Anda di halaman 1dari 55

Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia

Kimia Kelas 1 > Stoikiometri < Sebelum

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat k 1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap". Contoh: hidrogen + oksigen p (4g) (32g) 2.

hidrogen oksida (36g)

HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST "Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap" Contoh: a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H = 1 Ar . N : 3 Ar . H = 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3 b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0 = 1 Ar . S : 3 Ar . O = 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

Keuntungan dari hukum Proust: bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa te Contoh: Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40) Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3 = 12/100 x 50 gram = 6 gram massa C Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100% = 6/50 x 100 % = 12% 3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON "Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur Contoh: Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk, NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8 NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16

Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyaw 4. HUKUM-HUKUM GAS Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT dimana:

P = tekanan gas (atmosfir) V = volume gas (liter) n = mol gas R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tert

A.

HUKUM BOYLE Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

Contoh: Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur terseb Jawab: P1 V1 = P2 V2 2.5 = P2 . 10 p P2 = 1 atmosfir B.

HUKUM GAY-LUSSAC "Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suh Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2 Contoh: Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14 Jawab: V1/V2 = n1/n2 p 10/1 = (x/28) / (0.1/2) p x = 14 gram Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

C.

HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan ha P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

D.

HUKUM AVOGADRO "Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung ju 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas. Contoh: Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14) Jawab: 85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol

Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac: P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2 1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) p V2 = 12.31 liter

Massa Atom Dan Massa Rumus


Kimia Kelas 1 > Stoikiometri < Sebelum

1.

Massa Atom Relatif (Ar) merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom karbon 12

2.

Massa Molekul Relatif (Mr) merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12 massa 1 atom karbon Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan dari massa atom unsur-uns Contoh: Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ? Jawab: Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220

Konsep Mol
Kimia Kelas 1 > Stoikiometri < Sebelum

1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar bilangan Jika bilangan Avogadro = L maka :

1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut. 1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut. Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh: Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab: Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40 mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.

Persamaan Reaksi
Kimia Kelas 1 > Stoikiometri < Sebelum

PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT 1. 2. 3. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama

Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perb

Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari HNO3 (aq) + H2S (g) p NO (g) + S (s) + H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masin a HNO3 + b H2S p c NO + d S + e H2O

Berdasarkan reaksi di atas maka atom atom atom atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi) O : 3a = c + e p 3a = a + e p e = 2a H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a p 2b = 3a p b = 3/2 a S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga 2 HNO3 + 3 H2S p 2 NO + 3 S + 4 H2O

Hitungan Kimia
Kimia Kelas 1 > Hitungan Kimia < Sebelum

Hitungan kimia adalah cara-cara perhitungan yang berorientasi pada hukum-hukum dasar ilmu kimia. Dalam hal ini akan diberikan bermacam-macam contoh soal hitungan kimia beserta pembahasanya.

Contoh-contoh soal : 1. Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium karbonat ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ; Ca=40) Jawab : 1 mol CaCO, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100 Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x 100% = 40%

2.

Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27) direaksikan dengan asam klorida encer berlebih

2 Al (

Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan pada kondisi stand Jawab: Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan 2 mol Al x 2 mol AlCl3 p 3 mol H2 5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol Jadi: AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 = 6.72 liter

3.

Suatu bijih besi mengandung 80% Fe2O3 (Ar: Fe=56; O=16). Oksida ini direduksi dengan gas CO Berapa ton bijih besi diperlukan untuk membuat 224 ton besi ? Jawab: 1 mol Fe2O3 mengandung 2 mol Fe maka : massa Fe2O3 = ( Mr Fe2O3/2 Ar Fe ) x massa Fe = (160/112) x 224 = 320 ton Jadi bijih besi yang diperlukan = (100 / 80) x 320 ton = 400 ton

4.

Untuk menentukan air kristal tembaga sulfat 24.95 gram garam tersebut dipanaskan sampai sem terkandung dalam garam tersebut ? Jawab : misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O

CuSO4 . xH2O p

CuSO4 + xH2O

24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol 15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan bahwa: banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4; sehingga persamaannya 24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1 p x = 5 Jadi rumus garamnya adalah CuS04 . 5H2O

Rumus Empiris dan Rumus Molekul Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu senyawa. Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam molekul. Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu: - massa dan Ar masing-masing unsurnya - % massa dan Ar masing-masing unsurnya - perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya

Rumus molekul: bila rumus empirisnya sudah diketahui dan Mr juga diketahui maka rumus molekulnya dap Contoh: Jawab:

Suatu senyawa C den H mengandung 6 gram C dan 1 gram H. Tentukanlah rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut bila diketahui M mol C : mol H = 6/12 : 1/1 = 1/2 : 1 = 1 : 2 Jadi rumus empirisnya: (CH2)n Bila Mr senyawa tersebut = 28 maka: 12n + 2n = 28 p 14n = 28 p Jadi rumus molekulnya : (CH2)2 = C2H4 n=2

Contoh: Jawab:

Untuk mengoksidasi 20 ml suatu hidrokarbon (CxHy) dalam keadaan gas diperluka Persamaan reaksi pembakaran hidrokarbon secara umum

CxHy (g) + (x + 1/4 y) O2 (g) p x CO2 (g) + 1/2 y H2O (l) Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam reak Menurut Gay Lussac gas-gas pada p, t yang sama, jumlah mol berbanding lurus d Maka: mol CxHy 20 1 : mol O2 : 100 :5 : mol CO2 : 60 :3

atau: 1 : 3 = 1 : x p x = 3 1 : 5 = 1 : (x + 1/4y) p y = 8 Jadi rumus hidrokarbon tersebut adalah : C3H8

Reaksi Eksoterm Dan Endoterm


Kimia Kelas 1 > Termokimia < Sebelum

a.

Reaksi Eksoterm

Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi t Pada reaksi eksoterm harga (H = ( - ) Contoh : C(s) + O2(g) p CO2(g) + 393.5 kJ ; (H = -393.5 kJ

b.

Reaksi Endoterm Pada reaksi endoterm terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi Pada reaksi endoterm harga (H = ( + ) Contoh : CaCO3(s) p CaO(s) + CO2(g) - 178.5 kJ ; (H = +178.5 kJ

Perubahan Entalpi
Kimia Kelas 1 > Termokimia < Sebelum

Entalpi = H = Kalor reaksi pada tekanan tetap = Qp Perubahan entalpi adalah perubahan energi yang menyertai peristiwa perubahan kimia pada tekanan tetap a. b. Pemutusan ikatan membutuhkan energi (= endoterm) Contoh: H2 p 2H - a kJ ; (H= +akJ Pembentukan ikatan memberikan energi (= eksoterm) Contoh: 2H p H2 + a kJ ; (H = -a kJ

Istilah yang digunakan pada perubahan entalpi : 1.

Entalpi Pembentakan Standar ( (Hf ): (H untak membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pad Contoh: H2(g) + 1/2 O2(g) p H20 (l) ; (Hf = -285.85 kJ

2.

Entalpi Penguraian: (H dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung menjadi unsur-unsurnya (= Kebalikan d Contoh: H2O (l) p H2(g) + 1/2 O2(g) ; (H = +285.85 kJ

3.

Entalpi Pembakaran Standar ( (Hc ): (H untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K d Contoh: CH4(g) + 2O2(g) p CO2(g) + 2H2O(l) ; (Hc = -802 kJ

4.

Entalpi Reaksi: (H dari suatu persamaan reaksi di mana zat-zat yang terdapat dalam persamaan reaksi d Contoh: 2Al + 3H2SO4 p Al2(SO4)3 + 3H2 ; (H = -1468 kJ Entalpi Netralisasi: (H yang dihasilkan (selalu eksoterm) pada reaksi penetralan asam atau basa. Contoh: NaOH(aq) + HCl(aq) p NaCl(aq) + H2O(l) ; (H = -890.4 kJ/mol

5.

6.

Hukum Lavoisier-Laplace "Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-unsurya = jumlah Artinya : Apabila reaksi dibalik maka tanda kalor yang terbentuk juga dibalik dari positif m Contoh: N2(g) + 3H2(g) p 2NH3(g) ; (H = - 112 kJ 2NH3(g) p N2(g) + 3H2(g) ; (H = + 112 kJ

Penentuan Perubahan Entalpi Dan Hukum Hess


Kimia Kelas 1 > Termokimia

< Sebelum

PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI

Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia biasanya digunakan alat seperti kalorimeter, Perhitungan : (H
reaksi

= 7 (Hfo produk - 7 (Hfo reaktan

HUKUM HESS

"Jumlah panas yang dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia tidak tergantung pada jalannya re Contoh: C(s) + O2(g) C(s) + 1/2 02(g) p p CO2(g) CO(g) CO2(g) ; (H = x kJ ; (H = y kJ ; (H = z kJ

p 1 tahap p 2 tahap

CO(g) + 1/2 O2(g) p

------------------------------------------------------------ +
C(s) + O2(g) p CO2(g) ; (H = y + z kJ

Menurut Hukum Hess : x = y + z

Energi-Energi Dan Ikatan Kimia


Kimia Kelas 1 > Termokimia

< Sebelum

Reaksi kimia merupakan proses pemutusan dan pembentukan ikatan. Proses ini selalu disertai perubahan e Untuk molekul kompleks, energi yang dibutuhkan untuk memecah molekul itu sehingga membentuk atom-

Harga energi atomisasi ini merupakan jumlah energi ikatan atom-atom dalam molekul tersebut. Untuk mol energi ikatan Energi atomisasi suatu senyawa dapat ditentukan dengan cara pertolongan entalpi pembentu (H reaksi = 7 energi pemutusan ikatan = 7 energi ikatan di kiri Contoh: Diketahui : energi ikatan C - H = 414,5 kJ/Mol C = C = 612,4 kJ/mol C - C = 346,9 kJ/mol H - H = 436,8 kJ/mol Ditanya: (H reaksi = C2H4(g) + H2(g) p C2H6(g)

(H reaksi

= = = =

Jumlah energi pemutusan ikatan - Jumlah energi pembentukan ika (4(C-H) + (C=C) + (H-H)) - (6(C-H) + (C-C)) ((C=C) + (H-H)) - (2(C-H) + (C-C)) (612.4 + 436.8) - (2 x 414.5 + 346.9)

= - 126,7 kJ

Sistem Dispers Dan Sistem Koloid


Kimia Kelas 1 > Sistem Koloid < Sebelum

SISTEM DISPERS A. B. C. Dispersi kasar (suspensi) Dispersi koloid Dispersi molekuler (larutan sejati)

: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besa

: partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 n : partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil

Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersi

JENIS KOLOID Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. - koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. - koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. - koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.

Sifat-Sifat Koloid
Kimia Kelas 1 > Sistem Koloid < Sebelum

Sifat-sifat khas koloid meliputi : a. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

b.

Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+

Koloid As2S3 ber

c.

Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion a Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artiny Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.

d.

Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau se pencampuran koloid yang berbeda muatan.

e.

Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya caira Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol belerang, sol emas.

Koloid Liofob:

Elektroferisis Dan Dialisis


Kimia Kelas 1 > Sistem Koloid < Sebelum

ELEKTROFERESIS

Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpu jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.

DIALISIS

Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaann Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.

Pembuatan Koloid
Kimia Kelas 1 > Sistem Koloid < Sebelum

A.

Cara Kondensasi Cara kondensasi termasuk cara kimia.


kondensasi

Prinsip :

Partikel Molekular

-------------->

Part

Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi : 1. Reaksi Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) p Reaksi Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) p

3 S(s) + 2 H2O(l)

2.

Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

3.

Reaksi Substitusi 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) p As2S3(s) + 6 H2O(l)

4.

Reaksi Penggaraman Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat memben encer. AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) p AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)

B.

Cara Dispersi Prinsip : Partikel Besar ---------------->

Partik

Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia: 1. Cara Mekanik

Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan c 2. Cara Busur Bredig Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.

3.

Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endap (pemecah). Contoh: - Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. - Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

Konsentrasi Dan Kecepatan Reaksi


Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi < Sebelum

Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setia Untuk reaksi: aA + bB p mM + nN maka kecepatan reaksinya adalah: 1 (dA) ------- = a dt 1 d(B) ------- = + b dt 1 d(M) -------- = + m dt 1 d(N) ---------n dt

V=-

dimana: - 1/a . d(A) /dt - 1/b . d(B) /dt - 1/m . d(M) /dt - 1/n . d(N) /dt = rA = rB = rM = rN

= kecepatan reaksi zat A = pengurangan konsentrasi zat A per = kecepatan reaksi zat B = pengurangan konsentrasi zat B per = kecepatan reaksi zat M = penambahan konsentrasi zat M per = kecepatan reaksi zat N = penambahan konsentrasi zat N per

Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangn akan berkurang pula kecepatannya. Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut: V = k(A) dimana: V = kecepatan reaksi k = tetapan laju reaksi
x

(B)

x = orde reaksi terhadap zat A y = orde reaksi terhadap zat B (x + y) adalah orde reaksi keseluruhan (A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.

Orde Reaksi
Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi < Sebelum

Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berd Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : v = k (A) (B)
2

persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2 adalah reaksi orde 3. Contoh soal: Dari reaksi 2NO(g) + Br2(g) p 2NOBr(g)

dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. Pertanyaan: a. Tentukan orde reaksinya ! b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) ! Jawab: (NO) mol/l 0.1 0.1 0.1 0.2 0.3 (Br2) mol/l 0.1 0.2 0.3 0.1 0.1

Kecepatan Reaks mol / 1 / detik 12 24 36 48 108

a. Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah V = k(NO)x(Br2)y : jadi kita harus Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2 tidak berubah, y Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik 4 kali maka : 2x = 4 p x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)

Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO tidak berubah ya Br2 naik 2 kali, sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka : 2y = 2 p y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br2)

Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO)2(Br2) (reaksi orde 3)

b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja misalnya data (1), mak V = k(NO)2(Br2) 12 = k(0.1)2(0.1) k = 12 x 103 mol-212det-1

Teori Tumbukan Dan Teori Keadaan Transisi


Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi < Sebelum

Teori tumbukan didasarkan atas teori kinetik gas yang mengamati tentang bagaimana suatu reaksi kimi antara dua jenis molekul A dan B sama dengan jumiah tumbukan yang terjadi per satuan waktu antara terjadi persatuan waktu sebanding dengan konsentrasi A dan konsentrasi B. Jadi makin besar konsentra tumbukan yang terjadi. TEORI TUMBUKAN INI TERNYATA MEMILIKI BEBERAPA KELEMAHAN, ANTARA LAIN : -

tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi sebab ada energi tertentu yang harus dilewati (diseb menghasilkan reaksi. Reaksi hanya akan terjadi bila energi tumbukannya lebih besar atau sama d

molekul yang lebih rumit struktur ruangnya menghasilkan tumbukan yang tidak sama jumlahnya struktur ruangnya.

Teori tumbukan di atas diperbaiki oleh tcori keadaan transisi atau teori laju reaksi absolut. Dalam teori i dilewati oleh molekul-molekul yang bereaksi dalam tujuannya menuju ke keadaan akhir (produk). Keada reaksi keadaan transisi dapat ditulis sebagai berikut: A+Bp dimana: - A dan B adalah molekul-molekul pereaksi - T* adalah molekul dalam keadaan transisi - C dan D adalah molekul-molekul hasil reaksi SECARA DIAGRAM KEADAAN TRANSISI INI DAPAT DINYATAKAN SESUAI KURVA BERIKUT T* --> C + D

Dari diagram terlibat bahwa energi pengaktifan (Ea) merupakan energi keadaan awal sampai dengan ene molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit sebesar energi pengaktifan (Ea) agar dapa hasil reaksi (C + D).

Catatan : energi pengaktifan (= energi aktivasi) adalah jumlah energi minimum yang dibutuhkan oleh molekul-mo

Tahap Menuju Kecepatan Reaksi


Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi < Sebelum

Dalam suatu reaksi kimia berlangsungnya suatu reaksi dari keadaan semula (awal) sampai keadaan akh Contoh: 4 HBr(g) + O2(g) p 2 H2O(g) + 2 Br2(g)

Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan 4 molekul HBr. Suatu re berhasil antara molekul-molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4 molekul HBr dengan 1 mo Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2 molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 mol dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahap-tahapnya adalah : Tahap 1: HBr + O2

p HOOBr Tahap 2: HBr + HOOBr p 2HOBr Tahap 3: (HBr + HOBr p H2O + Br2) x 2 ------------------------------------------------------ +
4 HBr + O2 --> 2H2O + 2 Br2

(lambat) (cepat) (cepat)

Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi tersebut ditentukan ol yang berlangsungnya paling lambat.

Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut "mekanisme reaksi" dan kecepatan berlangsun paling lambat dalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap penentu kecepatan reak

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi


Kimia Kelas 1 > Kecepatan Reaksi < Sebelum

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, su A. KONSENTRASI

Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian m

B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi. Secara umum dinyatakan bahwa: -

Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan. Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq) p CaCO3(s) Reaksi ini berlangsung dengan cepat.

Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat. Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk mem molekul zat yang bereaksi.

Contoh: CH4(g) + Cl2(g) p CH3Cl(g) + HCl(g) Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya ma

C. SUHU

Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka e bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Deng keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS: k = A . e-E/RT

dimana: k : tetapan laju reaksi A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi E : energi pengaktifan R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR

Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijum seperti sebelum reaksi.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkeci tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapa

Keadaan Kesetimbangan
Kimia Kelas 1 > Kesetimbangan Kimia < Sebelum

Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi keset A + B p C + D

ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU : 1. Kesetimbangan dalam sistem homogen a. Kesetimbangan dalam sistem gas-gas

Contoh: 2SO2(g) + O2(g) m b.

2SO3(g)

Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan Contoh: NH4OH(aq) m NH4+(aq) + OH- (aq)

2. Kesetimbangan dalam sistem heterogen a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas Contoh: CaCO3(s) m CaO(s) + CO2(g) b. Kesetimbangan sistem padat larutan Contoh: BaSO4(s) m Ba2+(aq) + SO42- (aq) Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas Contoh: Ca(HCO3)2(aq) m CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

c.

