Anda di halaman 1dari 2

#Aku Ikhlas Kau Bagi Cintamu#

Hari ini tepat 4 tahun sejak pernikahanku. Aku semakin dihadapkan dengan rasa bersalah sebagai seorang istri. Kebahagiaan dalam rumah tanggaku belum sempurna. Belum ada tangis seorang bayi yang dapat membuatku dan suamiku terjaga saat malam hari. Aku tahu dia sangat menginginkan kehadiran seorang putra. Sudah berulang kali aku meminta suamiku untuk menikah lagi, namun ia selalu memberi jawaban yang sama ,Sudahlah ummi, mungkin kita belum pantas diamanahi oleh Allah. Abi akan bersabar kok, pokoknya kita tidak boleh jenuh meminta kepada-Nya. Kemudian dia tersenyum dan mencium keningku. Subhanallah, Allah telah memilihkanku seorang suami yang sholeh, suami yang dapat membimbingku dunia-akhirat.

Suamiku adalah seorang ustadz di pesantren kota sebelah. Muda dan sholeh, membuat beberapa orang kyai sempat melamar suamiku untuk anak mereka. Bahkan tak sedikit yang langsung meminta izinku. Tapi suamiku bersikeras mempertahankanku sebagai satu-satunya istrinya. Ia benar-benar menjaga perasaanku , seorang perempuan yang memang tak ingin mendapatkan cinta yang terbagi dengan perempuan lain.

**** Suatu ketika aku dan suamiku bertemu salah seorang siswi dari pesantren tempat suamiku mengajar. Gadis itu cantik dan terlihat bahwa dia adalah gadis yang taat beragama. Aku memperhatikannya saat berbicara dengan suamiku, meski menunduk tampak sebuah ekspresi tak biasa terhadap suamiku. Aku hanya tersenyum, aku mengerti jika ia mengagumi suamiku ini. Suami yang membuatku tak henti bersyukur telah dipertemukan dengannya.

Sesampainya di rumah, aku bertanya kepada suamiku, Abi, nayla sholehah ya, pasti pintar, apakah abi tidak pernah merasakan perasaan mulia anugerah Allah?. Lalu suamiku mengusap kepalaku dan menjawab, Ummi, maksud ummi perasaan sayang?, ummi tahu kan kalau abi tidak bisa membagi cinta abi, abi hanya menginginkan satu orang wanita untuk mengisi hati ini, dan itu ummi. Aku sangat bersyukur kepada Allah karena laki-laki bijak ini adalah suamiku.

**** Biasanya aku berdoa memohon petunjuk kepada sang khaaliq saat shalat tahajud. Aku tidak istikharah karena takut. Takut bahwa aku memang harus mengizinkan suamiku poligami. Tapi setelah bertemu nayla, entah mengapa rasanya aku rela jika dia harus menjadi satu keluarga denganku sebagai istri dari suamiku. Itulah mengapa malam ini kuputuskan untuk istikharah.

Subhanallah, Allah memberi jawaban sungguh luar biasa. Kali ini aku benar-benar meminta suamiku menikahi nayla. Suamiku memelukku, memberi isyarat agar aku tidak perlu lagi menahan tangis ini. Suaranya tergetar,Ummi, sebenarnya sudah dari 3 bulan lalu abi beristikharah, dan ummi tahu?, Allah memberi petunjuk untuk abi mengkhitbah nayla. Kemudian aku menangis sejadi-jadinya,Abi, Demi Allah ummi ikhlas engkau bagi cintamu

Anda mungkin juga menyukai