Anda di halaman 1dari 3

SINDROM METABOLIK DI UNIT KESEHATAN PELABUHAN (UKESPEL) PT.

(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA (PELINDO) III CABANG BANJARMASIN PERIODE BULAN JULIAGUSTUS 2008 Tinjauan Terhadap Insidensi dan Hubungannya dengan Rasio Lingkar Pinggang - Panggul Diajukan Oleh : Ruth Angelina Siregar I1A005064 Sindrom Metabolik (SM), atau yang biasa disebut sindrom resistansi insulin atau sindrom X, merupakan masalah kesehatan yang terus meningkat di negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia. Prevalensi SM di Amerika pada tahun 1995 sekitar 40% dan meningkat pada tahun 2002 mencapai 43,5%. Prevalensi SM di dunia tahun 2006 adalah 2025%, sedangkan prevalensi SM di dua kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta dan Makasar adalah sekitar 30,2% dan akan semakin meningkat sejalan dengan terjadinya modernisasi, perubahan pola makan serta makin berkurangnya aktivitas fisik. Menurut National Cholesterol Education Program Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High blood Cholesterol in Adult Treatment Panel III (NCEP ATP-III)) tahun 2001, SM adalah sekelompok kelainan metabolik yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner, yang terdiri atas obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida meningkat dan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) rendah), hipertensi, dan

glukosa plasma yang abnormal, yang dapat berkembang menjadi penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan penyakit lainnya seperti Nonalcoholic Steatohepatitis (NASH), Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), dan kanker. Penyakit kardiovaskular diduga erat kaitannya dengan penyakit kelainan metabolik. Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit metabolik. Hal ini sesuai dengan salah satu kriteria diagnostik SM yaitu lingkar pinggang yang melebihi standar normal yang dipengaruhi oleh peningkatan akumulasi lemak viseral yang abnormal/berlebihan yang biasa dikenal dengan istilah obesitas sentral. Menurut Depres, 1994; Young & Gelskey, 1995; Oshaug dkk, 1995 dalam Wahlqvist (1977) adanya lemak dalam rongga perut dapat diketahui dari hasil bagi antara lingkar pinggang dengan lingkar panggul (Rasio Lingkar Pinggang-Panggul atau RLPP)/waist to hip ratio (WHR). A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Populasi dan Sampel penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang berobat di Unit Kesehatan Pelabuhan (Ukespel) PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Banjarmasin Periode Juli-Agustus 2008. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang usianya diatas 20 tahun yang berobat di Unit Kesehatan Pelabuhan (Ukespel) PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III

Cabang Banjarmasin Periode Juli-Agustus 2008. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah pasien yang memiliki medical check up (hasil pengukuran kadar glukosa darah, kadar trigliserida serum dan HDL-C) terbaru, tidak sedang mengikuti program penurunan berat badan, tidak sedang menerima pengobatan dengan obat-obatan penurunan kadar lemak, tidak sedang hamil dan pasien yang tidak memiliki tumor di daerah perut dan panggul yang dapat mengganggu pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Teknik sampling yang dipergunakan adalah consecutive sampling. C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah informed concent, tali pengukur lingkar pinggang sepanjang 2 meter dengan menggunakan sentimeter sebagai satuan ukur, spygmomanometer pegas merek ABN, stetoskop merek Littmann, data hasil pengukuran kadar glukosa darah, kadar trigliserida serum dan HDL-C. D. Variabel Penelitian Variabel Terikat : Insidensi SM Variabel bebas : RLPP E. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Definisi Operasional Sindrom metabolik Obesitas sentral Pengukuran lingkar pinggang Pengukuran lingkar panggul Rasio Lingkar PinggangPanggul Dislipidemia Hipertensi Hiperglikemia

F. Prosedur Penelitian 1. Cara pemilihan sampel: Pasien yang datang ke Ukespel PT. Pelindo III dilihat usianya dari kartu berobat atau ditanyakan langsung kepada pasiennya sendiri, bila pasien tersebut berusia diatas 20 tahun dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi, maka pasien tersebut menjadi sampel pada penelitian ini. 2. Pasien yang telah memenuhi syarat menjadi sampel penelitian, bersedia dan sudah paham prosedur penelitian yang akan dilakukan, diberikan lembar informed concent. 3. Lakukan pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul, pemeriksaan kadar trigliserida serum, HDL-C dan kadar glukosa darah (Pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil medical check up terbaru dari sampel), G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengumpulan data pada semua pengukuran dan pemeriksaan yang diperlukan, dilakukan di Ukespel PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Banjarmasin periode JuliAgustus 2008. Pengolahan data dibuat dalam bentuk tabel dan diolah menjadi sajiaan grafik lingkaran (pie). H. Cara Analisis Data Insidensi SM digambarkan secara deskriptif. Untuk mengetahui hubungan antara SM dengan peningkatan RLPP, maka data dianalisis dengan menggunakan metode chi-square Test ( 2) dengan tingkat kepercayaan 95 % atau = 0,05 dan tes kontigensi.

I. Hasil dan Pembahasan Penelitian mengenai angka kejadian SM dengan tinjauan faktor risiko terhadap RLPP pada pasien di UKESPEL PT. (Persero) PELINDO III Cabang Banjarmasin tahun 2008 telah dilaksanakan pada Bulan JuliAgustus 2008. Didapatkan subjek penelitian sebanyak 43 orang yang terdiri dari 28 orang pria dan 15 orang wanita. Hasil tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria SM berdasarkan NCEP-ATP III yang dimodifikasi dengan mengganti batasan lingkar pinggang obesitas sentral dengan kriteria baru yang sesuai untuk orang Asia (berdasarkan WHO) untuk mendapatkan hasil yang mencerminkan angka kejadian SM yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut yaitu: Tabel 5.1 Persentase angka kejadian SM di UKESPEL PT. (Persero) PELINDO III Cabang Banjarmasin tahun 2008. Persentase Angka Kejadian Jumlah (%) Sindrom Metabolik Bukan Sindrom Metabolik Total 31 12 43 72,09% 27,91% 100%

wanita t hitung 8.5714 > t tabel 3.8414 dan pada pria t hitung 8.4349 > t tabel 3.8414). Dengan test kontigensi didapatkan hubungan yang tergolong cukup tinggi antara RLPP dengan insidensi SM pada penderita dengan jenis kelamin wanita dan hubungan yang tergolong agak rendah antara RLPP dengan insidensi SM pada penderita dengan jenis kelamin pria Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sugeng Wiyono, dkk yang mendapatkan persamaan yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1 unit RLPP akan meningkatkan 51.00 mg/dl Kolesterol Total. Secara simultan kadar Kolesterol HDL berhubungan dengan lemak dalam rongga perut (RLPP). Bermaknanya nilai penelitian ini dapat disebabkan oleh RLPP berhubungan langsung dengan peningkatan faktor risiko metabolik yang selalu berhubungan dengan tingginya akumulasi jaringan adiposa abdominal, terutama jaringan lemak visceral. J. Penutup Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa simpulan, yaitu: 1. Insidensi SM di UKESPEL PT. (Persero) PELINDO III Cabang Banjarmasin Periode Bulan Juli-Agustus tahun 2008 adalah 72,09%. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara RLPP dengan insidensi SM di UKESPEL PT. (Persero) PELINDO III Cabang Banjarmasin Periode Bulan Juli-Agustus tahun 2008. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan data data yang lebih spesifik berdasarkan kriteria lain yang ada misalnya dengan mengukur mikroalbuminuria dan kadar insulin pada kriteria WHO tahun 1999 dan EGIR tahun 2002 agar didapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan bermakna dalam pengembangan keilmuan dan kepentingan klinis.

Hasil penelitian yang tersaji pada tabel 5.1 juga menunjukkan bahwa 72,09% dari para pasien tersebut didiagnosis menderita SM. Menurut data Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) prevalensi SM di Indonesia terus meningkat seiring dengan perubahan pola dan taraf hidup sehingga menyebabkan meningkatnya angka terjadinya obesitas. Individu dengan SM memiliki 23 kali lebih besar kemungkinan terkena serangan jantung atau stroke dibanding dengan individu normal. Pada penelitian ini dengan chi-square test didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara insidensi SM dengan meningkatnya RLPP pada kedua subjek penelitian (pada

Anda mungkin juga menyukai