Hukum Kesetimbangan
Kimia Kelas 1 > Kesetimbangan Kimia < Sebelum

Hukum Guldberg dan Wange:

Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa diman dengan koefisien reaksinya adalah tetap.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan. Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B m c C + d D maka:

Kc = (C)c x (D)d / (A)a x (B)b

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN -

Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam, berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam Contoh: C(s) + CO2(g) m Kc = (CO)2 / (CO2) 2CO(g)

Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc hany

Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) m Kc = (Zn2+) / (CO2+)

Zn2+(aq) + Cu(s)

Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu reakta itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc. Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) m CH3COOH(aq) + OH-(aq) Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)

Contoh soal: 1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi: AB(g) + CD(g) m AD(g) + BC(g)

Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC. Kalau volu untuk reaksi ini ! Jawab: Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol maka sama). Dalam keadaan kesetimbangan: (AD) = (BC) = 3/4 mol/l (AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/l Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 9 2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi: A(g) + 2B(g) m sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi: 2C(g) m 1/2A(g) + B(g) Jawab: - Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25 - Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2 - Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai: K1 = 1 / (K2)2 p K2 = 2 4C(g)

Pergeseran Kesetimbangan
Kimia Kelas 1 > Kesetimbangan Kimia

< Sebelum

Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan m aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya a pergeseran kesetimbangan. Bagi reaksi: A + B m C + D

KEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERAN 1. 2. Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah mol A

Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C dan

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH : a. Perubahan konsentrasi salah satu zat b. Perubahan volume atau tekanan c. Perubahan suhu A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT

Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimba tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke Contoh: 2SO2(g) + O2(g) m 2SO3(g)

- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kan - Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN

Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersam akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.

Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jum

Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jum

Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefi tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan. Contoh: N2(g) + 3H2(g) m 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2 Koefisien reaksi di kiri = 4 -

Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimban bergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimban bergeser ke kiri.

C. PERUBAHAN SUHU Menurut Van't Hoff:

- Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke ara endoterm). -

Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke a eksoterm). Contoh: 2NO(g) + O2(g) m 2NO2(g) ; (H = -216 kJ

- Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. - Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

Pengaruh Katalisator Terhadap Kesetimbangan Dan Hubungan Antara Harga Kc Dan Kp


Kimia Kelas 1 > Kesetimbangan Kimia < Sebelum

PENGARUH KATALISATOR TERHADAP KESETIMBANGAN

Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya kesetimbangan dan tid kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama b

HUBUNGAN ANTARA HARGA Kc DENGAN Kp Untuk reaksi umum: a A(g) + b B(g) m c C(g) + d D(g)

Harga tetapan kesetimbangan: Kc = [(C)c . (D)d] / [(A)a . (B)b] Kp = (PCc x PDd) / (PAa x PBb) dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.

Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai: Kp = Kc (RT)


(n

dimana (n adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri). Contoh: Jika diketahui reaksi kesetimbangan: CO2(g) + C(s) m 2CO(g)

Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalaun ruang 5 atm! Jawab: Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2 = (5 - x) atm. Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 p x=4

Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atm

Kesetimbangan Disosiasi
Kimia Kelas 1 > Kesetimbangan Kimia < Sebelum

Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.

Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-m Contoh: 2NH3(g) m N2(g) + 3H2(g)

besarnya nilai derajat disosiasi (E):

E = mol NH3 yang terurai / mol NH3 mula-mu

Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika: a = 0 berarti tidak terjadi penguraian a = 1 berarti terjadi penguraian sempurna 0 < E < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian). Contoh: Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan N2O4(g) m 2NO2(g)

banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama. Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ? Jawab: Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol mol N2O4 yang terurai = a E mol p mol N2O4 sisa = a (1 - E) mol mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a E mol Pada keadaan setimbang:

mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk a(1 - E) = 2a E p 1 - E = 2 E p E = 1/3

Pendahuluan
Kimia Kelas 2 > Larutan < Sebelum

LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing fisik.

Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu l Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan ini dibedakan atas : 1. ELEKTROLIT KUAT

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, kare air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1). Yang tergolong elektrolit kuat adalah:

a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

2.

ELEKTROLIT LEMAH

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga de Yang tergolong elektrolit lemah: a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terl ion-ion (tidak mengion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:

Larutan Larutan Larutan Larutan

urea sukrosa glukosa alkohol dan lain-lain

Konsentrasi Larutan
Kimia Kelas 2 > Larutan < Sebelum

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya: 1. FRAKSI MOL

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol se Fraksi mol dilambangkan dengan X. Contoh: Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka: XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3 XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7 * XA + XB = 1 2. PERSEN BERAT Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. Contoh: Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat : - gula = 5/100 x 100 = 5 gram - air = 100 - 5 = 95 gram 3. MOLALITAS (m) Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Contoh: Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !

- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m 4. MOLARITAS (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Contoh: Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ? - molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M 5. NORMALITAS (N) Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-. Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi

Pendahuluan
Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH. pH = - log [H+] Untuk air murni (25oC): [H+] = [OH-] = 10-7 mol/l pH = - log 10-7 = 7 Atas dasar pengertian ini, ditentukan: - Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral - Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam - Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa - Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14

Menyatakan pH Larutan Asam


Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Untuk menyatakan nilai pH suatu larutan asam, maka yang paling awal harus ditentukan (dibedakan) a 1. pH Asam Kuat

Bagi asam-asam kuat ( E = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat dihitung langsung valensinya). Contoh: 1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl ! Jawab: HCl(aq) p H+(aq) + Cl-(aq) [H+] = [HCl] = 0.01 = 10-2 M pH = - log 10-2 = 2 2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat ! Jawab: H2SO4(aq) p 2 H+(aq) + SO42-(aq) [H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M pH = - log 10-1 = 1

2.

pH Asam Lemah

Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya { 1 (0 < E < 1) maka besarnya kon langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam kuat). Langkah awal yang harus dite rumus [H+] =  Ca . Ka) dimana: Ca = konsentrasi asam lemah Ka = tetapan ionisasi asam lemah

Contoh: Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika diketahui Ka = 10-5 Jawab: Ca = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M [H+] =  Ca . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M pH = -log 10-3 = 3

Menyatakan pH Larutan Basa


Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH larutam asam, yaitu dibedakan 1. pH Basa Kuat

Untuk menentukan pH basa-basa kuat (E = 1), maka terlebih dahulu dihitung nilai pOH laruta Contoh: a. Tentukan pH dari 100 ml larutan KOH 0.1 M ! b. Hitunglah pH dari 500 ml larutan Ca(OH)2 0.01 M ! Jawab: a. KOH(aq) p K+(aq) + OH-(aq) [OH-] = [KOH] = 0.1 = 10-1 M pOH = - log 10-1 = 1 pH = 14 - pOH = 14 - 1 = 13 b. Ca(OH)2(aq) p Ca2+(aq) + 2 OH-(aq) [OH-1] = 2[Ca(OH)2] = 2 x 0.01 = 2.10-2 M pOH = - log 2.10-2 = 2 - log 2 pH = 14 - pOH = 14 - (2 - log 2) = 12 + log 2

2.

pH Basa Lemah

Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya { 1, maka untuk menyatakan konsen

[OH-] =  Cb . Kb) dimana: Cb = konsentrasi basa lemah Kb = tetapan ionisasi basa lemah Contoh: Hitunglah pH dari 100 ml 0.001 M larutan NH4OH, jika diketahui tetapan ionisasinya = 10-5 ! Jawab: [OH-] =  Cb . Kb) = 10-3 . 10-5 = 10-4 M pOH = - log 10-4 = 4 pH = 14 - pOH = 14 - 4 = 10

Larutan Buffer
Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Larutan buffer adalah: a. Campuran asam lemah dengan garam dari asam lemah tersebut. Contoh: - CH3COOH dengan CH3COONa - H3PO4 dengan NaH2PO4 b. Campuran basa lemah dengan garam dari basa lemah tersebut. Contoh: - NH4OH dengan NH4Cl Sifat larutan buffer: - pH larutan tidak berubah jika diencerkan. - pH larutan tidak berubah jika ditambahkan ke dalamnya sedikit asam atau basa.

CARA MENGHITUNG LARUTAN BUFFER 1.

Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran asam lemah dengan garamnya (larutannya ak rumus: [H+] = Ka. Ca/Cg pH = pKa + log Ca/Cg dimana: Ca = konsentrasi asam lemah Cg = konsentrasi garamnya Ka = tetapan ionisasi asam lemah Contoh:

Hitunglah pH larutan yang terdiri atas campuran 0.01 mol asam asetat dengan 0.1 mol natrium Ka bagi asam asetat = 10-5 Jawab: Ca = 0.01 mol/liter = 10-2 M Cg = 0.10 mol/liter = 10-1 M pH= pKa + log Cg/Ca = -log 10-5 + log-1/log-2 = 5 + 1 = 6

2.

Untuk larutan buffer yang terdiri atas campuran basa lemah dengan garamnya (larutannya aka rumus: [OH-] = Kb . Cb/Cg pOH = pKb + log Cg/Cb dimana: Cb = konsentrasi base lemah Cg = konsentrasi garamnya Kb = tetapan ionisasi basa lemah Contoh:

Hitunglah pH campuran 1 liter larutan yang terdiri atas 0.2 mol NH4OH dengan 0.1 mol HCl ! ( Jawab:

NH4OH(aq) + HCl(aq) p

NH4Cl(aq) + H2O(l)

mol NH4OH yang bereaksi = mol HCl yang tersedia = 0.1 mol mol NH4OH sisa = 0.2 - 0.1 = 0.1 mol mol NH4Cl yang terbentuk = mol NH40H yang bereaksi = 0.1 mol Karena basa lemahnya bersisa dan terbentuk garam (NH4Cl) maka campurannya akan membe Larutan buffer. Cb (sisa) = 0.1 mol/liter = 10-1 M Cg (yang terbentuk) = 0.1 mol/liter = 10-1 M pOH = pKb + log Cg/Cb = -log 10-5 + log 10-1/10-1 = 5 + log 1 = 5 pH = 14 - p0H = 14 - 5 = 9

Hidrolisis
Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Hidrolisis adalah terurainya garam dalam air yang menghasilkan asam atau basa. ADA EMPAT JENIS GARAM, YAITU : 1.

2.

3.

4.

Garam Yang Terbentuk Dari Asam Kuat Dan Basa Lemah


Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum Sesudah >

Karena untuk jenis ini garamnya selalu bersifat asam (pH < 7) digunakan persamaan: [H+] = Kh . Cg dimana : Kh = Kw/Kb Kh = konstanta hidrolisis Jika kita ingin mencari nilai pH-nya secara langsung, dipergunakan persamaan:

pH = 1/2 (pKW - pKb - log Cg)

Contoh: Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.1 M NH4Cl ! (Kb = 10-5) Jawab: NH4Cl adalah garam yang bersifat asam, sehingga pH-nya kita hitung secara langsung. pH = = = = = 1/2 1/2 1/2 1/2 5 (pKw - pKb - log Cg) (-log 10-14 + log 10-5 - log 10-1) (14 - 5 + 1) x 10

Garam Yang Terbentuk Dari Asam Lemah Dan Basa Lemah

Kimia Kelas 2 > Eksponen Hidrogen < Sebelum

Sesud

Untuk jenis garam ini larutannya selalu bersifat basa (pH > 7), dan dalam perhitungan digunakan [OH-] = Kh . Cg dimana: Kh = Kw/Ka Kh = konstanta hidrolisis Jika kita ingin mencari nilai pH-nya secara langsung, dipergunakan persamaan:

pH = 1/2 (pKw + pKa + log Cg)

Contoh: Hitunglah pH larutan dari 100 ml 0.02 M NaOH dengan 100 ml 0.02 M asam asetat ! (Ka = 10-5). Jawab: NaOH + CH3COOH p CH3COONa + H2O

- mol NaOH = 100/1000 x 0.02 = 0.002 mol - mol CH3COOH = 100/1000 x 0.02 = 0.002 mol

Karena mol basa yang direaksikannya sama dengan mol asam yang direaksikan, maka tidak ada y garam (CH3COONa) yang terbentuk.

- mol CH3COONa = 0.002 mol (lihat reaksi) - Cg = 0.002 mol/200 ml = 0.002 mol/0.2 liter = 0.01 M = 10-2 M - Nilai pH-nya akan bersifat basa (karena garamnya terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat

pH = 1/2 (pKw + pKa + log Cg) = 1/2 (14 + 5 + log 10-2) = 1/2 (19 - 2) = 8.5

Teori Asam Basa


Kimia Kelas 2 > Teori Asam-Basa Dan Stokiometri Larutan < Sebelum

Sesuda

A.

MENURUT ARRHENIUS Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-. Contoh: 1) HCl(aq) p H+(aq) + Cl-(aq) 2) NaOH(aq) p Na+(aq) + OH-(aq)

B.

MENURUT BRONSTED-LOWRY Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor. Contoh: 1) HAc(aq) + H2O(l) asam-1 basa-2 m H3O+(aq) + Ac-(aq) asam-2 basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konyugasi. H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konyugasi. 2) H2O(l) + NH3(aq) asam-1 basa-2 m NH4+(aq) + OH-(aq) asam-2 basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konyugasi. NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan seb

atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

Stokiometri Larutan
Kimia Kelas 2 > Teori Asam-Basa Dan Stokiometri Larutan < Sebelum

Sesuda

Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi, sebagian atau seluruhnya berada d 1. Stoikiometri dengan Hitungan Kimia Sederhana

Soal-soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara hitungan kimia seder hubungan kuantitas antara suatu komponen dengan komponen lain dalam suatu reaksi. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: a. menulis persamann reaksi b. menyetarakan koefisien reaksi c. memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol

Karena zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam bentuk larutan, maka mol larutan dapat n=V.M dimana: n = jumlah mol V = volume (liter) M = molaritas larutan Contoh:

Hitunglah volume larutan 0.05 M HCl yang diperlukan untuk melarutkan 2.4 gram logam ma Jawab: Mg(s) + 2HCl(aq) p MgCl2(aq) + H2(g) 24 gram Mg = 2.4/24 = 0.1 mol mol HCl = 2 x mol Mg = 0.2 mol volume HCl = n/M = 0.2/0.25 = 0.8 liter

2.

Titrasi

Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yan konsentrasinya. Motode ini banyak dilakukan di laboratorium. Beberapa jenis titrasi, yaitu: 1. titrasi asam-basa 2. titrasi redoks 3. titrasi pengendapan Contoh: 1. Untuk menetralkan 50 mL larutan NaOH diperlukan 20 mL larutan 0.25 M HCl. Tentukan kemolaran larutan NaOH ! Jawab: NaOH(aq) + HCl(aq) p NaCl(aq) + H2O(l) mol HCl = 20 x 0.25 = 5 m mol Berdasarkan koefisien reaksi di atas. mol NaOH = mol HCl = 5 m mol M = n/V = 5 m mol/50mL = 0.1 M

2. Sebanyak 0.56 gram kalsium oksida tak murni dilarutkan ke dalam air. Larutan ini tepat d larutan 0.30 M HCl.Tentukan kemurnian kalsium oksida (Ar: O=16; Ca=56)! Jawab: CaO(s) + H2O(l) p Ca(OH)2(aq) Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq) p CaCl2(aq) + 2 H2O(l) mol HCl = 20 x 0.30 = 6 m mol mol Ca(OH)2 = mol CaO = 1/2 x mol HCl = 1/2 x 6 = 3 m mol massa CaO = 3 x 56 = 168 mg = 0.168 gram Kadar kemurnian CaO = 0.168/0.56 x 100% = 30%

Keradioaktifan Alam
Kimia Kelas 2 > Zat Radioaktif < Sebelum Sesudah

Definisi : Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari unsur-unsur yang bersifat radiokatif MACAMNYA KERADIOAKTIFAN ALAM - Terjadi secara spontan

Misalnya:

238 92

Up

224 90

Th +

4 2

He 1.

2.

Keradioaktifan Buatan, Rumus Dan Ringkasan


Kimia Kelas 2 > Zat Radioaktif < Sebelum Sesudah >

KERADIOAKTIFAN BUATAN Perubahan inti yang terjadi karena ditembak oleh partikel. Prinsip penembakan: o Jumlah nomor atom sebelum penembakan = jumlah nomor atom setelah penembakan.

Jumlah nomor massa sebelum penembakan = jumlah nomor massa setelah penembakan.
14 7

Misalnya:

N+

4 2

He p

17 8

O+

1 1

RUMUS

k = (2.3/t) log (No/Nt) k = 0.693/t1/2 t = 3.32 . t1/2 . log No/Nt

k = tetapan laju peluruhan t = waktu peluruhan No = jumlah bahan radioaktif mula-mula Nt = jumlah bahan radioaktif pada saat t t1/2 = waktu paruh

RINGKASAN 1. Kestabilan inti: umumnya suatu isotop dikatakan tidak stabil bila: a. n/p > (1-1.6) b. e > 83 e = elektron n = neutron p = proton 2. Peluruhan radioaktif: a. Nt = No . e-1 b. 2.303 log No/Nt = k . t c. k . t1/2 = 0.693 d. (1/2)n = Nt/No t1/2 x n = t No = jumiah zat radioaktif mula-mula (sebelum meluruh) Nt = jumiah zat radioaktif sisa (setelah meluruh) k = tetapan peluruhan

t = waktu peluruhan t1/2 = waktu paruh n = faktor peluruhan Contoh:

1. Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paruh 4 jam. Dari sejumlah No unsur tersebut setelah yang masih tersisa ? Jawab: t1/2 = 4 jam ; t= 1 hari = 24 jam t1/2 x n = t p n = t/t1/2 = 24/4 = 6 (1/2)n = Nt/No p (1/2)6 = Nt/No p

Nt = 1/64 No

2. 400 gram suatu zat radioaktif setelah disimpan selama 72 tahun ternyata masih tersisa sebanya Berapakah waktu paruh unsur radioaktif tersebut ? Jawab: No = 400 gram Nt = 6.25 gram t = 72 tahun (1/2)n = Nt/No = 6.25/400 = 1/64 = (1/2)6 n = 6 (n adalah faktor peluruhan) t = t1/2 x n p t1/2 = t/n = 72/6 = 12 tahun

Kimia Lingkungan
Kimia Kelas 2 > Kimia Lingkungan < Sebelum Sesudah >

DEFINISI Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari pengaruh dari bahan kimia terhadap lingkungan.

KETENTUAN Kimia lingkungan mempelajari zat-zat kimia yang penggunaannya dapat menguntungkan dibidan teknologi tetapi hasil-hasil sampingannya merugikan, serta cara pencegahannya.

MACAMNYA 1. Pencemaran udara 2. Pencemaran air 3. Pencemaran tanah 1. Pencemaran udara a. Karbon monoksida (CO) - tidak berwarna dan tidak barbau - bersifat racun karena dapat berikatan dengan hemoglobin CO + Hb p COHb - kemampuan Hb untuk mengikat CO jauh lebih besar dan O2, akibatnya darah kurang berfungsi sebagai pengangkut 02

b. Belerangdioksida (SO2) - berasal dari: gunung api, industri pulp dengan proses sulfit dan hasil pembakaran bahan bakar yang mengandung belerang (S) - warna gas : coklat - bersifat racun bagi pernafasan karena dapat mengeringkan udara c. Oksida nitrogen (NO dan NO2) - pada pembakaran nitrogen, pembakaran bahan industri dan kendaraan bermotor - di lingkungan yang lembab, oksida nitrogen dapat membentuk asam nitrat yang bersifat korosif d. Senyawa karbon - dengan adanya penggunaan dari beberapa senyawa karbon di bidang pertanian, kesehatan dan peternakan, misalnya kelompok organoklor - organoklor tersebut: insektisida, fungisida dan herbisida 2. Pencemaran air a. Menurunnya pH air memperbesar sifat korosi air pada Fe dan dapat mengakibatkan terga kehidupan organisme air. b. Kenaikan suhu air mengakibatkan kelarutan O2 berkurang. c. Adanya pembusukan zat-zat organik yang mengubah warna, bau dan rasa air. Syarat air sehat: - tidak berbau dan berasa - harga DO tinggi dan BOD rendah 3. Pencemaran tanah - Adanya bahan-bahan sintetik yang tidak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme seperti plastik. - Adanya buangan kimia yang dapat merusak tanah.

4. Dampak polusi JENIS POLUTAN CO NO Freon NO2 Minyak Limbah industri Pestisida Pupuk DAMPAK Racun sebab afinitasnya terhadap Hb besar

Peningkatan radiasi ultra violet sebab NO menurunkan kadar O3 (filte violet) sda Racun paru Ikan mati sebab BOD naik Ikan mati sebab BOD naik Racun sebab pestisida adalah organoklor Tumbuhan mati kering sebab terjadi plasmolisis cairan sel

Kimia Terapan Dan Terpakai


Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

197

DEFINISI Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari reaksi-reaksi kimia yang dapat dimanfaatkan dalam proses industri untuk mengolah bahan asal menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi.

A. SABUN B. DETERGEN C. BENSIN D. PUPUK E. AIR

F. KESADAHAN G. ZAT TAMBAHAN PADA MAKANAN H. KERTAS

Sabun
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

1.PENGERTIAN Garam dari asam lemak dengan KOH/NaOH

2.JENIS O  Lunak : R C OK O  Keras : R C ONa

3.SIFAT 1. Mengandung alkali bebas kualitas rendah 2. Dalam H23koloid 3. Dalam air sadah kurang membuih 4.PEMBUATAN Lemak / Minyak + NaOH / KOH

Detergen
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

1.PENGERTIAN Garam Natrium dari Asam Sulfonat

2.SIFAT Fisis - Ujung non polar : R - O (hidrofob) - Ujung polar : SO3Na (hidrofil) Terhadap JASAD RENIK - Rantai C-nya lurus : Biogradable - Rantai C-nya bercabang : Unbiogradable Kimiawi - Dapat melarutkan lemak - Tak dipengaruhi kesadahan air

3.PEMBUATAN ROH + H2SO4 p ROSO3H + H2O ROSO3H + NaOH p ROSO3Na + H2O

Bensin
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

200

1. KOMPOSISI - Iso oktan (= 2, 2, 4 - trimetil pentana) - n heptan (menimbulkan knocking)

2. BILANGAN OKTAN Kadar iso oktan dalam bensin

3. KOMERSIAL - Premium bilangan oktan + 80 - Premix bilangan oktan + 94

4. SENYAWA ANTI KNOCKING Tetra etil lead (C2H5)4Pb

5. BENSIN CRACKING Diperoleh melalui proses pemutusan Hidrokarbon C12H26 > C6H14 + C6H12
425 C 25 atm

Pupuk
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

JENIS PUPUK 1. Pupuk Alam - Kompos - Pupuk Hijau - Pupuk Kandang

2. Pupuk Buatan

a. Pupuk Nitrogen - Za = (NH4)2SO4 - A.S.N = Amonium Sulfat Nitrat - Urea = CO(NH2)2 b. Pupuk Kalium N.P.K c. Pupuk Pospor - Enkel Superpospat - Double Superpospat - Triple Superpospat Catatan : Fungsi Pupuk : Mensuplai kebutuhan akan unsur-unsur tertentu

Air
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

H2O

merupakan pelarut universal

1. Menurut Tempatnya a. Air Tanah b. Air Permukaan Sungai c. Air Hujan 2. Menurut Kandungan Mineral a. Air Murni b. Air Tak Murni - Air Minum - Air mineral Air Pelikan dan Air Sadah

Kesadahan
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai

< Sebelum

Sesudah >

Air Sadah mengandung Ca2+ dan Mg2+


1. Jenis a. Tetap bila anionnya SO42- / Cl....pelunakannya diberi Na2CO3 b. Sementara bila anionnya HCO3....pengendapannya Dipanaskan dan Diberi Kapur 2. Dampak a. Memboroskan b.Sabun Menimbulkan Baru Ginjal c.Menimbulkan Kerak Pada Dasar Ketel

at Tambahan Pada Makanan


Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh adalah karbohidrat lemak protein vitamin mineral air

Tetapi, selain zat-zat makanan tersebut di atas, di dalam makanan kita masih terdapat z lain yang pada umumnya tidak mempunyai nilai gizi. Zat-zat ini disebut zat tambahan (additives) pada makanan, yaitu : 1. Zat tambahan untuk membuat makanan menjadi lebih menarik kelihatannya, lebih s

bau dan rasanya dan lebih awet bila disimpan. 2. Zat tambahan yang bercampur dengan makanan pada waktu dalam proses penyediaan/pembuatan bahan makanan. Zat tambahan im harus aman penggunaannya, yaitu tidak mengganggu kesehatan.

URAIAN BEBERAPA ZAT TAMBAHAN 1. Zat warna: tujuan penambahan ialah membuat makanan lebih menarik. Ada 2 macam zat warna: a. Zat Warna Nabati,

b. Zat Warna Sintetik,

yaitu yang berasal dari alam/tumbuh-tumbuhan. sep warna hijau dari daun suji (daun pandan) dan warna kuning atau jingga dari kunir (kurkuma). yang umumnya dibuat dari ter batubara Zat warna ini tidak boleh digunakan untuk makanan karena beracun. Penelitian menunjukkan bahwa beb zat warna itu dapat menimbulkan penyakit kanker.

2. Zat Penyedap (penguat rasa) : Tujuan penambahan ialah agar makanan lebih se rasa dan baunya.

3. Zat Pengawet

Penggunaan gula dan garam sebagai pengawet sudah diketahui orang banyak. Untuk makanan dalam kaleng umumnya digunakan zat pengawet lain, misalnya na benzoat. nipagin, sendawa dan asam sitrat. Ada kalanya digunakan juga antibiotik. Minyak dan lemak jika tidak disimpan baik, lama kelamaan menjadi tengik. Peristiw terjadi karena asam lemak yang tidak jenuh dalam bahan ini teroksidasi. Udara, cahaya dan kerja bakteri adalah penyebabnya. Untuk mencegah proses ini p minyak atau lemak ditambahkan zat pengawet yang tergolong "antioksidan". Contohnya:

- butil hidroksi anisol (BHA) - butil hidroksi toluena (BHT)

Biasanya antioksidan digunakan bersama dengan asam sitrat atau asam askorbat (vitamin C) yang fungsinya untuk memperkuat kerja antioksidan itu. Zat tambahan golongan lainnya yang secara tidak sengaja bercampur dengan mak ialah bahan-bahan kimia yang digunakan dalam bidang pertanian dan peternakan, misalnya senyawa organoklor. Karena itu kita harus mencuci bersih lebih dahulu sayuran dan buah-buahan yang a kita makan untuk mencegah keracunan oleh bahan kimia itu. Hormon-hormon yang sekarang sering diberikan k hewan potong untuk mempercepat pertumbuhannya dapat juga merupakan zat pada makanan yang tida kehendaki.

4. Zat Pemanis

Gula Pasir dan gula jawa adalah pemanis alami yang sering dipakai sehari-hari. Pem sintetis sering digunakan dalam industri minuman seperti limun, sirup dan lain-lain Penggunaan pemanis sintetis ini harus dibatasi karena kelebihan pemanis sintetis d minuman atau makanan akan menyebabkan penyakit.

Pemanis sintetis yang aman penggunaannya adalah gula stevita yaitu gula yang be dari daun Stevita rebaudina.

Kertas
Kimia Kelas 2 > Kimia Terapan Dan Terpakai < Sebelum Sesudah >

205

Bahan baku yang digunakan untuk membuat kertas ialah bahan-bahan yang mengandun banyak selulosa, seperti bambu, kayu, jerami, merang, dan lain-lain. Pembuatan kertas dari bahan baku dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu: 1. Pembuatan pulp 2. Pembuatan kertas dari pulp

Pulp, di samping dapat digunakan untuk membuat kertas, dapat juga digunakan untuk membuat rayon (rayon adalah selulosa dalam bentuk serat-serat). Ada 3 macam proses pembuatan pulp, yaitu: 1. Proses mekanis 2. Proses semi-kimia 3. Proses kimia Pada proses mekanis

tidak digunakan bahan-bahan kimia. Bahan baku digil dengan mesin sehingga selulosa terpisah dari zat-zat lain.

Pada proses semi-kimia

dilakukan seperti proses mekanis, tetapi dibantu deng bahan kimia untuk lebih melunakkan, sehingga seratserat selulosa mudah terpisah dan tidak rusak.

Pada proses kimia

bahan baku dimasak dengan bahan kimia tertentu un mengllilangkan zat lain yang tidak perlu dari serat-ser selulosa. Dengan proses ini, dapat diperoleh selulosa yang murni dan tidak rusak.

Ada 2 metoda pembuatan pulp dengan proses kimia, yaitu: a. Metoda proses basa Termasuk di sini adalah: - proses soda - proses sulfat

b.

Metoda proses asam Yang termasuk proses asam adalah proses sulfit

Proses Basa Bahan baku yang telah dipotong kecil-kecil dengan mesin pemotong, dimasukkan dalam sebuah bejana yang disebut "digester." Dalam larutan tersebut dimasukkan larutan pemasak: - NaOH 7%, untuk proses soda - NaOH, Na2S dan Na2CO3 untuk proses sulfat Pemasakan ini berguna untuk memisahkan selulosa dari zat-zat yang lain. Reaksi sebenarnya rumit sekali, tetapi secara sederhana dapat ditulis:
Larutan pemasak

Kayu > pulp (selulosa) + senyawa-senyawa alkohol + senyawa-senyawa asa + merkaptan + zat-zat pengotor lainnya.

Kemudian campuran yang selesai dimasak tersebut dimasukkan ke dalam mesin pemisah pulp dan disaring. Pulp kasar dapat digunakan untuk membuat karton dan pulp halus yan warnanya masih coklat harus dikelantang (diputihkan/dipucatkan). Pemucatan dilakukan dengan menggunakan Kaporit atau Natrium hipoklorit. Perlu diperhatikan bahwa, bahanbahan kimia yang sudah terpakai tidak dibuang, tetapi diolah kembali untuk dipakai lagi. ini berarti menghemat biaya dan mencegah pencemaran lingkungan Reaksi kimia yang penting dalam pengolahan kembali sisa larutan tersebut adalah : Na2SO4 + 2 C > Na2S + 2 CO2 Na2CO3 + Ca(OH)2 > 2 NaOH + CaCO3 Proses Asam

Secara garis besar, proses sulfit dilakukan melalui tahap-tahap yang sama dengan proses basa. tetapi larutan yang digunakan adalah: SO2, Ca(HSO3)2 dan Mg(HS03)2

Pembuatan Kertas

Pulp yang sudah siap, diolah dengan bahan-bahan penolong seperti perekat damar, kaoli talk, gips, kalsium karbonat, tawas aluminium, kertas bekas, zat warna dan lain-lain, unt kemudian diproses menjadi kertas, melalui mesin pembentuk lembaran kertas, mesin pengeras dan mesin pengering. Catatan:

1. Zat-zat tersebut di atas dipakai dalam jumlah kecil sekali, dan bila berlebihan berbahaya bagi kesehatan. 2. Ada zat pemanis yang dapat menimbulkan kanker pada hewan-hewan percobaan, sehingga di beberapa negara dilarang. 3. Umumnya zat-zat tersebut di atas adalah sintetis.

3.

Anda mungkin juga menyukai