Anda di halaman 1dari 41

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap lulusan Jurusan Kimia yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam berbagai bidang, khususnya tentang industri kimia. Oleh karena itu diadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa dapat mengamati dan mengaplikasikan langsung teori-teori yang sudah dipelajari dalam perkuliahan dan praktikum. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah yang harus diikuti dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis memilih PT. INALUM sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, yang merupakan satusatunya perusahaan aluminium batangan (Aluminium Ingot) di Asia Tenggara yang bergerak dibidang peleburan aluminium dan memiliki pembangkit listrik dalam kapasitas tinggi. Kekayaan alam Indonesia memiliki sejuta manfaat yang tersimpan indah dan potensial yang masih menunggu tangan-tangan ahli untuk dapat dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan umat manusia. Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba di Sumatera Utara ke Selat Malaka merupakan salah satu contoh dari potensi alam tersebut. Menyadari potensial yang tersimpan begitu besar, maka

pemerintah mengambil langkah strategis untuk memanfaatkan aliran Sungai Asahan tersebut untuk membangkitkan tenaga listrik yang seiring dengan pembangunan Pabrik Peleburan Aluminium sebagai konsumen tunggal listrik yang dihasilkan, yaitu PLTA Siguragura yang terletak di Paritohan, kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dan PLTA Tangga serta Pabrik Peleburan Aluminium PT. INALUM yang terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara 1

(dulu Kabupaten Asahan). Dengan demikian, PT. INALUM telah berhasil mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor Aluminium Ingot (batangan) di dunia. Untuk mendapatkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing di pasar global, tentunya perlu dilakukan pengujian terhadap bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk aluminium yang dihasilkan. Oleh karena itu penulis ingin mencoba menganalisa seberapa besar kadar elemen yang terdapat dalam aluminium ingot, hingga analisis yang berhubungan dengan Quality Control pada PT. INALUM. 1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini antara lain: 1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidang analisis dan produksi dengan cara melihat, belajar, bekerja, dan mempraktekkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. 2. Menciptakan keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan,

disiplin dan tanggung jawab. 3. Mampu menjelaskan penerapan teori-teori yang diperoleh di PT. INALUM khususnya proses kimia dan operasi industri, pengendalian mutu, dan dampak terhadap lingkungan sekitar. 4. Membiasakan diri dengan dunia kerja industri, menaati jam kerja yang berlaku dan menunjukkan kedisplinan kerja yang tinggi. 5. Mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dijumpai di PT.

INALUM.

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan 1. Untuk Mahasiswa a) Menerapkan secara langsung ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang dijumpai di lapangan. b) Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik secara teoritis maupun praktis. c) Memperoleh pengalaman dan latihan-latihan dalam menghadapi suatu problem dalam pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan menganalisa masalah secara ilmiah, praktis, dan efisien serta peningkatan wawasan berpikir. d) Untuk membangun mental mahasiswa terhadap lapangan pekerjaan yang sesungguhnya baik kesiapan menghadapi tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan maupun kesiapan dalam membina hubungan kerja dengan lingkungan perusahaan. e) Melatih mahasiswa agar tidak kaku, dalam hal ini diharapkan dapat memperbaiki sikap terutama cara berkomunikasi, penampilan, etika, maupun sopan santun sebagaimana yang terdapat dalam suasana kerja yang sebenarnya. f) Sebagai salah satu sarana aplikasi ilmu pengetahuan dan

meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan perusahaan. 2. Untuk Universitas Melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan terjalinnya kerjasama dalam bidang pendidikan antar Universitas dengan perusahaan.

3. Untuk Perusahaan a) Memberikan bahan masukan / usulan dalam meningkatkan perbaikan sistem yang ada pada perusahaan. b) Mengetahui keadaan perusahaan dari sudut pandang dunia akademis. c) Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan. d) Mengetahui sudut pandang masyarakat terhadap PT. INALUM. 1.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan di PT. INALUM adalah : a) Metode Diskusi Diskusi ini dilaksanakan antar pembimbing dan operator dengan mahasiswa praktek kerja lapangan yang dilakukan dengan cara bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang dibutuhkan dalam praktek kerja lapangan. b) Metode Praktek Lapangan Metode ini merupakan sinkronisasi aspek teoritis ke bentuk praktis seperti pengamatan secara langsung pada kegiatan-kegiatan di Quality Assurance Section (SQA) yakni hal-hal yang berhubungan dengan Analisis Produk Metal, Analisis Bahan Baku, Analisis Air, Analisis Minyak, Analisis Gas dan Lingkungan di laboratorium. c) Metode Studi Literatur Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah dilakukan, karena metode ini dilakukan dengan cara membaca buku yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan yang sedang dilakukan.

1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan praktek ini adalah: a. BAB I Pendahuluan Pada bagian ini dijelaskan latar belakang, tujuan praktek kerja lapangan, manfaat praktek kerja lapangan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. b. BAB II Gambaran Umum Perusahaan Pada bagian ini dijelaskan mengenai Visi, Misi dan Nilai PT. INALUM, riwayat ringkas, ruang lingkup usaha, proses produksi, perlindungan lingkungan, CDM, alih teknologi, hingga sertifikat dan penghargaan yg di terima PT. INALUM. c. BAB III Tinjauan Pustaka Pada bagian ini dijelaskan kajian pustaka dalam praktek kerja lapangan dengan topik aluminium, proses pembuatan, dan sifat-sifat dari aluminium. d. BAB IV Prosedur dan Pelaksanaan PKL Pada bagian ini dijelaskan mengenai kegiatan di SQA dan analisis yang dilakukan di SQA. e. BAB V Kesimpulan dan Saran Berisikan kesimpulan dan saran. f. Daftar Pustaka Berisikan buku-buku rujukan dan referensi-referensi lainnya yang digunakan dalam proses penulisan laporan kerja praktek. g. Lampiran Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan dengan bahasan laporan kerja praktek.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


