Penciutan Usaha Divestment
Penciutan Usaha Divestment
Penciutan usaha
Lebih kecil (divestment) Ditutup (Likuidasi), sebagai akibat Kesulitan Likuiditas dan atau solvabilitas
Univariate Modle
satu variabel
Asumsi- asumsi : 1. Distribusi variable tertentu dari perusahaan yg mengalami kesuliatan keuangan berbeda secara sistematik dibandingkan dengan yang tidak mengalami kesulitan keuangan 2. Perbedaan yang sistematik tersebut dapat digunakan untuk peramalan
Kesalahan type I : Diramalkan bangkrut, terjadi bangkrut Kesalahan type II :diramalkan bangkrut ternyata tidak bankrut
Ratio
Cut Off
Type I 2 2 0 0 0
Type II 1 1 1 2 3
Total 3 3 1 2 3
Multivarite Model
Model dengan menggunakan beberapa variable Alat analisa yang digunakan adalah analisis diskriminan Pada dasarnya model ini mencoba menentukan varibel-variabel apa saja yg dapat dipakai untuk membedakan perusahaan yang gagal Vs yang tidak gagal, dengan bobot-bobot tertentu
Penelitan Altman (1968) untuk 33 perusahaan tahun 1946 1965, variable yg digunakan
X1 : Perbandingan Modal Kerja dengan Total Aktiva X2 : Perbandingan EAT dengan Total Aktiva X3 : EBIT / Total Aktiva X4 : Nilai Pasar Modal Sendiri Vs Nilai Buku Hutang X5 : Penjualan dengan Total Aktiva Fungsi diskriminan yg diperoleh Z = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,010 X5 Dengan Cut Off pointnya Z = 2,675
Penyelesaian
PERPANJANGAN, menunda saat jatuh tempo kredit COMPOSITION, Kreditor bersedia menerima sebahagian tagihannya LIKUIDASI DENGAN PERSETUJUN BERSAMA, Kreditor meminta melikuidasi perusahaan, karena diperkirakan akan terjadi kesulitan keuangan . Penyelesaian dapat dilakukan secara informal tidak melalui pengadilan
LIKUIDASI
Bilamana kondisi perusahaan tidak dapat ditolong lagi, likuidasi merupakan salah satu alternatif. Dengan demikian perusahaan dinyatakan bankrut, dan pihak-pihak yang berkepentingan (karyawan / buruh, kreditor, pemilik) akan diselesaikan haknuya sesuai dengan prioritas
Contoh
Aktiva Lancar
2.500
Aktiva Tetap
6.500 9.000
Total Aktiva
Total Passiva
Penjualan Aktiva Lancar 2.000, aktiva Tetap 4.500, biaya penjualan aktiva 500, hasil yg tersedia untuk kreditor USD 6.000 Prioritas pertama karyawan 500 Aktiva yg dijamin hipotek -> 1.500
Pembagian sbb :
Hasil Penjualan 6.500 Biaya Penjualan aktiva -500 Hasil Penjualan bersih 6.000 Upah Terutang 500 Pembayaran Hipotek 1.500 Jumlah yg tersedia untuk kreditur 4.000 Hutang Dagang 1.000 Hutang Bank 3.000 Kekurangan Hipotke 500 Obligasi 2.000 Jumlah 6.500 Pembagian ( 4.000/6.500) 61.54 %
Realisasi Pembagian
Kewajiban Hutang Dagang Hutang Bank
Kekurangan Hipotek
Obligasi Jumlah
REORGANISASI
Reorganisasi , penyusunan kembali struktur permodalan baru untuk layak beroperasi pada masa yang akan datang. Hal ini dilakukan karena : 1. Perusahaan masih mempunyai prospek 2. Lebih menguntungkan dibandingkan likuidasi
Tujuan Reorganisasi
Tujuan utama reorganisasi adalah menyehatkan kondisi keuangan perusa-haan dengan cara membuat struktur modal yang mengurangi beban tetap perusahaan (beban tetap = bunga)
Prosedur reorganisasi
Menentukan nilai perusahaan , hal yg sulit, namun dapat dilakukan dengan pendekatan nilai pasar, cost atau de-ngan tingkat kapitalisasi tertentu. Misalnya ekspektasi keuntungan pertahun USD 500.000, tingkat kapitalisasi yg layak 20 %, maka nilai perusahaan USD 2.500.000 Menentukan struktur permodalan, dapat dilakukan dengan hutang dirubah menjadi saham, atau income bonus atau jangka waktu diperpanjang Menentukan nilai surat-surat berharga yg lama untuk diganti dengan surat-surat berharga baru