Anda di halaman 1dari 9

Edisi AGUSTUS

Untuk kalangan sendiri

BERITA INTERN UNTUK ANGGOTA DAN KOMUNIKASI BAGI KALANGAN BISNIS DAN PROFESI KRISTEN Shalom saudara-saudaraku yang terkasih!
ICCC (INTERNATIONAL CHRISTIAN CHAMBER OF COMEMRCE) ADALAH MIMBAR DIMANA PESAN KRISTUS BAGI KITA DI ZAMAN INI DIJABARKAN, DIBAGIKAN DAN DINYATAKAN TERHADAP DUNIA BISNIS

NATIONAL BOARD
National President Bunan Djambek Vice Presidents: Admin/Secretary Eliezer H. Hardjo Finance/Treasurer: Johanis S. Najoan Membership/Mentoring/ Network Manimbul L. Sitorus Simon Aditan Teaching / Training Benjamin B. Juwono Ridwan Naftali Business Development/ Micro-Enterprise Tonny Soetjoadi Rudolf A.S. Sinaga Intercessors (Mrs.) Josephine S. Sitorus (Ms.) Hermina M. Usmany Eddy S. Kristiawan

Kita sekarang sedang siap-siap memasuki paruh kedua tahun 2011 ini. Kita cukup prihatin dengan semakin maraknya gejolak-gejolak sosial, baik yang melanda rakyat jelata yang berkelahi antar kelompok dan golongan, kekerasan dan kejahatan yang semakin meningkat, kemiskinan yang meluas sementara kita menyaksilak ulah para pejabat pemerintah dan penegak hukum baik dalam tingkat daerah sampai di tingkat pusat, tak terkecuali kemelut yang menimpa ruling party karena ada kadernya yang mbalelo ; menjadi headline dan topik pembicaraan hangat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional paling tidak di kalangan media. Saya ingat cerita Yosafat di II Tawarikh 20 di mana musuhmusuhnya saling membinasakan! Kita yang hidup dalam dimensi Kerajaan Allah hanya berdoa supaya kita di pihak pemenang karena Tuhan berperang buat kita. Sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan NKRI yang ke -66 sejak di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sebagai warga negara yang baik kita bersyukur dan patut ikut serta merayakannya. Sebagai warga negara kita harus menghormati dan mengamalkan Pancasila. Akan tetapi kita yang juga sebagai warga Kerajaan Sorga harus hormat dan menjalankan Sepuluh Perintah Tuhan dan Hukum Kasih. Kadang-kadang saya pikir keadaan negara kita sekarang mungkin akibat dari tidak menjalankan Sepuluh Perintah ini. Marilah kita yang tergabung di ICCC ini mengambil contoh dari Yosafat disaat keadaan krisis mencari wajah Tuhan dan berseru minta pertolongan Tuhan. Kita juga mempersiapkan diri untuk menyongsong WPA 2012 dimana ICCC ikut bergabung . Dirgahayu dan Jayalah Indonesia. Merdeka ! Bunan Djambek National President ICCC INDONESIA www.iccc-indonesia.com

Kantor Nasional ICCC Indonesia:

Website: www.iccc-indonesia.com
Pertokoan Pulo Mas Blok B I / 8, Jalan Perintis Kemerdekaan. Jakarta 13260 Telp (021) 4890211, fax: (021) 4722274. E-mail: djambek-plus@cbn.net.id, ehardjo@gmail.com, js.najoan@gmail.com

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 1

Apa itu ICCC?

INDONESIA
Mid-Term Seminar ICCC Kembali akan mengadakan Seminar pada bulan September 2011 mendatang. Informasi lebih detail akan kami sampaikan dalam Berita ICCC bulan depan Ruang Konsultasi Bisnis / Pekerjaan Bagi member yang membutuhkan konsultasi dalam bidang bisnis / pekerjaan silahkan menghubungi via email: ehardjo@gmail.com yang akan kami masukkan dalam kolom konsultasi agar dapat dibaca dan bermanfaat bagi yang lain yang mengalami hal yang sama. Oleh karenanya harus bersifat terbuka, walau identitas (atas permintaan yang bersangkutan) akan kami samarkan. Jawaban atau saran, selain dari National Board, juga dari member lain yang dapat memberi masukan, setelah di edit oleh Redaksi Berita ICCC Indonesia. Partisipasi ICCC Indonesia dalam WPA 2012 ICCC Indonesia turut serta berpartisipasi dalam mendukung program World Prayer Assembly (WPA) 2012 yang akan diadakan pada bulan Mei 2012

Forum dimana pesan Kristus untuk zaman ini dijabarkan, disampaikan dan dinyatakan kepada Dunia Bisnis ICCC adalah badan yang independen dan inter-denominasi, bukan menjadi bagian dari suatu gereja tertentu namun ikut melayani gereja yang membutuhkan pelayanan ICCC. ICCC berkantor Pusat di Orebr Swedia dan saat ini telah berada di sekitar 65 negara di lima benua. ICCC Indonesia melakukan berbagai kegiatan dan pelayanan baik terhadap anggota, maupun terhadap dunia bisnis khususnya dalam lingkungan Kristiani.

FORUM ANGGOTA
New Members
Selamat bergabung Pak Efendi Sitorus

MEMBERSHIP FEE

Proyek Pembiakan Lele Proyek percontohan kerjasama pembiakan bibit Lele dengan sebuah gereja telah berjalan dan diharapkan akan memberikan return sesuai dengan estimasi. Bagi yang berminat untuk berpartisipasi silahkan berhubungan dengan Bro. Tonny Soetjoadi V.P. Business Development

Bagi anda yang ingin bergabung dan member yang akan memperpanjang kartu keanggotaan anda untuk tahun 2011 sudah dapat dan agar menghubungi Manimbul Luhut Sitorus V.P. Membership (HP: +628159694545) atau Simon Aditan Membership Domain (HP: +62816974647) atau mengirimkan email ke V.P. Admin/ Secretary (ehardjo@gmail.com) Annual Membership Fee untuk tahun 2011 mengikuti peraturan International dalam kategori Developing Nation menjadi Rp. 600.000 dimana US$ 50 dikirim ke Kantor Pusat di Swedia sebagai syarat dan kewajiban International Membership 2011 Page 2

Berita ICCC Indonesia

Membership Fee dapat ditransfer ke rekening ICCC Indonesia atau FORUKIN dibawah ini, dan mengirimkan bukti transfernya dengan fax ke alamat yang tercantum paling bawah dari setiap halaman Newsletter ini: Rekening Bank: CIMB NIAGA BANK Cabang Senen - Jakarta No. 200-01-00012-00-0 a/n : Forum Komunikasi Usahawan Kristen Indonesia (FORUKIN).

Jakarta (Barat) 11180 INDONESIA Phone: 062 (21) 6259625 Fax: 062 (21) 6259561 2. Taman Berdikari Santosa Block M No. 16 Jalan Pemuda Jakarta (Timur) 13220 INDONESIA Phone: 062 (21) 4712821 & 91282388 Fax: 062 (21) 4718293 Line of Business: Distribution of Chladianplast Corrugated Roof & Flat sheet for Jakarta Metro & Outer Java and International market

KONTAK BISNIS
1. PT. Chantique Inti Dcor Junias Hidajat Director Offices: JL. Semarang Purwodadi Km 17.8 Gudang No. 8 Kalitengah, Mranggen, Demak 59567, Jawa Tengah Indonesia Phone: +62-24 673 5496 & 673 5498 Fax: +62-24 673 5497 e-mail: chantique@indosat.net.id Website: www.chantique-id.com Line of Business: Manufacture of customize outdoor furniture for hotels and restaurants.

