Anda di halaman 1dari 5

1.

PENGERTIAN PERSIMPANGAN
Persimpangan adalah simpul (node) dalam sebuah jaringan jalan, dan biasanya menjadi daerah penyempitan (bottleneck) dari aliran lalu lintas dalam suatu jaringan. Persimpangan merupakan tempat bertemunya kendaraan dari satu lajur ke lajur yang lainnya yang memenuhi arus lalulintas dan lengan simpang sampai dengan ke lengan simpang tujuan. Oleh karena itu, persimpangan merupakan faktor terpenting dalam menentukan kapasitas dan tundaan dari sebuah jaringan jalan.

2. KONFLIK DI PERSIMPANGAN

Gambar Konflik dipersimpangan Dipersimpangan konflik yang terjadi dikelompokkan atas:


1. 2. 3. 4.

Berpotongan atau disebut juga crossing, dimana dua arus berpotongan langsung. Bergabung atau disebut juga merging, dimana dua arus bergabung. Berpisah atau disebut juga sebagai diverging, dimana dua arus berpisah Bersilangan atau disebut juga weaving, dimana dua arus saling bersilangan, terjadi pada bundaran lalu lintas.

BENTUK PENGENDALIAN PERSIMPANGAN


Bentuk pengendalian tergantung kepada besarnya arus lalu lintas, semakin besar arus semakin besar konflik yang terjadi semakin kompleks pengendaliannya atau dijalan bebas hambatan memerlukan penanganan khusus.
Persimpangan Sederhana

Bila arus masih rendah dan kecepatan lalu lintas rendah dapat diterapkan, dimana kendaraan yang datang dari kiri mendapat perioritas lebih dulu. Persimpangan seperti ini banyak ditemukan di jalan lingkungan kawasan pemukiman.
Persimpangan Perioritas

Bila suatu persimpangan arus dijalan utama (mayor) bersimpangan dengan dengan jalan kecil (minor) maka kendaraan yang berada di jalan utama mendapat hak terlebih dahulu, untuk menegaskan hal tersebut digunakan rambu lalu lintas 'beri kesempatan' berupa segitiga terbalik yang ditempatkan dijalan minor, untuk lebih mempertegas digunakan rambu 'stop' dimana pengemudi dijalan minor wajib berhenti dan masih dilengkapi marka jalan sebagai pelengkap rambu Beri Kesempatan dan Rambu Stop.
Lampu Lalu Lintas Gambar Urutan isyarat lampu lalu lintas

Bila arus sudah semakin tinggi, atau dua jalan dengan tingkatan yang sama bertemu maka digunakan lampu lalu lintas. Isyarat lampu yang digunakan ditetapkan berdasarkan ketentuan internasional Vienna Convention on Road Signs and Signals tahun 1968 , dimana isyarat lampu merah berarti berhenti, isyarat lampu kuning berarti bersiap untuk berhenti atau jalan, sedang isyarat lampu hijau berarti berjalan. Urutan lampu menyala seperti ditunjukkan dalam gambar adalah:
1. 2. 3. 4. Lampu merah menyala, kendaraan berhenti Lampu merah dan kuning menyala, kendaraan bersiap untuk berjalan Lampu hijau, kendaran berjalan Lampu kuning, kendaraan berhenti kecuali terlalu dekat dengan garis henti atau kalau berhenti dapat mengakibatkan celaka kendaraan masih bisa berjalan.

Bundaran Lalu Lintas

Digunakan bila lahan mencukupi untuk membangun bundaran di tengah persimpangan. Persimpangan ini mempunyai kapasitas kurang lebih sama dengan lalu lintas. Aturan yang berlaku pada bundaran lalu lintas adalah kendaraan yang berada di bundaran mendapat perioritas terlebih dahulu.

3. ANALISIS KINERJA SIMPANG PATUNG NGURAH RAI


Simpang Patung Ngurah Rai merupakan bagian penting jaringan transportasi untuk layanan lalu-lintas dari dan menuju ke Bandara Ngurah Rai. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk menganalisis simpang bersangkutan padahal masyarakat sering merasakan masalah berupa tundaan yang tinggi dan antrian yang sangat panjang.

Mengingat pentingnya peranan Simpang Patung Ngurah Rai tersebut, maka atas dasar ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja simpang eksisting dan sekaligus juga untuk mencobakan dan menganalisis alternative pemecahan masalah yang ditawarkan. Untuk menganalisis kinerja persimpangan eksisting dan juga menganalisis alternatif pengaturan simpang semua metode perhitungan dan juga ketentuan-ketentuannya mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1997. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang mana data primer terdiri dari volume lalu lintas, geometrik persimpangan, sinyal dan tata guna lahan, sedangkan data sekunder terdiri dari data jumlah penduduk untuk menentukan faktor koreksi ukuran kota dan juga gambar pelebaran geometrik simpang. Terdapat 4 alternatif perbaikan yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaturan ulang lampu lalu lintas, menghilangkan pergerakan di kaki barat, pelebaran geometrik, dan kombinasi penghilangan kaki Barat simpang dengan pelebaran geometrik. Indikator dalam menilai kinerja simpang dilihat dari indikator tundaan dan tingkat pelayanan simpang. Dari hasil analisis eksisting berturut-turut untuk kaki Utara, Selatan, dan Barat diperoleh nilai kapasitas simpang adalah :

KAKI UTARA SELATAN BARAT

KAPASITAS (smp/jam) 866 953 530

DERAJAT KEJENUHAN 0,75 1,75 1,03

PANJANG ANTRIAN (meter) 148 1847 472

Sedangkan nilai tundaan untuk semua jam puncak didapatkan nilai 40 det/smp dengan jam puncak pagi menghasilkan tundaan tertinggi yaitu 543,22 det/smp sehingga nilai tingkat pelayanan simpang untuk semua jam puncak adalah F. Dengan indikator tundaan 40,00 dtk/smp dan tingkat pelayanan D, maka perlu dilakukan alternatif pengaturan simpang Patung Ngurah Rai. (2) Dari 4 alternatif yang dicobakan ; Alternatif-1 resetting lampu lalu lintas, alternatif-2 menghilangkan pergerakan di kaki Barat simpang, alternatif-3 pelebaran geometrik, dan alternatif-4 kombinasi antara alternatif-2 dan alternatif-3, maka alternatif -4 merupakan alternatif terbaik dengan menghasilkan nilai kapasitas untuk pendekat Utara 1.024 smp/jam, dan 2.426 smp/jam untuk pendekat Selatan. Nilai derajat kejenuhan untuk pendekat Utara adalah 0,66 dan untuk pendekat Selatan adalah 0,67. Panjang antrian didapatkan nilai 60 meter untuk pendekat Utara, dan 101 meter untuk pendekat Selatan. Tundaan tertinggi yang dihasilkan adalah pada jam puncak sore dengan nilai 11,76 det/smp dengan tingkat pelayanan B untuk jam puncak pagi, siang, dan sore. Dari hasil analisis tersebut disarankan alternatif-4 untuk direalisasikan

dengan re-evaluasi untuk 5 tahun setelah dilaksanakan . Juga untuk tahun-tahun kedepan agar dilakukan Transport Demand Management (TDM) serta pengaturan sirkulasi arus lalu lintas kawasan.

Anda mungkin juga menyukai