Anda di halaman 1dari 2

Apakah Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu'?

Share Today at 9:50pm Penulis : Ustadz Abu Ishaq Muslim saya ingin menanyakan satu permasalahan. Di daerah saya banyak orang yang mengak u mengikuti madzhab Syafi'iyah, dan saya lihat mereka ini sangat fanatik memegan gi madzhab tersebut. Sampai-sampai dalam permasalahan batalnya wudhu' seseorang yang menyentuh wanita. Mereka sangat berkeras dalam hal ini. Sementara saya mend engar dari ta'lim-ta'lim yang saya ikuti bahwa menyentuh wanita tidak membatalka n wudhu'. Saya jadi bingung, Ustadz. Oleh karena itu, saya mohon penjelasan yang gamblang dan rinci mengenai hal ini, dan saya ingin mengetahui fatwa dari kalan gan ahlul ilmi tentang permasalahan ini. Atas jawaban Ustadz, saya ucapkan Jazak umullah khairan katsira. Jawab: Masalah batal atau tidaknya wudhu' seorang laki-laki yang menyentuh wanita meman g diperselisihkan di kalangan ahlul ilmi. Ada diantara mereka yang berpendapat m embatalkan wudhu' seperti Imam Az-Zuhri, Asy-Sya'bi, dan yang lainnya. Akan teta pi pendapat sebagian besar ahlul ilmi, di antaranya Ibnu Jarir, Ibnu Katsir dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan ini yang rajih (kuat) dalam permasalahan ini, tidak batal wudhu' seseorang yang menyentuh wanita. Wallahu ta'ala a'lam bish-sh awab. Syaikh Muqbil rahimahullahu ta'ala pernah ditanya dengan pertanyaan yang serupa dan walhamdulillah beliau memberikan jawaban yang gamblang. Sebagaimana yang Sau dara harapkan untuk mengetahui fatwa ahlul ilmi tentang permasalahan ini, kami p aparkan jawaban Syaikh sebagai jawaban pertanyaan Saudara. Namun, di sana ada ta mbahan penjelasan dari beliau yang Insya Allah akan memberikan tambahan faidah b agi Saudara. Kami nukilkan ucapan beliau dalam Ijabatus Sa-il hal. 32-33 yang na shnya sebagai berikut : Beliau ditanya: "Apakah menyentuh wanita membatalkan wudlu', baik itu menyentuh wanita ajnabiyah (bukan mahram), istrinya ataupun selainnya?" Maka beliau menjaw ab: "Menyentuh wanita ajnabiyah adalah perkara yang haram, dan telah diriwayatka n oleh Imam at-Thabrani dalam Mu'jamnya dari Ma'qal bin Yasar radliyallahu 'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Sungguh salah seorang dari kalian ditusuk jarum dari besi di kepalanya lebih bai k baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam Shahih keduanya dar i Abi Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasall am bersabda: Telah ditetapkan bagi anak Adam bagiannya dari zina, senantiasa dia mendapatkan hal itu dan tidak mustahil, kedua mata zinanya adalah melihat, kedua telinga zin anya adalah mendengarkan, tangan zinanya adalah menyentuh, kaki zinanya adalah m elangkah, dan hati cenderung dan mengangankannya, dan yang membenarkan atau mend ustakan semua itu adalah kemaluan. Maka dari sini diketahui bahwa menyentuh wanita ajnabiyah tanpa keperluan tidak diperbolehkan. Adapun bila ada keperluan seperti seseorang yang menjadi dokter a tau wanita itu sendiri adalah dokter, yang tidak didapati dokter lain selain dia , dan untuk suatu kepentingan, maka hal ini tidak mengapa, namun tetap disertai kehati-hatian yang sangat dari fitnah. Mengenai masalah membatalkan wudhu' atau tidak, maka menyentuh wanita tidak memb atalkan wudhu' menurut pendapat yang benar dari perkataan ahlul ilmi. Orang yang berdalil dengan firman Allah 'azza wa jalla : Atau kalian menyentuh wanita

Maka sesungguhnya yang dimaksud menyentuh di sini adalah jima' sebagaimana dikat akan oleh Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma. Telah diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari di dalam Shahihnya dari 'Aisyah radliy allahu'anha, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat pada suatu malam sementara aku tidur melintang di depan beliau. Apabila beliau akan sujud, beliau menyentu h kakiku. Dan hal ini tidak membatalkan wudhu' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam . Orang-orang yang mengatakan bahwa menyentuh wanita membatalkan wudhu' berdalil d engan riwayat yang datang di dalam as-Sunan dari hadits Mu'adz bin Jabal radliya llahu 'anhu bahwa seseorang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ber kata: Wahai Rasulullah, aku telah mencium seorang wanita . Maka Nabi shallallahu 'a laihi wasallam terdiam sampai Allah 'azza wa jalla turunkan: Dirikanlah shalat pada kedua tepi siang hari dan pada pertengahan malam. Sesungg uhnya kebaikan itu dapat menghapuskan kejelekan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya : Berdirilah, kemudian wudhu' dan shalatlah dua rakaat. Pertama, hadits ini tidak tsabit (kokoh) karena datang dari jalan 'Abdurrahman b in Abi Laila, dan dia tidak mendengar hadits ini dari Mu'adz bin Jabal. Ini satu sisi permasalahan. Kedua, seandainya pun hadits ini kokoh, tidak menjadi dalil bahwa menyentuh wanita membatalkan wudhu', karena bisa jadi orang tersebut dalam keadaan belum berwudhu'. Ini merupakan sejumlah dalil yang menyertai ayat yang mulia bagi orang-orang yang berpendapat membatalkan wudhu', dan engkau telah men getahui bahwa Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma menafsirkan ayat ini dengan jima' . Wallahul musta'an.

Anda mungkin juga menyukai