Business Opportunity: Looking for bona-fide Sub-distributors all-over Indonesia as well as outside of Indonesia, preferably having vast networks & experiences in distribution of building materials. Serious inquiry can be directed to Tonny Soetjoadi, Director (tonnystd@indo.net.id or mobile: +62811193202

3. HeavenSpring Consulting & Agencies Co. Eliezer Hernawan Hardjo Ph.D., CM Jalan Pegangsaan Indah Barat B I / 8 Pondok Gading Utama Jakarta 14250 INDONESIA Phone: 062 (21) 4521141 Fax: 062 (21) 4533070 Mobile: (062) 815-13203415

For serious inquiry, please contact: Junias Hidajat E-mail: junias@indosat.net.id Cell: +62 81 2287 1778
2. Surya Delapan Mas Tonny Soetjoadi Director Offices: 1. HWI Lindeteves 4th Floor, Block B No. 7 Jalan Hayam Wuruk

E-mail: eliezer@heavenspring.com, ehardjo@gmail.com Partners: 1. Institute of Certified Professional Managers James Madison University, VA, USA 2. DF Solusi Consulting Indonesia Line of Business: Business & Management Consulting (Seminar, Training & Consulting)

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 3

Bagi member yang berminat untuk dicantumkan dalam kolom ini (free of charge) dimohon untuk meng-update data dan mengirim ke e-mail: ehardjo@gmail.com seperti contoh diatas Nama Perusahaan Person in Charge dan Contact person Alamat lengkap termasuk no. Telepon/fax dan e-mail Line of business Specific products yang ingin ditawarkan (dengan foto kalau ada yang di-compressed)

those days and there hadn't been any offers. Just when all seemed lost, mortgage rates began to drop, and I was able to sell the house a few weeks later. I used the $2,700 I made from the sale of the house to move into a small onebedroom apartment. It also was around this time that I made a promise to myself that I would never again allow myself to get into such a financial mess, and I would do everything in my power to become debt-free. My first step was to take a hard look at how I was spending my money. If it wasn't an absolute necessity, it was no longer in my budget. I stopped my newspaper and magazine subscriptions, canceled cable television, and discontinued all entertainment that I had to pay for (movies, sports events, etc.). This was probably my most profitable move because it forced me to search for alternative ways to better spend my free-time. Although I had always exercised regularly (running, biking & lifting weights), with my new rules now in effect, I began to spend twice as much time at it as I had previously. When I wasn't exercising, I was at the library reading everything I could find on personal finances. I read about budgeting, saving money, spending money, insurance, mutual fund investing, and ways to increase my income anything that might help me improve my financial situation. I looked at where my money was going for "necessities." Do I really need it or do I just want it? (I ask this question before every purchase it has saved me a lot money.) Am I paying too much? Can I get by with less? I greatly reduced my grocery bill and water became my beverage of choice for most meals. I never ate more than twice a day. I began to budget my food much like I was budgeting my money. Next, I placed classified ads in the newspaper to sell the things I no longer needed or didn't have enough space for (furniture, refrigerator, etc.). For the few dollars required, a classified ad in the newspaper is very effective there always seems to be someone looking for what you're selling. If you don't have the money to buy an ad in the paper, you can post an ad free on craigslist.com. By acting on the information I picked up from the books I read, I was able to free-up around $400 a month to apply toward paying off my debts as well as begin a savings fund.

How I Conquered the Debt Mountain


It's not easy to climb out of a difficult deep-in-debt situation, but it can be done. Here's my story I hope you find it encouraging. Becoming debt-free is one of my most memorable achievements. It was also one of the most difficult personal challenges I've ever faced. When I was 26, I had debts totaling over $135,000 dollars. I had a house mortgage, two car payments, and eight credit cards (most of them had balances above their credit limits). My marriage had deteriorated under the financial strain, and as most do under these circumstances, ended in divorce. The loss of income from my wife and the added burden of now maintaining two households brought me to the brink of financial ruin. With a monthly income of a little over $1,600, I no longer had the means to make the payments on all my bills. My creditors wanted their money, and they wrote and called daily to get it. Just the thought of having to open my mailbox or the sound of the phone ringing tied my stomach in knots. My most immediate problem was making my mortgage payment. The house had been for sale for months, but mortgage rates were high back in

