Anda di halaman 1dari 18

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Nomor 5

Tahun 2001

Seri D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran, ketertiban, keamanan, keselamtan lalu lintas dan angkutan jalan serta kelestarian lingkungan diperlukan pengaturan dan pemeriksaan terhadap kondisi teknis kendaraan bermotor agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan ; b. bahwa untuk mewujudkan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan, perlu dilakukan pengujian, penilaian, pemeliharaan atau perawatan serta pengawasan operasional ; c. bahwa dalam rangka pelayanan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada huruf b diatas, dikenakan retribusi sebagai pengganti biaya-biaya yang diperlukan ; d. bahwa untuk maksud tersebut huruf a, b dan c diatas, maka dipandang perlu pengaturan Pengujian Kendaraan Bermotor dan pengaturan Retribusi yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3196); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Nomor 3486) ; 4. Undang-undang.........

-2-

4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran negara nomor 3829); 6. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lebaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Nomor 3839); 7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182 Tambahan Lembaran Nomor 4010); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3528); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendataan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 12. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Nomor 70); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 11). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN.

Bab.........

-3-

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tangerang; 2. Bupati adalah Bupati Tangerang. 3. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang; 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang; 5. Penguji adalah setiap tenaga penguji yang dinyatakan memenuhi kualifikasi teknis tertentu dan diberikan sertifikat serta tanda kualifikasi teknis sesuai dengan jenjang kualifikasinya; 6. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknis yang berada pada kendaraan tersebut; 7. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran; 8. Mobil Penumpang Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyabanyaknya 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi baik dengan dipungut bayaran; 9. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi; 10. Mobil Barang adalah Kendaraan bermotor selain sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus; 11. Kendaraan Pribadi adalah Kendaraan yang dimiliki oleh perorangan baik sebagai milik pribadi maupun yang dipergunakan untuk usaha komersial; 12. Sepeda Motor adalah kendaraan yang menggunakan roda dua baik sebagai milik prbadi maupun yang digunakan untuk usaha komersial;. 13. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain daripada kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk baran gyang pengangkutannya untuk keperluan keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus; 14. Kereta Gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor; 15. Kereta........

-4-

15. Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang dirancang ditarik dan sebagian bebannya dtumpu oleh kendaraan penariknya; 16. Kendaraan Wajib Uji adalah setiap kendaraan yang berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku wajib diuji untuk menentukan kelaikan jalan; 17. Uji Berkala adalah kendaraan bermotor terhadap setiap kendaraan wajib uji; 18. Buku Uji Berkala adalah tanda buk ti lulus uji berjala berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap kendaraan bermotor kereta gandengan, kereta tempelan atau kendaraan khusus; 19. Tanda uji berkala adalah tanda bukti bahwa suatu kendaraan telah diuji dengan hasil baik, berupa lempengan plat aluminium atau plat kaleng yang ditempatkan pada plat nomor atau rangka kendaraan; 20. Bengkel Umum adalah bengkel berfungsi untuk merawat dan memperbaiki kendaraan bermotor agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan; 21. Laik Jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan; 22. Nilai Teknis adalah hasil terhadap komponen-komponen kendaraan dalam satuan prosentase; 23. Pengujian Pertama adalah pengujian berkala yang pertama kali, bagi kendaraan gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang belum memperoleh sertifikat uji tipe, sertifikat registrasi uji tipe dan tanda lulus uji tipe; 24. Uji Ulangan adalah pengujian berkala terhadap kendaraan yang melakukan suatu pelanggaran, dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Penguji; 25. Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (JBB) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya; 26. Jumlah Berat Kombinasi yang Diperbolehkan (JBKB) adalah berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya; 27. Jumlah Berat Yang Diijinkan (JBI) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diijinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui; 28. Jumlah Berat Kombinasi Yang Diijinkan (JBKI) adalah berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diijinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui; 29. Muatan Sumbu Terberat (MST) adalah jumlah tekanan roda-roda dari suatu sumbu terberat kendaraan terhadap jalan; 30. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Tangerang; 31. Surat........

