Anda di halaman 1dari 8

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Guna mendukung sistem perpajakan

agar berjalan dengan baik, terdapat kewajiban d an hak-hak yang dimiliki Wajib Pajak. Hak-Hak Wajib Pajak 1. Mendapatkan pelayanan, pembinaan, dan penyuluhan pajak. 2. Memperpanjang penyampaian SPT. 3. Membetulkan SPT. 4. Memperoleh kelebihan pembayaran pajak. 5. Mengajukan keberatan dan banding. 6. Mengajukan permohonan angsuran pembayaran pajak dan penundaan pembayaran paja k. 7. Mengurangi penghasilan bruto dengan biaya fiscal. 8. Menggunakan Norma Penghitungan. 9. Memperoleh fasilitas perpajakan. 10. Mengkreditkan Pajak Masukan 11. Menunjuk kuasa. Pelayanan, Pembinaan dan Penyuluhan Pelayanan, pembinaan dan penyuluhan pajak diberikan agar ke depan dapat lebih me ngefektifkan self assessment system berjalan dengan baik.

Kelebihan Pembayaran Pajak Wajib Pajak yang dalam 1 tahun pajak (PPh) atau PKP yang dalam 1 masa pajak (PPN ), bila pajak yang telah dibayar melebihi pajak yang seharusnya terutang dan dil aporkan dalam SPT, berhak memperoleh pengembalian kelebihan pembayaran pajak ter sebut. Pengurangan Penghasilan Bruto Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha, berhak mengurangi penghasilan bruto y ang diterima dengan biaya yang telah dikeluarkan (biaya fiskal yang diatur dalam Pasal 6 UU PPh). Norma Penghitungan Untuk dapat menghitung besarnya kewajiban pajak dalam suatu tahun pajak, pada da sarnya Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas harus membuat P embukuan. Untuk Wajib Pajak tertentu, dapat menyelenggarakan Pencatatan dan peng hitungan pajak dilakukan dengan Norma Penghitungan. Kewajiban Wajib Pajak Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak. Mengisi dan menyampaikan SPT. Membayar atau menyetor pajak yang terutang. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan. Membantu pelaksanaan pemeriksaan pajak. Melakukan pemotongan atau pemungutan pajak. Membuat Faktur Pajak. Melunasi bea meterai.

Wajib Pajak & Pengusaha Kena Pajak Pengertian Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan per undang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, term asuk pemungut/pemotong pajak tertentu. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Paja k/Jasa Kena Pajak. Sesuai dengan self assessment sistem, setiap : Wajib Pajak (WP) wajib mendaftarkan diri. Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib melaporkan usahanya. Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana bertempat tinggal/tempat kedudukan/tempat kegiatan usaha, atau tempat lain yang ditetapkan Menteri Keuangan (WP Khusus da n WP Besar). Fungsi NPWP adalah : * Identitas Wajib Pajak * Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan * Sarana dalam administrasi perpajakan * Menjaga ketertiban pembayaran pajak. Penghapusan NPWP dan Pencabutan NPPKP 1. Penghapusan NPWP, karena : WP meninggal. Warisan yang belum terbagi, selesai dibagi. WP bubar secara resmi (ada proses likuidasi). BUT kehilangan status sebagai BUT. 2. Pencabutan NPPKP PKP pindah alamat. WP badan telah bubar secara resmi (ada proses likuidasi) PKP lain yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai PKP. Surat pemberitahuan (SPT) Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah : surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk m elaporkan penghitungan/pembayaran pajak, objek pajak/bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajaka n. Fungsi SPT : Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah p ajak yang sebenarnya terutang dan melaporkan tentang : Pembayaran / pelunasan pajak yang dilaksanakan sendiri / melalui pemotongan / p emungutan pihak lain. Penghasilan yang merupakan objek/bukan objek pajak. Harta dan kewajiban Pembayaran dari pemotong/pemungut. Ada 2 macam SPT : SPT Masa SPT Tahunan Jangka waktu penyampaian SPT KPP : SPT Masa : paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak. SPT Tahunan : paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun pajak untuk WP OP dan 4

bulan untuk WP Badan Terlambat penyampaian SPT, dikenakan sanksi administrasi berupa denda : - Rp 500.000 untuk SPT masa PPN - Rp 100.000 untuk SPT masa lainnya - Rp 1.000.000 untuk SPT tahunan pph WP Badan - Rp 100.000 untuk SPT tahunan pph WP OP Memperpanjang Penyampaian SPT Wajib Pajak berhak memperpanjang waktu penyampaian SPT Tahunan hingga paling lam a 6 bulan, misalnya karena : luasnya kegiatan usaha. Masalah-masalah teknis dalam penyusunan laporan keuangan. Sehingga sulit untuk memenuhi jangka waktu tersebut. Pembetulan SPT Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 tahun (dengan syara t sebelum dilakukan pemeriksaan atau penyidikan). Pembayaran / Penyetoran Pajak Setiap jenis pajak, ada jatuh tempo (jangka waktu) pembayarannya. Jika lewat jat uh tempo, dikenakan sanksi perpajakan berupa bunga penagihan, yang besarnya 2% p er bulan. Sarana atau Bukti Pembayaran dilakukan dengan : Surat Setoran Pajak (SSP) untuk PPh, PPN, PPnBM, dan Bunga Penagihan. Surat Setoran Bea (SSB) untuk BPHTB Surat Tanda Setoran (STS) untuk PBB. Tempat pembayaran dilakukan di : Bank, yang ditunjuk pemerintah. Kantor Pos. Tempat lain yang ditetapkan Menteri Keuangan. (di UU sebenernya ini doank) Pembukuan Dan Pencatatan A. Pembukuan Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data da n informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biay a serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup den gan menyusun laporan keuangan (Neraca dan Laba rugi) pada setiap tahun pajak ter akhir. Yang wajib menyelenggarakan pembukuan : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas. Wajib Pajak Badan. Pembukuan/pencatatan harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan/kegiatan usaha yang sebenarnya. Pembukuan/pencatatan harus : Diselenggarakan di Indonesia. Menggunakan huruf Latin dan angka Arab.

Disusun dalam bahasa Indonesia (bahasa asing, izin Menkeu) dan dalam mata uang Rupiah (mata uang asing, izin Menkeu). Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau kas. B. Pencatatan Pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto/penerimaan penghasilan s ebagai dasar menghitung jumlah penghasilan neto. Pencatatan dapat dilakukan : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas (dengan omzet di bawah Rp 600 juta/tahun). Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas. Wajib Pajak yang punya lebih dari 1 jenis usaha/tempat usaha, pencatatan harus d apat menggambarkan secara jelas jumlah peredaran/penerimaan bruto dari masing-ma sing jenis usaha / tempat usaha. HAK DAN KEWAJIBAN FISKUS Di samping Hak dan Kewajiban Wajib Pajak, Pemerintah yang menyelenggarakan tugas pelayanan, pembinaan dan penerangan/penyuluhan (Fiskus) juga memiliki Hak dan K ewajiban. Hak-Hak Fiskus Menerbitkan NPWP/Pengukuhan PKP secara jabatan. Menerbitkan ketetapan pajak (SKP, STP, SPPT). Menerbitkan Surat Paksa, dan melaksanakan penyitaan. Melakukan pemeriksaan dan penyegelan. Melakukan penyidikan. Menghapuskan dan mengurangkan sanksi administrasi. Pengukuhan NPWP/PKP Secara Jabatan Sesuai dengan self assessment system, WP/PKP harus dengan sukarela/ kesadaran se ndiri mendaftarkan diri sebagai WP/melaporkan sebagai PKP. Jika tidak, berdasark an data dan informasi atau ekstensifikasi, dilakukan penetapannya secara jabatan . KPP akan memberikan NPWP dan NPPKP. Penerbitan Ketetapan Pajak Atas pemeriksaan yang dilakukan, KPP akan menerbitkan ketetapan pajak (berupa SK P, STP, SPPT) sebagai dasar hukum besarnya penetapan pajak yang harus dibayar WP . Surat Paksa dan Penyitaan Bila hingga jatuh tempo pembayaran telah dilalui dan telah ditegor, maka atas ut ang pajak tersebut KPP (melalui Jurusita) menerbitkan dan melaksanakan Surat Pak sa (SP), maupun Penyitaan (SPMP). Pemeriksaan dan Penyegelan Dalam menjalankan fungsi pembinaan, DJP melakukan pemeriksaan pajak terhadap WP untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakannya atau tuju an lain. Dalam hal WP tidak kooperatif, tidak memberikan dokumen/berkas yang diminta Peme riksa, maka dilakukan penyegelan atas tempat dokumen/berkas tersebut.

Penyidikan Bila WP diduga melakukan tindak pidana perpajakan, maka akan dilakukan penyidika n terhadap WP tersebut. Penyidikan dilakukan oleh PPNS. Bila terbukti melakukan tindak pidana perpajakan, akan diajukan ke Pengadilan un tuk kelanjutannya. Kewajiban Fiskus Membina Wajib Pajak Menerbitkan SKPLB. Merahasiakan data Wajib Pajak. Pembinaan Terhadap Wajib Pajak Guna melaksanakan fungsi pembinaan sehubungan dengan penerapan self assessment s ystem, DJP wajib melakukan pembinaan terhadap WP seperti dalam hal: Pelaksanaan pembukuan/pencatatan. Penghitungan besarnya pajak. Pelaporan kewajiban pajak. Pembuatan Faktur Pajak. Administrasi perpajakan. Dlsb. Penerbitan SKPLB Jika dalam suatu masa pajak, atau tahun pajak ternyata menurut penghitungan WP t erjadi lebih bayar, WP dapat mengajukan permohonan pengembaliannya (restitusi). Setelah melalui proses penelitian/pemeriksaan oleh Fiskus, bila ternyata menurut ketentuan UU Perpajakan lebih bayar, maka Fiskus akan menerbitkan SKPLB untuk p engembalian lebih bayar pajak. Kerahasiaan Data Wajib Pajak Atas data WP yang ada dan disampaikan kepada Fiskus, dirahasiakan untuk kepentin gan di luar DWP. Sanksi-sanksi Perpajakan Yang Diatur Dalam KUP Sanksi-sanksi di bidang perpajakan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) dapat berupa : 1. Sanksi administrasi 2. Sanksi Pidana ad1. Sanksi administrasi terdiri; a. sanksi administrasi berupa bunga b. sanksi administrasi berupa denda c. sanksi administrasi berupa kenaikan ad.1a. Sanksi administrasi berupa bunga. Sanksi administrasi yang dikenakan berupa bunga dihitung dalam bentuk persentase tertentu pada umumnya sebesar 2% (dua persen) sebulan. Untuk lebih jelas diberi kan contoh sebagai berikut : (1) Dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tangg al pembayaran karena wajib pajak membetulkan sendiri SPT yang mengakibatkan utan g pajak menjadi lebih besar.

(2) Pemerintah (DJP) memberikan bunga 2% (dua persen) sebulan atas kelambatan pe mbayaran kelebihan pembayaran pajak kepada Wajib Pajak. (3) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang teruta ng tidak dibayar atau kurang dibayar, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKB ditambah sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) sebulan, paling lama dua puluh empat bulan, dihitung saat terutangnya pajak atau berakhirnya mas a pajak bagian tahun pajak atau tahun pajak sampai diterbitkannya Surat Keputusa n Pajak Kurang Bayar. ad.1b. Sanksi Administrasi Berupa Denda Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Wajib Pajak berupa denda adalah dihitu ng dalam bentuk jumlah uangnya atau dalam persentase. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai berikut : (1) Apabila SPT tidak disampaikan atau disampaikan melewati batas waktu yang tel ah ditentukan dalam undang-undang maka di kenakan sanksi administrasi berupa den da, untuk SPT masa PPN sebesar Rp500.000,- SPT masa lainnya sebesar Rp100.000,untuk SPT tahunan bagi WP OPsebesar Rp 100.000,- dan SPT tahunan WP Badan Rp1. 000.000,(2) Surat Tagihan Pajak (STP) dapat diterbitkan apabila pengusaha tidak melapork an kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP). Terhad ap PKP tersebut dikanakan sanksi administrasi berupa denda 2% dari Dasar Pengena an Pajak (DPP). (3) Surat tagihan pajak dapat diterbitkan apabila pengusaha tidak dikukuhkan seb agai PKP tetapi membuat faktur pajak atau tidak mengisi selengkapnya faktur paja k dikenakan sanksi administrasi berupa benda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak. Ad.1c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan Sanksi administrasi yang dikenakan kepada Wajib Pajak berupa kenaikan adalah ter hitung dalam bentuk persentase yang besarnya 50% atau lebih. Untuk lebih jelas d iberi contoh sebagai berikut; (1) Jumlah pajak dalam surat ketetapan pajak kurang bayar (SKPKB) sebagai mana d imaksud pada pasal 13 ayat (1) huruf b, huruf c dan huruf d undang-undang KUP di tambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar. a. 50% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dibayar dalam satu tahun pa jak. b. 100% dari pajak penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau kuran g dipungut, tidak atau kurang disetorkan dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang disetorkan. c. 100% dari pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas ba rang mewah yang tidak atau kurang dibayar. Biar gampang inget, gini aja: - 50% buat pph - 100% buat pph pot/put - 100% buat PPN dan PPN BM (2) Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan dapat diterbitkan dalam jangka w aktu sepuluh tahun, apabila ditemukan data baru dan/atau data semula belum terun gkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, ditambah dengan san ksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak terse but.