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 4

From the start, I directed my attention to the credit cards with the smallest balance. I paid all that I could afford towards that card until it was paid-off. When that card was eliminated, I moved to the card with next smallest balance, applying the money that was used on the previous card to it, and so on. Although my decision to pay off credit cards with the smallest balance (versus cards charging the highest interest) may not have been in line with the most correct financial advice, the motivation that came with paying off the smaller cards quickly worked best for me. Unquestionably, the changes I made in my lifestyle were an improvement, but they were not easy by any means. Lifestyle changes are the most difficult changes you can make it's not like changing brands of coffee or toothpaste. Until the changes are ingrained in your soul, there's always that temptation to fall back to your old ways. It took four years and a lot of desire, determination, self-discipline, self-sacrifice, and perseverance (qualities I didn't think I had in me), but I can now say I am debt-free. I also have an emergency cash fund large enough to manage almost any crisis, and I am now saving and investing more than 40% of my take-home pay. My financial problems didn't disappear when I became debt-free. There are still financial decisions to make and goals to meet. The difference for me now is that I control my finances they no longer control me. Published since 1990, Sound Mind Investing is America's best-selling financial newsletter written from a biblical perspective. Visit the Sound Mind Investing website . ~~~~~~~~~~~~~~~$$$$$~~~~~~~~~~~~~~~~~

Is Your Financial House Built on Rock or Sand?

Jay Peroni, CFP(r), The Faith-Based Investor

I have been advising and counseling others on how to build true wealth for the past fifteen years. I have seen my personal share of ups and downs and witnessed thousands of others. The 20082009 financial crises was sure a wake-up call for many investors as they watched the financial system they trusted for their future collapse in a few short months. It got me thinking about how many people, Christians included, built and continue to build their financial houses on sand. I am reminded of Matthew 7:24-26: "Therefore everyone who hears these words of mine and puts them into practice is like a wise man who built his house on the rock. The rain came down, the streams rose, and the winds blew and beat against that house; yet it did not fall, because it had its foundation on the rock. But everyone who hears these words of mine and does not put them into practice is like a foolish man who built his house on sand." Five steps to help you build a solid foundation Early this year I set out on a journey to see who thrived in 2009 and who barely survived. I conducted nearly 600 interviews to determine if there was a solid difference between those who did well in difficult times and those who fell apart. The numbers were alarming! Only 5% thrived and moved forward financially during the difficult times in 2009 while 95% of those I interviewed took major setbacks and fell deeper into debt or lost major ground. Of the 5% who thrived, there were some major common threads: 1) They identified what they valued most in life. They had spent time finding what they loved to do and how to get paid generously for it.

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 5

2) They discovered their meaningful purpose in life. They concentrated on using their key strengths and abilities to add value to the world and bless others. 3) They designed their compelling vision for their future. Most had three, five, and ten year goals almost memorized! They knew where they were heading and had a good idea on how they were going to get there. 4) They had a real personal mission statement. Though many of them did not call it a "mission statement", they lived their life like they were on a mission. Their financial and business lives had clarity and purpose; they created a sense of urgency, and were persistent in their attempts to succeed. If your personal goals and dreams have deep meaning to you then you are far more likely to succeed financially. 5) They not only set goals, they created an action plan. This helped them implement their mission, live their values, and work toward achieving their vision. They hired a good team of advisors and had great council and accountability to set their paths straight. Because of my key learning and my desire to help others see how they can thrive and not just survive, I wrote a new EBook called "Thrive in Your Life - Creating the life you were meant to live". It describes the Five to Thrive Principles I uncovered as I interviewed those who were succeeding financially. Thrive Principle One: Become a passionate income earner Of those who become wealthy, very few become wealthy from the stock market itself. By far, the number one way to becoming wealthy is through finding a way to get paid doing something you absolutely love. Thrive Principle Two: Become a generous giver Many fail to give back to our society because they insist they have the lack of two precious resources - time and money. However, those who are most successful often give more than 10% of their income away and spend countless hours volunteering and sharing their time and talents to bless others. Thrive Principle Three: Become a wise investor Investing does not just mean haphazardly investing in a mutual fund. Most investors hand over their hard earned dollars to let someone else handle their investments. This can often be the worst thing you can do. Those who are successful invest rather than gamble. Warren Buffet, for example, does not invest a dime in anything unless he is quite certain it will go up in

value. That is investing. Gambling, on the other hand, is committing money to a stock, a mutual fund, or something else without a clue as to whether it will go up or down. Too many people gamble rather than invest. Thrive Principle Four: Become a cautious debtor If 2008-2009 didn't teach us anything, debt can be a hue deterrent from gaining wealth. There are good, bad, and ugly uses of debt. Far too many American use debt foolishly and it keeps them enslaved rather than reaching the desired destination - financial freedom! Thrive Principle Five: become a prudent spender Those who succeed financially evaluate each spending decision from a variety of angles. They look at price, value, durability, and how it lines up with their life purpose. Just because you have more money doesn't mean you can or should spend more, especially if your spending doesn't line up with you life's values. Those who are successful, despite having wealth, still carefully analyze. Want to the results of being wealthy and missing this principle? How many lottery winners, sports stars, actors and actresses, and other celebrities go bankrupt after earning millions of dollars? Originally posted June 11, 2010.
Jay Peroni, CFP, renowned financial advisor and author of The Faith-Based Millionaire and The Faith-Based Investor, is an expert authority on the subject of "Faith-Based Investing." As Founder of Faithbasedinvestor.com and co-founder of Thrive in Your Life and Faith-Based Portfolio, Jay is passionate about helping people incorporate their faith into their financial lives.

(Kirimkan kutipan, artikel, kata-kata mutiara atau kisah pengalaman anda yang dapat memperkuat iman pembaca Newsletter ini kepada TUHAN baik itu berupa pengalaman pribadi maupun orang lain dengan ciri utama bisnis dan rohani)

VISI, MISI DAN TUJUAN ICCC


International Christian Chamber of Commerce (ICCC) lahir dari kepatuhan terhadap visi yang diberikan selama kurun waktu enam tahun kepada seorang usahawan Swedia J. Gunnar Olson, yang diteguhkan dengan nubuatan dan terbukanya pintu kesempatan disekitarnya yang sebelumnya tertutup.

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 6

ICCC merupakan panggilan yang serius dan menantang bagi pengusaha Kristen untuk mengenali jaman yang sedang kita masuki dan dengan terang dari pengenalan itu memasuki dimensi iman yang baru yang disediakan bagi mereka yang takut akan TUHAN berbicara satu sama lain dan menghormati namaNya. (Maleakhi 3: 16) Visi ini memanggil para pengusaha dan kaum profesi di seluruh dunia yang terbeban untuk saling berhubungan, bertukar pendapat, memperdagang-kan barang dan menyediakan jasa, saling mendukung dan menguatkan secara rohani dan materi. Berdasarkan eksistensi dari visi itu sendiri memproklamirkan otoritas Kristus yang mutlak diseluruh dunia. Pada intinya ICCC adalah kehendak TUHAN untuk memperluas tali kasih-Nya, melalui gerejaNya, didalam dunia usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis mencari terlebih dahulu KerajaanNya dan segala Kebenaran-Nya. Urapan tersedia bagi mereka yang dengan mata melihat dan telinga mendengar panggilan jaman. Sebagaimana halnya Raja Daud yang menerima urapan untuk menjadi raja, jauh sebelum dia menjadi Raja, yang keadaan pada saat urapan diberikan sama sekali tidak mungkin bagi Daud untuk menjadi Raja, demikianlah ICCC memanggil para pengusaha Kristen sebelum peristiwanya terjadi untuk mengalami kebebasan masuk ke dalam dimensi baru, dimana sasaran, strategi dan perencanaan bersama-sma diwujudnyatakan sesuai dengan iman di dalam Kristus. ICCC mencanangkan panggilan itu sejalan dengan rencana TUHAN bagi jaman ini sebagai kunci memperoleh berkat dan pertumbuhan dan agar dapat bangkit berkemenangan diatas gelombang ombak yang mengancam. Panggilan ICCC: Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman TUHAN semesta Alam pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihi mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada TUHAN dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya. (Maleakhi 3: 17-18)

Keilahian TUHAN Yesus Kristus. Kelahiran-Nya dari rahim seorang Perawan. Karya penebusan dosa manusia melalui kematian-Nya diatas kayu salib. Kebangkitan-Nya. Hak otoriatas diri-Nya atas dunia dan Kedatangan-Nya yang kedua kali dalam Kuasa dan Kemuliaan-Nya. Alkitab, sepenuhnya sebagai Firman TUHAN yang memberikan inspirasi dan berbagai peraturan bagi kehidupan yang dilandasi iman. Keselamatan pribadi orang berdosa dan kebutuhannya untuk mengalami proses regenerasi melalui karya Roh Kudus dalam menuju menjadikannya sebagai manusia yang dikehendaki oleh TUHAN, seutuhnya.

Transformed Working Life (TWL) adalah Pelatihan resmi dari Kantor Internasional bagi anggota ICCC dalam memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman latar belakang, tujuan dan penerapan prinsipprinsip Kerajaan TUHAN bagi dunia bisnis dan profesi. TWL diperuntukkan bagi anggota dan dapat diikuti secara Cuma-Cuma, namun terbuka juga bagi siapa saja yang berminat untuk mengikutinya.

TWL

diselenggarakan dalam bahasa Indonesia dan dilengkapi dengan buku panduannya, yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia juga, sehingga para peserta betul-betul akan memperoleh manfaat yang besar dan mengalami transformasi dalam kehidupan pribadi maupun bisnisnya. TWL difasilitasi oleh anggota National Board yang terlatih dan dikoordinir oleh V.P. Teaching: Benjamin B. Juwono bersama dengan Teaching Team: Ridwan Naftali Transformed Working Life (TWL) akan ditayangkan dalam salah satu channel di Indonesia agar dapat dimanfaatkan oleh para pebisnis & profesional Kristiani di Indonesia bagaimana menerapkan prinsip-prinsip 2011 Page 7

KEYAKINAN IMAN ICCC:


Satu-satunya TUHAN pencipta segala sesuatu dalam kesatuan Trinitas: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Berita ICCC Indonesia

Kerajaan Tuhan dalam kehidupan berbisnis dan bekerja mereka. Tolong dukung agar maksud ini dapat terealisir di tahun 2011 mendatang. TWL bagi members secara rutin diadakan pada hari Sabtu ke 2 setiap bulan dan terbuka dan dianjurkan bagi semua member untuk mengikutinya sebagai pembekalan wajib.

MERDEKA!
Sebentar lagi bangsa Indonesia termasuk kita, akan merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66, untuk mengingat kembali bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945, Kedua proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa yang berdaulat penuh, sejajar dengan bangsa lain, dan bebas dari penjajahan bangsa Belanda. Kisah-kisah heroik mendahului peristiwa itu, maupun beberapa tahun sesudahnya dimana penjajah berusaha untuk kembali mengangkangi negeri ini. Rasa cinta tanah air, ketulusan, rasa persatuan dan kesatuan hati yang bulat berhasil mencegahnya. Sungguh mengagumkan dan membuat kita terpesona mendengar dan membaca bagaimana para pejuang, perintis kemerdekaan dan para

