Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Politik Indonesia-Maroko (32/M)

Senin, 16 Mei 2011 22:22 | Oleh : Bakhrul Ulum | | |

KOPI, Dunia politik sering dikatakan sebagai dunia kotor, penuh intrik, pertentangan, tipu muslihat, dan lain-lain. Semua itu ada benarnya. Kehidupan memang tidak satu warna, tetapi tentang kekotoran dunia politik dan aktivitas politik itu tidak semuanya benar. Akan tetapi, yang menganggap benar, justru mereka tidak mengenal dunia politik, tidak memiliki kesadaran politik, hak-hak politik, dan perjuangan politik. Dipastikan akan berada dalam urutan terbawah sebagai penderita (maful bihi). Kotor tidaknya politik sangat ditentukan dar i segi pemihakan, apakah artikulasi politik itu berpihak pada suara keadilan atau kebenaran, atau sebaliknya mengarahkannya pada kezaliman (1). Persoalan politik adalah persoalan kehidupan manusia itu sendiri yang tidak ada batasnya. Semua persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh mekanisme sosial dan budaya masyarakat, pada saat itulah akan muncul sebagai masalah politik. Pandangan politik bangsa Indonesia didasarkan pada nilai nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur, yang mana dengan jelas dan tegas tertuang di dalam UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cintai damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme (2) dan adu kekuatan di barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme karena (3), semua manusia mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang universal 4). ( Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan (nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak pandangan chauvisme(5). Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antarbangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia. Sampai dengan sekarang, hubungan internasional bangsa Indonesia yang masih terjalin dengan erat, bahkan sepertihubungan saudara kandung (akh syaqiq) adalah dengan negara Maroko. Maroko adalah negara kerajaan yang berada di wilayah Afrika Utara atau bagian barat benua Afrika yang sering disebut dengan maghribi (negeri matahari terbenam). Secara historis, hubungan Indonesia dengan negeri matahari terbenam ini terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi, yakni ketika musafir Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Hubungan ini dipererat lagi ketika Maroko turut peran aktif di Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955 di Bandung, serta kunjungannya Presiden Soekarno ke kota Rabat pada tanggal 2 Mei 1960(6). Kunjungan Presiden Soekarno di kota Rabat ini, membuat Raja Muhammed V m emberi kenang-kenangan kepada Presiden Soekarno, yang berupa pemberian nama jalan di jantung ibukota Maroko dengan nama Soekarno, Bandoeng, dan Jakarta. Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca, yaitu kota perdagang an terpenting dan pelabuhan Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk di kota Jakarta. Kedatangan Presiden Soekarno ini merupakan awal hubungan diplomatik Indonesia dan

t i i (7)

i ij liti

i i

t i i

t i i t

l it Fili i i i

i i B i i i t (8) t l it t i 3 l

it i t T il 3 3 W l t l ji il t l ti M i t i t l i lt t ti

t l i i t i BBM (9) l i t i

t M M l i l M i it

i i i l t

i T i it t t l i t ti: til l li t i t

i ti

t i i M j li j t i tit iB Lit t i R NR tit t N ti l i j i ti i i i t t t t i i i i i t t i i t t t i l i i i ti t i t M l l j i t i lM i i l l i t l i it j i M l i i i t i t liti l i l l t i t t t i it t iM t i it i it M l il i it i iM ll C i i it (11) l j l N t t j ti l ti l t t i i i i i i i i l i i l i l ti t l it t t t t i l j t i l i t t t i i t ti t i l j i M i t l ti i li i i t M i i i i l i

i l l R t (10) i MC

i t

l it i

l it

it l i tl i i t M 3

i i i ji l ti l i i l ti l t i l i i t t (12) t l i F ti l T t t ti l t X iT t i il t iR i F ti l M i t ti l i F M i i t i il M i M l i Ci (13) t ii i t t i l ti: i i i i l ti

i M t i l

j i t i i ti

i l i i t li t i t i li i i i i i l ti

ti t l l t

Catatan Kaki: (1). F t A.M. 1997. Agama dan N gara Dalam Konst lasi Politi Orde Baru (Surabaya: PT. Bina Ilmu), hlm. 174-175. (2). Paham Ekspansionisme adalah suatu bentuk paham yang ingin menguasai atau menjajah suatu objek untuk tujuan tertentu. Lihat: http://id.dojak.net/ekspansionisme . (3). Paham Rasialisme dapat diartikan sebagai serangan sikap, kecenderungan, pernyataan, tindakan, yang mengunggulkan atau memusuhi kelompok masyarakat terutama karena identitas ras. Lihat: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/komunikasi/article/ iew/2199/458. (4). Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Paradigma), hlm. 131. (5). Chauvisme adalah suatu paham yang menganggap unggul atau lebih bangsanya sendiri, dan menganngap rendah bangsa orang lain. (Menurut Abdul Shomad dalam kuliah Matakuliah IPS 2 pada jurusan PGMI Universitas Sunan Giri Surabaya tanggal 13 Mei 2010). (6). Ali, Burhan. 2011. Berawal dari Sejarah Indonesia-Maroko. Tersedia [on line]: http://elhilaly.blogspot.com/2011/04/berawal-dari-sejarah-indonesia-maroko.html. (7). Ibid. (8). Fabrian, Dicky. 2007. Produk-produk Indonesia di Pasar Maroko. Tersedia [on line]: http://www.aksesdeplu.com/Maroko.htm. (9). Anonim. 2006. Maroko Berharap Hubungan Dengan Indonesia Dapat Ditingkatkan. Tersedia [on line]: http://berita.kapanlagi.com/politik/nasinal/maroko-berharap-hubungandengan-indonesia-dapat-ditingkatkan.pggklr7.html. (10). Adhani, Rachmat. 2010. Indonesia dan Maroko Jalin Kerjasama Riset Pertanian. Tersedia [on line]: http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=3531&tipe=7. (11). Resyalia, Fine. 2010. Unissula Buka Jaringan Beasiswa ke Maroko. Tersedia [on line]: http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1583:unissulabuka-jaringan-beasiswa-ke-maroko&catid=69:berita-terkait&Itemid=196. (12). Anonim. Indonesia-Maroko Jalin Kerjasama Pariwisata. Tersedia [on line]: http://bataviase.co.id/node/273114. (13). Ali, Burhan. Op Cit.

Bi

li :

Nama : Bakhrul Ulum TTL : Pasuruan, 25 Juli 1990 Universitas : Universitas Sunan Giri Surabaya Alamat kampus : Jl. Brigjen Katamso II Waru-Sidoarjo Telp. (031) 8532477, Fax. (031) 8542563, email: unsurisby@yahoo.com Telepon : (031) 77427756 085655660690 Email : bakhrululum40@gmail.com Facebook : leoboy.boy38@gmail.com{rokcomments}
http://pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/indonesia-maroko/5206-hubungan-politik-indonesiamaroko-31m.html

Politik Nasional

Maroko Berharap Hubungan Dengan Indonesia Dapat Ditingkatkan

y y y y

Share

Senin, 14 Agustus 2006 20:20 Kapanlagi.com - Hubungan bilateral Kerajaan Maroko dengan Republik Indonesia selama ini secara politis terjalin dengan baik, terutama karena kedua negara memiliki banyak kesamaan kebijakan dan pandangan dalam menyikapi ber bagai isu regional maupun internasional.

Siaran pers Kepala Kanselerai KBRI Rabat, Andy D Yudyachandra yang diterima ANTARA di Bandung, Senin menyebutkan, pemerintah dan kalangan legislati Maroko mengharapkan agar ke depan hubungan itu dapat ditingkatkan, tidak hanya di bidang politik, melainkan juga di bidang ekonomi, perdagangan, dan kebudayaan. Menurut Andy, harapan peningkatan hubungan kedua negara itu dikemukakan Perdana Menteri (PM) Maroko Driss Jettou, Ketua Majelis Rendah Abdelwahid Radhi dan Ketua Majelis Tinggi Mustapha Oukacha kepada Ketua MPR RI Dr H M Hidayat Nur Wahid dan Wakil Ketua MPR RI HM Aksa Mahmud saat keduanya mengunjungi Maroko belum lama ini. Kunjungan ke Maroko dari 27 hingga 30 Juli 2006 itu sendiri dilakukan atas undangan Dubes RI untuk Maroko, Sjachwien Adenan sebagai pembicara pada Seminar Mahasiswa Indonesia se-Timur Tengah dan sekitarnya. Seminar itu terselenggara atas kerjasama KBRI Rabat dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko. Disebutkan, dalam pertemuan dengan Ketua dan Wakil Ketua MPR RI, PM Maroko menyampaikan penghargaan atas peran yang dimainkan Pemerintah RI dalam menyikapi berbagai isu regional dan internasional serta mengharapkan peran sentral Indonesia dalam menengahi konflik di Timur Tengah menyusul terjadinya agresi militer Israel terhadap Libanon yang telah banyak memakan korban di pihak sipil. PM Driss Jettou juga menyampaikan penghargaan atas dukungan moril Indonesia bagi kemerdekaan Maroko 5O tahun silam.

Dikatakannya bahwa Maroko tidak akan pernah melupakan Indonesia, dan untuk mengenang jasa Indonesia itu Pemerintah Maroko telah mengabadikan nama mantan Presiden RI (Soekarno) dan dua kota penting di Indonesia (Bandung dan Jakarta) menjadi nama jalan utama di jantung ibukota Rabat. Selain itu ia menyampaikan penghargaannya atas kesuksesan Pemerintah RI dalam menyelenggarakan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada April 2005. PM Maroko juga mengharapkan adanya peningkatan perdagangan antara Maroko dan Indonesia mengingat produk Indonesia diminati masyarakat Maroko, sehingga memungkinkan bagi kedua negara untuk menjalin kerjasama ekspor impor secara lebih intensif. Dikemukakannya pula bahwa letak geografis Maroko yang strategis serta kerjasama Perjanjian Perdagangan Bebas yang telah dijalin oleh Maroko dengan negara-negara Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS), Turki, Yordan, Tunis, Mesir dan Persatuan Emirat Arab (PEA) merupakan peluang yang perlu dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha Indonesia untuk menjadikan Maroko sebagai batu loncatan bagi pemasaran produk ekspor Indonesia ke negaranegara itu. Sama-sama Moderat Pada kesempatan yang sama Ketua MPR juga mengemukakan harapannya agar hubungan RI - Maroko dapat terus ditingkatkan, dan menurut dia peluang untuk meningkatkan hubungan bilateral cukup besar mengingat kedua negara sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Kelompok 77. Menurut Ketua MPR, seperti halnya di Maroko, di Indonesia pun nama Casablanca (kota industri dan perdagangan Maroko) telah dijadikan nama salah satu jalan protokol di jantung ibukota Jakarta. Sementara itu Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud menambahkan, hubungan ekonomi dan perdagangan RI - Maroko sangat memungkinkan untuk dikembangkan terkait banyaknya produk ekspor Indonesia yang diminati masyarakat Maroko terutama furniture. Mengenai nilai perdagangan kedua negara, menurut Aksa dalam beberapa tahun terakhir ini surplus selalu berada di pihak RI, dan Pemerintah RI juga akan mengupayakan peningkatan nilai impor RI dari Maroko agar nilai perdagangan menjadi berimbang. Peluang itu jelas ada mengingat Maroko merupakan salah satu produsen utama fosfat di dunia, dan saat ini produk tersebut sangat dibutuhkan bagi pengembangan proyek pembudidayaan tanaman kelapa sawit di Indonesia yang antara lain juga akan diproses menjadi alternatif pengganti bahan bakar

minyak (BBM) mengingat cadangan minyak setiap tahun cenderung menurun, sementara harga BBM secara global terus meningkat. Harapan bagi peningkatan kerjasama bilateral Maroko - Indonesia juga dikemukakan Ketua Majelis Rendah Abdelwahid Radi dan Ketua Majelis Tinggi, Mustapha Oukacha. Bahkan keduanya mengharapkan adanya jalinan kerjasama antara Parlemen Maroko dan Parlemen Indonesia. Saat berada di Maroko, Ketua dan Wakil Ketua MPR RI juga menghadiri acara Peringatan Kenaikan Takhta Raja Mohammed VI di Istana Kerajaan di Rabat. Acara tahunan tersebut diawali dengan mendengarkan lagu nasional Maroko yang diikuti dengan tembakan meriam sebanyak 21 kali. Setelah itu Raja secara khusus menyalami para undangan, termasuk Ketua dan Wakil Ketua MPR RI. (*/lpk)
http://berita.kapanlagi.com/politik/nasional/maroko-berharap-hubungan-dengan-indonesia-dapatditingkatkan-pggklr7.html

Anda mungkin juga menyukai