-5-

31. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang; 32. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau Sanksi Admnistrasi berupa bunga dan atau denda.

BAB II PELAYANAN PEMERIKSAAN, PENELITIAN DAN PENETAPAN LAIK JALAN Bagian Pertama Pelayanan Daerah Pasal 2 Dalam rangka meningkatkan kelancaran, ketertiban, keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, Daerah melakukan pelayanan pemeriksaan dan penelitian terhadap persyaratan teknis dan administratif serta menetapkan laik jalan kendaraan bermotor sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Bagian Kedua Persyaratan Teknis dan laik Jalan Pasal 3 Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang berada dijalan harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. Pasal 4 (1) Persyaratan teknis dan laik jalan sebagaimana dimaksud Pasal 3, harus sesuai dengan rancang bangun yang telah ditetapkan. Selama masa operasi dijalan, kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus perlu; a. Dilakukan pengujian berkala dan penilaian teknis; b. Ditunjang dengan sistem pemeliharaan/perawatan; c. Dilakukan pengawasan operasional; Bagian Ketiga Pengujian Pertama, Pengujian Berkala, Penilaian Teknis, Pemeliharaan/Perawatan dan Pengawasan Operasional Paragraf 1 Pengujian Pertama Pasal 5 Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang belum memperoleh sertifikat uji tipe, sertifikat register uji tipe dan tanda lulus uji tipe wajib melakukan pengujian pertama.

(2)

Paragraf 2.......

-6-

Paragraf 2 Pengujian Berkala Pasal 6

(1) (2)

Setiap kendaraan wajib uji yang dioperasi dijalan, wajib melaksanakan uji berkala. Masa berlaku uji berkala wajib uji selama-lamanya 6 (enam) bulan. Pasal 7

(1)

Kewajiban kendaraan wajib uji untuk melaksanakan uji berkala selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diterbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan yang pertama kali. Setiap kendaraan wajib uji selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Surat Tanda Nomor Kendaraan, wajib didaftarkan untuk mendapat penetapan pelaksanaan pengujian berkala. Tanda bukti pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (2), diberikan Surat Keterangan Penetapan Pelaksanaan Pengujian (SKPP) Berkala dan Tanda Samping. Surat Keterangan sebagaimana dimaksud ayat (3), sekurang-kurangnya memuat keterangan mengenai : a. Berat kosong kendaraan; b. Jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) dan jumlah berat yang diijinkan (JBI) untuk kendaraan bermotor; c. Jumlah berat yang diperbolehkan, jumlah kombinasi yang diperbolehkan, jumlah berat yang diijinkan dan berat kombinasi yang diijinkan untuk kendaraan bermotor yang dirangkaikan dengan kereta gandengan atau kereta tempelan; d. Daya angkut orang dan barang ; e. Kelas jalan terendah yang boleh dilalui. Pasal 8

(2)

(3)

(4)

(1) (2)

Pengujian Berkala kendaraan wajib uji, dilaksanakan oleh Dinas. Pelaksanaan Pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan oleh tenaga Penguji dinas yang memiliki kualifikasi teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan menggunakan fasilitas dan peralatan pengujian, dilokasi unit pengujian kendaraan bermotor yang dapat berupa unit pengujian tetap dan atau unit pengujian tidak tetap. Dinas berkewajiban mengadakan tenaga penguji, fasilitas dan peralatan pengujian yang disesuaikan dengan peningkatan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 9

(3)

(1)

Permohonan pengujian berkala untuk yang pertama diajukan ke Dinas, dengan melampirkan persyaratan lengkap yang terdiri dari : a. SKKP ; b. STNK; c. Tanda Jati Diri Pemilik; d. Bukti Pelunasan Biaya Uji (2) Permohonan........

-7-

(2)

Permohonan pengujian berkala untuk selanjutnya diajukan ke Dinas selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum masa uji berakhir. Pasal 10

(1)

Tanda bukti kendaraan wajin uji telah dinyatakan lulus uji berkala yang pertama kali, diberikan tanda berupa buku uji dan tanda uji berkala dan bagi tanda bukti lulus uji berkala berikutnya diberikan tanda bukti pengesahan pada buku uji dan diberikan tanda uji berkala. Tanda bukti sebagaimana dimaksud ayat (1), dinyatakan tidak berlaku atau dicabut apabila; a. Sudah habis masa berlakunya dan tidak melaksanakan pengujian kembali; b. Melakukan perubahan atau mengganti sebagian atau seluruhnya atas buku uji an tanda uji sehingga tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Kendaraan wajib uji menjadi tdak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan lagi, baik disebabkan karena dilakukannya perubahan teknis, kecelakaan maupun hal-hal lain yang secara obyektif menyebabkan kendaraan tidak sesuai dengan syarat-syarat teknis yang ditentukan.

(2)

(3)

Apabila kendaraan wajib uji dinyatakan tidak lulus uji, penguji wajib memberitahukannya kepada pemilik/pemegang kendaraan sekurang-kurangnya meliputi: a. Perbaikan yang harus dilakukan. b. Waktu dan tempat pelaksanaan uji ulang.

(4)

Dalam hal perbaikan yang harus dilakukan sebagaimana dimaksud ayat (3), pemilik atau pemegang kendaraan wajib uji diberikan tempo selama-lamanya 14 (empat belas) hari, tidak diperlukan sebagai pemohon baru serta tidak dipungut biaya uji dan apabila setelah dilakukan uji ulang ternyata kendaraan wajib uji ulang selanjutnya dikenakan biaya uji. Pasal 11

(1)

Apabila pemilik/pemegang kendaraan wajib uji tidak menyetujui keputusan penguji sebagaimana dimaksud Pasal 10 ayat (3), dapat mengajukan permohonan keberatan secara tertulis kepada pimpinan petugas penguji yang bersangkutan. Pimpinan petugas penguji dalam rangka waktu paling lama 2 (dua) hari harus memberikan jawaban diterima atau ditolaknya permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1), setelah mendengarkan penjelasan dari penguji yang bersangkutan. Apabila petugas keberatan diterima, harus dilakukan uji ulang dan apabila permohonan keberatan ditolak dan atau setelah dilakukan uji ulang, ternyata tetap dinyatakan tidak lulus uji, maka pemilik/pemegang kendaraan wajib uji tidak dapat mengajukan lagi permohonan keberatan. Pasal 12

(2)

(3)

(1)

Pemilik kendaraan wajib uji, dapat memindahkan pengujian kendaraannya ke tempat lain dimana kendaraan itu berdomisili. Pemindahan tempat pengujian berkala sebagaimana dimaksud ayat (1), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)

Pasal 13.......

-8-

Pasal 13 Tata cara pengujian berkala diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Paragraf 3 Penilaian Teknis Pasal 14 (1) (2) (3) Setiap kendaraan bermotor dapat dilakukan penilaian teknis. Penilaian teknis sebagaimana dimaksud ayat (1), dilaksanakan oleh Penguji. Sebagai bukti-bukti penilaian teknis diberikan Surat Keterangan Hasil Penilaian Teknis.

Pasal 15 Tata cara penilaian teknis sebagaimana dimaksud Pasal 14, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Paragraf 4 Pemeliharaan atau Perawatan Kendaraan Pasal 16 (1) Untuk memelihara dan menjaga kondisi kendaraan bermotor agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan harus dilakukan pemeliharaan atau perawatan. Pemeliharaan atau perawatan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dilaksanakan oleh bengkel umum yang telah memiliki ijin dari Dinas.

(2)

Paragraf 5 Pengawasan dan Pengendalian Operasional Pasal 17 (1) Untuk menjamin kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, Dinas melakukan pengawasan dan pengendalian operasional. Pelaksanaan pengawasan dan pengendali sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dilakukan di jalan, terminal, jembatan timbang, pool kendaraan dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu. Dalam hal ditemukannya ketidaksesuaian pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan, maka penguji: a. Mencabut tanda bukti lulus uji; b. Memerintahkan secara tertulis kepada pemilik/pemegang untuk dilakukan uji ulang. Pasal 18......

(2)

(3)

-9-

Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan pengendalian operasional akan diatus dengan Keputusan Bupati.

BAB III RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Bagian Pertama Nama, Obyek dan Subyek Retribusi Pasal 19 (1) Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut retribusi sebagai Pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Obyek Retribusi adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor yang meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h. Mobil bus; Mobil Penumpang Umum; Mobil Barang; Kendaraan Khusus; Kereta Gandengan; Kereta Tempelan; Kendaraan Pribadi; Sepeda Motor. Pasal 20 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan-pengujian kendaraan bermotor. Bagian Kedua Golongan Retribusi Pasal 21 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. Bagian Ketiga Tata Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 22 Tingkat penggunaan diukur berdasarkan frekuensi pengujian kendaraan bermotor. Bagian Keempat Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur Dan Besarnya Tarif Pasal 23 Prinsip dan sasaran dalam penetapan dan besarnya tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor yang meliputi biaya pemeriksaan emisi gas buang, biaya pemeriksaan lampu-lampu serta kelengkapan lainnya, biaya peralatan, biaya pengetokan nomor uji, biaya pembuatan dan pemasangan tanda samping, biaya uji dan biaya segel. Pasal 24........

(2)

-10-

Pasal 24 Struktur dan besarnya tarip retribusi ditetapkan sebagai berikut : a. Pengujian Pertama : 1. Mobil barang, Mobil Bus, Traktor Head .................................................... 2. Mobil Penumpang, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan ......................... b. Pengujian Berkala : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. c. Mobil barang, Mobil Bus, Traktor Head .................................................... Kereta Tempelan, Kereta Gandengan, Mobil Penumpang ......................... Buku Uji...................................................................................................... Tanda Uji..................................................................................................... Penggantian tanda uji yang rusak atau hilang (per buah) ........................... Pengecatan tanda samping dan nomor uji................................................... Kendaraan Pribadi (Hanya Uji Emisi0........................................................ Sepeda Motor (Hanya Uji Emisi)................................................................ Rp. 3.750,Rp. 2.500,Rp. 6.250,Rp. 5.000,Rp. 25.000,Rp. 6.250,Rp. 5.000,Rp. 2.500,Rp. Rp. 6.250,3.750,-

Penilaian Kondisi Teknis : 1. Mobil barang, Mobil Bus, Traktor Head..................................................... 2. Kereta tempelan, Kereta Gandengan, Mobil penumpang Roda 4 dan roda 3 dan Kendaraan Pribadi..................................................................... 3. Sepeda Motor .............................................................................................. Rp. 31.250,-

Rp. 25.000,Rp. 12.500,-

Bagian Kelima Wilayah Pemungutan Pasal 25 Retribusi dipungut diwilayah operasional kegiatan Pengujian Kendaraan Bermotor.

Pasal 26 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 24. Bagian Keenam Tata Cara Pemungutan, Pembayaran dan Penyetoran Pasal 27 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan tanda bukti pembayaran atau dokumen lain yang dipersamakan. Bentuk dan isi tanda bukti pembayaran atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Dinas.

(2)

Pasal 28.........

-11-

Pasal 28 (1) Hasil pemungutan Retribusi Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor disetorkan seluruhnya kepada Kas Daerah. Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harus disetorkan ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang beralaku.

(2)

BAB IV KETENTUAN PIDANA Pasal 29 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (10, Pasal 5 dan Pasal 6 ayat (1), diancam hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,(lima juta rupiah). Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah Pelanggaran.

(2)

Pasal 30 Penyidikan pelanggaran sebagaiman dimaksud Pasal 29 ayat (2) dilaksanakan oleh Penyidik Umum dan atau Penyidik Negeri Sipil di lingkuangan Pemerintah Daerah yang pengangkutannya ditetapkan dengan oeraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 31 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, mempunyai wewenang dan kewajiban melakukan penyidik sebagai berikut : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana retribusi daerah; e. melakukan penggeladahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumendokumen serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. menyuruh, berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah. i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan......