pendiri negara ini berjuang dengan tulus, bahumembahu membela negeri tercinta, Indonesia nan Jaya. Kini, bangsa Indonesia menikmati kemerdekaan yang tidak lain karena perjuangan dan pengorbanan mereka; para pejuang dan pahlawan yang gugur di medan perang; para perintis kemerdekaan dan para pendiri negeri ini. Kita berhutang budi dan berhutang kepada mereka. Kita tahu bahwa kemerdekaan kita sebagai bangsa tidak terlepas dari campur tangan Tuhan terhadap bangsa ini. Memang tidak tercatat secara resmi dalam sejarah bangsa, namun kita meyakini bahwa kala itu tidak sedikit anak-anak Tuhan yang menjerit kepada Tuhan dalam penderitaan yang mereka alami dan Tuhan mendengar dari sorga serta bertindak, sesuai dengan janji-Nya dalam 2 Tawarikh 7:14 . dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Kini 66 puluh tahun berlalu, menjadi pertanyaan bagi kita sudahkah kita betul-betul merdeka? Seperti yang dimimpikan para pejuang, perintis kemerdekaan dan pendiri negeri ini? Secara legalitas harus kita akui, ya, sudah pasti. Kita telah berdiri sejajar dengan bangsa lain, dan di mata dunia atau international kita diakui selain sebagai bangsa yang berdaulat dengan jumlah penduduk terbesar ke 4 di dunia, setelah China, India, Amerika Serikat juga mempunyai potensi besar untuk menjadi raksasa ekonomi yang diperhitungkan di masa yang akan datang, dalam hitungan puluh tahun. Entah setengah mengeritik, memprotes atau dengan sungguh-sungguh timbul dari lubuk hati dan sesuai dengan pandangannya, Megawati Soekarnoputeri, yang adalah salah satu puteri Proklamator RI, Soekarno, dalam berbagai pertemuan partai maupun kesempatan lainnya selalu meneriakkan atau memekikkan yel-yel Merdeka dengan mengepalkan tinju. Kita bisa saja mengeritik beliau dengan sikapnya, dan bertanya maksudnya apa? Koq masih saja meneriakkan Merdeka padahal kita sudah merdeka? Apakah merdeka dalam pengertian beliau hanya jika negeri ini dipimpin olehnya, atau oleh orang yang dikehendakinya? 2011 Page 8

Berita ICCC Indonesia

Terlepas dari keinginan mengeritiknya, namun pekikan merdeka beliau bisa kita ambil manfaatnya bagi kita anak-anak Tuhan, bahwa sebagai individu mahluk spiritual yang ada dalam diri kita secara fisikal, kemerdekaan memang masih menjadi sebuah pertanyaan. Sudahkah kita betul-betul merdeka? Rasul Paulus berkata: .... karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulupenghulu dunia yang gelap ini, melawan rohroh jahat di udara. (Efesus 6: 12) Bukan rahasia lagi bagi kita semua, kejahatan baik yang terorganisir maupun tidak, baik yang terselubung maupun terbuka, merajalela dimanamana di negeri kita, Indonesia: Terorisme, korupsi, penganiayaan, pembunuhan, kejahatan seksual dan berbagai kejahatan lainnya yang menunjukkan bahwa sebagian bangsa ini termasuk yang menyebut dirinya Anak-anak Tuhan masih dan sedang berada dalam perbudakan hawa nafsu yang tidak terkendali memenuhi keinginan daging dan tidak mustahil sudah dalam kuasa roh-roh jahat dan iblis sendiri, yang kesemuanya merupakan kekejian di hadapan Tuhan dan menjadikan pelakunya sebagai musuh yang harus dan akan ditumpas-Nya. Beberapa ayat Firman Tuhan mengingatkan akan hal ini: Roma 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Lalu Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan dagingkarena keduanya bertentangansehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Dan 1 Yohanes 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Hanya dengan berpaling dan hidup dalam Kristus sajalah yang telah memerdekaan kita dari kuasa dan cengkeraman keinginan daging, roh-roh jahat dan iblis kita dapat menikmati kemerdekaan baik sebagai anak bangsa maupun sebagai warga sorgawi yang ditempatkan Tuhan di negeri Indonesia (Galatia 5: 1).

Dan simaklah nasihat dari dua rasul besar Paulus dan Petrus bagaimana sebaiknya kita mengisi kemerdekaan yang kita peroleh baik dalam kehidupan bernagsa maupun dalam kehidupan individu sebagai mahluk spiritual: Galatia 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Dan 1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Kemerdekaan yang sesungguhnya, menuju masyarakat yang adil dan sejahtera harus dimulai dan hanya dapat terjadi ketika anakanak Tuhan, bertobat, berdoa dan menjalankan perintah Tuhan dalam Firman-Nya. Merdeka!
(Dr. Eliezer H. Hardjo Ph.D., CM/Narwastu Agustus 2011)

Terimakasih anda telah meluangkan waktu membaca Berita ICCC Indonesia ini dan silahkan mem-forward-nya ke rekan bisnis anda agar memperoleh berkat rohani yang sama. Redaksi

Berita ICCC Indonesia

2011

Page 9

Anda mungkin juga menyukai