Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional antara lain dapat diwujudkan melalui upaya mendorong tumbuh dan berkembangnya jasa konstruksi secara mantap, peningkatan keandalan dan daya saing jasa konstruksi nasional, yang selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Dengan kemampuan jasa konstruksi nasional diharapkan dapat terwujud peningkatan pengunaan barang dan jasa produksi nasional, sehingga mampu mendukung upaya peningkatan penerimaan dan penghematan penggu naan devisa negara, serta

mendukung perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja. Faktor kunci dalam penghematan jasa konstruksi nasional adalah peningkatan kemampuan usaha, terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, serta peningkatan peran masyarakat secara aktif dan mandiri dalam melaksanakan ditopang kedua upaya tersebut. Peningkatan dan

kemampuan

usaha

oleh peningkatan

profesionalisme

peningkatan efisiensi usaha. Sedangkan terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjan konstruksi dapat dicapai antara lain melalui pemenuhan hak dan kewajiban dan adanya kesetaraan kedudukan para pihak terkait. Menurut Peraturan Pemerintahan No. 140 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi. Yang

dimaksudkan jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan

pekerjaan konstruksi dan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konsultasi dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. Adapun pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegia tan

perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu

bangunan atau bentuk fisik lain. Lingkup layanan jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan secara terintegrasi, dapat terdiri dari rancang bangunan, perencanaan, pengadaan, pelaksanaan terima jadi, dan penyelenggaraan pekerjaan terima jadi. Sedangkan pengembangan layanan jasa perencanaan dan/ atau pengawasan lainnya dapat mencakup: manajemen proyek; manajemen konstruksi; penilaian kualitas, kuantitas dan biaya pekerjaan. Usaha perseorangan dan badan usaha konstruksi harus mendapatkan klasifikasi dan kualifikasi dari Lembaga yang dinyatakan sert ifikat. Pelaksanaan klasifikasi dan kualifikasi dapat dilakukan oleh asosiasi perusahaan yang telah mendapat akreditasi dari Lembaga, dan atas sertifikat yang telah diterbitkan harus mendapat tanda regristrasi dari Lembaga. Izin Usaha untuk badan usaha nasional yang menyelenggarakan usaha jasa konstruksi diberikan oleh Pemerintah Daerah setempat, sedang izin usaha untuk badan usaha asing yang menyelenggarakan usaha jasa konstruksi diberikan oleh Pemerintah Pusat (Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah).

Perusahaan-perusahaan di Indonesia sebagai wajib pajak badan wajib menyelenggarakan pembukuan atau membuat laporan keuangan menurut akuntansi yang disebut sebagai laporan keuangan komersial dengan tunjuan memberikan informasi finansial bag i pihak intern dan ekstern untuk pengambilan keputusan. Untuk tujuan perpajakan akan dilakukan beberapa koreksi fiskal terhadap laporan keuangan komersial karena adanya perbedaan dalam pengakuan penghasilan dan beban. Laporan keuangan komersial dibuat berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK),

sedangkan laporan keuangan fiskal dibuat berdasarkan Undang -Undang Perpajakan denga tujuan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan (PPh) terutang. PPh terutang akan menjadi pengurang bagi penghasilan sebelum pajak dalam lapora keuangan komersial. PT Global Darma Utama adalah sebuah perusahaan jasa konstruksi. Pada tahun 2004 sampai 2010 PT Global Darma Utama mengerjakan beberapa proyek bangunan dan jembatan. Masalah yang timbul adalah PT Global Darma Utama kesulitan untuk menentukan pengakuan pendapatan pada saat jasa sudah selesai dikerjakan sesuai kontrak. Penulisan ini merupakan studi kasus yang akan membahas suatu masalah, yaitu pembahasan mengenai apakah perlakuan akuntansi PT Global Darma Utama dalam menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) serta pembahasan mengenai metode

pengakuan pendapatan usaha jasa konstruksi secara akuntansi, Dengan demikian saya akan menganalisa perlakuan akuntansi PT Global Darma Utama termasuk didalamnya mengenai metode pengakuan

pendapatan usaha jasa konstruksi sesuai dengan SAK, yaitu Percentage of Completion Method, adalah metode pengakuan pendapatan yang mengakui pendapatan dan laba kotor dalam setiap periode akuntansi berdasarkan presentase penyelesaian proyek dalam satu periode . Completed contract Method, adalah metode pengakuan pendapatan yang mengakui pendapatan dan laba kotor hanya ketika kontrak atau proyek selesai dikerjakan. PT Global Darma Utama adalah pe rusahaan konstruksi yang terkadang dalam penyelesaian kontraknya membutuhkan waktu lebih dari satu periode akuntansi (jangka panjang), oleh karena itu PT Global Darma Utama menggunakan metode pengakuan pendapatan Percentage of Completion Method. Namun dalam prakteknya, terdapat kesalahan dalam penerapan metode pengakuan pendapatan, perusahaan juga melakukan kesalahan terkait dengan penyajian laporan keuangannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan pokok -pokok masalah tentang pelaksanaan pengakuan pendapatan jasa konstruksi pada PT Global Darma Utama adalah sebagai berikut: 1. Metode apa yang dipakai dalam pencatatan pengakuan pendapatan di PT. Global Darma Utama? 2. Apakah metode pengakuan pendapatan yang dipakai PT. Global Darma Utama sudah sesuai dengan PSAK?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan a. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan yang dipakai oleh PT. Global Darma Utama. 2. Untuk mengetahui kesesuaian metode p engakuan pendapatan dengan PSAK.
b. Manfaat

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan : a) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pengakuan pendapatan. b) Memberikan masukan kepada perusahaan dalam menyusun laporan laba rugi dan neraca sesuai dengan metode pengakuan pendapatan yang dipakai. 2. Bagi Penulis Mengetahui dan meninjau metode akuntansi pengakuan pendapata n jasa konstruksi.

3. Bagi pihak lain Untuk dapat memberikan informasi mengenai pengakuan pendapatan jasa konstruksi sebagai bahan melakukan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai