Kamis : 08.00 12.00 : 12.00 13.00 : 13.00 16.00 Jumat sabtu : 08.00 - 11.30 : 11.30 13.30 : 13.30 16.00 Waktu kerja Istirahat Waktu kerja Waktu kerja Istirahat Waktu kerja

Pembagian waktu kerja di atas merupakan aturan umum bagi seluruh karyawan, baik karyawan pabrik maupun kantor. Namun, selain pengaturan seperti di atas, bagi para pekerja shif ada pengaturan jam kerja yang berbeda yaitu dibagi menjadi tiga shift kerja, yaitu : 1. Shift 1 dengan jam kerja antara 08.00 16.00 2. Shift 2 dengan jam kerja antara 16.00 24.00

32

3. Shift 3 dengan jam kerja antara 24.00 08.00 Sistem kerja dengan shift ini hanya berlaku untuk beberapa bagian saja seperti pada bagian secuirity (keamanan), pekerja pabrik yang lembur dan sebagainya. 6. Sistem Pengamanan limbah 1. Limbah cair (wanste Water) Untuk pengelolaan limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Sermani Steel Corporation dilakuka dengan pengamanan dengan waste water treatment. Waste water treatmen ini adalah alat yang digunakan dalam proses pemurnian / pembersihan air limbah yang dihasilkan dari proses produksi sehingga air limbah tersebut setelah dialirkan ke lingkungan tidak akan mengganggu habitat sekitarnya. Proses ini melalui melalui beberapa tahapan, setelah melalui tahapan tersebut air kemudian dialirkan menuju kolam indicator dimana pada kolam tersebut terdapat ikan dan habitat lain. Hewan-hewan oleh ini dijadikan sebagai indicator apakah air tersebut mengandung bahan yang mungkin berbahaya atau tidak, dan kenyataan ikan tersebut berkembang dengan baik. 2. Limbah padat Untuk limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Sermani Steel Corporatiao dilakukan demgan cara penyimpanan pada satu gedung di bagian belakang pabrik. Bahan-bahan padat yang disimpan ini terutama adalah yang mengandung bahan-bahan beracun dan berbahaya (B3). Setelah sampai pada jangka waktu yang ditetapkan maka limbah tersebut kemudian diangkat ke suatu tempat yang telah ditentukan oleh perusahan yang lokasinya jauh dari perkotaan. 3. Limbah Gas

33

Untuk mengurangi asap yang mungkin timbul akibat proses produksi, serta untuk mendukung program pemerintah yaitu Program Langit Biru, maka PT. Sermani Seel mengupayakan pengadaan dust collector untuk meminimalisir gas buangan (emisi) dari cerobong pabrik. Semua gas yng terakumulasi diproses daalam dust collector kemudian diproses sedemikian rupa sehingga asap yang keluar melalui cerobong relative sangat sedikt. Hal ini juga dapat membantu dalam mengurangi pencemaran udara oleh kendaraan bermotor, serta menjaga kualitas udara dilingkungan sekitar pabrik. 7. Pelayanan Kesehatan Setiap karyawan di PT. Sermani Steel Corporation yang menderita penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja senantiasa diperiksa ke dokter perusahaa. Untuk kasus kecelakan biasanya dibawa ke RS Ibnu Sina Makassar. Dokter perusahaan yang dipercayakan oleh PT. Sermani Steel Corpporation adalah dr. Haris. Seangkan P2K3 di perusahaan tersebut juga telah terbentuk. B. Pembahasan Penelitian 1. Klasifikasi Perkiraan Biaya PT Sermani Steel Corporation PT Sermani Steel Corporation dalam memproduksi seng menggunakan biaya-biaya yang digolongkan menurut fungsi pokok perusahaan yaitu biaya produksi, biaya administrasi, dan biaya pemasaran. Dalam menerapkan teknik perhitungan margin kontribusi, maka pertama-tama perlu diketahui perilaku biaya yang terjadi karena proses pabrikasi yang bersifat variable, tetap dan semi variable. Pemisahan biaya tetap dan biaya variable merupan hal penting yang harus dilakukan mengingat jenis-jenis biaya yang dikeluarkan perusahaaan sangat beragam dan yang terpenting bahwa pemisahan biaya tetap dan biaya variable yang dikelompokkan tersebut betul-

34

betul terserap pada aktivitas yang bersangkutan. Berikut ini data biaya yang diperoleh dari perusahaan. 1. Biaya Produksi Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan terdiri dari biaya bahan baku. Biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. a). Biaya bahan baku Biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi terdrti atas biaya pemakaian bahan baku utama dan bahan baku pembantu. Biaya-biaya ini berubah secara proporsional seiring dengan perubahan volume produksi. b). Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung yang diterapkan oleh PT Sermani Steel Corporation adalah biaya atau upah yang dibayarkan kepada bagian produksi yang terlibat langsung dalam proses produksi seng. Jumlah karyawan yang bekerja pada bagian produksi sebanyak 85 orang dengan hari kerja 26 hari dalam satu bulan. Upah yang dibayarkan oleh bagian produksi adalah berdasarkan tariff yang ditetapkan perusahaan.

c). Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini juga sering diartikan sebagai biaya tidak langsung

35

Berikut ini rincian pemakaian biaya produksi selama tiga tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005, dan tahun 2006. Tabel 3 : Pemakaian biaya produksi PT Sermani Steel Corporation Tahun 2004-2006 (Dalam Rupiah) Pemakaian Biaya No Keterangan 2004 2005 2006 1. Biaya Bahan Baku 13.502.070.000 16.321.547.000 17.373.202.000 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 891.738.000 754.118.000 813.288.000 3. Biaya Overhead Pabrik 512.209.000 509.561.000 823.638.000 Sumber : PT. Sermani Steel Corporation Untuk lebih memudahkan perhitungan, maka biaya overhead pabrik digolongkan menjadi dua yaitu biaya overhead pabrik tetap dan variabel.

Tabel 4 : Penggolongan Biaya Overhead Pabrik tetap dan variabel PT Sermani Steel Corporation Tahun 2004-2006 (Dalam Rupiah) PEMAKAIAN BIAYA NO KETERANGAN 2004 2005 2006 1 Biaya Overhead Pabrik Tetap - Biaya Depresiasi 168.672.000 159.017.000 147.830.000 - Biaya reparasi dan pemeliharaan 140.050.000 168.611.000 450.417.000

36

Biaya kesejahteraan karyawan - Biaya bank - Biaya pengelolaan limbah - Biaya asuransi 2 Jumlah Biaya Overhead Pabrik Produksi Variabel - Biaya listrik - Biaya training dan transportasi Jumlah Total Sumber : PT Sermani Steell Corporation 2. Biaya non produksi

49.196.000 9.639.000 1.046.000 380.934.000 127.652.000 3.623.000 131.275.000 512.209.000

49.667.000 6.223.000 766.000 392.080.000 116.968.000 495.000 117.481.000 509.561.000

50.220.000 15.612.000 13.483.000 686.520.000 130.530.000 6.588.000 137.118.000 823.639.000

Biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperlancar aktivitas perusahaan. Biaya ini digolongkan kedalam biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran. Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Biaya pemasaran merupakan biaya yang berhubungan dengan segala aktivitas untuk memperoleh dan memenuhi pesanan. Berikut ini rincian biaya non produksi selama tiga tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006 yang digolongkan menjadi biaya non produksi tetap dan variabel.

Tabel 5 : Penggolongan Biaya Non Produksi tetap dan variabel PT Sermani Steel Corporation Tahun 2004-2006 (Dalam Rupiah) NO 1 KETERANGAN Biaya Non Produksi Tetap A. Biaya Pemasaran - Biaya iklan B. Biaya Administrasi Umum - Biaya gaji dan tunjangan PEMAKAIAN BIAYA 2004 2005 2006 5.034.000 7.458.000 2.800.000

37

karyawan Biaya perjalanan dinas Biaya kesejahteraan karyawan Biaya telpon dan faksimili Biaya depresiasi Biaya alat tulis kantor Biaya reparasi dan pemeliharaan Biaya pajak dan iuran Biaya jasa profesi Biaya bank Biaya asuransi Jumlah

1.064.430.00 0 57.535.000 49.238.000 32.417.000 24.170.000 16.060.000 14.896.000 31.630.000 5.500.000 3.641.000 1.749.000 1.306.300.00 0