2.1. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan 1. Visi PT. INALUM Untuk lebih menjelaskan tujuan ataupun target pencapaian perusahaan, maka PT. INALUM memiliki visi, yaitu : PT. INALUM Adalah Perusahaan Kelas Dunia Dalam Bidang Aluminium Dan Industri Terkait. 2. Misi PT. INALUM a) Menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan

(stakeholder) melalui produksi aluminum ingot yang berkualitas tinggi dan produk-produk terkait serta mampu bersaing di pasar global. b) Mendukung operasi pabrik peleburan aluminium yang dan berkelanjutan melalui pengoperasian menguntungkan c) sosial. d) Berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi regional melalui pengelolaan operasi yang optimum secara menguntungkan. 3. Nilai PT. INALUM Dengan mengoperasikan pabrik peleburan aluminium dan

pembangkit listrik tenaga air yang efektif dan efisien. Mendukung pengembangan kelompok industri aluminium nasional yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi

pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk menciptakan manfaat bagi semua pihak berkepentingan (stakeholder), PT. INALUM bekerja keras untuk melestarikan lingkungan dan yakin bahwa komitmennya kepada masyarakat dan ekonomi sekitar adalah hal yang paling mendasar untuk mencapai misinya.

2.2. Riwayat Ringkas PT. INALUM Pada masa pemerintahan Hindia Belanda pembangunan

pembangkit listrik di aliran sungai Asahan tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik Propinsi Sumatera Utara, tapi karena kebutuhan tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan listrik yang bisa dihasilkan, maka pengerjaannya mengalami kegagalan. Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara ke Selat Malaka itu mengalami kegagalan, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut. Tahun 1968, Nippon Koei, perusahaan konsultan Jepang menyerahkan laporan kelayakan intern proyek Alumunium Asahan, disusul dengan laporan mengenai Power Development Project. Pada tahun 1970, dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian antara Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dengan Nippon Koei tentang perencanaan dan penelitian. Laporan akhir diserahkan pada tahun 1972 yang menyatakan bahwa PLTA Asahan, akan dibangun dengan sebuah peleburan Aluminium sebagai pemakai utama listrik yang dihasilkan. Dalam rangka mewujudkan tekad tersebut, pada Tahun 1972 Pemerintah Indonesia mengadakan pelelangan terhadap pembangunan proyek PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium yang dijadikan satu paket untuk Penanaman Modal Asing, tapi tidak ada satu pun yang menyanggupi sampai waktu pelelangan ditutup pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi karena proyek ini membutuhkan investasi yang sangat besar. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundinganperundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas Perusahaan Penanam 7

Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Copporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd. Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 Nopember 1975. Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dan 90%. Seiring bertambahnya waktu maka perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NAA juga berubah. Pada bulan Oktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk,

Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan. PT. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi 411 milyar Yen.

2.3. Ruang Lingkup Usaha 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT. INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba ke Selat Malaka. Tenaga listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tanggal 7 Juni 1983. Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung. a. Bendungan Pengatur Bendungan ini terletak di desa Siruar, 14,6 km dari mulut Danau Toba. Bendungan ini berfungsi mengatur tinggi permukaan air danau Toba dan mengatur aliran air yang keluar dari Danau Toba. Bendungan ini dibangun dengan tipe beton massa, tinggi 39 m, panjang 71 m.

Gambar 2.1 Bendungan Pengatur

b. PLTA Siguragura Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake Dam) terletak di Simorea, 9 km dari Bendungan Pengatur. Bendungan ini berfungsi untuk mengontrol debit air yang masuk ke Stasiun Pembangkit Siguragura (Siguragura Power Station). Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 meter, panjang 173 meter. Stasiun Pembangkit Siguragura berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator di dalamnya, masing-masing generator tersebut berkapasitas 71,5 MW. Stasiun Pembangkit ini merupakan stasiun pembangkit bawah tanah pertama di Indonesia. Kapasitas tetap dari PLTA Siguragura adalah 203 MW.

Gambar 2.2 Bendungan Siguragura

c. PLTA Tangga Bendungan Penadah Air Tangga (Tangga Intake dam) yang terletak di Tangga, 4 km di bagian hilir Stasiun Pembangkit Listrik Siguragura. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 meter, panjang 125 m. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke dalam Stasiun Pembangkit Listrik Tangga (Tangga Power Station). Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia.

10

Air dari Bendungan pengatur dialirkan melalui sebuah terowongan bawah tanah dengan panjang 3.150 meter. Stasiun pembangkit listrik ini memiliki 4 generator yang masing-masingnya berkapasitas 79,2 MW dan berada diatas permukaan tanah. Total kapasitas tetap dari PLTA tangga adalah 223 MW.

Gambar 2.3 Bendungan Tangga

d. Jaringan Transmisi Tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang 120 km dengan jumlah menara 271 buah dan tegangan 275 kv ke Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung, tegangannya didistribusikan ke tiga gedung tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya 2 unit penyearah silikon dengan DC 37 KA dan 800 V. 2. Pabrik Peleburan Aluminium PT. INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara (dulu Asahan), kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota Propinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri

11

Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminum ingot pertama berhasil dicetak. Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminum Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT. INALUM dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, keempat juta ton 16 Desember 2003 dan kelima juta ton pada tanggal 11 Januari 2008. Produk PT. INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk PT. INALUM adalah 99,70% dan 99,90%. Proses peleburan aluminum di Kuala Tanjung dilakukan dengan sistem elektrolisa dengan cara mereduksi alumina menjadi aluminium dengan mengunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya. Pabrik peleburan di Kuala Tanjung terdiri dari 3 pabrik utama, yaitu: a. b. c. Pabrik Karbon (Carbon Plant) Pabrik Reduksi (Reduction Plant) Pabrik Penuangan (Casting Plant)

a. Pabrik Karbon Pabrik karbon memproduksi blok anoda karbon yang akan digunakan pada tungku-tungku reduksi dan terdiri dari 3 bagian, yaitu : bagian karbon mentah, bagian pemanggang anoda, dan bagian penangkaian. Di bagian karbon mentah, bahan baku coke dan hard pitch diaduk dan dibentuk menjadi balok-balok anoda mentah, kemudian dibawa ke bagian pemanggang anoda, dimana 106 tungku 12

panggang tipe Riedhammer tertutup berada, yang bertujuan untuk memanggang anoda sampai temperatur 1.250 C. Balok-balok anoda yang selesai panggang, kemudian dipindahkan ke bagian penangkaian untuk diberi tangkai yang terbuat dari cast iron yang berfungsi sebagai lintasan arus pada tungku reduksi. Puntung balok anoda dari tungku reduksi diolah dan digunakan kembali untuk memproduksi balok karbon mentah.

Gambar 2.4 Pabrik Karbon (kiri) dan Anoda Tangkai (kanan) b. Pabrik Reduksi Pabrik reduksi terdiri dari tiga gedung yang masing-masing dipasangi 170 tungku tipe anoda pra panggang (Prebaked Anode Furnace) dengan desain 175 kA, namun saat ini telah dikembangkan menjadi 188 kA dan 198 kA pada booster yang beroperasi pada suhu 960 C, dengan lisensi dari Sumitomo Aluminium Smelting Co, Ltd. Total kapasitas desain produksi adalah 225.000 ton aluminium per tahun atau 1,3 ton perhari dari setiap pot yang terpasang. Pada tungku reduksi, bahan baku alumina (Al2O3) dilebur dengan proses elektrolisa menjadi cairan aluminium. c. Pabrik Penuangan Di pabrik penuangan, aluminium cair dari tungku reduksi diangkut ke bagian penuangan dan setelah dimurnikan lebih lanjut dalam Holding Furnance. Di sini terdapat 10 unit Holding Furnance yang masing-masing berkapasitas 35 ton. Pabrik ini memiliki 7 unit Casting Machine dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing

13

mesin dan menghasilkan aluminium batangan (ingot) yang beratnya masing-masing 50 pon ( 22,7 kg), yang merupakan produk akhir PT. INALUM yang dipasarkan ke dalam dan luar negeri. d. Fasilitas Penunjang Untuk kelancaran operasional pabrik, perusahaan juga mendirikan beberapa fasilitas pendukung di kedua proyek seperti sebuah pelabuhan dengan 3 dermaganya, dimana salah satunya diserahkan ke Pemerintahan Indonesia pada tahun 1984 untuk kepentingan umum, dan jalan penghubung. Kompleks perumahaan untuk karyawan juga dibangun diatas areal 200 Ha di pabrik peleburan dan 80 Ha di PLTA lengkap dengan fasilitas di dalamnya seperti mesjid, gereja, Gedung Olah Raga dan Pertemuan, Rumah Sakit, supermarket, kantor pos, fasilitas olahraga, telekomnikasi, dan lain sebagainya. 2.4. Proses Produksi Pabrik peleburan Aluminum disebut juga Proyek Listrik Dalam Kaleng, sebab listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listriknya sebagian besar digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan. Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT. INALUM, yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 Kv jaringan transmisi. Bahan baku untuk Aluminium dibongkar di pelabuhan PT. INALUM dan dimasukkan ke dalam silo masing-masing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu. Material-material tersebut dicampur dengan

14

pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di Baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, namanya Anode Assembly.

Gambar 2.5 Proses Peleburan Aluminium Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 30 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut diganti dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian untuk kemudian dipakai lagi. Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di

15

Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan. 2.5. Lingkungan (Environment) PT. INALUM sangat perduli dengan pengontrolan polusi untuk menghindari pengaruh dari operasi pabrik peleburan. Investasi yang cukup besar untuk manajemen lingkungan, khususnya sistem kontrol emisi sebagai satu bagian dengan operasional pabrik peleburan. Pabrik peleburan dilengkapi dengan Sistem Pembersih Gas untuk menghindari polusi udara yang disebabkan oleh gas buang florida dan abu dari pabrik peleburan dan juga SOx dan tar dari Pabrik Pemanggang Anoda. Sistem Pembersih Gas tersebut memiliki 27 units Dry Scrubbing yang terhubung dengan ketiga gedung reduksi. Pada saat mengolah emisi gas, alumina disemprotkan ke dalam Gas Stream yang berisi florida. Hampir semua florida di dalam gas bereaksi dengan alumina dan bercampur dengannya. Alumina yang sudah bereaksi dengan gas dan partikel lainnya kemudian dimasukkan ke dalam pot reduksi sementara udara bersih dibuang melalui cerobong. Selain bermanfaat buat lingkungan, recovery dan recycling florida ini juga dapat menghemat biaya dalam menjalankan Dry Scrubbing System.

Gambar 2.4 Sistem Pembersih Gas (kiri) dan Pengolahan Limbah Cair (kanan) Perusahaan menjalan konsep R3, Reduction, Recovery, dan Recycling. Semua bahan dari bahan baku hingga produk dapat didaur uang 16

(recycled) . Perusahaan juga memonitor polusi di sekitar pabrik peleburan khususnya mengenai emisi florida di dalam udara, tanaman dan tanah dan juga SOx di udara. Kualitas air sekitar juga menjadi target monitor. 2.6. CDM (Clean Development Mechanism) PT. INALUM adalah salah satu pabrik peleburan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). 1. CDM (Clean Development Mechanism) atau MPB (Mekanisme Pembangunan Bersih) sebagai salah satu mekanisme untuk menurunkan emisi GRK. a.Di dalam Protocol Kyoto (1997), terdapat suatu komitmen dari negara-negara maju untuk menurunkan emisi GRK paling sedikit 5% dari kondisi 1990 yang akan dilaksanakan selama periode 2008 2012. Hal ini dikarenakan, kenaikan emisi GRK dapat menyebabkan perubahan iklim global. b. CDM adalah salah satu mekanisme untuk menurunkan emisi GRK yang melibatkan baik negara maju maupun berkembang dan Inalum sebagai salah satu industri di negara berkembang (Indonesia) yang secara suka rela terlibat dalam implementasi CDM. 2. Inisiatif Industri Peleburan Aluminium Dalam Menurunkan Emisi GRK Terdapat suatu inisiatif yang mendunia di dalam industri peleburan aluminium untuk menurunkan GRK khususnya PFC (Perflourocarbon). Berdasarkan "IAI Sustanability Report" tahun 2006, emisi PFC dari industri aluminium global telah diturunkan sebesar 76% per ton aluminium yang diproduksi antara tahun 1990 sampai dengan 2005. yang

