Anda di halaman 1dari 2

Namaku bejo, aku tinggal di sebuah gubuk tua yang sedang diperbaiki tepatnya di desa Tlanak.

Aku dilahirkan sebagai anak tunggal, bapakku bernama suparmin dan emakku bernama tinah. *** Jo, bejoayo bantu emak ngangkat pisang-pisang ini, aduhberap sekali pisang satundhun iki teriak emak bejo dari luar rumah sambil mengkerutkan jidatnya karena keberatan mengangkat pisang satu tundun. inggih, mak jawab bejo sambil berkaca dan menghilangkan bekas make-upnya. Emak bejo seorang pedagang pisang di pasar Bogo, letak pasarnya tidak begitu jauh dari rumah bejo hanya sekitar 2 kilometer. Seperti biasa bejo selalu membantu emaknya untuk mengangkut pisang-pisang yang hendak dijual dengan sepeda hordok-nya. Sampai dipasar bejo langsung disuruh pulang oleh emaknya dengan tujuan agar bejo istirahat di rumah karena setiap malam selalu ada tanggapan (istilah pertunjukan dalam bahasa jawa). Sesampai di ruamah, bejo mendapati tamu bapaknya di dalam rumah. Tanpa menyapa dan salam kepada bapaknya, bejo langsung masuk rumah dan masuk kamarnya. Cuek, penuh dendam dan seakan-akan selalu tersulut api dengan mata tajam selalu terlihat di wajah bejo ketika mendapati tamu bapaknya tersebut. Tidak begitu lama setelah tamu dari bapak bejo menyerahkan bingkisan kepada bapak bejo, suparmin langsung menuju kamar bejo. jo, bapak tahu kamu tidak suka dengan pak Sugeng, tapi mbok yo sadar tanpa bantuan pak su geng mungkin kita tidak bisa makan, apalagi memperbaiki gubuk kita seperti sekarang. Wong yo pak sugeng yang member pekerjaan ke kamu saiki jo jelas parmin kepada bejo. bapak napa mboten sadar, pak sugeng iku memanfaatkan kemiskinan kita, lagi pula aku sangat tersiksa akan pekerjaanku yang sekarang, rasane pengen minggat aku pak . husomonganmu, bapakmu iki wes ora kerja, mau makan apa kowe le emosi parmin mulai terpancing. yowes, istirahat saja kowe jo,,,nanti malam ada tanggapan dirumah pak bupati, nanti mbak titi kesini untuk bantu-bantu kamu make-up, banyak orang yang suka tarian kamukamu bakal jadi artis ludruk terkemuka di kota ini le. Lagi-lagi artis ludruk terkemuka yang diungkapkan bapak bejo. *** Pak kaji, kita tidak bisa terus menerus begini. Kita akan mati perlahan-lahan atau kita maju sekarang pak, genjer-genjer semakin biasa kita dengar di rumah pak RT, RW

bahkan lurah kita semuanya sudah menjadi markas mereka, hus,,,jangan keras -keras kita belum siap betul-betul, kita harus siap pak joko, mana mungkin kita mau perang tanpa bawa senjata, saya tau negeri ini telah gonjang-ganjing tapi kita juga tidak boleh ke gabah, jangan mati sia-sia. Komunis-komunis itu bisa saja buas dan meraja lela saat ini tapi kalau sampai menyentuh dan mengganggu kita kita harus lawan.

Anda mungkin juga menyukai