739.811.000 102.436.000 84.377.000 22.615.000 59.684.000 30.849.000

705.718.000 103.003.000 51.323.000 19.979.000 77.278.000 15.648.000

24.895.000 11.455.000 64.006.000 20.151.000 7.700.000 10.970.000 1.165.000 1.398.000 4.911.000 2.662.000 1.149.907.000 1.022.385.000

Biaya Non Produksi Variabel A. Biaya Pemasaran - Biaya promosi penjualan - Biaya penelitian pasar B. Biaya Administrasi Umum - Biaya sumbangan - Biaya representasi - Biaya transportasi - Biaya penelitian dan pendidikan Jumlah Total

162.384.000 1.252.000 76.718.000 8.557.000 14.898.000 33.550.000 11.485.000 465.000 145.673.000 1.451.973.00 0 23.465.000 35.428.000 16.702.000 2.265.000 241.496.000

112.998.000 1.980.000 12.317.000 16.630.000 25.855.000 864.000 180.664.000

1.391.403.000 1.203.029.000

Sumber : PT Sermani Steel Corporation 2. Klasifikasi Biaya PT Sermani Steel Corporation Berdasarkan Perilaku Biaya Dalam menggunakan data pada PT Semani Steel Corporation untuk menerapkan teknik perhitungan marjin kontribusi, maka pertama-tama perlu diketahui perilaku biaya yang terjadi karena proses pabrikasi yang bersifat variable, tetap dan semi variable. Penggolongan biaya variabel dan biaya tetap didasarakan pada asumsi bahwa semua biaya yang dipengaruhi oleh perubahan volume produksi/penjualan dianggap sebagai biaya variable, sedangkan yang

38

tidak dipengaruhi oleh perubahan produksi/penjualan dianggap sebagai biaya tetap yang dibebankan dalam usaha untuk melaksanakan seluruh kegiatan perusahaan. Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel merupakan hal penting yang harus dilakukan mengingat jenis-jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan sangat beragam dan yang terpenting bahwa pemisahan biaya tetap dan biaya variabel yang dikelompokkan tersebut betul-betul terserap pada aktivitas yang bersangkutan. Berikut ini data biaya variabel dan biaya tetap selama tiga tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006. Tabel 6 : Rincian Biaya tetap dan 2006 (Dalam Rupiah) No Jenis Biaya Biaya Tetap 1 Biaya Overhead 2 Biaya Pemasaran 3 Biaya Admnistrasi dan Umum Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel 1 Biaya Bahan Baku 2 Biaya Tenaga kerja langsung 3 Biaya Overhead 4 Biaya Pemasaran 5 Biaya Admnistrasi dan Umum Jumlah Biaya Variabel Total Biaya variabel PT. Sermani Steel Corporation Tahun 20042004 380.934.000 5.304.000 1.306.300.000 1.692.538.000 13.502.070.00 0 891.738.000 131.275.000 85.275.000 60.398.000 14.670.756.00 0 16.363.294.00 0 2005 392.080.000 7.458.000 1.149.907.000 1.549.445.000 16.312.547.00 0 754.118.000 117.481.000 163.636.000 77.860.000 17.425.642.00 0 18.976.087.00 0 2006 686.520.000 2.800.000 1.022.385.000 1.711.705.000 17.373.202.000 813.288.000 137.118.000 114.978.000 55.666.000 18.504.252.000 19.215.957.000

Sumber : PT Sermani Steel Corporation (Data diolah) 3. Deskripsi Variabel Penelitian

39

Variabel dalam penelitian ini adalah rasio margin kontribusi sebagai variabel bebas (X) dan tingkat profitabilitas sebagai variabel terikat (Y). Rasio margin konntribusi adalah perbandingan antara margin kontribusi dengan penjualan. Sedangkan margin kontribusi adalah selisih antara jumlah penjualan dengan biaya variabel. Rumus untuk menghitung rasio margin kontribusi seperti yang dikemukakan oleh Garisson (2006:328) adalah sebagai berikut :

Sedangkan untuk menghitung rasio margin kontribusi menggunakan rumus :

Data mengenai perkembangan penjualan dan biaya variabel PT. Sermani Steel Corporation Makassar pada tahun 2004 sampai dengan 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7 : Perkembangan Penjualan Bersih, Biaya Variabel dan Margin Kontribusi PT. Sermani Steel Corporation Makassar Tahun 2004-2006 Margin Penjualan Perkembanga Biaya variabel Perkembanga Tahun Kontribusi bersih (Rp) n (%) (Rp) n (%) (Rp) 17.579.706.00 14.670.756.00 2.908.950.000 2004 0 0 19.470.644.00 9,71 17.425.642.00 15,81 2005 4.799.888.000 0 0 21.592.440.00 9,83 18.504.252.00 5,83 6.921.684.000 2006 0 0 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah) Data pada tabel 7 menunjukkan bahwa penjulaan PT. Sermani Steel Corporation Makasaar mengalami peningkatan di barengi dengan perkembangan persentasenya juga meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 naik sebesar Rp 1.890.380.000 dari Rp 17.579.706.000 pada tahun 2004 menjadi Rp 19.470.644.000, atau dengan kata lain persentase perkembangan kenaikannya sebesar 9,71%. Sedangkan pada tahun 2006 penjualan bersih PT. Sermani Steel Corporation Makassar juga mengalami kenaikan dari Rp 19.470.644.000 menjadi

40

Rp 21.592.440.000 atau naik sebesar Rp 2.121.706.000 atau dengan kata lain kenaikan persentasenya sebesar 9,83%. Untuk biaya variabel PT. Sermani Steel Corporation Makassar pada tahun 2005 mengalami kenaikan yang besar yakni sebesar Rp 2.754.886.000 dari Rp 14.670.756.000

pada tahun 2004, sehingga menjadi Rp 17.425.642.000 atau persentase kenaikannya sebesar 15, 81%. Sedangkan pada tahun 2006 biaya variabel yang dekeluarkan oleh PT. Sermani Steel Corporation Makassar sebesar Rp 18.504.252.000, naik sebesar Rp 1.078.610.000 dari Rp

17.425.642.000 pada tahun 2005 atau persentase kenaikannya sebesar 5,83%. Hal ini menyebabkan peningkatan margin kontribusi pada PT. Sermani Steel Corporation berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2005 naik sebesar Rp 1.890.380.000 dari Rp 2.908.950.000 menjadi Rp 4.799.888.000. Sedangkan pada tahun 2006 Margin kontribusi mengalami kenaikan dari Rp 4.799.888.000 menjadi Rp 6.921.684.000 atau naik sebesar Rp 2.121.706.000. Profitabilitas adalah suatu model analisis rasio yang digunakan perusahaan untuk menilai kemampuannya dalam menghasilkan laba yang dianalisis. Dalam penelitian ini profitabilitas di analisis dengan sebagai berikut: menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Samryn (2002:336)

Data mengenai perkembangan laba bersih setelah pajak dan penjualan bersih PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2004-2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 8 : Perkembangan Laba Bersih Setelah Pajak dan Penjualan Bersih PT. PT. Sermani Steel Corporation di Makassar Tahun 2004-2006 Laba bersih Perkembanga Penjualan Perkembanga Tahun Setelah Pajak n Bersih n (%) (Rp) (%) (Rp)

41

2004 1.277.873.000 17.579.706.000 2005 1.393.319.000 8,29 19.470.644.000 2006 1.160.239.000 (20,09) 21.592.440.000 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah)

9,71 9,83

Data pada tabel 8 laba bersih setelah pajak. Sermani Steel Corporation Makassar pada tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp 115.446.000 dari Rp 1.277.873.000 pada tahun 2004, sehingga menjadi Rp 1.393.319.000 atau persentase kenaikannya sebesar 8,29%. Sendangkan pada tahun 2006 laba bersih setelah pajak yang di peroleh PT. Sermani Steel Corporation Makassar sebesar hanya sebesar Rp 1.160.239.000, turun sebesar Rp 233.080.000 dari Rp 1.393.319.000 pada tahun 2005 atau persentase penurunannya sebesar 20,09%. 4. Marjin Kontribusi Dan Rasio Marjin Kontribusi Marjin kontribusi adalah selisih antara jumlah penjualan dengan jumlah biaya variabel. Marjin kontribusi merupakan jumlah yang tersisa yang digunakan untuk menutupi biaya tetap dan menghasilkan laba. Marjin kontribusi dapat pula dinyatakan sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan. Rasio marjin kontribusi adalah prosentase marjin kontribusi dibandingkan dengan jumlah penjualan. Dengan mengetahui rasio marjin kontribusi, manajemen dapat menilai tingkat profitabilitas produk. Data mengenai jumlah penjualan dan biaya varibel pada PT. Sermani Steel Copration pada tahun 2004 sampai dengan 2006 dapat dilihat tabel berikut ini: Tabel 9 : Komponen Margin Kontribusi PT. Sermani Steel Corporation di Makassar Tahun 2004-2008 (Dalam Rupiah) Tahun Penjualan Bersih Biaya Variabel 2004 17.579.706.000 14.670.756.000 2005 19.470.644.000 17.425.642.000 2006 21.592.440.000 18.504.252.000 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makasaar (Data diolah)

42

Berdasarkan tabel 9 maka dilakukan perhitungan dengan membandingkan antara penjualan dengan biaya variabel sehingga diperoleh margin kontribusi dengan rumus yang dikemukakan oleh Garisson (2006:328) adalah sebagai berikut :

Sedangkan untuk menghitung rasio margin kontribusi menggunakan rumus :

Berdasarkan rumus di atas, berikut disajikan perhitungan nilai rasio margin kontribusi : 1. Tahun 2004 Margin Kontribusi = Penjualan bersih Biaya variabel = Rp 17.579.706.000 - Rp 14.670.756.000 = Rp 2.908.950.000 Rasio Margin Kontribusi = = = 16,54% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Margin kontribusi PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2004 adalah Rp 2.908.950.000 sedangkan rasio margin kontribusi adalah 16,54 %. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap sebesar Rp 1.692.538.000 dapat ditutupi dengan margin kontribusi sebesr Rp 2.908.950.000 atau 16,54%. x 100% x 100%

43 2. Tahun 2005

Margin Kontribusi

= Penjualan bersih Biaya variabel = Rp 19.470.644.000 - Rp 17.425.642.000 = Rp 4.799.888.000

Rasio Margin Kontribusi = = = 24,65%

x 100% x 100%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Margin kontribusi PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2005 adalah Rp 4.799.888.000 sedangkan rasio margin kontribusi adalah 24,65 %. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap sebesar Rp 1.549.445.000 dapat ditutupi dengan margin kontribusi sebesr Rp 4.799.888.000 atau 24,65%. 3. Tahun 2006 Margin Kontribusi = Penjualan bersih Biaya variabel = Rp 21.592.440.000 - Rp 18.504.252.000 = Rp 6.921.684.000 Rasio Margin Kontribusi = = = 32,06% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Margin kontribusi PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2006 adalah Rp 6.921.684.000 sedangkan rasio margin kontribusi adalah 32,06 %. x 100% x 100%

44

Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap sebesar Rp 1.711.705.000 dapat ditutupi dengan margin kontribusi sebesr Rp 6.921.684.000atau 32,06%. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan rasio margin kontribusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 10 : Perkembangan Rasio Margin Kontribusi PT. Sermani Steel Corporation Makassar Tahun 2004-2006 Rasio Margin Kontsibusi Selisih Perkembangan Tahun (%) (%) (%) 2004 16,54 2005 24,65 8,10 32,88 2006 32,06 7,40 23,10 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah) Berdasarkan tabel 10, gambaran rasio margin kontribusi pada PT. Sermani Steel Makassar selama 3 tahun yaitu dari tahun 2004-2006 memperlihatkan terjadi kenaikan. Kenaikan margin kontribusi disebabkan peningkatan penjualan bersih walaupun dikuti dengan peningkatan biaya variabel tapi tidak terlalu mempengaruhi perkembangan rasio margin kontribusi. 5. Analisis Rasio Profitabilitas Profitabilitas adalah suatu model analisi rasio yang digunakan perusahaan untuk menilai kemampuannya dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu tingkat profitabilitas dalam hal ini Net Profit Margin (NPM) diperoleh dengan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Berikut ini disajikan data mengenai laba bersih setelah pajak dan penjualan PT. Sermani Steel Corporation Makassar pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Tabel 11 : Komponen Profitabilitas (Net Profit Margin / NPM) PT. Sermani Steel Corporation di Makassar Tahun 2004-2008 (Dalam Rupiah) Tahun Penjualan Bersih Laba Bersih Setelah Pajak 2004 17.579.706.000 1.277.873.000 2005 19.470.644.000 1.393.319.000 2006 21.592.440.000 1.160.239.000 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah)

45

Berdasarkan data pada tabel 11 di atas dilakukan perhitungan dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan yang terdapat di dalam perusahaan dengan menggunakan rumus oleh Samryn (2002:336) sebagai berikut:

Berdasarkan rumus di atas, berikut di sajikan perhitungan nilai profitabilitas (Net Profit Margin / NPM) : 1. Tahun 2004 = = = 7,27% Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Net Profit Margin PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2004 adalah 7,27 % n. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 penjualan x 100% x 100%

bersih dapat menjamin laba bersih setelah pajak sebanyak 7, 27 % pada tahun 2004.
2. Tahun 2005

= = = 7,16% x 100%

x 100%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Net Profit Margin PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2005 adalah 7,16 %. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 penjualan bersih

dapat menjamin laba bersih setelah pajak sebanyak 7, 16 % pada tahun 2005. 3. Tahun 2006

46

= = = 5,37% x 100%

x 100%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Net Profit Margin PT. Sermani Steel Corporation pada tahun 2006 adalah 5,37 %. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 penjualan bersih

dapat menjamin laba bersih setelah pajak sebanyak 5,37 % pada tahun 2006. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan profitabilitas (Net Profit Margin / NPM) tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 12 : Perkembangan Profitabilitas (Net Profit Margin / NPM) PT. Sermani Steel Corporation di Makassar Tahun 2004-2008 Rasio Profitabilitas Selisih Perkembangan Tahun (%) (%) (%) 2004 7,27 2005 7,16 (0,11) (1,58) 2006 5,37 (1,78) (33,18) Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah) Berdasarkan tabel 12, gambaran profistabilitas (Net Profit Margin / NPM) pada PT.

Sermani Steel Makassar selama 3 tahun yaitu dari tahun 2004-2006 memperlihatkan terjadi penurunan. Penurunan profitabilitas disebabkan laba bersih setelah pajak berfluktuasi,

mengalami kenaikan pada tahun 2005 dan turun pada tahun 2006 walaupun dikuti dengan peningkatan penjualan tiap tahun tapi tidak mempengaruhi perkembangan profitabilitas.

6. Pengaruh Margin Kontribusi Terhadapa Profitabilitas Pada PT. Sermani Steel Corporation Makassar

47

Sebelum melakukan analisis pengaruh margin kontribusi (X) terhadap profitabilitas (Net Profit Margin / NPM) (Y) pada PT. Sermani Steel Corporation Makassar, maka disajikan data mengenai variabel-variabel tersebut sebagai berikut : Tabel 13 : Margin kontribusi dan Tingkat Profitabilitas / Net Profit Margin PT. Sermani Steel Corporation Makassar di Makassar Tahun 2004-2006 Rasio Margin Kontribusi Rasio Profitabilitas Tahun (%) (%) 2004 16,54 7,27 2005 24,65 7,16 2006 32,06 5,37 Sumber: PT. Sermani Steel Corporation Makassar (data olah) Berdasarkan data pada tabel 13 tersebut, maka diperoleh hasil pengolahan analisis regresi sederhana dengan program komputer SPSS (Statistic Product and Service Solution) 16 For Windows berikut ini : a. Kontribusi Pengaruh / Analisis Korelasi Product Moment Besarnya kontribusi pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat dari nilai R Square. Hasil perhitungan berdasarkan data pada tabel 10 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,75 atau 75%.

Tabel 14 : Hasil Perhitungan R Square besarnya pengaruh margin kontribusi (X) terhadap tingkat profitabilitas (Y) PT. Sermani Steel Corporation Makassar tahun 2004-2006 Model Summary
Model 1 R .866a R Square .750 Adjusted R Square .500 Std. Error of the Estimate .816

a. Predictors: (Constant), (margin kontribusi)

b. Uji-t Uji-t dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh secara langsung dari variabel margin kontribusi (X) terhadap variabel profitabilitas(Y). Adapun keputusan pengujian terhadap

48

hipotesis diajukan adalah jika thitung lebih besar dari ttabel dan nilai profitabilitas lebih kecil dari = 0,05 maka dapat dikatakan bahwa margin kontribusi (X) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas (Y). Berdasarkan persyaratan tersebut, maka pengaruh variabel margin kontribusi (X) terhadap tingkat profitabilitas (Y) dapat dijelaskan berdasarkan perhitungan Uji-t yang disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 15 : Uji-t pengaruh margin kontribusi (X) terhadap tingkat profitabilitas (Y) Coefficientsa
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) (margin kontribusi) B 9.333 -.125 Std. Error 1.795 .072 -.866 Coefficients Beta t 5.199 -1.732 Sig. .121 .333

a. Dependent Variable: (profitabilitas)