-12-

j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor Tahun 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Hasil pengujian yang telah dikeluarkan berdasarkan peraturan yang ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dinyatakan tetap berlaku sampai berakhir masa berlakunya. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 34 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tangerang Pada tanggal 22 Agustus 2001 BUPATI TANGERANG Ttd H.AGUS DJUNARA Diundangkan di Tangerang Pada tanggal 3 September 2001 SEKRETARIS DAERAH Ttd H.ISMET ISKANDAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2001 NOMOR 05

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

I. PENJELASAN UMUM Sistem lalu Lintas dan Angkutan jalan merupakan suatu kesatuan sistem yang terdiri dari SubSub sistem yang berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, yakni ; prasarana jalan, persimpangan dan terminal, sarana kendaraan untuk alat angkutan dan manusia sebagai pemakai jalan serta lingkungan. Agar sistem Lalu lintas dan angkutan jalan dapat berdaya guna dan berhasil guna serta mampu berperan dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat, sub-sub sistem tersebut perlu diatur dan dikendalikan dengan didukung aspek keamanan dan keselamatan yang propesional. Disisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dampak lalu lintas kendaraan bermotor mempunyai konstribusi yang sangat tinggi terhadap kelestarian lingkungan, pencemaran udara, kebisingan dan getaran akibat lalu lintas kendaraan di jalan yang sebagian besar ditentukan oleh laik dan tidaknya kendaraan bermotor. Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi merupakan potensi yang besar menimbulkan gangguan lingkungan apabila ambang batas yang telah ditentukan untuk laik jalan kendaraan tidak dipenuhi. Bentuk upaya pengawasan kondisi kendaraan bermotor tersebut adalah diatur dengan ketentuan-ketentuan tentang persyaratan teknis dan administratif kendaraan bermotor agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sesuai dengan peruntukannya dengan melaksanakan termasuk kewajiban untuk membayar retribusi. Berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan kendaraan bermotor agar senantiasa memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan tidak terlepas kaitannya dengan perananan bengkel umum kendaraan bermotor yang sesuai dengan standar yang ditetapkan sehingga dalam pengendalian bengkel umum diperlukan pembinaan agar mampu bekerja secara fropesional sehingga dapat menghasilkan mutu sesuai standar yang ditetapkan. Sejalan dengan situasi dan kondisi tersebut diatas dengan mendasarkan pada pasal 11 Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemerintah Daerah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, pengujian kendaraan bermotor telah menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dengan dasar kewenangan tersebut dan dalam upaya mengembangkan prinsip otonomi yang nyata, luas dan bertanggungjawab serta upaya adanya pengaturan yang lebih memberikan jaminan keselamatan tersebut, maka perlu diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah. Peraturan .........

-2-

Peraturan Daerah dimaksud berisi materi muatan yang mengatur 4 (empat) masalah pokok diatas dan merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mewujudkan terciptanya kondisi yang memberikan jaminan keamanan dan keselamatan, kelestarian lingkungan dan perlindungan bagi pemilik dan pemakai jasa angkutan kendaraan bermotor, serta masyarakat pada umumnya. Pokok-pokok pengaturan dimaksud meliputi rancang bangun kendaraan bermotor, pengujina berkala dan penilaian teknis, perawatan kendaraan dan pengawasan serta tarif retribusi.

II. PENJALASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 2 Cukup jelas

Pasal 3 Pengertian terpenuhinya persyaratan teknis adalah terpenuhinya persyaratan tentang susunan peralatan, perlengkapan, ukuran, bentuk karoseri, pemuatan, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi gas buang, penggunaan, penggandengan dan penempelan kendaraan bermotor. Pengertian laik jalan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan.

