Bab 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1.1

Latar Belakang encana Umum Tata Ruang Kabupaten adalah rencana pembangunan kabupaten yang berisikan rencana pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang kabupaten yang disusun secara optimal dengan memperhatikan

keterkaitan antar bidang dan sektor dalam pembangunan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe harus sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Propinsi Sulawesi Utara dan berdasarkan penjabaran Pola Dasar

Pembangunan Daerah dan Rencana Strategis Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Dalam UU No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang dijelaskan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kota / Kabupaten direncanakan untuk kurun waktu 10 tahun dan dapat ditinjau kembali paling tidak 5 (lima) tahun. Undang-Undang ini mencantumkan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2005 - 2015

Buku RENCANA

I-1

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

bahwa penataan ruang terdiri dari tiga tahap yaitu : Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang berdasarkan rencana dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Berkaitan dengan hal tersebut maka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe disusun. Beberapa hal yang melatar belakangi penyusunan RTRW Kabupaten Kepulauan Sangihe, antara lain : Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud No. 4 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sangihe dan Talaud 1992 2002 yang sudah lewat masa berlakunya (out of date) dan belum pernah direvisi. Pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud melalui Undang-undang Nomor 8 Tahun 2002, tentang pembentukan Kabupaten Kepulauan Talaud. Perubahan luas beberapa wilayah administrasi kecamatan yang mengalami pemekaran. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu memiliki pedoman pembangunan dalam hal pengelolaan ruang wilayah, mengingat Kepulauan Sangihe adalah sebuah kabupaten yang memiliki karakteristik daerah kepulauan, daerah

Konsekuensi lain dari Undang-Undang ini adalah wilayah kewenangan Propinsi menjadi berkurang. Propinsi lebih bersifat sebagai mediator bagi pembangunan di daerah dan mengemban kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah pusat. Pembangunan yang ditangani oleh pemerintahan Propinsi lebih mengarah pada pembangunan lintas wilayah dan lintas ekonomi. Dengan kewenangan penataan ruang berada pada pemerintah Kabupaten seperti tertera dalam UU no 32 Tahun 2004 maka pemerintah secara sadar harus memahami bahwa aspek ruang wilayah merupakan unsur penting dalam pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten. Berbagai kegiatan pembangunan pada dasarnya selalu terjadi pada suatu ruang baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Dengan demikian agar ruang wilayah dapat dimanfaatkan dengan optimal dalam mewadahi barbagai kegiatan pembangunan, perlu adanya manajemen pemanfaatan ruang yang baik. Penataan ruang merupakan alat pengendali pemanfaatan ruang. Pemanfaatan ruang wilayah perlu direncanakan secara baik dalam rangka pencapaian dalam pelaksanaan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan daerah. Hal ini akan menyangkut rencana optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara

perbatasan, daerah rawan bencana dan daerah tertinggal. Terbitnya UU No. 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 merupakan ekspresi dari kemauan politik (political will) pemerintah atas desakan yang semakin kencang mengenai perlunya desentralisasi pembangunan. Otonomisasi yang berarti memberi kewenangan penuh pada pemerintah daerah untuk mengurus rumah tangga sendiri. Otonomi daerah memberikan prospek bagi hasil yang lebih besar pada daerah atas pelaksanaan program pembangunan, tetapi dilain pihak, konsekuensinya adalah daerah diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk memprakarsai (program dan investasi) pelaksanaan proyek-proyek pembangunan daerah. Artinya, pemerintah daerah dapat lebih leluasa namun bertanggung jawab dalam menentukan prioritas kebijakan berdasarkan aspirasi internal, potensi sumber daya (alam dan manusia), daya dukung lingkungan, maupun target-target pencapaian ekonomi.

berkelanjutan untuk berbagai kegiatan fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pemerintahan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, berbagai sumber daya alam di daerah akan dapat dimanfaatkan secara baik, dengan memperhatikan kemampuan daya dukung, kelestarian fungsi, dan keseimbangan lingkungan, sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan serta meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan Sangihe disusun setelah tahapan dalam penentuan tipologi peninjauan kembali selesai dilakukan. Pada tahap ini disimpulkan bahwa tipologi penyusunan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah tipologi VII. Tipologi tersebut mengharuskan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2005 - 2015

Buku RENCANA

I-2

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

produk tata ruang yang dihasilkan adalah berupa rencana tata ruang yang baru atau dapat dikatakan sebagai penyusunan kembali rencana tata ruang. Dengan demikian seluruh proses penyusunannya akan mengacu pada Pedoman Penyusunan Kembali Rencana Tata Ruang Kabupaten sesuai dengan Kepmen Kimpraswil No.