Data pada tabel 15 di atas menunjukkan bahwa nilai thitung = - 1,732 ttabel = 6,314. Selain itu, nilai profitabilitas margin kontribusi (X) sebesar 0,333 > = 0,05. Berdasarkan Uji-t di atas dapat disusun persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = 9,333 0,125X Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana (tabel 15 ), maka diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 9,333 0,125X , yang berarti bahwa nilai konstanta sebesar 9,333 adalah besarnya profitabilitas yang dapat di capai tanpa memperhatikan tinggi rendahnya margin kontribusi sedangkan nilai koefisien regresinya sebesar - 0,125X yang berarti bahwa setiap bertambahnya margin kontribusi sebanyak 1 kali maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar 0,125%. Analisis selanjutnya adalah untuk mengetahui besarnya korelasi margin kontribusi (X) dengan tingkat profitabilitas (Y). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 14 maka diperoleh korelasi (r) = 0,886 yang berarti bahwa besarnya korelasi antara margin kontribusi dengan tingkat profitabilitas sangat kuat, hal ini sesuai dengan pedoman interpretasi nilai koefesien

49

korelasi (r) pada rentang 0,800 1,000 dengan tingkat hubungan sangat kuat dan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y didapat dari nilai R Square (r2). Hasil perhitungan berdasarkan data pada tabel 14 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,75 atau sebesar 75% yang berarti bahwa kontribusi margin kontribusi terhadap terhadap tingkat profitabilitas adalah 75% sedangkan sisanya 25% (100% r2) ditentukan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Lebih lanjut adalah analisis untuk mengetahui besarnya pengaruh margin kontribusi terhadap tingkat profitabilitas yang dilakukan dengan uji-t (tabel 15). Data pada tabel 15 menunjukkan bahwa nilai thitung = -1,732 dan ttabel pada taraf signifikan = 0,05 dan dk = n-2 (3-2) = 1 diperoleh angka 6,314. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel yaitu - 1,732 6,314, sehingga hipotesis yang diajukan diduga bahwa margin kontribusi mempunyai pengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Makassar ditolak. Hal ini berarti bahwa margin kontribusi berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation Makassar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

50

Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan pembahasan pengaruh margin kontribusi untuk meningkatkan profitabilitas pada PT Sermani Steel Corporation maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh persamaan regresi liner sederhana berikut : Y = 9,333 0,125X yang berarti bahwa nilai konstanta sebesar 9,333 adalah besarnya profitabilitas yang dapat di capai tanpa memperhatikan tinggi rendahnya margin kontribusi sedangkan nilai koefisien regresinya sebesar - 0,125X yang berarti bahwa setiap bertambahnya margin kontribusi sebanyak 1 kali maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar 0,125%. 2. Berdasarkan hasil analisis korelasi, diperoleh korelasi (r) = 0,886 yang berarti bahwa besarnya korelasi antara margin kontribusi dengan tingkat profitabilitas sangat kuat, sedangkan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,75 atau sebesar 75% yang berarti bahwa kontribusi margin kontribusi terhadap terhadap tingkat profitabilitas adalah 75% sedangkan sisanya 25% (100% - r2) ditentukan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 3. Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh nilai thitung = -1,732 dan ttabel pada taraf signifikan = 0,05 dan dk = n-2 (3-2) = 1 diperoleh angka 6,314. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil atau sama dengan ttabel yaitu - 1,732 6,314, sehingga hipotesis yang diajukan diduga bahwa margin kontribusi mempunyai pengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Makassar ditolak. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa margin kontribusi terhadap tingkat profitabilitas maka peniliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

51

1. Sebaiknya pihak

PT. Sermani Steel Corporation memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas agar mampu mencapai laba yang maksimal karena melihat pengaruh margin kontribusi terhadap profitabilitas bersifat negatif, yang berarti apabila margin kontribusi naik, profitabilitas mengalami penurunan. 2. Untuk penilitian berikutnya disarankan agar meneliti variabel lain yang mempengaruhi tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2007. Akuntansi Dasar-Dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Edisi Revisi Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Garrison, Ray H & Noreen, Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Penerbit : Salemba Empat. Jakarta

52

Garrison, Ray H. 2000. Akuntansi Manajerial Edisi III. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta Halim, Abdul & Bambang Supomo. 2001. Akuntansi , Edisi Keenam, Jilid Pertama, Cetakan Kesepuluh. Penerbit: BPFE. Yogyakarta. Martono, Hajito Agus. 2007. Keuangan. Penerbit: Ekonosia. Yogyakarta. Mulyadi. 2001. Akuntansi : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Penerbit : Salemba Empat. Jakarta Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. STIE YKPN : Yogyakarta. Samryn, L.M. 2001. Akuntansi Manjerial Suatu Pengantar. Penerbit: PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sugiri. 1999. Akuntansi . Edisi I. Penerbit: UPP AMP YKPN: Yogyakarta Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit: Ikatan Penerbit Indonesia. Bandung Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya Dan Penentuan Harga Pokok. Penerbit: BPFE. Yogyakarta. Supriyono, RA 1998. Akuntansi dan Struktur Pengendalian . Penerbit: BPFE Gajahmada. Yogyakarta Simamora, Henry. 2000. Pemasaran Internasional. Jilid II. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta Swastha, Basu DH. 1999. Azas-azas Marketing. Penerbit: Liberty. Yogyakarta

PENGARUH MARGIN KONTRIBUSI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT SERMANI STEEL DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

53

SUDARNA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011


PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing yang ditunjuk berdasarkan pengesahan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar dengan nomor : 3054/H.36.22/PL/2009 tanggal 7 Juli 2009 untuk membimbing saudari : Nama Nim : Sudarna : 046224017

54

Jurusan Program Studi Judul

: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan Akuntansi : Pengaruh Margin Kontribusi Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Sermani Steel Corporation Di Kota Makassar

Menyatakan skripsi ini telah diperiksa dan dapat diajukan didepan panitia ujian Skripsi Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.

Makassar, Pembimbing I

Maret 2011

Pembimbing II

Dra. Johanna Mano, M.Si Nip. 19520419 198003 2 001

Drs. M. Anwar Kadir Nip. 19550522 198702 1 002

ABSTRAK
SUDARNA. 2011. Pengaruh Margin Kontribusi Terhadap Profitabilitas Pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh margin kontribusi terhadap profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Kota Makassar. Di dalam penelitian terdapat variabel bebas yaitu margim kontribusi diukur dengan rupiah (Rp) dan variabel terikatnya adalah profitabilitas diukur dengan persentase (%). Populasi penelitian ini adalah seluruh data laporan keuangan PT. Sermani Steel Corporation, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan selama tiga tahun yaitu tahun 4002 sampai dengan tahun 2006 yang merupakan data terbaru. Pengumpulan data dilakukan dengan obserpasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis rasio, analisis regresi, korelasi, dan uji-t. Hasil persamaan regresi yang diperoleh antara margin kontribusi dengan profitabilitas, Y = 9,333 0,125X yang berarti bahwa nilai konstanta sebesar 9,333 adalah besarnya profitabilitas yang dapat dicapai tanpa memperhatikan tinggi rendahnya margin kontribusi sedangkan koefisien regresinya sebesar 0,125X yang berti bahwa setiap pertambahannya

55

margin kontribusi sebanyak 1 kali maka akan terjadi penurunan profitabilitas sebesar 0.125%. Hasil analisis korelasi diperoleh (r): 0,886 yang berarti bahwa besarnya korelasi antara margin kontribusi dengan tingkat profitabilitas sangat kuat, hal ini sesuai dengan pedoman interpretasi nilai koefesien korelasi (r) pada rentang 0,800 1,000 dengan tingkat hubungan sangat kuat dan besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y didapat dari nilai R Square (r2). Hasil peerhitungan R Square menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,75 atau sebesar 75% yang berarti bahwa kontribusi margin kontribusi terhadap terhadap tingkat profitabilitas adalah 75% sedangkan sisanya 25% (100% - r2) ditentukan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil analisis Uji-t yaitu thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel yaitu - 1,732 6,314, sehingga hipotesis yang diajukan diduga bahwa margin kontribusi mempunyai pengaruh terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Sermani Steel Corporation di Makassar ditolak.

Anda mungkin juga menyukai