Anda di halaman 1dari 10

Jaringan komputer adalah kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan

lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005). Tujuan dan Manfaat Jaringan Komputer Resource sharing Menghemat biaya (lebih murah dibanding dengan super komputer atau mainframe) Media komunikasi Akses informasi lebih luas Hiburan interaktif Keuntungan Manajemen sumber daya lebih efisien. Mempertahankan informasi agar tetap handal dan up-to-date. Membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing). Memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien. Membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif. Kerugian jaringan komputer Manajemen perangkat keras dan administrasi sistem. Sharing file yang tidak diinginkan. With the good comes the bad . Aplikasi virus dan metode hacking. Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan Topologi jaringan: Bus Tiap komputer dihubungkan menggunakan sebuah kabel utama (backbone) menggunakan konektor T Kedua ujung kabel ditutup menggunakan terminal (beban tiruan) Ring Tiap node dihubungkan dengan dua buah node terdekat sehingga membentuk cincin, dan node pertama dihubungkan dengan node terakhir. Dengan demikian topologi ring sebenarnya adalah topoogi bus yang ujungnya disambungkan (disatukan) sehingga membentuk cincin. Star Setiap node terhubung ke Hub/switch pusat, dan merupakan topologi yang banyak dipakai saat ini Tree Beberapa topolgi star digabungkan menggunakan topologi bus Mesh Berdasarkan Daerah cakupan geografis atau skala: LAN (Local Area Network) MAN (Metropolitan Area Network) WAN (Wide Area Network) yaitu Internet PAN (Personal Area Network) CAN (Campus Area Network) GAN (Global Area Network) Berdasarkan Fungsi: Peer-to-peer Client-Server Berdasarkan Ketersediaan informasi/data: Terpusat Tersebar (Distributed) Berdasarkan Media transmisi: Guided Media (Kabel UTP, Kabel Coaxial, dan Fiber Optik) Ungided Media (wireless) Lima komponen komunikasi data : protokol, sender, medium, receiver, protokol  Protokol adalah sekumpulan aturan yang telah disepakati (standar) untuk melakukan transmisi data antar dua buah komputer

Model OSI (Open System Interconnection)

Physical layer : The physical layer of the OSI model is usually realized in the form of a cable network connecting separate computers  Physical Layer berfungsi dalam mengirim dan menerima raw bit ke dan dari channel komunikasi. Data Link : The data link layer of the OSI model applies the outermost frame to every packet transmitted.  Secara umum tugas utama dari data link dalam proses komunikasi data adalah :  Framing : Membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.  Physical Addressing : definisi identitas pengirim dan /atau penerima yang ditambahkan dalam header.  Flow Control : melakukan tindakan untuk membuat stabil laju bit jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang.  Error Control : penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.  Communication Control : menentukan device yang harus dikendalikan pada saat tertentu jika ada dua koneksi yang sama. Network layer :  Secara umum tugas utama dari Network dalam proses komunikasi data adalah :  Logical Addressing : pengalamatan secara logis ditambahkan pada header lapisan network. Pada jaringan TCP/IP pengalamatan logis ini dikenal dengan sebutan IP Address.  Routing : Hubungan antar jaringan yang membentuk internet-work membutuhkan metode jalur alamat agar paket dapat ditransferdari satu device yang berasal dari jaringan satu menuju device lain pada jaringan yang lain. Fungsi routing didukung oleh routing protocol yaitu protocol yang bertujuan mencari jalan terbaik manuju tujuan dan tukar-menukar informasi tentang topologi jaringan dengan router yang lainnya. Transport layer : Fungsi dasar transport Layer adalah menerima data dari session Layer, memecah data menjadi bagianbagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Session Layer : Berfungsi untuk pengendalian dialog dalam jaringan (simplex, half-duplex, full-duplex) dan menentukan giliran yang berhak untuk menggunakan saluran (manajemen token) dan sinkronisasi. Presentation layer : Fungsi utama dari layer presentation adalah : Menterjemahkan dari format aplikasi ke format jaringan. Melakukan enkripsi/dekripsi, kompresi, encoding/decoding. Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol Internet Protocol)
consists of applications and processes that use the network

Application

Transport

provides end-to-end data delivery services

Internet Network Access

defines the datagram and handles the routing of data

consists of routines fo accessing physical layer

Network Access Layer : Layer ini mempunyai tugas untuk menerima data dari dan ke media fisik (kabel, fiber optik atau gelombang radio). Network Interface layer berfungsi untuk menerjemahkan data analog menjadi data digital agar dapat dimengerti oleh komputer. Contoh network interface layer adalah ethernet, SLIP (Serial Line Interface Protocol) dan PPP(Point to Point Protocol). IP Layer : Internet layer mempunyai tugas mengirimkan data ke alamat yang tepat pada tujuan. Pada Internet layer terdapat tiga protokol, yaitu IP (Internet Protocol), IMCP (Internet Control Message Protocol) dan ARP (Address Resolution Protocol). TCP Layer : Transport Layer mempunyai tugas mengadakan kontak dan mengatur aliran data antara dua host atau komputer. Pada transport layer terdapat dua protokol, yaitu TCP (Transmission Control protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Application Layer : sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS. Perbandingan OSI vs TCP/IP  Setiap layer pada OSI menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented, sedangkan pada TCP/IP hanya menyediakan layanan connectionless.  Implementasi model OSI menekankan pada penyediaan layanan transfer data yang reliable, sementara TCP/IP memperlakukan reliability sebagai masalah end-to-end.  OSI jarang diimplementasikan (kompleks, mahal), lebih cenderung digunakan sebagai bahan pelajaran; sedangkan TCP/IP adalah standard yang diadopsi seluruh dunia (Internet).  OSI ada, baru protocol ada sehingga protocol di OSI dapat dengan mudah diganti ketika teknologi juga berganti; sedangkan pada TCP/IP, Protocol ada dulu, baru model TCP/IP menyesuaikan dengan protocol yang ada. Enkapsulasi (Encapsulation)  Proses pembungkusan data lapisan N+1 oleh lapisan N (lapisan dibawah lapisan yang menyerahkan data tersebut)  Lapisan Application akan mengirimkan data, maka data tersebut diserahkan pada lapisan Presentation, dan lapisan Presentation akan melakukan enkapsulasi sebelum menyerahkan ke lapisan Session. Data dan Header dari lapisan Presentation akan dianggap sebagai data saja oleh lapisan Session, begitu seterusnya hingga proses enskapsulasi terakhir dilakukan oleh lapisan Data Link. Lapisan Physical tidak melakukan enkapsulasi.  Enkapsulasi pada prinsipnya menambahkan sebuah header pada data yang diterima dari lapisan diatasnya Lapisan OSI dan Header

Media Transmisi

Pin out RJ-45 Female 7 No. Pin Ethernet Hub/Switch 8 1 Tx + Rx + Transmisi digital Line coding : 2 Tx Rx Unipolar hanya memakai 1 level tegangan 3 Rx + Tx + Polar memakai 2 level tegangan (positiv dan negatif) 4 bipolar 5 NRZ : non return to Zero 6 Rx Tx Transmisi analog Macam modulasi digital ke analog : ASK (amplitudo shift keying), FSK (frekuensi shift keying),PSK Bit rate is the number of bits per second. Baud rate is the number of signal units per second. Baud rate is less than or equal to the bit rate. analog signal carries 4 bits in each signal unit. If 1000 signal units are sent per second, find the baud rate and the bit rate Baud rate = 1000 bauds per second (baud/s) Bit rate = 1000 x 4 = 4000 bps The bit rate of a signal is 3000. If each signal unit carries 6 bits, what is the baud rate? Baud rate = 3000 / 6 = 500 baud/s

Find the minimum bandwidth for an ASK signal transmitting at 2000 bps. The transmission mode is half-duplex. In ASK the baud rate and bit rate are the same. The baud rate is therefore 2000. An ASK signal requires a minimum bandwidth equal to its baud rate. Therefore, the minimum bandwidth is 2000 Hz. Given a bandwidth of 5000 Hz for an ASK signal, what are the baud rate and bit rate? In ASK the baud rate is the same as the bandwidth, which means the baud rate is 5000. But because the baud rate and the bit rate are also the same for ASK, the bit rate is 5000 bps. Given a bandwidth of 10,000 Hz (1000 to 11,000 Hz), draw the full-duplex ASK diagram of the system. Find the carriers and the bandwidths in each direction. Assume there is no gap between the bands in the two directions. For full-duplex ASK, the bandwidth for each direction is BW = 10000 / 2 = 5000 Hz The carrier frequencies can be chosen at the middle of each band (see Fig. 5.5). fc (forward) = 1000 + 5000/2 = 3500 Hz fc (backward) = 11000 5000/2 = 8500 Hz Find the minimum bandwidth for an FSK signal transmitting at 2000 bps. Transmission is in half-duplex mode, and the carriers are separated by 3000 Hz. For FSK

BW = baud rate + fc1 - fc0


BW = bit rate + fc1 - fc0 = 2000 + 3000 = 5000 Hz Find the maximum bit rates for an FSK signal if the bandwidth of the medium is 12,000 Hz and the difference between the two carriers is 2000 Hz. Transmission is in full-duplex mode. Because the transmission is full duplex, only 6000 Hz is allocated for each direction. BW = baud rate + fc1 - fc0 Baud rate = BW - (fc1 - fc0 ) = 6000 - 2000 = 4000 But because the baud rate is the same as the bit rate, the bit rate is 4000 bps.

PSK karakter

Find the bandwidth for a 4-PSK signal transmitting at 2000 bps. Transmission is in half-duplex mode. For PSK the baud rate is the same as the bandwidth, which means the baud rate is 5000. But in 8-PSK the bit rate is 3 times the baud rate, so the bit rate is 15,000 bps. Given a bandwidth of 5000 Hz for an 8-PSK signal, what are the baud rate and bit rate? For PSK the baud rate is the same as the bandwidth, which means the baud rate is 5000. But in 8-PSK the bit rate is 3 times the baud rate, so the bit rate is 15,000 bps. Quadrature amplitude modulation is a combination of ASK and PSK so that a maximum contrast between each signal unit (bit, dibit, tribit, and so on) is achieved. Modulation Units Bits/Baud Baud rate Bit Rate ASK, FSK, 2-PSK Bit 1 N N 4-PSK, 4-QAM Dibit 2 N 2N 8-PSK, 8-QAM Tribit 3 N 3N 16-QAM Quadbit 4 N 4N 32-QAM Pentabit 5 N 5N 64-QAM Hexabit 6 N 6N 128-QAM Septabit 7 N 7N 256-QAM Octabit 8 N 8N A constellation diagram consists of 8 equally spaced points on a circle. If the bit rate is 4800 bps, what is the baud rate? The constellation indicates 8-PSK with the points 45 degrees apart. Since 23 = 8, 3 bits are transmitted with each signal unit. Therefore, the baud rate is Compute the baud rate for a 72,000-bps 64-QAM signal. 4800 / 3 = 1600 baud A 64-QAM signal has 6 bits per signal unit since Compute the bit rate for a 1000-baud 16-QAM signal. log2 64 = 6. A 16-QAM signal has 4 bits per signal unit since Thus, 72000 / 6 = 12,000 baud log216 = 4. thus (1000)(4) = 4000 bps

Subnetting
Mask Value 128.0.0.0 192.0.0.0 224.0.0.0 240.0.0.0 248.0.0.0 252.0.0.0 254.0.0.0 255.0.0.0 255.128.0.0 255.192.0.0 255.224.0.0 255.240.0.0 255.248.0.0 255.252.0.0 255.254.0.0 255.255.0.0 CIDR /1 /2 /3 /4 /5 /6 /7 /8 /9 /10 /11 /12 /13 /14 /15 /16 Classfull 128 A 64 A 32 A 16 A 8A 4A 2A 1A 128 B 64 B 32 B 16 B 8B 4B 2B 1B 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240 255.255.255.248 255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255 /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24 /25 /26 /27 /28 /29 /30 /31 /32 128 C 64 C 32 C 16 C 8C 4C 2C 1C 1/ 2 C 1/ 4 C 1/ 8 C 1/ 16 C 1/ 32 C 1/ 64 C 1/128 C This is a single host route

x = 2 n-2 keterangan : x = Jumlah host n = jumlah host bits


Mask : 11111111.11111111.11111111.11110000 IP Address : 01111100.00010000.00100000.00110111 AND / 28 (124.16.32.55)

Hasil Operasi And: 01111100.00010000.00100000.0011000 (124.16.32.48 : network address) 1. SUBNETTING PADA IP ADDRESS KELAS C Address 192.168.1.0/26 ? Analisa: dengan IP Address 192.168.1.0 berarti termasuk dalam kelas C dengan Subnet Mask /26 yang dalam arti lain adalah 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). Penghitungan: Menurut konsep subnetting pada bagian A diatas dijelaskan bahwa hal pokok dalam subnetting ada 4 hal yaitu: jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Oleh karena itu, Anda sebaiknya mengerjakan dengan urutan seperti itu. Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan penyelesaian berikut ini:  Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet  Jumlah Host per Subnet = 2y -2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 -2 = 62 host  Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.  Menentukan alamat host dan broadcast yang valid Langsung saja dibuat tabelnya menurut blok subnet yang sudah ada. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Berikut ini adalah tabelnya:

2.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS KELAS B

Berikut ini adalah contoh soal dan penyelesaiannya untuk kelas B, contoh alamat jaringan 172.16.0.0/18. Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0). Penghitungan:

 Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet  Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 2 = 16.382 host  Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.  Alamat host dan broadcast yang valid?

3.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS KELAS A Berikut ini adalah sebuah latihan penghitungan untuk network address 10.0.0.0/16 (Romi Satria W, 2006). Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Penghitungan:  Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet  Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534 host  Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.  Alamat host dan broadcast yang valid?

4. Pemberian Subnet yang berbeda Untuk IP kelas B dan kelas C  Berikut ini adalah contoh soal untuk IP Address kelas B yang diberikan subnet kelas C Contoh IP kelas B : 172.16.0.0 Subnet kelas C : /26 Analisa : subnet mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)

Untuk mencari Network ID maka langkahnya adalah di And-kan yaitu: 10101100.00001000.00000000.00000000 11111111.11111111.11111111.11000000 AND 10101100.00001000.00000000.00000000 (172.16.0.0) Jumlah Subnet = 2x = 22 yaitu 4 subnet. Jumlah Host per Subnet = 2y -2 = 26 -2 yaitu 62 host. Blok Subnet = 256 192 = 64 Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128 Subnet berikutnya adalah 128 + 64 = 192 Host dan Broadcast yang valid: Network ID 172.16.0.0 172.16.0.64 172.16.0.128 172.16.0.192 Host pertama 172.16.0.1 172.16.0.65 172.16.0.129 172.16.0.193 Host terakhir 172.16.0.62 172.16.0.126 172.16.0.190 172.16.0.254 Broadcast 172.16.0.63 172.16.0.127 172.16.0.191 172.16.0.255  Berikut ini adalah contoh soal untuk IP Address kelas C yang diberikan subnet kelas B Contoh IP kelas C : 192.168.1.64 Subnet kelas C : /18

Analisa : subnet mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0) Untuk mencari Network ID maka langkahnya adalah di And-kan yaitu: 11000000.10101000.00000001.01000000 11111111.11111111.11000000.00000000 AND 11000000. 10101000.00000000.00000000 (192.168.0.0) Jumlah Subnet = 2x = 22 yaitu 4 subnet. Jumlah Host per Subnet = 2y -2 = 214 -2 yaitu 16.382 host. Blok Subnet = 256 192 = 64 Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128 Subnet berikutnya adalah 128 + 64 = 192 Host dan Broadcast yang valid: Network ID 192.168.0.0 192.168.64.0 192.168.128.0 192.168.192.0 Host pertama 192.168.0.1 192.168.64.1 192.168.128.1 192.168.192.1 Host terakhir 192.168.62.254 192.168.126.254 192.168.190.254 192.168.255.254 Broadcast 192.168.63.255 192.168.127.255 192.168.191.255 192.168.255.255 Routing Metode Routing 1. Next-hop Routing Salah satu teknik untuk mengurangi isi dari tabel routing disebut dengan next-hop routing. Pada teknik ini, tabel routing hanya memegang alamat dari next hop daripada memegang informasi dari seluruh router. Dalam memasukkan data ke dalam tabel routing haruslah konsisten satu dengan yang lainnya.

2.

Network-Specific Routing Teknik kedua adalah teknik dimana pengurangan isi tabel routing dan memudahkan dalam pencarian, teknik ini disebut dengan network specific routing. Masalah yang dikurangi adalah daripada memasukkan host yang mempunyai physical network yang sama ke dalam tabel routing, lebih baik memasukkan alamat yang mendefinisikan sebagai alamat network. Dengan kata lain, apabila nomor alamat sudah tercantum, maka seluruh host dalam range alamat network tersebut sudah terhubung dengan tabel routing.

3.

Host-Specific Routing Pada teknik host-specification routing ini, alamat host tujuan diberikan pada tabel routing. Walaupun memang agak tidak efisien apabila memasukkan alamat host tujuan dalam jumlah banyak, akan tetapi terkadang seorang administrator menginginkan untuk memonitoring jalannya host dalam penerimaan informasi.

4. Default Routing Teknik yang lainnya (lebih mudah) adalah default routing. Pada gambar dibawah ini akan dijelaskan bahwa host A tersambung dengan network dengan 2 router. Router R1 digunakan untuk me-route kan paket kepada host yang terkoneksi pada N2, dan untuk terhubung ke internet maka R2 digunakan. Maka dari itu, daripada mengetikkan seluruh network dalam internet, host A cukup memasukkan alamat default saja (network address 0.0.0.0).

Tabel Routing Mask Destination Address Next-hop Address Flag Reference Count 255.0.0.0 124.0.0.0 145.6.7.23 UG 4 . .. ..  Mask - Mendefinisikan masking (netmask atau subnetmask) alamat IP tujuan  Destination address - Alamat host tujuan (host specific address) - Alamat jaringan tujuan (network specific address)  Next-hop (Gateway) address - Alamat Router/gateway yang ditunjuk untuk mengirimkan paket  Flag

Use 20 .

Interface eth0

   -

U (up): menunjukkan bahwa Router dapat dihubungi (hidup) G (gateway): menunjukkan bahwa tujuan terletak pada jaringan yang berbeda H (host-spesifik): menunjukkan bahwa entry tujuan adalah host-specific address D (added by redirection): menunjukkan bahwa alamat tujuan hasil tambahan dari tabel Routing yang diterima M (Modified by redirection): menunjukkan bahwa tabel Routing telah berubah berdasarkan tabel Routing baru yang telah diterima Reference Count menjunjukkan jumlah user yang sedang menggunakan Router untuk mengirim paket Use menunjukkan jumlah paket yang ditransmisikan oleh Router tersebut Interface menunjukkan nama interface yang digunakan untuk mengirimkan paket ke alamat tujuan

1. STATIK ROUTING TABEL Tabel routing statik ini terdiri dari informasi-informasi yang dimasukkan secara manual. Ketika sebuah tabel statik dibuat, maka tabel tersebut tidak dapat mengupdate dirinya sendiri ketika terjadi beberapa perubahan di dalam internet. Statik tabel route ini dapat digunakan pada internet bertaraf kecil yang tidak terlalu sering membutuhkan perubahan, atau pada internet percobaan untuk troubleshooting. 2. DINAMIK ROUTING TABEL Pada tabel routing dinamik ini mampu mengupdate secara periodic menggunakan salah satu protocol dinamik routing seperti RIP, OSPF, ataupun BGP. Ketika dalam internet terjadi perubahan-perubahan seperti router yang mengalami shut down, kerusakan link, maka dinamik tabel ini akan mengupdate semua kejadian pada router-router tersebut. Pada penggunaan skala besar, yaitu internet maka tabel routing perlu diupdate secara dinamik karena mengefisiensikan pengantaran (delivery) paket-paket A. PROTOKOL ROUTING Protokol routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing yang nantinya akan membentuk tabel routing sedangkan routing adalah aksi pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan tabel routing tadi.

1.

Interior Routing Protocol Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS) . AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masing-masingnya mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi protokol, yaitu:  RIP (Routing Information Protocol)  OSPF (Open Shortest Path First)

2. Exterior Protocol Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama reachability information (informasi keterjangkauan).  EGP (Exterior Gateway Protocol)  BGP (Border Gateway Protocol)

Anda mungkin juga menyukai