Anda di halaman 1dari 2

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menerima Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di Istananya di Jakarta,

Senin. Ketua Umum PMII Addin Jauharudin seusai diterima Wakil Presiden Boediono mengatakan bahwa pihaknya membawa empat agenda dalam pertemuan tersebut. Empat agenda tersebut memperkenalkan kepengurusan baru PB PMII, membahas mengenai terorisme dan radikalisasi, membicarakan masalah pendidikan dan melaporkan akan dibentuknya gerakan koperasi mahasiswa di seluruh Indonesia. "Wapres secara umum mendukung langkah kami, beliau sudah membaca visi besar PMII tentang kebangsaan dan keislaman. Beliau tidak masalah dan teruskan dengan apa yang sudah dirancang," katanya. Ia mengemukakan dalam masalah terorisme dan radikalisme, PMII menilai sudah cukup mengkhawatirkan. Menurut dia, tiga tahun lalu terorisme dan merekrut para pemuda di luar kampus, namun kini telah merekrut para mahasiswa. PMII sebagai salah satu pemangku kepentingan di kampus, akan melakukan "road show" untuk berdialog dan diskusi menangkal terorisme dan radikalisme. Juru Bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan bahwa Wapres Boediono meminta agar PMII dapat mencari cara yang pas sesuai dengan ajaran para nabi dan para wali yang menyebarkan agama Islam dalam mengatasi radikalisme dan terorisme. Sementara itu, acara yang sebelumnya direncanakan pukul 10.00 WIB tertunda sekitar sepuluh menit karena para pengurus PB PMII datang terlambat dan pembicaraan dilakukan sekitar 25 menit. Menurut Addin Jauharudin, Wakil Presiden hanya tersenyum saja meski kedatangan pihaknya terlambat. "Wapres hanya tersenyum, tapi kami ditelpon 20 kali oleh pihak wapres," katanya. Para pengurus PB PMII yang diterima Wapres Boediono selain Ketua Umum Addin Jauharudin juga Sekretaris Jenderal PB PMII A Jabidi Ritonga dan dua orang pengurus PB PMII lainnya. (M041/B013)
Editor: Suryanto

PRAYA Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), mengeluarkan pernyataan sikap. Hal tersebut berkaitan dengan insiden perampokan dan penganiayaan di Sekretariat DPC PMII Loteng, Minggu lalu. Pernyataan sikap PB PMII tersebut, ditandatangani Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM PB PMII Sabarudin Rery. Dalam pernyataan sikapnya, PB PMII menyesalkan pihak kepolisian wilayah Polda NTB yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat. PB PMII menuntut pihak kepolisian agar mengusut tuntas kejadian perampokan yang telah melecehkan kehormatan hukum. Menuntut aparat kepolisian untuk menangkap pelaku perampokan terhadap kader PMI Cabang Loteng, kata I Ketua Umum DPC PMII Loteng Heri Nurdiansyah membacakan isi pernyataan sikap PB PMII. Dalam pernyataan sikiapnya, PB PMII di Jakarta memberikan deadline 7 x 24 jam kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas persoalan ini. Jika tidak, PB PMII akan menuntut Kapolda NTB mundur dari jabatannya. Heri menambahkan, PB PMII mengeluarkan pernyataan sikap pada 9 Juni lalu. Pernyataan sikap PB PMII, terbit setelah DPC PMII Loteng manyampaikan laporan tertulis atas peristiwa yang dialami kader PMII Loteng. Seperti dilansir sebelumnya, Rabu dini hari, Sekretariat DPC PMII Loteng di Desa Bagu, Kecamatan Pringgerata didatangi sekelompok orang bersenjata tajam. Pelaku masuk ke dalam Sekretariat PMII dengan cara mendobrak pintu depan. Peristiwayang bermodus perampokan tersebut, mengakibatkan Sekretaris Umum DPC PMII Loteng Dedi Irawan menderita luka parah. Lengan kanannya diparang hingga tulangnya retak. Buntut dari peristiwa itu, Dedi Irawan sempat dirawat di RSUD Praya. Namun akhirnya dirujuk ke RSUD Mataram. Tulangnya harus dioperasi guna menghindari terjadinya kanker tulang. Saat kejadian, enam aktivis PMII Loteng, sempat disekap di dalam kamar Sekretariat PMII Loteng. Baju dan celana enam aktivis PMII dibuka pelaku. Dalam peristiwa ini, pelaku membawa kabur enam unit HP dan sejumlah dompet milik aktivis PMII Loteng.(aji)

Anda mungkin juga menyukai