Anda di halaman 1dari 4

Insiden yang terjadi terhadap jemaat HKBP Pondok Timur Indah, Ciketing Asem, Bekasi, dianggap telah melanggar

konstitusi yang menjamin kebebasan beragama. Negara seharusnya menjamin setiap warga negaranya untuk memeluk agama dan menjaga keharmonisan keberagaman yang ada di Indonesia. Diungkapkan oleh Dawam Rahardjo, insiden di Ciketing merupakan suatu peristiwa yang telah menodai konstitusi, kehidupan berbangsa di Indonesia. Kekerasan yang terjadi terhadap jemaat HKBP betul-betul merusak keberagaman, kehidupan berbangsa, serta Pemerintah Indonesia sendiri. "Peristiwa tersebut betul-betul merusak kehidupan berbangsa dan pemerintah sendiri. Suatu peristiwa yang menodai konstitusi," kata tokoh cendekiawan Muslim itu. Ia memaparkan, pemerintah, dalam hal ini Menteri Agama, yang harus bertanggung jawab. "Saya menggugat Menteri Agama. Di mana konstitusinya? Seharusnya ia menegakkan konstitusi kehidupan beragama di Indonesia," tegasnya. Hal serupa diungkapkan Musdah Mulia, Ketua Indonesia Conference on Religion and Peace (ICRP). Perempuan itu menuturkan, persatuan masih jauh dari Indonesia. Setelah 65 tahun Indonesia merdeka, masih saja terjadi tindak kekerasan dalam keberagaman Indonesia. "Ciketing menjadi ujian bagi Indonesia. Departemen Agama harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Departemen (Kementerian) Agama itu fungsinya membangun harmoni keberagamaan di Indonesia," jelasnya. Romo Benny Susetyo pun menegaskan, Ciketing adalah tanda retaknya kebebasan beragama di Indonesia. Sekarang ini adalah saatnya bagi pemerintah untuk bertindak karena apabila tidak, konstitusi di Indonesia akan mati.

Dua Tersangka Baru Penusukan Jemaat HKBP Diringkus


Jum'at, 08 Oktober 2010 | 15:14 WIB

TEMPO Interaktif, Bekasi - Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi meringkus dua tersangka baru insiden penusukan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Asia Sihombing, 50 tahun, pada 12 September lalu.

Kedua tersangka adalah Adji Ahmad Faizal (AF), 28 tahun, asal Ngawi, Jawa Timur, yang kini tinggal di Bojong Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Lalu Supriyanto (S), 25 tahun, warga Cililitan Besar, Jakarta Timur. Polisi masih memburu seorang tersangka lainnya berinisial Z, dia diduga terlibat langsung dalam insiden tersebut. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metropolitan Bekasi Komisaris Ade Ary Syam Indradi, mengatakan kedua pelaku diringkus, Kamis (7/10) sore. Supriyanto lebih dulu diringkus di halte bus di depan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Timur, sekitar pukul 16.30 WIB. Dari keterangannya, polisi kemudian meringkus Adji satu jam kemudian di belakang Hotel Crown, Jakarta Selatan. "AF yang menusukkan pisau, sementara S ikut dalam keributan itu," kata Ade kepada wartawan, Jumat (8/10). Adapun Z, yang kini diburu, perannya membonceng AF menggunakan sepeda motor. Insiden penusukan terjadi ketika rombongan jemaat HKBP Pondok Timur Indah berkonvoi sejauh 2,5 kilometer dari Perumahan Pondok Timur Indah menuju lahan kosong di Kampung Ciketing Asem, Mustika Jaya, Kota Bekasi, hendak menggelar kebaktian. Di tengah perjalanan, para tersangka yang menggunakan sepeda motor memotong jalan para jemaat yang berkonvoi. Kedua pihak terlibat keributan, empat orang menderita luka. Dari kubu HKBP, Asia ditusuk memakai pisau lipat. Korban menerita luka di perut sebelah kiri sedalam empat sentimeter dan lebar satu sentimeter. Selain Asia, pendeta Luspida Simanjuntak menderita luka memar di pelipis kiri. Sementara dari para tersangka, Ade Firman, tulang tangan kirinya lepas dari siku karena dihantam batu. Ismail, kepalanya bocor akibat ditusuk payung oleh jemaat HKBP. Menurut Ade, barang bukti penusukan berupa pisau lipat telah disita. Pisau tersebut ditemukan di semak-semak tidak jauh dari lokasi kejadian, Kamis malam atau beberepa saat setelah tersangka AF diringkus.

Kasus Ariel,Luna Maya Dan Cut Tari Dalam Kacamata HUKUM


Saat ini Bangsa Indonesia Di hebohkan dengan beredarnya Vidio Mesum Yg Mirip Denga ariel,Luna Maya Dan Cut Tari yg menyedot perhatian banyak kalangan sampai pejabat,anggota dewan,menteri pokoknya semua orang.Maklumlah siapa juga yg gak kenal mereka bertiga ,namun saat ini terjadi banyak pendapat dan perbaedaaan pendapat dari banyak orang atas kasus tersebut.Oleh karena itu Agung mo sedikit menambah wawasan kita tentang HUKUM terkait kasus diatas : Dalam KUHP Buku Kedua Bab XIV: Kejahatan Terhadap Kesusilaan Pasal : Pasal 281 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah: 1. barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan;

2. barang siapa dengan sengaja dan di depan orang lain yang ada di situ bertentangan dengan kehendaknya, melanggar kesusilaan Pasal 282 (1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan, atau barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin tulisan, gambaran atau benda tersebut, memasukkannya ke dalam negeri, meneruskannya, mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terangterangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkannya atau menunjukkannya sebagai bisa diperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. (2) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum tulisan, gambaran atau benda yang melanggar kesusilaan, ataupun barang siapa dengan maksud untuk disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, membikin, memasukkan ke dalam negeri, meneruskan mengeluarkannya dari negeri, atau memiliki persediaan, ataupun barang siapa secara terang-terangan atau dengan mengedarkan surat tanpa diminta, menawarkan, atau menunjuk sebagai bisa diperoleh, diancam, jika ada alasan kuat baginya untuk menduga bahwa tulisan, gambazan atau benda itu me!anggar kesusilaan, dengan pidana paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (3) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam ayat pertama sebagai pencarian atau kebiasaan, dapat dijatuhkan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak tujuh puluh lima ribu rupiah. Pasal 284 (1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan: 1.a. seorang pria yang telah kawin yang melakukan gendak (overspel), padahal diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya, 1.b. seorang wanita yang telah kawin yang melakukan gendak, padahal diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku baginya; 2.a. seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah kawin; 2.b. seorang wanita yang telah kawin yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahui olehnya bahwa yang turut bersalah telah kawin dan pasal 27 BW berlaku baginya. (2) Tidak dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yang tercemar, dan bilamana bagi mereka berlaku pasal 27 BW, dalam tenggang waktu tiga bulan diikuti dengan permintaan bercerai atau pisah-meja dan ranjang karena alasan itu juga. (3) Terhadap pengaduan ini tidak berlaku pasal 72, 73, dan 75. (4) Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan belum dimulai. (5) Jika bagi suami-istri berlaku pasal 27 BW, pengaduan tidak diindahkan selama perkawinan belum diputuskan karena perceraian atau sebelum putusan yang menyatakan pisah meja dan tempat tidur menjadi tetap. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PORNOGRAFI Pasal 4 (1) Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan,

menyewakan, atau menyediakan pornografi yang memuat: a.persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b.kekerasan seksual; c.masturbasi atau onani; d.ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; atau e.alat kelamin. (2) Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang: a. menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; b. menyajikan secara eksplisit alat kelamin; c. mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; atau d. menawarkan atau mengiklankan, baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual. Pasal 10 Setiap orang dilarang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka umum yang menggambarkan ketelanjangan, eksploitasi seksual, persenggamaan, atau yang bermuatan pornografi lainnya. Pasal 30 Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebar-luaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Pasal 33 Setiap orang yang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Inilah beberapa ketentuan HUKUM terkait kasus yg sangat meresahkan karena dapat merusak Moral generasi bangsa,yg pelakunya jika benar adalah ketiga Tokoh diatas sungguh memalukan nauzubillah.semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai