Anda di halaman 1dari 2

Kiasan Hari Ketika ada dan tiada engkau disisi, desis kerinduan menggema di gendang hati nurani, berbisik

lirih melantunlan syair-syair isyarat masa lalu. Ketika awan hitam menyelimuti panasnya terik kasih sayang, disitu timbul keraguan untuk mencinta, mengapa tangis awan kian deras membasahi keringnya pipi bidadari, mengapa hujan selalu jatuh dari lukanya jiwa, sendunya hati, rapuhnya kasih, rentannya rindu, dan kebahagiaan raga. Apakah mungkin bisa sadar ketikajiwa ragaterpesona ke-elokan fanayg memperdaya, ketika hati tulus mencinta namun asa kan tercipta, bila rindu menyala-nyala hanya sebatas nyanyian burung-burung gereja tua, pupuk-pupuk kenangan memberikan kesuburan taman hati dihias bunga-bunga cinta memacarkan anugerah keindahan duniawi, ayang semu kenangan sayu-sayu terdengar kembali seakan menuntun untuk melihat kembali pahit manis kehidupan bidadari kecil dalam hati. lama ditunggu bertemu di hari mulia, namun tidak kesampaian, dinginnya angin malam keangkuhan, menusuk kelamnya hati yg telah merindu sekuntum mawar merah, berduri menusuk bag sembilu, tajam menyayat kerinduan yg menganga seperti bekas luka-luka keindahan kenangan lama. Goresan keanggunan sang dewi termakna dlm setiap sirat senyum. Belahan mata bermakna terpendam menggugah hasrat rindu mengelukan bibir tuk terdiam dalam keinginan, halus lembut sutera kuning berselimut bulu halus menutupi hiasan bidadari kecil sehingga akan nampak betapa rentan & sensitif-nya keadaan itu. Hitam arang terurai bergelombang meliuk-liuk elok menatapnya, seakan angin sepoi ikut berdendang dalam dawai-dawai panjang bidadari kecil. Dengarkan wahai pujaan alam, engkau bidadari kecil, tiada sedikitpun goresan pena tanpa terpikir akan bayangmu. Ketika cinta bersemi kembali, terlihat bidadari menari di kelelahan usia yg semakin bertambah, sekian lama pangeran biru pergi tetapi masih tersimpan jelas sisasisa cinta, percikan bibit rindu, serta benih kasih sayang kpdnya, entah itu seperti terukir disanubari terdalam, seakan mengabadikan cinta yg dulu ada & sekarang dimulai kembali diatas nama cinta sejati.... Wahai bidadari kecil, tuliskan kerinduanmu melalui angin yg bertiup, sehingga sang pangeran biru bs hidup untuk menghela nafas hangat salam manismu. Wahai engkau bidadari kecil, tahukah qm? Sang pangeran biru telah sakit, sakit karena panah asmaramu menusuk tepat dijantung hati

seakan hidupmati jiwa raga Gengggaman kuat daya tarikmu. By Arulgitu

hanya

dalam

genggaman.

Anda mungkin juga menyukai