Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proses tumbuh kembang dapat berlangsung normal atau tidak, artinya perubahan fisik dan mental yang dapat membentuk anak menjadi individu yang sempurna atau sebaliknya. Sempurna tidaknya tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh peranan orang tua dalam hal ini perhatian dan kasih sayang merupakan kondisi yang mendukung dan diperlukan anak. (Denis, 2002 : 8).

Kehidupan pada masa neonatus merupakan masa yang sangat rawan dimana pada masa ini bayi harus menyesuaikan d secara fisiologi agar iri dia dapat hidup sebaik-baiknya saat sudah berada di luar kandungan. Pada neonatus memiliki permasalahan yang luas dan kompleks, terutama masalah kulit. Semua bayi memiliki kulit yang sangat peka dalam bulan-bulan pertama. Kondisi kulit pada bayi yang relatif lebih tipis menyebabkan bayi lebih rentan terhadap infeksi, iritasi dan alergi. Secara struktural dapat pula di lihat bahwa kulit pada bayi belum berkembang dan berfungsi optimal. Menurut Suryabudhi (2000) Salah satu masalah kulit yang masih sering terjadi pada bayi dan anak adalah diaper dermatitis. Menurut Maya Devinta banyak faktor yang

menyebabkan terjadinya diaper dermatitis. Diantaranya factor fisik (pakaian, popok), factor kimiawi (bahan kimia dalam urine dan faeces), factor enzimatik (bahan kimia yang bereaksi secara enzima) dan adanya mikroba (jamur dan bakteri pada urine dan faeces yang terdapat dalam popok. Enzim-enzim fecal yang terdapat dalam faeces bayi merupakan bahan iritan yang dapat meningkatkan permeabilitas kulit

bayi.(G.Sujayanto,2001). Didalam urine juga terdapat berbagai organisme diantaranya bacterium amoniagenes yang dapat mengubah urea menjadi ammonia.Amonia dapat meningkatkan pH pada permukaan kulit bayi sehingga kulit lebih mudah terjadi iritasi (Whaley and Wong,2000). Daerah yang langsung berhubungan dengan popok terutama adalah lipat paha, pantat dan paha bagian dalam, dimana kulit mudah sekali menderita kelainan-kelainan. Adapun gejala dari diaper dermatitis ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai dengan yang parah. Tanda-tanda awal kelainan ini berupa kemerahan ringan di kulit daerah sekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan lecet-lecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang, dapat berupa kemerahan dengan atau tanpa bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet yang meliputi permukaan yang luas. Pada tingkatan ini bayi akan merasa nyeri dan tidak nyaman. Pada diaper dermatitis yang parah, ditemukan kemerahan yang hebat disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan meliputi daerah kulit yang luas. Bila sudah dalam keadaan demikian bayi harus mendapat perawatan intensif. (Maya Devita,Dr;2004). Bila bintil-

bintil kemerahan ini dibiarkan maka dapat terinfeksi sehingga akan timbul gelembung-gelembung kecil berisi nanah yang meliputi daerah yang luas. Jika gelembung-gelembung ini pecah akan timbul kerak di sekitar daerah tersebut (Suryabudhi,2000;233) Kurang lebih 50% bayi dan anak yang memakai popok pernah mengalaminya. Penyakit ini juga mengenai 735 % dari populasi bayi. (Lestari,T; 2003). Diaper dermatitis ini dapat dicegah dengan cara membersihkan sebaik mungkin daerah yang tertutup popok setelah bayi kencing atau buang air besar dengan air bersih, kemudian dikeringkan bahkan sampai ke setiap lipatan kulit juga. Sebelum memakaikan popoknya lagi oleskan baby oil ke bokong. (Neilson ,1992;51). Pemberian baby oil ke bokong dimaksudkan untuk mencegah amonia menempel di kulit dan untuk mempermudah mengangkat mekonium (Pilliteri,2002;137). Karena itu sebagai upaya pencegahan agar diaper dermatitis ini tidak terjadi maka perawatan perianal/perawatan pada daerah yang tertutup popok penting dilakukan. Jika diaper dermatitis ini tidak terjadi maka bayi akan merasa nyaman, tidak gelisah, tidak rewel dan para ibu akan merasa tenang. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengangkat permasalahan ini di dalam penelitian. Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan, sejauh ini belum ada penelitian yang meneliti tentang

faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya ruam popok pada bayi di BPS Bhakti Nugraha periode 1 juli 2009 31 maret 2010 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah faktor faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya ruam popok pada bayi di BPS Bhakti Nugraha periode 1 juli 2009 31 maret 2010 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ruam popok pada bayi di BPS Bhakti Nugraha desa pasir gombong kabupaten Bekasi periode 1 juli 2009 31 maret 2010 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tanda-tanda diaper dermatitis pada bayi yang dilakukan perawatan perianal dengan popok. b. Mengidentifikasi tanda-tanda diaper dermatitis pada bayi yang dilakukan perawatan perianal tanpa popok. c. Menjelaskan perbedaan terjadinya diaper dermatitis pada kelompok yang dilakukan perawatan perianal dengan popok dan tanpa popok d. Menjelaskan pengaruh perawatan perianal dengan popok yang dilakukan setiap kali bayi selesai BAB/BAK.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: a. Memperdalam pengetahuan dan menambah pengalaman dalam hal penelitian. b. Dapat dipakai sebagai bahan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi BPS Sebagai masukan dalam upaya memberikan pelayanan

kesehatan khususnya dapat memberikan informasi tentang pentingnya mengganti popok setelah bayi selesai BAB/BAK. b. Bagi Institusi Pendidikan Menambah bahan bacaan serta dapat menjadi bahan referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya. c. Bagi Profesi Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada neonatus, khususnya mengenai faktor faktor yang menyebabkan terjadinya ruam popok. d. Bagi masyarakat Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam memperbaiki pelaksanaan perawatan perianal sehingga dapat lebih

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

5) Bagi Peneliti lain Diharapkan pembelajaran penelitian dalam ini digunakan sebagai bahan pada

menerapkan

penatalaksanaan

perawatan perianal terhadap terjadinya diaper dermatitis.

Anda mungkin juga menyukai