Pasal 4 ayat (1) Untuk mewujudkan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, maka pembinaan kendaraan bermotor harus dilaksanakan dalam suatu paket sejak kendaraan dalam proses pembuatan/rancang bangun. ayat (2) Selama masa operasi di jalan dilakukan pengujian berkala dan penilaian teknis dan ditunjang dengan perawatan/pemeliharaan serta perlunya pengawasan terhadap hasil pengujian yang tealh dilaksanakan sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian selama operasio dapat segera dilakukan tindak lanjut.

Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 7 ..............

-3-

Pasal 7 ayat (1) Dengan ditetapkannnya selambat-lambatnya 6 (enam) bulan kewajiban mobil baru yang telah memiliki registrasi uji tipe dan STNK untuk melaksanakan uji berkala, maka untuk memudahkan pengawasan kendaraan tersebut digunakan sesuai dengan peruntukannya harus dilengkapi data teknis yang melekat pada kendaraan tersebut. ayat (2) Untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan LLAJ, maka selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah diterbitkannya STNK. Setiap kendaran wajib uji harus didaftarkan pada unit pengujian untuk ditetapkan ketentuan-ketentuan teknis bagi kepentingan operasionalnya dan penetapan waktu pelaksanaan serta lokasi uji berkala dalam Surat Keterangan penetapan pelaksanaan pengujian. ayat (3 Cukup jelas ayat (4) a. Berat kosong kendaraan adalah berat kendaraan tanpa muatan. b. Jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya. Jumlah berat yang diijinkan (JBI) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diijinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. c. Jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan adalah berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya. Jumlah berat kombinasi yang diijinkan adalah berat maksimum rangkaian kendaraan berikut muatannya yang diijinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. Huruf d dan e Cukup jelas Pasal 8 ayat (2) Keharusan tenaga penguji untuk memiliki tanda kualifikasi dimaksudkan agar kualitas penguji kendaraan bermotor benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Unit pengujian tidak tetap (keliling) adalah dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat dan dilaksanakan di daerah-daerah yang jangkauan pelayanannya cukup jauh serta merupakan bagian dari pembinaan yang dilakukan oleh Dinas. ayat (3) Cukup Jelas Pasal ..............

-4-

Pasal 9 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 10 ayat (1) Tanda bukti kendaraan telah lulus uji berkala berupa buku uji, tanda uji berkala, tanda samping dan nomor uji pada body bagian belakang kendaraan. ayat (2) dan (3) Cukup Jelas ayat (4) Tanda hal permohonan melaksanakan pengujian ulang pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan oleh penguji, maka pelaksaan pengujian ulang tersebut tidak dipungut biaya. Pasal 11 ayat (1), (2) dan (3) Cukup Jelas Pasal 12 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 13 ayat (1) Cukup Jelas Pasal 14 ayat (1) Penilaian teknis dilakukan untuk keperluan perubahan status maupun untuk keperluan khusus. ayat (2) dan (3) Cukup Jelas Pasal ..............

-5-

Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 ayat (1) Pemeliharaan atau perawatan dimaksudkan untuk menjaga agar kondisi kendaraan bermotor selama pengoperasian di jalan dalam kondisi yang memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan. ayat (2 Cukup Jelas Pasal 17 ayat (1) Pengawasan operasional merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas secara rutin untuk memperkecil tingkat pelanggaran terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. ayat (2) dan (3) Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas

Pasal 19 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 20 s/d 23 Cukup Jelas Pasal 24 Huruf a : Besaran retribusi huruf a adalah retribusi pendataran untuk mendapatkan surat keterangan penetapan pelaksanaan pengujian. Yang termasuk kategori jenis mobil penumpang adalah penumpang umum, taksi dan mobil sewa. Pada setiap pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor harus dilengkapi papan informasi yang berisikan besarnya biaya uji dan prosedur berkala kendaraan bermotor yang ditempatkan pada tempat yang mudah terlijat dan dapat dengan jelas. Huruf b dan c Cukup Jelas Pasal ..............

-6-

Pasal 25 dan 26 Cukup Jelas Pasal 27 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 28 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 29 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 30 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas Pasal 31 ayat (1) dan (2) Cukup Jelas

Pasal 32 s/d 34 Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG 0501

Anda mungkin juga menyukai