Anda di halaman 1dari 1

Divestasi : Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh (paling kiri), Menteri Keuangan Agus

Marto Wardojo (dua dari kiri) Anggota DPD RI asal NTB Farouk Muhammad dan Baiq Diyah R Ganefi memberikan keterangan pers terkait pembelian tujuh persen saham PT Newmont Nusa Tenggara di Gedung DPD RI, Senayan Jakarta, Selasa (21/6). zulhakim/jpnn

JAKARTA Kontroversi pembelian jatah terakhir tujuh persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) oleh pemerintah pusat mulai menemukan titik terang. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan bersedia memberikan 25 persen dari tujuh persen saham yang telah dibeli kepada pemerintah daerah di NTB melalui skema pemotongan dividen. Hal ini disampaikan Menkeu Agus Martowardojo usai bertemu Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Pemerintah NTB yang difasilitasi DPD-RI di Gedung DPD RI, Senayan Jakarta Selasa (21/6). Pemerintah pusat kemudian akan menawarkan kepada pemerintah daerah untuk memiliki sebagian, misalnya 25 persen dari tujuh persen itu, ujarnya. Yang jelas tambah mantan Dirut Bank Mandiri ini, alasan utama pemerintah mengambil tujuh persen itu agar memiliki legalitas untuk mengontrol operasional tambang dan juga pembagian hasil serta kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan. Seperti, menjamin hak-hak negara dalam usaha yang bisa ditunaikan oleh pengelola tambang. Nantinya jika pola pembelian ini berhasil, pemerintah akan menerapkan mekanisme yang sama terhadap usaha-usaha pertambangan yang lain. Dan ini kalau berhasil diwujudkan dengan fasilitasi dari DPD, ini akan menjadi jawaban bagi bentuk-bentuk kontrak kerja yang lain, menjadi pola, menjadi model, tambahnya. Saat ini pemerintah pusat memang memiliki kendala mengawasi pembagian hasil dalam usaha pertambangan. Seperti dalam kasus kepemilikan saham pemerintah daerah melalui sebuah konsorsium yang melibatkan pihak swasta dalam pembelian jatah 24 persen saham PT.NNT yang lalu. Pemerintah tidak punya aksesibilitas untuk memantau apakah hak-hak daerah dalam kepemilikan itu benar-benar tersalurkan. Atau juga dalam kasus bagi hasil untuk negara dalam kontrak karya pertambangan lainnya pemerintah tak bisa mengontrol karena tidak memiliki saham langsung. Ditempat yang sama, Darwin Zahedy Saleh menyebut dengan pertemuan ini diharapkan tidak ada lagi opini yang berkembang mengenai adanya friksi di pemerintah pusat mengenai pembelian saham itu. Yang jelas langkah yang telah ditempuh Menkeu dalam pembelian itu adalah suara bulat dari pemerintah untuk kepentingan bersama. Saya kira apa yang dijelaskan oleh Pak Menkeu adalah sikap pemerintah dan posisi pemerintah. Jadi dalam pertemuan tadi alahamdulillah bisa memberikan informasi yang lebih baik kepada pihak-pihak di luar jadi Insya Allah prosesnya akan segera tuntas, tambahnya. Pertemuan ini sendiri digagas sejumlah anggota DPD asal NTB untuk memberikan solusi dalam kasus ini. Karena itulah pertemuan itu dipimpin langsung oleh ketua DPD RI GKR Hemas dan dihadiri seluruh anggota DPD asal NTB. Sementara dari NTB hanya Bupati KSB Zulkifli Muhadli yang nampak. Sementara Gubernur NTB HM Zainul Majdi berhalangan

Anda mungkin juga menyukai