Anda di halaman 1dari 2

Perbandingan politik ekonomi industri Cina dan Indonesia

Setelah dijabarkan diatas tentang politik ekonomi industri masing-masing negara, dapat dilihat jelas bahwa terdapat perbedaan dan perbandingan yang besar tentang politik ekonomi industri dari kedua negara, dimana Cina menganut sistem politik ekonomi sosialiskomunis dan indonesia menganut sistem politik ekonomi liberalis. Bila dibandingkan lagi antara kedua negara, jelas politik ekonomi industri di Cina jauh lebih baik dan besar ketimbang di indonesia, hal ini dikarenakan pemerintah cina mengambil langkah berani di awal dimana pemerintahannya tidak mau mengikuti arus politik ekonomi industri global, dan lebih memilih mengembangkan poltik ekonomi industrinya sendiri yakni dari dalam negeri serta menggembar-gemborkan murahnya industri di Cina, yaitu seperti tenaga kerja yang murah, pengembangan industri yang tidak sulit serta bahan pokok yang mudah didapat, namun itu semua jelas seperti sistem yang dianutnya, yaitu sosialis-komunis, Cina memanfaatkan rakyatnya yang mengakibatkan sedikit keresahan sosial di masyarakat karena kecilnya pendapatan mereka walaupun akhirnya di Cina sendiri bisa dibilang sejahtera keadaan sosialnya, dan hasilnya adalah Cina sebagai pemuncak dunia. Pemerintah Cina berada di puncak cadangan devisa yang mencengangkan -lebih dari US$ 2 triliun. Dan sekarang bila dilihat di Indonesia sendiri, awal mula krisis jelas sekali dimulai tahun 1998 dimana terjadi krisis moneter yang mengakibatkan membengkaknya hutang Indonesia. Ini membuat Indonesia sulit untuk mengembangkan sayap politik ekonomi industri dalam negerinya menuju dunia. Namun akhirnya kebijakan pemerintah Indonesia yang menganut sistem politik ekonomi liberalis akhirnya lebih memilih mengikuti arus industri pasar global atau biasa disebut OWL (Out Ward Looking). dengan hasil-hasilnya yang nyata seperti telah banyak dilaporkan dalam berbagai data statistik. Memang harus diakui bahwa dinamika pertumbuhan ekonomi pasca reformasi, sebagian besar disumbangkan oleh kinerja swasta bersama oleh pemerintah dan birokrasi yang telah terbarukan. Tapi jika kemudian kita berkesimpulan sebagaimana visi kalangan neo-liberalis bahwa semakin minimum intervensi negara akan semakin baik. Itulah inti dari perbandingan politik ekonomi industri dari kedua negara, dimana memang ternyata pilihan pemerintah Cina yang memang beresiko lebih menghasilkan karena memang dukungan dari dalam negara pun cukup besar, dibandingkan dengan Indonesia yang mungkin belum bisa seperti itu dan lebih memilih mengikuti arus pasar global yang lebih aman dan perlahan merangkak naik dalam dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai