Anda di halaman 1dari 10

Prinsip-Prinsip Perancangan Berbasiskan Dimensi Tubuh (Antropometri) dan Perancangan Stasiun Kerja

Oleh : Sritomo W.Soebroto


Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya <msritomo@rad.net.id>

A) ISO/TC 159/SC3 : Ergonomic Design for the Safety of Machinery ISO 15534-1 : Principles for Determining the Dimensions Required for Openings for Whole-Body Access into Machinery ISO 15534-2 : Principles for Determining the Dimensions Required for Access Openings ISO 15534-3 : Anthropometric Data

B) ISO/TC 159/SC4 : Ergonomic Requirements for Office Work with Visual Display Terminals (VDTs) ISO 9241-5 : Workstation Layout and Postural Requirements -1-

1. PENGANTAR ISO/TC 159 (ISO 15534 & ISO 9241)


ISO 15534 memberikan gambaran tentang standard-standard yang terkait dengan permasalahan ergonomi yang harus diperhatikan oleh seorang perancang (designers) pada saat ingin merancang jalan masuk (passage/access openings) menuju tempat/stasiun kerja baik untuk mengoperasikan maupun melakukan perawatan mesin (fasilitas kerja) yang ada. Pertimbangan ergonomis yang harus diperhatikan dalam hal ini terutama menyangkut dimensi ukuran tubuh manusia (antropometri) baik secara utuh-keseluruhan (whole body) ataupun sebagian anggota tubuh saja. ISO 15534 (Ergonomic Design for the Safety of Machinery) terdiri dari 3 bagian, yaitu : (a) ISO 15534-1 : membahas prinsip-prinsip untuk menetapkan dimensi ukuran yang diperlukan untuk merancang jalan masuk bagi seluruh anggota tubuh (whole-body) menuju ke tempat mesin/fasilitas kerja akan dioperasikan. (b) ISO 15534-2 : membahas prinsip-prinsip untuk menetapkan dimensi ukuran yang diperlukan untuk merancang jalan masuk (access openings), terutama untuk mengakomodasikan penggunaan satu atau beberapa anggota tubuh pada saat bekerja. (c) ISO 15534-3 : berisikan data ukuran tubuh manusia (antropometri) yang diperlukan untuk perhitungan-perhitungan pemakaian ISO 15534-1 dan/atau ISO 15534-2 diatas. -2-

ISO 9241 (Ergonomic Requirements for Office Work with Visual Display Terminals VDTs), merupakan standard yang dipersiapkan oleh Sub-Committee SC-4 (Ergonomics of HumanSystem Interaction) dan Working Group WG 3 (Control, Workplace, and Environmental Requirements). Ada 17 (tujuh belas) bagian yang dibahas oleh ISO 9241; sedangkan yang terkait dengan perancangan stasiun kerja (work station) dalam hal ini dicakup di ISO 9241-5 (bagian # 5). ISO 9241 secara umum membahas hal-hal yang terkait dengan upaya peningkatkan kinerja (performance) dan kenyamanan dalam pengoperasian fasilitas kerja jalan meminimalkan resiko keselamatan maupun kesehatan kerja. Fokus perancangan terutama sekali ditujukan untuk penggunaan VDTs (Visual Display Terminals) yang umum dijumpai dalam aktivitas kerja perkantoran (office work) dengan tipikal posisi kerja sangat bervariasi seperti duduk membungkuk, tegak atau rebah bersandar; berdiri atau bergantian antara duduk-berdiri). ISO 9241 terdiri atas 17 (tujuh belas) bagian, sebagai berikut : Part 1 General Introduction Part 2 Guidance on Task Requirements Part 3 Visual Display Requirements Part 4 Keyboard Requirements Part 5 Workstation Layout and Postural Requirements Part 6 Guidance on the Work Environment Part 7 Requirements for Display with Reflections Part 8 Requirements for Displayed Colours Part 9 Requirements for Non-Keyboard Input Devices -3Part 10 -- Dialogue Principles Part 11 -- Guidance on Usability Part 12 -- Presentation of Information Part 13 -- User Guidance Part 14 -- Menu Dialogues Part 15 Command Dialogues Part 16 Direct-Manipulation Dialogues Part 17 Form Filling Dialogues

2. ISU-ISU (MATERI) UTAMA Data ukuran tubuh manusia (antropometri) dilakukan dengan metode pengukuran statik (static measurement). Orang yang diukur dalam kondisi telanjang (nude person). Pengukuran dilakukan dengan tidak memperhatikan (mengabaikan) gerakan tubuh, pakaian yang dikenakan, peralatan yang dipakai/dibawa, kondisi pengoperasian mesin atau fasilitas kerja dan kondisi lingkungan kerja. Data diambil melalui sebuah survei pengukuran yang dilakukan terhadap populasi (sekitar 3 juta orang) dari orang-orang (male & female) Eropa. Data diambil berdasarkan ukuran 5th , 95th, dan 99th percentiles dari populasi group untuk berbagai macam ukuran anggota tubuh yang relevan. Meskipun secara statistik tidak menggambarkan realitas populasi umum, tetapi bisa dipakai sebagai pendekatan untuk mendapatkan ukuran tubuh dari kelompok populasi yang lain (Asia, Amerika, dsb-nya) Data antropometri diberikan dalam ISO 5534-3 dalam Tabel 1 (Anthropometry Data from European Surveys) yang mengukur mulai dari tinggi tubuh manusia (stature/body height) untuk P95 dan P99 (95th dan 99th percentiles) sampai ke panjang tangan dan jari-jari (hand length, hand length to thumb, dan index finger length) untuk P5 (5th percentile); serta Tabel 2 (Symbols of Human Body Measurement) yang menjelaskan tentang kode/simbol standard yang dipakai untuk menunjukkan bagian anggota tubuh yang diukur seperti tinggi tubuh (h1 ) atau panjang jari-jari (t6 ). Data antropometri dan simbol-simbol ini selanjutnya akan banyak diaplikasikan untuk berbagai perhitungan dalam penetapan dimensidimensi minimum untuk perancangan jalan masuk (access openings) seperti yang distandardkan dalam ISO 15534-1 (for whole body access), ISO 15334-2 (for access of parts of the body). Data ukuran yang sesuai dari Tabel 1 ISO 15534-3 selanjutnya dapat dipakai dalam formulasi-formulasi yang banyak dijumpai dalam ISO 15534-1 maupun ISO 15534-2 untuk menghitung dimensi-dimensi yang ingin diukur dan ditetapkan besarannya sesuai dengan rancangan jalan masuk yang ingin dibuat. -4-

ISO 15534 dipersiapkan terutama untuk non-mobile machinery, sehingga memerlukan tambahan persyaratan apabila ingin diaplikasi ke aktivitas yang bersifat mobile machinery. Selanjutnya th th dimensi jalan lintasan (passage/access openings) ditetapkan berdasarkan nilai 95 atau 99 percentiles dari populasi pemakai yang diharapkan. Nilai 99th percentile terutama akan diaplikasikan untuk route lintasan yang digunakan mengantisipasi kondisi darurat (emergency). Passage opening didefinisikan sebagai an opening which allows the movement or the entry of a persons entire body, to enable the person to carry out measures such as operating of control actuators, monitoring of work processes and inspection ow work results. Penetapan dimensi ditetapkan berdasarkan ukuran minimum (bukan optimum); dan untuk perhitungan dimensi-dimensi ukuran tersebut dapat dilihat dalam gambar 1 6 (ISO 15534-1). Selanjutnya untuk access opening dapat didefinsikan pula sebagai an opening through which a person can lean forward, reach forward, or extend the upper body (head, arm, hand, a finger or several fingers), leg or foot, to be able to carry out measures during work procedures, such as operating of control actuators, repair duties, monitoring of processes or displays. Penetapan dimensi ukuran tidak ditetapkan berdasarkan dimensi optimum, melainkan berdasarkan dimensi minimum untuk ukuran langkah (jalan) pembuka (opening) dan dimensi maksimum untuk jangkauan. Bilamana memungkinkan dimensi yang ditetapkan berdasarkan data antropometri (basic anthropometric data) dapat diperbesar, sedangkan untuk maksimum dimensinya justru bisa dikurangi. Untuk penetapan dimensi ukuran untuk access opening dapat dilihat dalam gambar 1 12 (ISO 15334-2).

-5-

Bilamana dimungkinkan --- ditinjau dari sudut pandang keamanan dan keselamatan kerja --- dimensi ukuran untuk jalan lintasan tersebut seharusnya bisa ditambahkan dengan allowance, sehingga jalan lintasan tersebut akan cukup besar dan aman untuk mengantisipasi pergerakan cepat, tergesa-gesa, serta kepanikan manakala kondisi darurat terjadi. Aplikasi praktis untuk menghitung dimensi ukuran, besaran allowances yang perlu ditambahkan dan simbol-simbol yang diaplikasikan diberikan dalam ISO 15334-1 dapat dilihat di annex A (application of the measurements in practice) dan annex B (symbols for dimensions and anthropometric body measurements); sedangkan untuk ISO 15534-2 dapat dilihat pada annex A (application of the measurements in practice), annex B (position of access openings) dan annex C (symbols for dimensions and anthropometric body measurements). Untuk data ukuran tubuh yang dipakai sebagai acuan aplikasi ISO 15334-1 dan/atau ISO 15534-2 (basic anthropometric data) dalam hal ini bisa diperoleh dari ISO 15534-3. ISO 15334 menetapkan dimensi-dimensi yang relevan untuk perancangan akses jalan masuk ke areal/ stasiun kerja dengan memperhatikan berbagai macam posisi tubuh ataupun anggota tubuh. Dimensi ukuran ditetapkan berdasarkan data antropometri (basic anthropometric data) dan ditambahkan dengan beberapa allowances untuk faktor keamanan serta menambah keleluasaan aktivitas gerakan yang dilakukan manusia pada saat masuk maupun pada saat melakukan operasional kerja. Keleluasaan gerak operator (yang ikut menentukan tambahan allowances dimensi ukuran tubuh) dipengaruhi antara lain oleh tebal dan tipisnya pakaian yang dikenakan, peralatan (perkakas) yang dibawa, personal protective equipment yang dipakai (safety helm, safety shoes, portable lighting, dan sebagainya), kondisi maupun tuntutan tugas (posisi tubuh, kecepatan pergerakan anggota tubuh, atau garis pandang), frekuensi dan lama waktu aktivitas, panjang jalan lintasan, luasan area yang tersedia, dan lain-lainnya. Selain itu juga perlu diperhitungkan kondisi fisik lingkungan kerja (gelap/terang, panas, kebisingan, dan juga kelembaban), serta resiko-resiko keselamatan yang harus dihadapi selama kegiatan berlangsung. -6-

ISO 9241-5 --- merupakan salah satu bagian dari ISO 9241 (total sebanyak 17 bagian/parts) dengan tema umum Ergonomic Requirements for Office Work with Visual Display Terminals VDTs --membahas mengenai prinsip-prinsip ergonomi yang dipersyaratkan maupun perlu diperhatikan oleh mereka yang akan menggunakan, merancang maupun mengadakan peralatan dari sebuah stasiun kerja (office tasks) yang memakai VDTs. Secara khusus, prinsip dan persyaratan ergonomis yang ditetapkan dalam ISO 9241 bisa diaplikasikan untuk menentukan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi dalam perancangan fasilitas kantor seperti furniture, komputer, dan sebagainya. Beberapa definisi umum telah ditetapkan untuk memberikan klarifikasi dan kesamaan persepsi mengenai beberapa istilah (total ada 26 istilah) yang sering dipakai dalam perancangan stasiun kerja seperti (a) posture (overall position of the body or body parts with respect to the workplace and its component); (b) anthropometry (study and measurement of the physical dimensions of the human body); (c) intended user population (group of human beings for which a product or a work station is designed); (d) static posture (adoption of a body position which is fixed over time and where there is muscle contraction without motion); (e) task analysis (analytical process employed to determine the specific behaviours required of people when operating equipment or doing work); (f) Workplace (arrangement of workstations allocated to one person to complete a work task; (g) Work space (volume of space allocated to one or more persons in the work system to complete a work task); (h) Work station (assembly comprising display equipment with or without a central processing unit, which may be provided with a keyboard and/or input device and/or software determining the operator/machineinterface, optional accessories, peripherals and the intermediate work environment); dan sebagainya.

-7-

ISO 9241-5 juga memberikan prinsip-prinsip umum yang perlu dipahami didalam perancangan fasilitas kerja, tempat kerja maupun stasiun kerja. Perancangan tempat kerja (workplace) haruslah didahului dengan analisa uraian tugas (task analysis) yang harus dikerjakan. Dalam hal ini informasi tentang macam-macam aktivitas yang harus dilakukan, peralatan kerja yang relevan untuk dioperasikan, serta interaksi hubungan aktivitas dari sistem manusia-peralatan kerja perlu dirinci secara detail. Selanjutnya untuk perancangan dan pemilihan tempat kerja untuk VDTs office Tasks perlu pula mempertimbangkan 5 (lima) prinsip yang saling terkait satu dengan yang lain untuk diaplikasikan, seperti : (a) versatility and flexibility (perform range tasks comfortably and efficiently, appropriate for the range of tasks to be performed at the workstation, and taking into account user characteristics such as anthropometric variations, and or user preferences); (b) fit (accommodate individual users needs and task requirements); (c) postural change (influenced by work organization and task requirements); (d) user information (why and how the furniture and other office devices should be adjusted); (e) maintainability and adaptability (access for easily maintenance and facilitate adaptation of furniture or equipments in response to changing requirements and circumstances). ISO 9241-5 juga memberikan semacam persyaratan dan rekomendasi yang harus dipenuhi dalam perancangan VDTs workstation agar bisa meningkatkan kenyamanan dan efisiensi pengoperasiannya. Beberapa parameter untuk mengakomodasikan kepentingan pemakai (users) dalam kaitannya dengan persyaratan kinerja, body clearance, acceptable & preferred postures (baik untuk posisi kerja duduk maupun kerja berdiri), serta kenyamanan kerja juga diidentifikasikan. Untuk perancangan stasiun kerja yang layak, maka perlu juga diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan (a) seat and worksurface, (b) line-of-sight angle, (c) worksurface and keyboard height, (d) knee clearance, (e) formarm inclination , dan (f) elbow height. Perancangan furniture, peralatan kerja (equipment), maupun work environment bisa ditujukan untuk 2 (dua) macam alternatif posisi kerja (kerja duduk atau kerja berdiri) yang bisa dipilih dan persyaratan yang direkomendasikan bisa dilihat dalam gambar 1-5 (ISO 9241-5). -8-

ISO 9241-5 dilengkapi dengan annex A (Anthropometric Data Needed for Workstation Design and Selection) yang berisikan informasi data yang terkait dengan ukuran tubuh manusia (antropometri) yang diperlukan untuk setiap perancangan produk, fasilitas kerja maupun stasiun kerja yang akan berinteraksi dengan manusia (operator). Data antropometri yang harus dipilih haruslah cukup untuk merefleksikan bentuk (shapes) maupun ukuran (sizes) anggota tubuh dari populasi pemakai yang dikehendaki. Untuk perancangan furniture, peralatan kerja maupun stasiun kerja biasanya akan difokuskan pada populasi group orang dewasa (adult people) yaitu mereka yang berusia antara 16 65 tahun, dan biasanya pula data antropometri ini akan dipilah-pilah berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis ras/etnis-nya. Gambar A-1 akan menunjukkan dimensi-dimensi ukuran tubuh (antropometri) yang penting untuk diukur dan diketahui datanya guna merancang fasilitas kerja (VDT workplaces) baik untuk posisi kerja duduk maupun posisi kerja berdiri.

3. PERMASALAHAN ADAPTASI KE STANDARD INDONESIA. Barangkali permasalahan pokok didalam penerapan ISO 15534 dan/atau ISO 9241 adalah terletak pada data dimensi ukuran tubuh (antropometri) manusia Indonesia yang tentunya tidak akan sama dengan data antropometri orang Eropa seperti yang dipakai sebagai acuan international standard pada ISO 15534-3 (Anthropometric Data). Sampai dengan sekarang masih belum bisa dipastikan adanya data antropometri manusia Indonesia. Kalau memang sudah ada maupun pernah dilakukan pengukuran, mungkin yang dilakukan hanya sekedar pengukuran antropometri dalam ukuran sampel yang terbatas dan kurang representatif untuk menggambarkan populasi manusia Indonesia yang begitu heterogen kalau dipandang dari aspek keberagaman suku-bangsa (etnik) yang ada. -9-

Anda mungkin juga menyukai