Anda di halaman 1dari 7

HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-s el, pertumbuhan, keseimbangan garam dan

cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan stres. Kelenjar endokrin (kelenjar dari sistem endokrin yang mengeluarkan hormon langsu ng ke dalam darah) utama adalah kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenj ar tiroid, kelenjar adrenal (ginjal), ovarium dan plasenta pada perempuan hamil. Gangguan kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar memengaruhi semua bagian tubuh yang distimulasi dan dikontrol oleh hor mon-hormon yang dikeluarkan kelenjar tersebut. Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yang di produksi kelenjar endokrin: Hormon pertumbuhan (growth hormone) Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yang seringk ali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yang sangat sedikit). Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. P ada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu pa njang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tul ang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yang k edengaran semakin dalam. 1.Penyakit Addison Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala gejalanya berupa : a.Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan tubuh. b.Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalny a flu atau kelaparan. c.Lesu mental dan fisik. 2.Sindrom Cushing Kumpulan gejala gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glu kokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh peme rian obat obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa : a.Otot otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein. b.Osteoporosis c.Luka yang sulit sembuh d.Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan) Pada sindrom cushing, kadar kortikosteroid berlebihan, biasanya dari produksi be rlebihan pada kelenjar adrenal. * Sindrom cushing biasanya diakibatkan dari tumor yang menyebabkan kelenjar adre nalin menghasilkan kortikosteroid berlebihan. * Orang dengan sindrom cushing biasanya menghasilkan lemak berlebihan melalui to rso dan mempunyai bentuk wajah yang besar. * Dokter mengukur kadar kortisol untuk mengenali sindrom cushing. * Operasi atau terapi radiasi seringkali dibutuhkan untuk mengangkat sebuah tumo

r. Kelenjar adrenalin bisa memproduksi kortikosteropid secara berlebihan diakibatka n masalah pada kelenjar adrenalin atau diakibatkan terlalu banyak rangsangan dar i kelenjar pituitary. Ketidaknormalan pada kelenjar pituitary, seperti sebuah tu mor, bisa menyebabkan pituitary menghasilkan kortikotropin dalam jumlah besar, h ormon yang mengendalikan produksi kortikosteroid dari kelenjar adrenalin. Tumor di luar kelenjar pituitary, seperti kanker sel kecil paru-paru, bisa mengh asilkan kortikotropin dengan baik (sebuah kondisi yang disebut sindrom kortikotr opin ectopic). Kortikotropin bisa juga dihasilkan oleh sebuah tumor yang disebut carcinoid, yang bisa terjadi hampir di seluruh bagian di dalam tubuh. PENYEBAB Kadangkala tumor yang tidak bersifat kanker (adenoma) terjadi pada kelenjar adre nalin, yang menyebabkan kelenjar adrenalin menghasilkan kortikosteroid secara be rlebihan. Adrenal adenomas sangat umum. Setengah orang mengalaminya pada usia 70 . Hanya bagian kecil pada adenomas menghasilkan hormon berlebihan, meskipun begi tu tumor yang tidak bersifat kanker pada kelenjar adrenalin sangat langka. Sindrom cushing bisa terjadi juga pada orang yang harus menggunakan kortikostero id dosis tinggi karena keadaan medis serius. Mereka yang harus mengggunakan dosi s tinggi memiliki gejala yang sama dengan mereka yang menghasilkan terlalu banya k hormon tersebut. Gejala-gejalanya bisa kadangkala terjadi bahkan jika kortikos teroid dihirup, seperti untuk asma, atau digunakan khususnya untuk sebuah kondis i kulit. GEJALA Kortikosteroid berubah-ubah banyaknya dan didistribusikan ke lemak tubuh. Lemak tubuh terbentuk melaui torso dan kemungkinan nyata sekali diatas punggung. Seseo rang dengan sindrom cushing biasanya memiliki muka yang besar, (muka bulan). Tan gan dan kaki biasanya ramping pada bagian batang yang menebal. Otot kehilangan k ekuatannya, dan menjadi lemah. Kulit menjadi tipis, mudah memar, kurang sembuh d engan baik ketika memar atau luka. Lapisan warna ungu yang terlihat seperti tand a kerutan bisa terbentuk diatas perut. Orang dengan sindrom cushing cenderung mu dah lelah. Kadar kortikosteroid tinggi setiap waktu meningkatkan tekanan darah, melemahkan tulang (osteoporosis), dan mengurangi perlawana terhadap infeksi. Resiko terbent uknya batu ginjal dan diabetes meningkat, dan gangguan mental, termasuk depresi dan halusinasi, bisa terjadi. Wanita biasanya memiliki siklus menstruasi yang ti dak teratur. Anak dengan sindrom cushing lambat bertumbuh dan tetap pandek. Pada beberapa orang, kelenjar adrenal juga menghasilkan androgen dalam jumlah besar (testosteron dan hormon sejenisnya), menyebabkan peningkatan muka dan rambut tub uh pada wanita dan kebotakan. DIAGNOSA Ketika dokter menduga sindrom cushing, mereka mengukur kadar kortisol, hormon ut ama kortikosteroid, pada darah. Secara normal, kadar kortisol tinggi pada pagi h ari dan rendah pada malam hari. Pada orang yang memiliki sindrom cushing, kadar kortisol sangat tinggi setiap hari. Jika kadar kortisol tinggi, dokter bisa menganjurkan tes suppression deksametaso n. Deksametason menekan kelenjar pituitary dan harus menyebabkan tekanan pada pe ngeluaran kortisol dengan kelenjar adrenalin. Jika sindrom cushing disebabkan ol eh terlalu banyak rangsangan pituitary, kadar kortisol akan jatuh ke beberapa pe rluasan, meskipun tidak sebanyak pada orang yang tidak memiliki sindrom cushing. Jika sindrom cushing mempunyai penyebab lain, kadar kortisol akan tetap tinggi.