berwawasan lingkungan melanjutkan komitmennya untuk menurunkan

17

3. Potensi Penurunan Emisi PFC di PT. INALUM 1. 2. Pada saat ini, PT. INALUM memproduksi kira-kira Aktivitas potensial dalam menurunkan emisi PFC adalah 250.000 ton aluminium per tahun. dengan mengurangi Anode Effect (AE). Untuk melaksanakan hal ini, PT. INALUM telah memperbaharui System Control operasi yang mampu mengurangi Frekuensi AE, durasi dan over voltage. 3. AE adalah suatu kondisi dimana tegangan dalam tungku reduksi mendadak meningkat ketika level alumina yang terlarut dalam tungku peleburan jauh dbawah normal (1%). 4. PT. INALUM telah melakukan kesepakatan dengan konsultan, yaitu South Pole Ltd, Switzerland yang bekerja sama dengan CER Indonesia untuk membantu mengimplementasikan proyek CDM, yang juga didukung oleh BAPEDALDASU dan Mitra Hijau. 5. Melalui CDM, sebagian dari penurunan emisi GRK potensial dapat diklaim sebagai CER (Certified Emission Reduction). 4. Aspek Pembangunan Berkelanjutan Proyek CDM PT. INALUM memenuhi semua kriteria dan indikator pembangunan berkelanjutan, yaitu: 1. a. Aspek Keberlanjutan Lingkungan Kegiatan proyek berupa penggantian sistem kontrol operasi (software dan hardware komputer) sehingga tidak akan ada kontak langsung dengan alam sekitar. Oleh karena itu dapat dipastikan proyek b. ini tidak akan menimbulkan gangguan dengan keanekaragaman hayati. Dengan mengurangi emisi PFC melalui penurunan AE akan memberikan dampak positif dimana udara di lingkungan maupun di lokasi kerja akan semakin baik.

18

c.

PT. INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3

yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah dan telah mendapatkan 2 kali bendera Emas. 2. a. Aspek Keberlanjutan Ekonomi Tidak akan terjadi penurunan pendapatan dan kualitas pelayanan umum untuk masyarakat setempat bila proyek ini dijalankan. b. 3. a. Tidak ada indikasi akan terjadinya pemutusan hubungan Aspek Keberlanjutan Sosial Telah dilakukan kegiatan konsultasi masyarakat pada tanggal 15 Januari 2008 di Kantor Bapedalda Prov. Sumatera Utara dan dihadiri oleh 29 orang yang mencakup perwakilan masyarakat sekitar lokasi pabrik peleburan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Tenaga Kerja prov. Sumatera Utara, Bapedalda Prov. Sumatera Utara, perwakilan dari Universitas Sumatera Utara dan perwakilan dari LSM. Pada acara ini, pihak pengembang proyek memaparkan mengenai rencana kegiatan. Dari hasil acara tersebut, tidak ada komentar negatif dari masyarakat terhadap proyek ini. b. Pada dasarnya, para pemangku amanah yang hadir mendukung kegiatan pengurangan emisi PFC yang dilakukan oleh PT Inalum dengan harapan kegiatan ini akan dapat mendukung upaya peningkatan kualitas lingkungan di Prov. Sumatera Utara serta menarik lebih banyak pihak untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan mitigasi perubahan iklim seperti CDM. 4. a. dunia. Aspek Keberlanjutan Teknologi Teknologi yang digunakan adalah teknologi mutahir yang telah diaplikasikan di beberapa pabrik peleburan aluminium di kerja dari perusahaan yang diakibatkan oleh proyek ini.

19

b.

Penyedia

sistem

yang

digunakan

pada

proyek

ini

merupakan pihak asing, namun dalam instalasinya dilakukan bersama-sama dengan karyawan PT. INALUM. Di samping itu, mengenai aspek pemeliharaan dan operasional termasuk pengembangannya telah dilakukan training khusus baik di tempat penyedia maupun di lokasi proyek. Source Code serta algoritma dari sistem ini juga sudah diserahkan kepada pihak PT. INALUM untuk bisa dikembangkan lebih lanjut. 2.7. Alih Teknologi Pembangunan PT. INALUM merupakan suatu kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh putraputri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini dilakukanlah alih teknologi dari pada kontraktor asing. Pembangunan PT. INALUM membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan proyek ini banyak karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari para kontraktor Jepang. Banyak pula staff Indonesia yang bekerja pada perusahaan kontraktor Jepang dan sub kontraknya dikirim ke Jepang untuk mengikuti pelatihan. 1. Pelatihan dan Pendidikan Agar PLTA dan pabrik peleburan aluminium ini secepatnya dioperasikan oleh tenaga Indonesia diselenggarakanlah pelatihan dan pendidikan intensif. PT. INALUM telah mengirimkan 102 teknisi Indonesia untuk mengikuti pelatihan di Jepang selama 6 sampai 16 bulan, masing-masing untuk pabrik peleburan 86 orang dan untuk PLTA 16 orang. Pelatihan pra-operasi untuk para asisten dan para operator dilaksanakan oleh teknisi-teknisi Jepang dan staf teknisi Indonesia yang telah mendapat pelatihan di Jepang. Untuk mempertinggi kualifikasi

20

karyawannya, PT. INALUM mendirikan sebuah lembaga pelatihan dan pendidikan di daerah peleburan pada bulan April 1980. Pelatihan-pelatihan di luar tempat kerja juga dilaksanakan untuk setiap tingkat karyawan PT. INALUM. 2. Pelatihan untuk teknisi pemerintah dan mahasiswa Atas permintan pemerintah Indonesia dan inisiatif perusahaan, para kontraktor dan konsultan proyek Asahan menerima sejumlah teknisi serta insinyur yang bekerja pada kantor-kantor pemerintah dan perguruan tinggi untuk menimba pengalaman kerja dalam konstruksi proyek dan praktek kerja lapangan. 2.8. Sertifikasi dan Penghargaan Sertifikat Internasional dan penghargaan yang telah diterima PT. INALUM adalah: 1. Quality Management System (QMS) PT. INALUM telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS International dan memperoleh (2) dua sertifikat, masing-masing : a) b) No.AU98/1054, sejak Pebruari 1998 untuk PLTA No.ID03/0239, sejak April 1998 untuk Pabrik Peleburan

2. Enviromental Management System (EMS) Dalam rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM telah mendapatkan sertifikat ISO 14001 tentang sistem manajemen lingkungan No.GB02/55087 sejak April 2002 dari SGS International. 3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. INALUM telah menerapkan sistem manajemen K3 dan mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold Flag) sebanyak dua kali pada tahun 2005 dan 2008 dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. a) No.00351/SE2004 & No.00351/SE/2007, untuk PLTA

21

b)

No.00352/SE/2004 & No.00352/SE/2008, untuk Pabrik

Peleburan

4. Proper PT. INALUM juga telah mendapatkan tiga kali peringkat biru dalam Program Penilian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yaitu pada tahun 2004, 2005 dan 2008 dari Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia. 5. International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code Untuk mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di Pelabuhan, PT. INALUM telah mendapatkan sertifikat ISPS Code No.02/0161-DV tanggal 3 Juni 2005 dari Pemerintah RI. 6. Syahwali Awards Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang Environmentally Friendly Businessman pada tanggal 13 November 1992 dari Indonesia Environmental Management and Information Center (IEMIC). 2.9. Perbandingan Saham Dan Tenaga Kerja Tabel berikut ini adalah Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Keterangan 6 Januari (awal pendirian) 20 Oktober 1978 29 Juni 1987 10 Pebruari 1998 - sekarang Pemerintah RI 10,00 % 25,00 % 41,13 % 41,12 % NAA Co., Ltd 90,00 % 75,00 % 58,87 % 58,88 %

Tabel 2.1 Perbandingan Saham Tabel berikut ini adalah Jumlah karyawan PT. INALUM per 31 Januari 2010 :

22

Lokasi Kerja Jakarta (IHO) Medan (IMO) Kuala Tanjung (ISP) Paritohan (IPP) Total

Jumlah 32 Orang 8 Orang 1.728 Orang 236 Orang 2.003 Orang

Tabel 2.2 Jumlah Karyawan 2.10. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi berbentuk garis dan staff berdasarkan fungsi: a. i. ii. b. i. Rapat umum pemegang saham (RUPS). RUPS adalah orang perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi. RUPS terdiri dari: Rapat tahunan yang diadakan selambat- lambatnya pada akhir Rapat Umum Luar Biasa diadakan setiap saat jika dianggap perlu Hak dan wewenang RUPS adalah mengangkat dan bulan September setiap tahun kalender. oleh direksi dan / atau Pemegang saham. memberhentikan komisaris dan Direksi. Komisaris Keanggotaan. Komisaris terdiri dari sekurang- kurangnya 2 (dua) orang anggota, Para anggota Komisaris dan Presiden Komisaris diangkat oleh salah seorang diantaranya bertindak sebagai Presiden Komisaris. RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak asing dan Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan

23

sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota Komisaris harus dari calon yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia. Anggota komisaris dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum Pemegang Saham untuk memberhentikan para anggota Komisaris sewaktu-waktu dan mereka dapat dipilih kembali oleh Rapat Umum Pemegang Saham. ii. Tugas dan Wewenang Komisaris. Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam Komisaris dapat meminta penjelasan tentang segala hal yang Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara menjalankan perseroan serta memberikan nasihat kepada direksi. dipertanyakan. waktu seortang atau lebih anggota Direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan undang-undang dan peraturan yang berlaku. c. i. Direksi Keanggotaan Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 6 (enam) orang anggota, Para anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat umum Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan diantaranya seorang sebagai Presiden Direktur. pemegang Saham. oleh para Pemegang Saham pihak Indonesia sebandingdengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang- kurangnya 1 (satu) orang anggota Direksi harus dari calon yang diusulkan oleh pemegang saham pihak Indonesia.

24

Tidak kurang dari dua orang anggota Direksi termasuk seorang

anggota yang dicalonkan oleh Pemegang Saham Indonesia harus berkebangsaan Indonesia. ii. Masa Jabatan Para anggota direksi dipilih untuk suatu jangka waktu yang berakhir pada penutupan Rapat umum Pemegang saham Tahunan, kedua setelah mereka terpilih dengan tidak mengurangi hak rapat umum pemegang saham untuk memberhentikan para anggota direksi sewaktuwaktu dan mereka dipilih kembali oleh rapat Umum Pemegang Saham. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota direksitersebut akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota direksi lainnya yang telah ada, kecuali Rapat Umum pemegang Saham menetapkan lain.

iii.

Tugas dan Wewenang Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota direksi ditetapkan untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. oleh rapat umum pemegang saham dan wewenang tersebut oleh rapat umum pemegang saham dapat dilimpahkan kepada komisaris. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasa yang diatur dalam surat kuasa. Direksi berhak mewakili perseroan di dalam atau di luar pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan serta mengikat perseroan dengan pihak lain atau pihak lain dengan perseroan, dengan pembatasanpembatasan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. d. Presiden Direktur

25

Presiden Direktur adalah salah seorang Direksi yang oleh karena jabatannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan. e. Direktur Direktur adalah anggota Direksi yang oleh karena jabatannya melaksanakan tugas untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan ruang lingkup tugas/ fungsi masing- masing seperti tersebut dibawah ini: f. Umum & Sumber Daya Manusia Perencanaan & Keuangan Bisnis Produksi Teknologi peleburan Pembangkit Listrik Koordinasi keuangan Divisi Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk membantu Direktur dalam menuangkan ketentuan-ketentuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ruang lingkup/ fungsi Direktur masing-masing. Divisi dikepalai oleh General manager. g. Departemen Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan yang telah digariskan/ ditentukan oleh divisi masing-masing. Departemen dikepalai oleh Senior Manager. h. Seksi Badan atau orang yang dibentuk/ ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/ digariskan oleh Departemen masing- masing. Seksi dikepalai oleh Manager. i. Sub-Seksi

26

Badan atau orang yang dibentuk/ditugaskan untuk melaksanakan setiap kebijaksanaan yang telah ditentukan/digariskan oleh Seksi masingmasing. Sub seksi dikepalai oleh manager. j. Auditor Internal Auditor Internal merupakan unit organisasi yang berdiri sendiri yang bertanggung jawab atas pemeriksaan dan penilaian kegiatan perusahaan dan melaporkan hasil pemeriksaan dan penilaian tersebut kepada Presiden Direktur. Auditor Internal dibawah pengawasan Presiden Direktur membantu anggota organisasi yang bertanggung jawab atas tugas yang mereka emban dengan cara memberikan analis, penilaian, rekomendasi, pemberian nasihat dan informasi. k. Wakil Manajemen untuk ISO 9001 dan ISO 14001 (MR) Wakil Manajemen untuk sistem mutu (ISO 9001) dan sistem lingkungan (ISO 14001) diangkat dan bertanggung jawab kepada Presiden Direktur. Tugas dan tanggung jawab Wakil Manajemen antara lain: Memberikan arahan dan petunjuk kepada seluruh tingkatan Manajemen mengenai implementasi sistem mutu dan sistem lingkungan perusahaan. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan badan sertifikasi Memberikan saran kepada Presiden Direktur untuk melakukan Sistem Mutu (ISO- 9001) dan sistem Lingkungan (ISO 14001). Tinjauan Manajemen mengenai implementasi Sistem mutu dan Sistem lingkungan tindakan pencegahan serta koreksi sesuai dengan prosedur Mutu dan lingkungan. Bertanggung jawab atas jaminan mutu , lingkungan dan K3 dengan memberikan masukan-masukan kepada Presiden Direktur dan Direktur terkait sesuai dengan permasalahan yang ditemukan atau yang timbul sebagai upaya tindakan pencegahan dan koreksi demi peningkatan Sistem Manajemen Mutu, Lingkungan dan K3 Perusahaan.

27

2.11. Struktur Organisasi Quality Assurance Section (SQA) Quality Assurance Section (SQA) merupakan seksi yang menjamin mutu/kualitas dari bahan baku, bahan dalam proses dan juga produk yang dihasilkan. Selain itu, SQA juga bertanggung jawab melakukan analisa dan inspeksi secara periodik/berkala terhadap lingkungan sekitar smelting plant (environmental protection). Semua itu seiring dengan ketentuan-ketentuan dalam ISO 9002 mengenai jaminan mutu dan ISO 14001 mengenai lingkungan. Gas buangan yang berasal dari proses peleburan aluminium di tungku reduksi harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke udara bebas melalui stack. Pembersihan dilakukan di sebuah sistem yang disebut gas cleaning system. Kandungan gas yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dalam perjanjian induk (Master Agreement), dan tidak melampaui nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia atau Peraturan Internasional. Tidak hanya itu, air limbah yang berasal dari Smelting Plant juga di analisa. Analisa juga dilakukan di setiap muara pembuangan air, hingga sampel air dari sumur dan tanaman masyarakat sekitar pabrik dengan radius 11 km. 1. Struktur Organisasi SQA Seksi jaminan mutu (SQA) mempunyai struktur organisasi yang berbeda dengan seksi lainnya. Struktur organisasi SQA berbentuk line organization yang dipimpin oleh seorang manager dan tidak dibawahi oleh Departemen, tetapi berada langsung di bawah DGM (Deputy General Manager) Divisi Produksi.

28

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Divisi Produksi - SQA Dalam pelaksanaan tugas manager SQA dibantu oleh dua orang Junior Manager (JM) yang masing-masingnya ditempatkan pada sub-seksi QA & Administration dan Laboratory Operation. Di sub seksi QA & Administration, terdapat seorang Senior Staff (SS). Posisi selanjutnya adalh Staff / Foreman (S/F). Terdapat tiga orang Staff dan dua orang Foreman, satu orang staff diantaranya di sub-seksi QA & Admistration dan empat lainnya merupakan Staff / Foreman di sub-seksi Laboratory Operation. Keempat orang Staff / Foreman ini masing-masing di tempatkan di group / bagian Lingkungan, Produk, XRay, Oil dan Instrument, Material, dan Anoda. Selanjutnya, terdapat 4 orang Leader Operator dan 29 orang Senior Operator / Operator yang bersama-sama dengan Staff / Foreman menangani Job Description dari masing-masing group / bagian. 2. QA dan ADM

29

Quality Assurance adalah suatu kualitas barang / benda yang sesuai antara yang diinginkan dengan yang diberikan atau dengan kata lain kesesuaian terhadap persyaratan pelanggan. Di SQA dilakukan analisa-analisa yang berkenaan dengan Quality Control dan Quality Assurance, secara umum tugas-tugas seksi SQA meliputi : 1. Quality Assurance a. Penelitian teknis (technical reseatch), pembelajaran dan pengembangan standar kualitas dan spesifikasi produk, semi produk dan bahan mentah. b. Pelayanan (technical assistance) terhadap keluhan pelanggan. c. Memastikan bahwa inspeksi yang dilakukan terhadap

aluminium ingot telah memenuhi standar yang telah ditentukan (standar JIS). 2. a. Inspeksi Koordinasi dan administrasi untuk

perencanaan, penertiban dan perubahan serta pemusnahan dari standar kualitas produk, semi produk dan bahan mentah. b. Perencanaan, penerbitan, perubahan

dan pemusnahan standar inspeksi dan pelaksanaan inspeksi terhadap produk, semi produk dan bahan mentah. c. Studi, penilaian dan administrasi

terhadap masalah kualitas produk, semi produk dan bahan mentah. 3. Maintenance Maintenance adalah sub bagian yang menangani masalah perawatan dan pencegahan terhadap kerusakan alat-alat instrument laboratorium dan alat di SQA yang meliputi :

30

a. b. c. d.

Pemeliharaaan berkala Pemeliharaan pencegahan Pemeliharaan perbaikan Perubahan design

Hasil pemeliharaan semua alat-alat yang rusak dan preventif dicatat semua dalam LIMB (Laboratory Instrument Maintenance Book). SQA (Smelter Quality Assurance) atau seksi jaminan mutu merupakan seksi yang menjamin kualitas dan mutu bahan baku, bahan dalam proses dan produk yang dihasilkan oleh PT. INALUM. Karakteristik dari setiap material diinspeksi untuk memverifikasi spesifikasi material yang ada dengan spesifikasi yang terdapat pada Certificate of Analysis. Begitu pula dengan bahan dalam proses dan produk ingot (finished product), inspeksi dan analisis dilakukan untuk memverifikasi spesifikasi yang ada pada objek tersebut dengan standar yang telah ditetapkan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


3.1. Sejarah Aluminium

31

Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Pada tahun 1761 de Morveau mengajukan nama alumine untuk basa alum dan Lavoisier, pada tahun 1787, menebak bahwa ini adalah oksida logam yang belum ditemukan. Wohler yang biasanya disebut sebagai ilmuwan yang berhasil mengisolasi logam ini pada 1827, walau aluminium tidak murni telah berhasil dipersiapkan oleh Oersted dua tahun sebelumnya. Pada 1807, Davy memberikan proposal untuk menamakan logam ini aluminum (walau belum ditemukan saat itu), walau pada akhirnya setuju untuk menggantinya dengan aluminium. Nama yang terakhir ini sama dengan nama banyak unsur lainnya yang berakhir dengan ium. Aluminium juga merupakan pengejaan yang dipakai di Amerika sampai tahun 1925 ketika American Chemical Society memutuskan untuk menggantikannya dengan aluminum. Untuk selanjutnya pengejaan yang terakhir yang digunakan di publikasi-publikasi mereka. Pada 1961, perusahaan General Electric mengembangkan Lucalox, alumina transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus 2006, ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk 3M berhasil mengembangkan teknik untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan unsur-unsur lantanida, untuk memproduksi kaca yang kuat, yang disebut alumina transparan.

3.2. Aluminium Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%), tetapi tidak pernah ditemukan 32

secara bebas di alam. Selain pada mineral, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya.

Gambar 3.1 Logam Aluminium Aluminum (Al), merupakan anggota golongan 13 berada sebagai aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH)3-2x (0 < x <1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di abad ke- 19, harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah besar dengan elektrolisis alumina (Al2O3), yang dilelehkan dalam krolit, Na3AlF6. Namun, karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik, metalurgi aluminum hanya ekonomis di negara dengan harga energi listrik yang rendah. Oleh karena itu, Jepang telah menutup peleburan aluminum, tetapi konsumsi Jepang terbesar kedua setelah US. Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dan sebagainya. Logam aluminum digunakan dengan kemurnian lebih dari 99 %, dan logam atau paduannya (misalnya duralium) banyak digunakan. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik dan juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan

33

pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks. Logam aluminum melarut dalam asam mineral, kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas hidrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non logam dan menunjukkan sifat kimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron, tidak ditemukan hidrida kluster aluminum. Metoda untuk mengambil logam aluminium adalah dengan cara mengelektrolisis alumina yang terlarut dalam cryolite. Metoda ini ditemukan oleh Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis. Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk memproduksi aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang merupakan campuran natrium, aluminium dan kalsium fluorida. http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium

3.3. Sifat Aluminium Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki

karakteristik yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal pembentukan, dan keenam dalam soal ductility.

Sifat sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik :

34

Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm, sedangkan besi 8,1 gr/ cm) Tahan korosi Penghantar listrik dan panas yang baik Mudah di fabrikasi/ di bentuk Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan aluminium oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium. Lapisan ini membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point (titik lebur). Aluminium umumnya melebur pada temperature 600 derajat C dan aluminium oksida melebur pada temperature 20000C. Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu mengandung ketidakmurnian 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan magnesium. Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling, drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun. Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, kekuatannya rendah untuk dapat dipakai pada berbagai keperluan teknik. Dengan pemaduan teknik (alloying), sifat ini dapat diperbaiki, tetapi seringkali sifat tahan korosinya berkurang demikian pula keuletannya. Sedikit mangan, silicon dan magnesium, masih tidak banyak mengurangi sifat tahan korosinya, tetapi seng, besi, timah putih, dan tembaga cukup drastic menurunkan sifat tahan korosinya.

35

Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. 2. Aluminium wronglt alloy (lembaran) Aluminium costing alloy (batang cor)

http://gabunganteknik.wordpress.com/2008/04/13/aluminium/

3.4. Kegunaan Aluminium banyak digunakan sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya dimanan logam yang mudah dibuat, kuat dan ringan diperlukan. Walaupun konduktivitas listriknya hanya 60% dari tembaga, tetapi ia digunakan sebagai bahan transmisi karena ringan. Aluminium murni sangat lunak dan tidak kuat. Tetapi dapat dicampur dengan tembaga, magnesium, silikon, mangan, dan unsur-unsur lainnya untuk membentuk sifat-sifat yang menguntungkan. Campuran logam ini penting kegunaannya dalam konstruksi pesawat modern dan roket. Logam ini jika diuapkan di vakum membentuk lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang tampak dan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses oksidasi sehingga tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini digunakan untuk memproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya. 1. Senyawa Senyawa yang memiliki kegunaan besar adalah aluminium oksida, sulfat, dan larutan sulfat dalam kalium. Oksida aluminium, alumina muncul secara alami sebagai ruby, safir, corundum dan emery dan digunakan dalam pembuatan kaca dan tungku pemanas. Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah

36

alumina, dan dalam bidang pertambangan, keramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina. Aluminium oksida adalah insulator (penghambat) panas dan listrik yang baik. Umumnya Al2O3 terdapat dalam bentuk kristalin yang disebut corundum atau -aluminum oksida. Al2O3 dipakai sebagai bahan abrasif dan sebagai komponen dalam alat pemotong, karena sifat kekerasannya. Aluminium oksida berperan penting dalam ketahanan logam aluminium terhadap perkaratan dengan udara. Logam aluminium sebenarnya amat mudah bereaksi dengan oksigen di udara. Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida, yang terbentuk sebagai lapisan tipis yang dengan cepat menutupi permukaan aluminium. Lapisan ini melindungi logam aluminium dari oksidasi lebih lanjut. Ketebalan lapisan ini dapat ditingkatkan melalui proses anodisasi. Beberapa alloy (paduan logam), seperti perunggu aluminium, memanfaatkan sifat ini dengan menambahkan aluminium pada alloy untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Al2O3 yang dihasilkan melalui anodisasi bersifat amorf, namun beberapa proses oksidasi seperti plasma electrolytic oxydation menghasilkan sebagian besar Al2O3 dalam bentuk kristalin, yang meningkatkan kekerasannya. Secara alami, aluminium oksida terdapat dalam bentuk kristal corundum. Batu mulia rubi dan sapphire tersusun atas corundum dengan warna-warna khas yang disebabkan kadar ketidakmurnian dalam struktur corundum. Aluminium oksida, atau alumina, merupakan komponen utama dalam bauksit bijih aluminium yang utama. Pabrik alumina terbesar di dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal. Perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan aluminium hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari

37

Al2O3, Fe2O3, and SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan terlebih dahulu melalui Proses Bayer: Al2O3 + 3 H2O + 2 NaOH + panas 2 NaAl(OH)4 Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa dipisahkan melalui penyaringan. SiO2 larut dalam bentuk silikat Si(OH)62-. Ketika cairan yang dihasilkan didinginkan, terjadi endapan Al(OH)3, sedangkan silikat masih larut dalam cairan tersebut. Al(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan, dan yang terbentuk adalah alumina. 2 Al(OH)3 + panas Al2O3 + 3 H2O Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan, lebih dari 90%nya digunakan dalam produksi logam aluminium. Aluminium hidroksida digunakan dalam pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti aluminium sulfat, polialuminium klorida, dan natrium aluminat. Bertonton alumina juga digunakan dalam pembuatan zeolit, pelapisan pigmen titania dan pemadam api. Aluminium oksida memiliki kekerasan 9 dalam skala Mohr. Hal ini menyebabkannya banyak digunakan sebagai abrasif untuk menggantikan intan yang jauh lebih mahal. Beberapa jenis ampelas, dan pembersih CD/DVD juga menggunakan aluminium oksida. 2. Senyawa organo-aluminum Senyawa-senyawa organo-aluminum digunakan dalam jumlah besar untuk polimerisasi olefin, dan di industri dihasilkan dari logam aluminum, hidrogen, dan olefin seperti reaksi berikut: 2Al + 3 H2 + 6 CH2=CHR Al2(CH2=CHR)6 Senyawa ini berupa dimer kecuali yang mengandung gugus hidrokarbon yang meruah. Misalnya, trimetilaluminum, Al2(CH3)6,

38

adalah dimer dengan gugus metil menjembatani atom aluminum dengan ikatan tuna elektron (Gambar 3.2). Senyawa organoaluminum sangat reaktif dan terbakar secara spontan di udara. Senyawa-senyawa ini bereaksi dengan hebat dengan air dan membentuk hidrokarbon jenuh, dengan aluminium berubah menjadi aluminium hidroksida sesuai reaksi berikut: Al(CH2CH3)3 + 3 H2O Al(OH)3 + 3 C2H6 Oleh karena itu, senyawa-senyawa ini harus ditangani di laboratorium dalam atmosfer yang inert sempurna.

Gambar 3.2 Struktur trimetil aluminum Katalis Ziegler-Natta, yang terdiri atas senyawa organoaluminium dan senyawa logam transisi membuat fenomena dalam katalisis polimerisasi, katalis ini dikembangkan tahun 1950-an, dan dianugerahi Nobel tahun 1963. Senyawa alkil logam transisi terbentuk bila senyawa

organoaluminum bereaksi dengan senyawa logam transisi. Senyawa alkil logam transisi yang terbentuk dapat diisolasi bila ligan penstabil terkordinasi dengan atom logam pusat.

3.5. Pembuatan Aluminium

39

Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit bumi. Mineral yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit. Bauksit mengandung aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu: 1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium

oksida murni (alumina) 2. Tahap Tahap peleburan alumina pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan

pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH), Al2O3(s) + 2NaOH(aq) + 3 H2O(l) 2 NaAl(OH)4(aq) Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran. 2 NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l) Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu

dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3) 2Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3H2O(g)

Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses

40

Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 0C. Sebagai anode digunakan batang grafit.

Gambar 3.3 Proses Hall-Heroult Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2 Al2O3(l) 2 Al3+(l) + 3 O2-(l) : Al3+(l) + 3e ---> Al(l) : Anode : 2O2-(l) ---> O2(g) + 4 e C(s) + 2 O2-(l) CO2(g) + 4e

Katode Anode

http://afrahamiryano.blogspot.com/2009/06/pembuatan-aluminium.html

41

Anda mungkin juga menyukai