Anda di halaman 1dari 2

Call for Paper Jurnal Demokrasi dan HAM Vol. 9 No.

2, 2011 Pemilukada DKI Jakarta 2012 dalam Berbagai Perspektif Pertengahan tahun 2012 yang akan datang, DKI Jakarta akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) secara langsung. Dalam perspektif demokrasi, Pemilukada DKI Jakarta hanyalah prosesi demokrasi yang biasa saja, sebagaimana pemilukada di berbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi, dalam perspektif politik dan ekonomi, Pemilukada DKI Jakarta memiliki arti yang sangat strategis dibandingkan dengan pemilukada di daerah lain di Indonesia. Itulah sebabnya, pemilukada di Jakarta yang akan datang dipastikan akan diwarnai dengan kontestasi politik para aktor yang sangat ketat, hiruk pikuk dan all out. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan. Pertama, Jakarta adalah ibukota negara dan pusat pemerintahan. Sebagai ibukota negara dan dan pusat pemerintahan, Jakarta akan menjadi barometer perpolitikan nasional yang menyediakan akses ke pusat kekuasaan dan pengambilan keputusan publik (public policy) yang sangat strategis. Kemenangan politik dalam pemilukada di Jakarta, akan menghasilkan sumber daya politik yang sangat penting bagi perjalanan politik ke depan. Kedua, Jakarta adalah kota metropolitian dan pusat bisnis nasional. Sudah lazim diketahui, kelancaran dan keberhasilan dunia bisnis tidak bisa dipisahkan dari proteksi politik sumbersumber kekuasaan. Itulah sebabnya, para pelaku bisnis kelas kekap di Jakarta sangat berkepentingan dengan kekuatan politik dan para kandidat yang potensial memenangkan pemilukada di Jakarta yang akan datang. Jalinan kepentingan bisnis dan politik ini akan menghasilkan transaksi bisnis-politik yang besar, misalnya dalam bentuk donasi politik para pengusaha kepada para kandidat atau partai pengusung yang diprediksi dapat memenangkan pemilukada. Ketiga, Pemilukada DKI 2012 dilaksanakan menjelang hajatan akbar politik nasional 2014 (pemilu legislatif dan pemilu presiden-wakil presiden). Sebagai pusat perhatian nasional, kemenangan politik di Jakarta akan menjadi barometer kekuatan politik nasional dan secara psikologis akan mempengaruhi gairah politik para aktor yang terlibat dalam percaturan politik, tidak hanya di Jakarta tetapi juga sampai ke daerah. Itulah sebabnya, Pemilukada DKI 2012 akan menjadi laga tanding yang sangat penting bagi seluruh kekuatan politik. Keempat, Jakarta adalah kota internasional. Jakarta adalah jendela Indonesia di mata dunia sehinga semua peristiwa penting yang terjadi di Jakarta akan menjadi perhatian masyarakat internasional. Oleh karena itu, kemenangan politik dalam Pemilukada DKI Jakarta 2012 akan menjadi prestise politik yang sangat penting bagi para aktor politik untuk bisa dibicarakan di berbagai forum yang berskala global.

Kelima, Jakarta adalah kota yang sangat kompleks dan multikultural. Dalam perspektif sosiologis, Jakarta merepresentasikan aneka persoalan kemasyarakatan yang begitu rumit dan gegap gempita: dari masalah transportasi, sanitasi, tatakota, kesenjangan sosial, kriminalitas, relasi antar kelompok agama, ras, strata sosial dan lain-lain. Kepemimpinan yang terpilih dalam pemilukada yang akan datang dihadapkan pada aneka persoalan sosial tersebut dan akan menjadi batu ujian sejauh mana kekuatan politik pengusung dan kandidat yang diusung memiliki kapabilitas untuk membenahi Jakarta sehingga menjadi kota yang aman, nyaman dan tentram. Setidaknya, kelima faktor itu, akan menjadikan Pemilukada DKI Jakarta 2012 sebagai prosesi politik dan demokrasi yang sangat penting bagi berbagai kalangan: politisi, pelaku bisnis, pengamat, peneliti, akademisi kampus, LSM dan media massa serta dunia internasional. Oleh karena itu, tulisan yang terkait dengan Pemilukada DKI Jakarta dari berbagai sudut pandang sangatlah penting bagi pengembangan khazanah keilmuan yang semakin terseok di tengah gigantisme sikap hidup yang pragmatis. Berdasarkan pemikiran singkat tersebut, Jurnal Demokrasi dan HAM The Habibie Center (THC) mengundang berbagai kalangan untuk menuliskan artikel ilmiahnya tentang Pemilukada DKI Jakarta. Tulisan bisa dilakukan dari berbagai sudut pandang: politik, ekonomi, hubungan internasional, sosial budaya, manajemen pemerintahan, dll. Naskah ilmiah yang terkait dengan tema di atas ditulis dalam format MS Word, huruf Times New Roman 12, spasi 1.5, panjang tulisan 20 - 30 halaman. Naskah dikirimkan kepada Redaksi Jurnal Demokrasi dan HAM paling lambat tanggal 21 Oktober 2011 melalui alamat email sbb: jurnaldemokrasi@habibiecenter.or.id Hormat Kami, Jurnal Demokrasi dan Ham, 2011

Anda mungkin juga menyukai