Kadar kortikotropin yang tinggi lebih lanjut menyebabkan rangsangan berlebihan pada kelenjar adrenalin. Tes imaging kemungkinan dibutuhkan untuk memastikan penyebab pasti, termasuk seb uah computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) scan pada pit uitary atau kelenjar adrenalin dan sebuah sinar-X dada atau CT scan pada paru-pa ru. Meskipun begitu, tes-tes ini bisa kadangkala gagal untuk menemukan tumor. Ke tika produksi berlebihan pada kortikotropin dinyatakan sebagai penyebab, contoh darah kemungkinan diambil dari pembuluh yang mengeringkan pituitary untuk meliha t jika hal tersebut adalah sumber. PENGOBATAN Pengobatan bergantung pada apakah masalah pada kelenjar adrenal, kelenjar pituit ary, atau daerah lain. Operasi atau terapi radiasi kemungkinan dibutuhkan untuk mengangkat atau menghancurkan tumor pituitary. Tumor pada kelenjar adrenalin (bi asanya adenomas) bisa seringkali bisa diangkat dengan cara operasi. Kedua kelenj ar adrenalin bisa diangkat jika pengobatan ini tidak efektif atau jika tidak ter dapat tumor. Orang yang kedua kelenjar adrenalinnya diangkat, dan banyak orang yang memiliki bagian pada kelenjar adrenalinnya diangkat, harus menggunakan kortikosteroid unt uk hidup. Tumor diluar pituitary dan kelenjar adrenalin yang mengeluarkan hormon berlebihan biasanya diangkat dengan cara operasi. Obat-obatan tertentu, seperti metyrapone atau ketoconazole, bisa menurunkan kadar kortisol dan bisa digunakan ketika menunggu pengobatan yang lebih pasti seperti operasi. 3.Sindrom Adrenogenital Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang me nyebabkan timbulnya tanda tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, oto t otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang kadang kebotakan. Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda tanda kel amin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala gejala diatas tertutup oleh tanda tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosterone. Tetapi b ila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone timbul tanda tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seper ti pada wanita). 4.Peokromositoma Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin d engan akibat sebagai berikut : a.Basa metabolisme meningkat b.Glukosa darah meningkat c.Jantung berdebar d.Tekanan darah meninggi e.Berkurangnya fungsi saluran pencernaan f.Keringat pada telapak tangan Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah. Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan, tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena kadar T4 dan T3 menurun, kadar TA SH meningkat, hal ini menrangsang sel sela folikel untuk hipertropi dan hyperpla sia.

6.Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon yang mengakibatkan sel sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Peny akit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin dalam darah. Pad a kedua hal tersebut, sel sel tubuh tidak mendapat cukup glukosa daridarah sehin gga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat meyerap glukosa dari makana n sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat tinggi dan akhirnya diekskre si bersama urin. Penderita DM dapat meninggal karena penyakit yang dideritanya a tau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit ini, misalnya penyakit ginj al, gangguan jantung dan gangguan saraf. DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes y ang timbul akibat dari kerusakan sel sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat sifat yang diturunk an. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderit a membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan. DM tipe II timbul karena sel sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin wal aupun sel sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mne urun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah pender ita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan konsumsi gu la dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi l emak dan garam. Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air kecil, dan muda h sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala gejala di atas serta memiliki keraba t yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi gl ukosa. Pada tes toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar g lukosanya diukur pada tiap interval waktu. Diabetes bukan satu satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa orang memiliki sel sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gu la. Sebagia akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi in i disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2 4 jam setelah makan, yang ditandai de ngan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tida k mendapat cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal. Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol den gan meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil. 7.Hipotiroidea Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa bayi da n anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pe rtumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel sel o tak kurang berkembang. Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yan g besar. Kretinisme dapat diobati dengna pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. G ejala gejala berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipo tiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan meng hasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat disebut mik sedema. PENYEBAB Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto. Pada tiroidit is Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beb

erapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi. Penye bab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radi oaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa). Kekurangan yodium jangka pan jang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negara terbelakang. GEJALA Kekurangan hormon tiroid menyebabkan melambatnya fungsi tubuh. Gejalanya ringan dan timbul secara bertahap, bisa disalahartikan sebagai depresi. Ekspresi wajah menjadi tumpul, suara menjadi serak dan berbicara menjadi lambat, kelopak mata m enutup dan mata serta wajah menjadi bengkak. Banyak penderita yang mengalami pen ambahan berat badan, sembelit dan tidak tahan terhadap cuaca dingin. Rambut menjadi tipis, kasar dan kering; kulit menjadi kasar, kering, bersisik da n menebal. Banyak penderita yang mengalami sindroma terowongan karpal. Denyut na di bisa melambat, telapak tangan dan telapak kaki tampak agak oranye (karotenemi a) dan alis mata bagian samping mulai rontok. Beberapa penderita, terutama yang berusia lanjut, menjadi pelupa, bingung dan pikun. Jika tidak diobati, pada akhirnya akan terjadi anemia dan gagal jantung. Keadaan ini bisa berkembang menjadi stupor atau koma (koma miksedema). Keadaan ini bisa berakibat fatal; pernafasan menjadi lambat, penderita mengalami kejang dan alir an darah ke otak berkurang. Koma miksedema bisa dipicu oleh: - cuaca dingin - infeksi - trauma - obat-obatan (misalnya obat penenang yang menekan fungsi otak). PENGOBATAN Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu denga n memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon t iroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan). Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dos isnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasa nya terus diminum sepanjang hidup penderita. Dalam keadaan darurat (misalnya kom a miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.

8.Hipertiroidea Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejala gejalan ya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantun g berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto i mun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap rese ptor TSH pada sel sel tiroid, mengaktifkan reseptor reseptor. Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma, pemb engkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jar ingan sekitar bola mata Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagi an dari kelenjar.

Prolaktin Terlalu banyak. Terlalu banyak prolaktin bisa menghentikan siklus menstruasi, me mbuat payudara menghasilkan susu dan menjadi lembek, serta memicu ketidaksuburan . Penanganan: Kondisi ini biasanya diatasi dengan penggunaan tablet untuk menguran gi produksi prolaktin. Hormon antidiuretik (anti-diuretic hormone) Terlalu sedikit. Terlalu sedikit jenis hormon ini akan membuat ginjal gagal mere spon hormon tersebut. Akibatnya produksi air seni yang tidak diencerkan semakin banyak (diabetes insipidus). Penanganan: Pasien biasanya diatasi dengan pemberian hormon sintetis dalam bentu k nasal spray (semprot hidung). Hormon selanjutnya akan diserap ke dalam darah. Hormon tiroksin Terlalu banyak. Terlalu banyak tiroksin ditandai dengan penurunan berat badan, p enambahan selera makan, panas tubuh berlebih, penghentian menstruasi pada peremp uan. Penanganan: Gangguan ini bisa ditangani dengan obat-obat antitiroid, yodium radi oaktif melalui mulut untuk menghancurkan sel-sel yang memproduksi tiroksin berle bih, serta operasi untuk mengangkat bagian kelenjar. Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan selera tetapi diikuti de ngan berat badan berlebih dan pembengkakan tubuh, keletihan, serta konstipasi. P ada bayi, gangguan ini bisa memicu kretinisme (kegagalan pertumbuhan fisik dan p erkembangan mental). Penanganan: Penggantian hormon yang hilang dengan dosis yang dikontrol sesuai ke perluan. Bayi yang baru lahir perlu menjalani screening. Dengan begitu, gangguan jni bisa dideteksi dan ditangani sejak dini. Parathormone Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran air seni dalam jumlah b esar, gangguan pencernaan, batu ginjal, perasaan tidak enak badan. Penanganan: pengangkatan tumor. Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan kejang otot, kejang, keletihan, da n gangguan mental. Penanganan: Pemberian tablet vitamin D yang meniru aksi hormon yang hilang. Adrenalin Terlalu banyak. Gangguan ini ditandai dengan serangkaian jantung berdebar, peras aan takut, peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang cepat. Hal ini akan memic u peningkatan tekanan darah permanen dan wajah menjadi pucat. Penanganan: pengangkatan tumor yang memicu produksi adrenalin berlebih. Insulin

Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gula darah tinggi. Kondisi ini bis a memicu penurunan berat badan, perasaan haus dan pengeluaran air seni dalam jum lah besar. Penanganan: Diet dengan cara mengurangi jumlah asupan gula merupakan langkah das ar mengatasi gangguan ini. Selain itu bisa dibantu dengan suplemen tablet antidi abetes atau suntikan insulin. Hormon seks laki-laki Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkemban gan seksual. Pada orang dewasa ditandai dengan impotensi atau ketidaksuburan. Penanganan. Penggantian hormon yang hilang dengan suntikan setiap bulan. Hormon seks perempuan Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan perkemban gan seksual serta tidak munculnya siklus menstruasi. Di usia selanjutnya, ganggu an ini bisa menyebabkan menopause (karena kurangnya kadar hormon). Penanganan: Penggantian hormon dengan tablet

Anda mungkin juga menyukai