Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA oleh Dwi Esti Jayanti 1402408040 Latar belakang

Sekolah sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan formal umumnya dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang dalam peningkatan ilmu pengetahuan seperti perpustakaan. Melalui perpustakaan siswa memperoleh berbagai informasi dan pengetahuan yang tidak ia dapatkan dari gurunya. Perpustakaan dianggap sebagai guru kedua, setelah guru yang ada di sekolah karena perpustakaan dapat menjadi sumber belajar yang membantu siswa dalam memperoleh ilmu. Perpustakaan merupakan gudang ilmu dan informasi bacaan, baik yang berkaitan dengan dunia pendidikan maupun pengetahuan umum sehingga keberadaan perpustakaan di lingkungan sekolah diharapkan dapat mengembangkan wacana dan wawasan siswa lebih luas lagi. Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah vital dalam pembentukan budaya positif sejak dini. Selain sebagai pusat informasi, perpustakaan sekolah dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca. Hal tersebut diperoleh melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para siswa (Sulaiman, 2007). Perpustakaan sekolah sebagai media dalam membangun budaya baca siswa belum sepenuhnya berjalan efektif. Kurangnya jam baca di perpustakaan sekolah yang disediakan oleh sekolah untuk siswa. Dukungan guru pun dalam membangun budaya baca kurang maksimal, misalnya dalam pemberian tugas dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal tersebut berefek pada siswa menjadi tidak proaktif untuk menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sarana membaca. Permasalahan di atas menuntut sebuah solusi yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan budaya baca bagi siswa khususnya di lingkungan sekolah.

Keterlibatan siswa untuk aktif menggunakan perpustakaan sekolah melalui dukungan guru merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengangkat sebuah kajian terhadap optimalisasi peran perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa. Kajian teori 1. Rendahnya minat baca Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa orang Indonesia yang membaca untuk mendapatkan informasi baru 23,5% dari total penduduk. Sementara itu, mendapatkan informasi dengan menonton televisi sebanyak 85,9% dan mendengarkan radio sebesar 40,3%. (http://tbm.guahira.or.id). 2. Penyebab rendahnya minat baca Arixs (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab rendahnya minat baca di Indonesia, antara lain:
a.

Sistem mencari

pembelajaran

di

Indonesia lebih

belum dari apa

membuat yang

anak-

anak/siswa/mahasiswa harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), informasi/pengetahuan diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra dan sebagainya.
b. Banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang

mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca.
c.

Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, mall, supermarket dan sebagainya.

d. Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita

terbiasamendengar dan belajar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orangtua, tokoh masyarakat, penguasa pada zaman dulu. Tidak ada pembelajaran (sosialisasi) secara tertulis. Jadi tidak terbiasa mencapai pengetahuan melalui bacaan.
e.

Para ibu, saudari-saudari kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan upacara-upacara keagamaan serta membantu mencari tambahan nafkah

untuk keluarga, sehingga tiap hari waktu luang sangat minim bahkan hampir tidak ada untuk membantu anak membaca buku.
f.

Sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka.

Pembahasan A. Pengertian perpustakaan sekolah Secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai (guru, siswa, dan masyarakat) dalam upaya mengembangkan kemampuan dan kecakapannya. Menurut Wiryokusumo (dalam Darmono, 2004) dengan memanfaatkan perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi untuk memecahkan berbagai masalah, sumber untuk menentukan kebijakan tertentu, serta berbagai hal yang sangat penting untuk keperluan belajar.
48

Jika ditilik dari pengertian tersebut, hakikat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa. Wafford (dalam Darmono, 2004) menterjemahkan perpustakaan sebagai salah satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan. B. Fungsi perpustakaan Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu : 1. Fungsi informasi

Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar pengguna perpustakaan dapat: a. Mengambil berbagai ide dari buku yang ditulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu, b. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyerap informasi dari berbagai bidang serta mempunyai kesempatan untuk dapat memilih informasi yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
c. Memperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi yang

tersedia di perpustakaan dalam ranka mencapai tujuan yang diinginkan


d. Memperoleh informasi yang tersedia di perpustakaan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. 1. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi sebagai sarana untuk:
a. Agar pengguna perpustakaan mendapat kesempatan untuk mendidik diri

sendiri secara berkesinambungan, b. Untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna intelektual, c. Mempertinggi demokratis,
d. Mempercepat penguasaan

yaitu

dengan

mempertinggi dan

kreativitas

dan

kegiatan yang

sikap

sosial

menciptakan

masyarakat

dalam bidang pengetahuan dan teknologi

baru. 1. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk: a. Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, b. Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaaan dan pemanfaatan waktu luang, c. Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif. 1. Fungsi penelitian

Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyadiakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi, sesuai dengan kebutuhan lembaga.
A.

Proses minat baca Membaca dalam arti yang umum adalah melakukan berbagai kegiatan

yang dapat memperkaya pengetahuan serta memperluas wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang bertambah. Sumber bacaan bisa dari buku, majalah ataupun surat kabar. Apabila kita membiasakan diri membaca terus-menerus setiap hari dan sepanjang waktu maka lambat laun aka tertanam dalam diri kita suatu keadaaan atau perasaan selalu ingin tahu dan apabila perasaan selalu ingin tahu sesuatu ini mendapat suatu dorongan yang kuat dalam batin kita maka disitulah mulai timbul minat (interest) karena adanya berbagai informasi yang muncul di sekitar kita, informasi itulah yang mendorong kita untuk mencari sumbernya dan bahkan kebenarannya. Di zaman sekarang ini sumber informasi pada umumnya didapat dari berita-berita baik dari televisi (visual) maupun radio (audio), disamping itu sumber informasi lainnya adalah dari buku, majalah, surat kabar dan jenis cetakan lainnya (sumber informasi tercetak). Melalui buku, majalah dan surat kabar diharapkan akan dapat menimbulkan minat baca. 1. Tujuan membaca Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataanya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca yaitu:
a) Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah

membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai bacaan ringan
b) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-

buku pelajaran, kegian membaca ini disebut dengan reading for intellectual profit

c) Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu

membaca petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work. A. Pengembangan Kebiasaan Membaca melalui Perpustakaan Sekolah Untuk mengembangkan perpustakaan sebagai sumber belajar perlu diciptakaan atmosfir sekolah yang menunjang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah adanya pengembangan program kebiasaan membaca untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Diharapkan penyediaan sarana untuk peningkatan kegemaran membaca siswa akan berpengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan dan kegemaran membaca memiliki hubungan yang saling mendukung. Upaya-upaya peningkatan minta membaca perlu dilakukan baik oleh guru dengan tujuan agar siswa mempunyai kemauan untuk melakukan kegiatan membaca sesering mungkin di luar kelas. Pada lingkungan sekolah perpustakaan mempunyai peran yang sangat strategis dalam hal penyediaan fasilitas untuk meningktkan minat baca siswa. Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang, termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat kita simak teori rangsangan dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud adalah motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang. Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar. Memperhatikan asal dari dorongan untuk berperilaku, dapat diprediksikan bahwa minat dan kegemaran membaca itu timbul dalam diri siswa maupun dari orang-orang di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu upaya untuk mengangkat program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan unsurunsur berikut ini: a. b. Anak didik pada semua jenjang Guru sekolah

c.

Sekolah d. e.

dengan

berbagai

program

kegiatan

yang

dapat

menunjang

pengondisian tumbuhnya minat dan kegemaran pembaca Orang tua di rumah Lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah

f.

Lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok baca

g. Pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan, seperti adanya

kegiatan bulan buku nasional pada setiap bulan mei, hari aksara interrnasional pada setiap bulan saptember dsb yang bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran membaca. Motivasi yang berasal dari anak merupakan dorongan yang bersifat internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal. Dengan kata lain bila akan merumuskan strategi peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa maka dua model strategi patut dipertimbangkan seperti medel strayegi yang didasarkan pada motivasi internal dan model yang digerakkan oleh motivasi eksternal. Sekurang-kurangnya terdapat tiga dimensi pengembangan minat dan kegemaran membaca yang perlu dipertimbangkan yaitu: a. Dimensi edukatif pedagogik Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang dilakukan pada guru di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Paradigma di kelas. b. Dimensi sosio kultural Dimensi ini mengundang makna bahwa minat baca siswa dapat pengajaran saat ini adalah berpusat pada siswa, maka pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari

digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan siswa sebagai anggota masyarakat. Misalnya orang tua atau pemimpin selalu menjadi panutan. Dalam hal ini jika yang dijadikan panutan mamiliki minat baca maka

dapat diprediksi bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya anak akan memiliki sikap dan kegemaran membaca. c. Dimensi perkembangan psikologis Dimensi ini berkaitan dengan fungsi pengamatan, dalam hal ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa. Pengamatan membaca yang jitu biasanya melalui ilustrasi gambar. Penalaran inteluktual mudah dirangsang melalui diskripsi yang dikotomis, argumentasi yang menggugah. Peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Pada aspek lain minat baca senantiasa perlu dikembangkan. Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan prinsip jenjang dan pikat. Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk memikat pengguna untuk mulai menyenangi kegiatan membaca. Prinsip kedua perlu ada upaya untuk mengondisikan perlunya penyediaan materi bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak, yang senantiasa mendorong anak untuk maju menuju pada kegiatan membaca yang berkualitas. Dalam hal ini peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan 2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan dengan tugas-tugas di perpustakaan 3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk pengguna perpustakaan 4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai perpustakaan. Ini dimaksudkan untuk memotivasi anak dalm mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sasuai dengan minatnya. Cara ini

sekaligus juga dapat menumbuhkan kebiasaan anak untu melakukan penelusuran bahan bacaan yang diminatinya
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan

kerasan berkunjung ke perpustakaan. Pengelolaan ini tentunya meliputi semua aspek mulai dari SDM sampai pada anggaran, dan koleksi yang disajikan, sampai pada tata ruang perpustakaan. 6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan dan peningkatan minat dan kebiasaan membaca siswa 7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan sekolah.
8. Mengitkan bulan Mei setiap tahun sebagai bulan buku nasional. Dalam

kesempatan ini perpustakaan bisa melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang bulan buku nasional. 9. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan dal kurun waktu tertentu misalnya setiap semester atau sekali dalam 1 tahun.

Simpulan Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perpustakaan dapat memberikan peranan dalam meningkatkan minat baca siswa di sekolah. Peningkatan tersebut diperoleh melalui pengkondisian lingkungan sekolah serta peranannya dalam mengelola perpustakaan. Pengkondisian lingkungan dalam mewujudkan hal tersebut dapat diterapkan di sekolah. Fungsi utama sekolah sebagai tempat belajar perlu memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah secara maksimal serta sistem pembelajaran yang mengarahkan dalam perwujudan budaya baca. Jika para

pustakawan dan guru bekerja sama, maka siswa akan mencapai tingkat literasi, kemampuan membaca, belajar, memecahkan masalah serta keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang lebih tinggi. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan peran perpustakaan sekolah agar minat baca siswa meningkat adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi antara guru, pustakawan, dan kepala sekolah agar tercipta lingkungan sekolah yang memiliki budaya membaca.
2. Sarana perpustakaan sekolah hendaknya dilengkapi, khususnya buku yang

bervariasi (bukan buku ajar saja) dalam menarik minat membaca siswa. 3. Membuat promosi dan kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah,
4. Memberikan tugas tambahan kepada siswa di luar kelas. Tugas guru yaitu

senantiasa mendorong siswa untuk lebih banyak membaca, tentunya dengan memanfaatkan bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah
5. Tersedianya waktu bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara

perseorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di perpustakaan. 6. Mengintegrasikan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar.

Daftar Pustaka Ahira, Anne. 2008. Pengertian Perpustakaan Sekolah dan Manfaatnya. http://www.anneahira.com/pengertian-perpustakaan-sekolah14087.htm (diunduh 17 maret 2011) Arixs, 2006. Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. Online. http://www.cybertokoh.com/. (diunduh 28 Maret 2009) Darmono, 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan tata kerja. Jakarta: 2007 Kamah, idris. 2002. Pola dan Strategi: Pengembangan Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan Nasional Ri

Rusina sjahrial,pamuntjak. 2000. Pedoman Penyalenggaraan Perpustakaan. Jakarta: djambatan

Anda mungkin juga menyukai