ad.2 Sanksi Pidana Terdiri dari : a. alpa (max 1 tahun, denda max 2x pajak terutang) b. sengaja (min 6 bulan max 6 tahun, denda: min 2x max 4x) c. pengulangan (2x dari yg sengaja kalo belum 1 tahun bebas udah berulah lagi) d. percobaan ad.2a. Sanksi pidana karena alpa Barang siapa karena kealpaannya tiak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT teta pi isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pad a pendapatan negara, diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya satu tahun da n denda setingginya dua kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang d ibayar. ad.2b. Sanksi pidana dengan sengaja. Barang siapa dengan sengaja : 1. Tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), atau nomor pengukuhan pengusaha kena pajak (NPPKP), a tau 2. Tidak menyampaikan SPT; atau 3. Menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengk ap, atau 4. Memperlihatkan pembukuan pencatatan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsu kan seolah-olah benar, atau 5. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan dan me minjamkan buku catatan atau dokumen lainnya; atau. 6. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat men imbulkan kerugian pada pendapatan negara diancam dengan pidana penjara selama-la manya enam tahun dan dengan setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang teru tang yang tidak atau kurang dibayar. ad. 2c Sanksi Pidana Karena Melakukan Pengulangan. Apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewa t satu tahun terhitung sejak selesai menjalani pidana penjara yang dijatuhkan te rhadapnya karena dilakukan dengan sengaja, maka ancaman pidana yang dikenakan la gi terhadapnya dilipat dua. Hal ini dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak p idana di bidang perpajakan. ad. 2d Sanksi Pidana Karena Melakukan Percobaan Barang siapa melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana penyalahgunaan at au menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Nomor Pengukuhan Pe ngusaha Kena Pajak (NPPKP), atau menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isiny a tidak benar atau tidak lengkap dalam rangka mengajukan permohonan restitusi at au melakukan kompensasi pajak, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 ( dua) tahun dan denda setinggi-tingginya 4 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Percobaan untuk melakukan t indak pidana di bidang perpajakan tertentu sebagai delik yang berdiri sendiri, k arena tidak selesainya kejahatan tersebut bukan atas kemauan mereka. Daluwarsa Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, setelah lampau waktu 10 tahun seja k saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Sanksi Pidana di Bidang Perpajakan Bagi Aparat Negara Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan segala ses uatu yang diketahui/ diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak karena jabatannya, diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 tahun dan denda.

Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya merahasiakan segala sesu atu yang diketahui/diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak karena jabatannya, d iancam dengan pidana selama-lamanya 2 tahun dan denda. Tuntutan pidana bagi aparat negara terhadap pelanggaran kewajiban merahasiakan s egala sesuatu yang diketahui atau yang diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak karena jabatannya adalah merupakan delik aduan atau dijadikan tindak pidana peng aduan. Sanksi Pidana di Bidang Perpajakan Bagi Pihak Ketiga Barang siapa yang dengan sengaja tidak memberi keterangan atau bukti, atau membe ri keterangan atau bukti yang tidak benar termasuk yang menyuruh atau menganjurk an atau membantu melakukannya diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1 tah un dan denda. Barang siapa dengan sengaja menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidan a di bidang perpajakan, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 tahun dan denda. sumber: http://datakuliah.blog?spot.com/2009/10/kup-ketentuan?-umum-perpajakan-2 009.html

Anda mungkin juga menyukai