Anda di halaman 1dari 1

Bahaya Merokok

erokok atau bukan perokok atau krlompok anti merokok umumnya sama-sama mengakui bahwa merokok adalah kebiasaan yang berbahaya. Namun, kalangan industry rokok dan pecandu rokok selalu mengajukan alas an klise, bahwa merokok adalah pilihan pribadi,

sedangkan resikonya ditanggung sendiri. Alasan ini tetap dibantu oleh kelompok-kelompok anti merokok. Kata mereka alas an itu bukanlah alas an ilmiah yang masuk akal. Sebab individual itu merugikan pihak lain, secondhand smoker [perokok pasif].

K
U

ini ada resep baru bagi pecandu rokok bila ingin mengurangi kebiasaan merokok. Yakni mengisap rokok tanpa asap. Caranya dengan mengunyah atau menghirup bau tembakau. Kecanduan seseorang pada nikotin akan lebih terpuaskan dengan cara ini daripada bila ia

menikmatri gum [nikotin yang dikemas dalam permen karet] patches [guratan tembakau]. Dibandingkan sigaret, risiko higienitas terhadap pecandu rokok lebih kecil. Begitulah argument Profesor Brad Rodu, sang penemu resep ini, dari Fakultas Kedokteran The University of Alabama, Birmingham. ntuk sampai pada kesimpulan di atas, Rodu membanding-bandingkan belasan penelitian tentang bahaya-bahaya sigaret yang berasap sedikit. Hasil penelitiannya dimuat dalam jurnal American Journal Of Medical sciences juli lalu. Majalah ilmiah yang sudah berusia satu abad

ini diterbitkan oleh the society Southern of Clinical Investigation di Atlanta, Amerika Serikat. Lebih jauh belum ada reaksi terhadap hasil peneliti Rodu. Sementara kalangan industry rokok mengakui bahwa aliran nikotin lebih cepat dengan cara merokok daripada memakai Resep Rodu . Sebaliknya aliran nikotin lebih laamban dengan cara mengunyah tembakau, menikmati guratan tembakau [patches] dan permen kaRET [GUM]. Apalagi, kandungan nikotin pada patches dan gum lebih kecil daripada sigaret atau tembakau kurang berasap. Bagi Rodu, alternative lebih aman secara higienis adalah bila seriap oaring memakai tembakau dalam bentuk apapun.

Anda mungkin juga menyukai