Menyiapkan rumusan kebijakan sebagai pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan. Sasaran dari Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah : Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe baik yang dilakukan oleh pemerintah swasta maupun oleh masyarakat.

327/KPTS/M/2002. 1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya Tersusunnya rencana dan keterpaduan program pembangunan di wilayah kabupaten. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah kabupaten. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan. Sebagai landasan operasional di dalam melaksanakan program pemanfaatan ruang terutama yang berkaitan dengan pemberian dan rekomendasi izin pemanfaatan ruang atau pengendaliannya.

Maksud penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah : Menyusun kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sangihe sebagai dokumen tata ruang yang baru untuk wilayah kepulauan Sangihe. Sebagaimana diketahui bersama bahwa dokumen tata ruang yang lama tahun 1992 2002 merupakan produk Rencana Tata Ruang Wilayah Kepulauan Sangihe dan Talaud sudah tidak relevan lagi dimana wilayah Kepulauan Talaud sejak tahun 2002 sudah menjadi daerah otonom yang berdiri sendiri dan terpisah dengan wilayah kepulauan Sangihe. Produk rencana tata ruang tersebut selain sudah lewat masa berlakunya juga sudah tidak lagi memadai baik dari segi perwilayahan maupun kebijakan mendasar tentang pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, seimbang, sinergis dan

1.3

Keluaran Pekerjaan

Dalam keseluruhan rangkaian pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, keluaran pekerjaan yang akan dicapai adalah sebuah perencanaan penataan ruang kepulauan dengan pendekatan yang berbeda dengan perencanaan tata ruang daratan. Dalam pendekatan perencanaan tata ruang

berkesinambungan antar kawasan dan antar pulau dalam lingkup wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah : Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan yang senantiasa berwawasan lingkungan, efisiensi dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sebagai wadah untuk menampung berbagai inspirasi pembangunan yang ada di setiap wilayah kecamatan, kawasan dan pulau-pulau dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.

kepulauan, melihat Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai sebuah wilayah kepulauan dengan karakteristik wilayah rawan bencana alam dan kawasan tertinggal dan terutama sebagai kawasan strategis wilayah perbatasan negara. Selain itu, untuk mengantisipasi kegiatan pemekaran wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe (bakal terbentuknya Kabupaten Kepulauan SITARO), maka keluaran rencana tata ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe akan memperlihatkan sebuah struktur tata ruang yang terpisah antara wilayah SANGIHE (klaster pulau-pulau perbatasan, klaster Sangihe dan klaster Tatoareng) dengan wilayah SITARO (klaster Siau, klaster Tagulandang dan klaster Biaro). SITARO sebagai wilayah yang berdiri sendiri.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2005 - 2015

Buku RENCANA

I-3

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1.4

Lingkup Pekerjaan

1.4.2

Lingkup Materi

1.4.1 Lingkup Wilayah Perencanaan Lingkup wilayah perencanaan pada penyusunan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terdiri dari 3 gugusan kepulauan yang letaknya berdekatan dan gugusan kepulauan kecil yang posisinya terpencar sampai pada tapal batas negara (Negara Filipina). Ke-tiga gugusan pulau tersebut dikelompokkan dalam 6 klaster, yaitu Klaster Sangihe, Klaster Siau, Klaster Biaro, Klaster Tagulandang, Klaster Pulau-pulau perbatasan dan Klaster Tatoareng (Pulau Para-Kahakitang-Mahangetang-Kalama) dengan luas wilayah kabupaten secara keseluruhan mencapai + 1.012,93 km2. Wilayah perencanaan RTRW Kabupaten Kepulauan Sangihe secara geografis terletak di antara 20 4 13 40 44 22 LU dan 1250 9 28 1250 56 57 BT dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

Lingkup materi yang akan dibahas dalam Penyusunan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe sesuai Kepmen Kimpraswil No. 327 Tahun 2002, meliputi : 1. Rencana pengembangan kawasan perencanaan yang berpedoman pada kebijaksanaan pokok yang telah ditetapkan. 2. Struktur tata ruang dan pola pemanfaatan ruang darat dan laut. 3. Rencana pemanfaatan ruang, berupa pemantapan dan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya. 4. Rencana penatagunaan tanah, udara, hutan, air dan perairan laut. 5. Rencana pengelolaan kawasan perdesaan, perkotaan dan tertentu. 6. Rencana sistem transportasi kepulauan. 7. Rencana sistem prasarana wilayah kepulauan. 8. Kebijaksanaan pengembangan kependudukan.

Sebelah Utara

: Republik Filipina

9. Rencana sistim kegiatan pembangunan dalam konsep klaster.

Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa Utara Sebelah Timur Sebelah Barat : Kabupaten Kepulauan Talaud dan Laut Maluku : Laut Sulawesi 1.5 Landasan Hukum Landasan hukum dalam kegiatan Penyusunan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah : Kabupaten Kepulauan Sangihe secara administrasi terdiri dari 24 Kecamatan, yaitu : 1. Tagulandang 2. Tagulandang Utara 3. Tagulandang Selatan 4. Biaro 5. Siau Timur 6. Siau Timur Selatan 7. Siau Tengah 8. Siau Barat 9. Siau Barat Selatan 10. Siau Barat Utara 11. Tatoareng 12. Manganitu Selatan 13. Tamako 14. Manganitu 15. Tahuna Timur 16. Tahuna 17. Tahuna Barat 18. Kendahe 19. Tabukan Utara 20. Tabukan Tengah 21. Tabukan Selatan 22. Tabukan Selatan Tengah 23. Tabukan Selatan Tenggara 24. Nusa Tabukan 5. 6. 3. 4. 1. 2. Undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi. Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 1996 tentang Peran serta Masyarakat dalam Kegiatan Penataan Ruang.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2005 - 2015

Buku RENCANA

I-4

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

7.

Kepmen Kimpraswil 327/KPTS/M/2002, tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Bab III. Skenario Pengembangan Tata Ruang Dalam bab ini akan diuraikan mengenai skenario pengembangan tata ruang yang didasari atas potensi dan masalah wilayah; dan arah pengembangan pembangunan Kabupaten Kepulauan Sangihe sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai dalam kaitannya dengan visi perencanaan tata ruang Kabupaten Kepulauan Sangihe dan sejalan dengan Renstra yang ditetapkan pemerintah daerah.

8.

Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud No. 1 Thn 2001, tentang Rencana Pembangunan Kawasan Kepulauan Sangihe dan Talaud 20012005.

9.

Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud No. 1 Thn 2001, tentang Kawasan Andalan Kepulauan Sangihe dan Talaud 2001 2010.

10. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe No. 17 Thn 2004, tentang Perubahan atas Perda No. 1 tentang Rencana Strategis (RENSTRA) Kabupaten Kepulauan Sangihe Thn 2001 2006. 11. SK Bupati Kepulauan Sangihe No.167, Tanggal 8 September Thn 2005, tentang pembentukan 6 klaster di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Bab IV. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe Bab ini berisi perencanaan tata ruang kabupaten yang diuraikan menurut tiga bagian besar yaitu : rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang, rencana sistem prasarana alam dan serta sarana kewilayahan, strategis rencana penatagunaan ekonomi

sumberdaya 1.6 Sistimatika Pembahasan kabupaten.

rencana

pengembangan

Buku Rencana (Laporan Akhir) ini terbagi dalam beberapa pokok bahasan yang masing-masing berisi: Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang pekerjaan, maksud tujuan dan sasaran, keluaran pekerjaan, lingkup perencanaan dan landasan hukum. Bab ini juga akan menguraikan Rencana tentang Tata sistematika Wilayah pembahasan Kabupaten Bab VI. Rencana Kelembagaan Dalam Pelaksanaan Tata Ruang Memperlihatkan suatu tata kelembagaan yang paling produktif serta efisien Bab II. Profil Kabupaten Kepulauan Sangihe Dalam bab ini akan diuraikan mengenai profil wilayah perencanaan secara umum, hal ini dimaksudkan agar dapat memahami dengan benar apa yang menjadi kondisi dan potensi dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan hal-hal / peluang apa yang dapat dikembangkan. dan efektif dalam kegiatan pelaksanaan rencana tata ruang dan Bab V. Indikasi Program Pembangunan dan Mekanisme Pengelolaan Tata Ruang Berisi rencana tahapan program pembangunan yang termuat dalam bentuk indikasi program, serta mekanisme pengelolaan tata ruang dalam bentuk pemantauan pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang dan peninjauan kembali/evaluasi RTRW.

pelaksanaan

penyusunan

Ruang

Kepulauan Sangihe 2005 - 2015.

pengendaliannya. Bab ini juga menguraikan tatanan, organisasi yang terlibat dan sistem penyelenggaraan penataan ruang secara nasional.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE 2005 - 2015

Buku RENCANA

I-5

Anda mungkin juga menyukai