Anda di halaman 1dari 4

Bab 1 Pendahuluan

1. Pengertian Metode Numerik Pada hakekatnya tidaklah mudah menjelaskan istilah metode numerik. Namun demikian, metode numerik boleh diartikan sebagai teknik dimana masalah yang sudah berbentuk model matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan menggunakan operasi aritmetika (Chapra & Canale, 2002). Sejak akhir tahun 1940, tersedianya komputer digital telah menjadi tulang punggung dalam penyelesaian masalah secara numerik. Sehingga pada saat sekarang ini penggunaan metode numerik memudahkan penghitungan yang sangat rumit dihadapi dalam area keteknikan. 2. Metode Numerik vs Analisis Numerik Pada prinsipnya lapangan kajian metode numerik dan analisis numerik adalah sama. Namun demikian, pembahasan terhadap keduanya adalah berbeda. Metode numerik memberikan penekanan pada teknik bagaimana menggunakan metode, yaitu bagaimana memformulasikan bentuk model matematik sehingga dapat diselesaikan secara numerik, baik secara langsung maupun secara iteratif. Misalnya, suatu persoalan telah dimodelkan dalam bentuk sistem persamaan linier. Model ini kemudian diselesaikan dengan cara menghitung secara langsung, misalnya dengan metode eliminasi Gauss atau mngunakan metode determinan. Pada sisi lain, analisis numerik lebih difokuskan pada penganalisisan suatu metode numerik yang digunakan. Misalnya bagaimana tingkat konvergensi dari suatu metode. Dalam analisis numerik juga dibicarakan mengenai perbandingan antara dua metode tertentu. Pada umumnya, menganalisis suatu bentuk model matematik memerlukan pengetahuan tentang analisis matematik. Oleh karena itu, biasanya kuliah metode numerik dibedakan dengan kuliah analisis numerik. 3. Kenapa menggunakan Metode Numerik Bertolak dari kenyataan bahwa suatu masalah yang kita hadapi dalam dunia nyata yang sudah dimodelkan dalam bentuk model matematik, mungkin saja dapat diketahui penyelsaiannya secara analitik. Namun, dalam prakteknya, tidak semua persoalan yang dihadapi dapat dengan mudah diselesaikan secara analitik. Bahkan, ada banyak model matematik yang tidak bisa ditentukan penyelesaian eksaknya secara analitik, sehingga dicari penyelesaian secara numerik, walaupun hasilnya adalah bersifat hampiran. Dengan demikian, penggunaan metode numerik adalah perlu dan dapat membantu dalam menyelesaikan persoalan.

Prof. Dr. Tulus, M.Si.

Chapra dan Canale (2002) mengemukakan sejumlah alasan tambahan kenapa metode numerik perlu dipelajari, antaranya: 1) Metode numerik merupakan alat penyelesaian persoalan yang sangat berdaya guna, dan sanggup menangani sistem persamaan yang besar, yang tak linier secara geometri yang tidak mungkin diselesaikan secara analitik. 2) Keserasian dalam metode numerik dan kemahiran dalam pemrograman komputer menjamin kemampuan akan merancang program sendiri untuk menyelesaikan persoalan tanpa harus membeli perangkat lunak yang mahal. 3) Metode numerik merupakan satu kendaraan yang efisien untuk belajar menggunakan komputer. Cara yang efektif belajar pemrograman adalah mengaktualisasikan penulisan program. 4) Metode numerik menyediakan kendaraan untuk memperkuat kembali pemahaman terhadap matematika, karena tugas metode numerik mengurangi matematika tinggi menjadi operasi aritmetika dasar. Ada beberapa keadaan yang di dalamnya metode numerik bisa bernilai lebih walaupun penyelesaian analitik tersedia (Davis, 1986). Hal ini timbul apabila penyelesaian secara analitik dalam pengevaluasiannya memakan waktu yang cukup banyak. Misalnya, dalam suatu persoalan, penyelesaiannya memuat deret yang sangat rumit dan konvergen dengan sangat lambat, dan secara analitik tidak dapat dijumlahkan secara analitik, sehingga penyelesaiannya bisa dilakukan secara numerik dengan lebih efisien. Persoalan keteknikan umumnya sangat rumit dan sering kali memuat fenomena tak-linier. Sampai sekarang, persoalan yang memuat bentuk tak linier masih sulit untuk diselesaikan secara analitik. Dalam banyak kasus, persoalan yang muncul dalam bentuk tak linier diusahakan disederhanakan menjadi bentuk linier. Namun biasanya penyelesaian yang diperoleh tidak berlaku umum di seluruh domain, dan umumnya hanya bersifat lokal. 4. Persamaan hampiran dan penyelesaian hampiran Sering kali kita tidak mempunyai kemampuan bidang matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kasus yang muncul dari kejadian nyata yang telah dinyatakan dalam bentuk persamaan. Davis (1986) menyatakan bahwa ada dua pendekatan yang bisa diambil. Pertama adalah mengusahakan untuk merubah persamaan ke dalam bentuk yang bisa dikelola. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan suku tertentu yang dipercaya mempunyai efek yang kecil pada penyelesaian dibandingkan dengan efek dari suku-suku lain. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melinierkan beberapa suku yang tak linier. Atau cara lain digunakan sesuai dengan persoalannya. Tentunya, diharapkan hasilnya dapat diselesaikan secara analitik. Dalam hal ini, penyelesaian yang dihasilkan adalah penyelesaian dari persamaan hampiran. Hasil penyelesaian yang diperoleh dari

Prof. Dr. Tulus, M.Si.

persamaan hampiran tidak seluruhnya dapat sesuai dengan yang diharapkan sebagai hasil eksak. Hasil ini juga biasanya memerlukan perbandingan dengan data eksperimen. Cara kedua adalah tanpa menyederhanakan persamaan awal. Namun, penyelesaiannya dilakukan dengan cara mencari penyelesaian hampiran menggunakan formulasi tertentu. Kedekatan penyelesaian hampiran dengan penyelesaian eksak bisa diperbaiki sesuai dengan yang dikehendaki dengan penghitungan lanjutan. Dibandingkan dengan cara pertama di atas, cara ini tidak menimbulkan keragu-raguan, walaupun telah diketahui bahwa hasilnya bukanlah hasil yang persis benar. Tentu saja setiap hasil dari hampiran ini perlu dibandingkan dengan hasil eksperimen. 5. Galat dalam Penghitungan Numerik Seperti telah diuraikan di atas, bahwa metode numerik dalam membantu menyelesaikan persoalan menggunakan nilai hampiran. Oleh karenanya, pada kenyataannya nilai hasil penghitungan numerik tidak selalu sama dengan nilai penyelesaian eksak. Keadaan ini tidak terlepas dari pengerjaan secara numerik yang dilakukan berdasarkan proses iterasi maupun rekursi. 5.1 Definisi Galat Galat dapat didefinisikan sebagai perbedaan (selisih) antara penyelesaian eksak dengan penyelesaian numerik. Ada dua istilah galat yang sering digunakan, yaitu galat mutlak (absolut) dan galat relatif. Galat mutlak adalah beda antara penyelesaian eksak dengan penyelesaian numerik, seperti yang disebutkan di awal paragraf. Sedangkan galat relatif adalah galat mutlak dibagi dengan ukuran penyelesaian eksak ataupun penyelesaian numerik. Galat relatif biasanya dinyatakan dalam persentase. Contoh: Dalam suatu persoalan didapat penyelesaiannya adalah 3. Apabila galat mutlaknya adalah 0,02, maka berarti penyelesaian numeriknya adalah 3,02 atau 2,98. Pada bagian lain, jika suatu penyelesaian eksak adalah 1000 dan penyelesaian numeriknya 1000,02, maka galatnya juga 0,02. Artinya mereka mempunyai galat mutlak yang sama. Namun, galat relatif mereka adalah tidak sama. Galat relatif contoh yang pertama adalah 0,67%, sedangkan contoh kedua adalah 0,02%

6. Perkembangan Metode Numerik Pada masa sekarang ini, aplikasi dari metode numerik sudah cukup luas. Para ahli keteknikan masa sekarang ini banyak menggunakan metode numerik yang sudah dikemas menjadi satu sistem atau perangkat lunak penghitungan untuk berbagai persoalan. Metode-metode penghitungan yang diturunkan dari berbagai metode numerik dasar juga selalu dikembangkan orang. Contoh-contoh metode numerik terpakai antara lain Metode Elemen Terhingga (Finite Element Method), Metode Beda Terhingga (Finite Difference Method), Metode Elemen Batas (Boundary Element Method), dan Metode Isi Terhingga (Finite Volume Method).

Prof. Dr. Tulus, M.Si.

Daftar Pustaka Chapra , S. C. & Canale, R. P. 2002. Numerical Methods for Engineers With Software and Programming Applications. Fourth Edition. Boston: McGraw-Hill. Davis, G. V. 1986. Numerical Methods in Engineering and Science. London: Allen & Unwin.

Prof. Dr. Tulus, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai