Anda di halaman 1dari 40

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER

- BAB 5 SUBNETTING, SUPER NETTING DAN CLASSLESS ADDRESSING PADA TCP/IP TRANSPORT LAYER -

SUBNETTING
Subnetting merupakan pembagian sebuah jaringan ke dalam beberapa subjaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil dimana masing masing memiliki alamatnya sendiri.

Alamat IP dibagi dalam dua tingkatan, tingkatan, yaitu :


Net Id

Host Id

Contoh :
Sebuah alamat 32 bit dalam kelas B, tersusun atas 16 bit untuk NetId dan 16 bit HostId. Untuk alamat 141.14.0.0, maka seluruh mesin dalam jaringan akan mempunyai alamat jaringan yang sama, dan mempunyai HostId seluruhnya 0. Dengan menggunakan default mask 255.255.0.0, maka seluruh alamat jaringan (16 bit pertama) akan sama, yaitu 141.14. Note : Internet masih dianggap sebagai sebuah jaringan network, bukan subnet.

Subnet Mask
Default mask untuk jaringan digunakan jika sebuah jaringan tidak dibagi ke dalam subnet. Mask jaringan akan membentuk alamat jaringan. Jika jaringan dibagi kedalam beberapa subnet, maka mask yang digunakan adalah mask untuk subnet (subnet mask). Subnet mask akan membentuk alamat sub jaringan (subnetwork address).

Cara penggunaan subnet mask untuk menemukan alamat subnet adalah sama dengan penggunaan default mask untuk menemukan alamat jaringan. Dalam hal ini ada dua metode yang dapat digunakan, yaitu : # straight method # short-cut method

Straight method menggunakan notasi biner. Dengan menggunakan operator logika AND, maka akan diperoleh alamat subnet. Contoh : Berapakah alamat subnet jika alamat tujuan adalah 200.45.34.56 dan subnet mask 255.255.240.0 ?

Solusi : Untuk memperoleh alamat subnet, maka alamat tujuan dan subnet mask dikonversi ke dalam notasi biner, yaitu : Tujuan : 11001000 00101101 00100010 00111000 Subnet mask : 11111111 11111111 11110000 00000000 Selanjutnya, dengan operasi AND, maka alamat subnet dalam notasi biner sebagai berikut 11001000 00101101 00100000 00000000 Dan jika dikonversi ke notasi decimal, maka alamat subnet tersebut adalah : 200.45.32.0

Short-cut method mengaplikasikan beberapa shortcut logika yang telah pasti, yaitu : >> jika byte dalam alamat adalah 255 (semua bit biner bernilai 1), maka alamat tidak akan berubah, alamat subnet tinggal dicopy saja; >> Jika byte dalam alamat adalah 0 (semua bit biner bernilai 0); >> Jika tidak keduanya, gunakan straight method.

Contoh : Berpakah alamat subnet jika alamat tujuan adalah 19.30.80.5 dan mask 255.255.192.0 ? Solusi : Untuk memperoleh alamat subnet, maka alamat tujuan dan subnet mask dikonversikan ke dalam notasi biner, yaitu : Tujuan Subnet mask : 11001000 00101101 00100000 00000000 : 11111111 11111111 11000000 00000000

Selanjutnya, dengan menggunakan metode short-cut method, maka akan diperoleh alamat subnet dalam notasi biner sebagai berikut . 11001000 0101101 00000000 00000000 Dan jika dikonversi ke notasi decimal. Maka alamat subnet tersebut adalah : 200.45.0.0

Note :
Byte ke 1 , ke-2, dank e-3 menggunakan metode straight method Byte ke-4 bmenggunakan metode short-cut method

DEFAULT MASK versus SUBNET MASK

Pada dasarnya subnet mask memiliki nilai lebih 1 daripada default mask. Selanjutnya, bit pada posisi paling kiri (most left) digantikan dengan 1

DETAIL SUBNET MASK


Ternyata, jumlah total subnet merupakan fungsi kuadrat (pangkat 2) bilangan 2. Hitunglah banyaknya ekstra bit 1 yang ditambahkan selanjutnya dikuadaratkan, maka akan diperoleh jumlah total subnet dalam jaringan. Jumlah alamat per subnet ternyata juga merupakan fungsi kuadrat (pangkat 2) bilangan 2. Hitunglah banyaknya bit 0, selanjutnya dikuadratkan, maka akan diperoleh jumlah alamat per subnet.

Diantara keseluruhan alamat subnet, terdapat alamat khusus (special address), misal alamat yang dicadangkan untuk kepentingan tertentu. Alamat pertama (HostId seluruhnya bernilai 0) di dalam subnet merupakan alamat khusus yang menunjukkan alamat subnet. Sedangkan alamat terakhir (HostId seluruhnya bernilai 1) merupakan alamat khusus yang dicadangkan untuk broadcast di dalam subnet.

PERANCANGAN SUBNET
Proses perancangan subnet dapat dilakukan mengikuti tiga langkah berikut : Langkah 1 : Tentukan berpa jumlah subnet yang diperlukan, dimana jumlah yang terbaik adalah merupakan fungsi kuadrat dari bilangan 2. Misal : berpa jumlah bagian yang ada dalam organisasi ?

Langkah 2 : Carilah subnet mask X = carilah banyaknya bit 1 dalam default mask Y = carilah banyaknya bit 1 yang mendefinisikan subnet Z = X+Y (jumlah total bit 1) Jumlah bit 0 = 32 -Z Langkah 3 : Carilah range alamat dalam setiap subnet

VARIABLE LENGTH SUBNET MASK Ukuran panjang subnet mask dapat dirancang agar bisa berubah-ubah (variable length subnet mask). Sebgagai contoh, jika dimiliki alamat kelas C dan organisasi memerlukan subnet, dengan jumlah host berturut-turut adalah 60, 60, 60, 30, dan 30. Maka,

Alternatif 1 : Jika digunakan 2 bit (untuk 4 subnet, ingat 22 = 4), ternyata tidak mencukupi Alternatif 2 : Jika digunakan 3 bit (untuk 8 subnet, ingat 23 = 8), ternyata mencukupi. Tetapi jika menggunakan 8 subnet berarti masing masing subnet hanya memiliki alamat subnet sebanyak 32. Solusi : Gunakan router untuk 2 subnet mask yang berbeda, dimana router digunakan secara bergantian satu sama lainnya.

SUPERNETTING
Supernetting merupakan kombinasi beberapa blok kecil untuk membuat range alamat yang besar. Alasan supernetting adalah karena umumnya jumlah alamat yang tersedia di dalam kelas A dan B terlalu besar untuk kebanyakan organisasi sedangkan alamat yang tersedia di dalam kelas C hanya 256, ini terlalu kecil untuk kebanyakan organisasi.

Untuk alasan tersebut, maka solusi yang sering dipilih adalah mengkombinasikan beberapa jaringan kelas C ke dalam sebuah jaringan super (supernetwork = supernet). Ketika kombinasi beberapa jaringan kelas C menjadi jaringan supernetwork dipilih sebagai solusi, maka harus diikuti aturan berikut ini : Jumlah blok harus merupakan fungsi kuadrat dari bilangan 2. Blok harus berurutan dalam space alamat, tidak boleh ada celah antar blok. Byte ke 3 pada alamat pertama dalam super blok harus dipastikan dapat dibagi dengan jumlah blok.

Misal : Jika ada 4 blok, maka byte pertama pada alamat harus dapat dibagi dengan 4, misal harus bernilai 4, 8, 12, 16, 20, dan seterusnya. Contoh : Sebuah supernet memiliki alamat pertama 205.16.32.0 dan super mask 255.255.248.0. Berapakah banyaknya blok di dalam supernet tersebut dan berapakah range alamatnya ?

Solusi : Kurangkan jumlah bit Supernet memiliki 21 bit 1, default mask memiliki 24 bit 1. Perbedaan bit dimulai pada posisi ke-3, maka ada 23 atau 8 blok didalam supernet. Blok supernet-nya adalah : 205.16.32.0 hingga 205.16.39.0 Alamat pertama adalah 205.16.32.0 Alamat terakhir adalah 205.16.39.255

CLASSLESS ADDRESING IDE CLASSLESS ADDRESSING


Pengalamatan tanpa kelas (classless addressing) banyak digunakan oleh perusahaan bisnis berukuran kecil atau rumah tangga, yaitu dalam penggunaan sebuah alamat IP untuk melakukan koneksi ke jaringan Internet. ISP diberikan kepada beberapa blok kelas B atau C dan kemudian dibagi ke dalam grupgrup sejumlah 2, 4, 8, 16, dan seterusnya untuk digunakan oleh perusahaan kecil atau rumah tangga.

Ide pengalaman secara classless addressing adalah sebagai berikut : Membagi space alamat 232 yang tersedia ke dalam sejumlah variable length block. Masing masing blok tersebut tidak memiliki kelas. Dalam classless addressing, jumlah alamat di dalam sebuah blok harus merupakan fungsi kuadrat (pangkat 2) bilangan 2. Dan alamat paling awal harus dapat dibagi oleh jumlah alamatnya.

Contoh :

Manakah di antara alamat alamat berikut yang dapat menjadi alamat awal blok yang memiliki 1024 alamat ?  105.16.37.32  190.16.42.0  17.17.32.0  123.45.24.52

Solusi :

Agar dapat di bagi oleh 1024, byte paling kanan (rightmost byte) pada alamat harus bernilai 0 dan byte kedua dari paling kanan (second right most byte) harus dapat dibagi oleh 4. Dari keempat alamat tersebut, hanya alamat 17.17.32.0 yang memenuhi kondisi tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai alamat awal blok.

NOTASI SLASH (CIDR)


Notasi Slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal sebagai notasi CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Seperti telah diketahui, bahwa mask tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah bit 0.

Penulisan alamat dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan pada gambar. Dalam gambar tersebut, n disebut sebagai prefix length. A.B.C.D/n Notasi CIDR untuk classless addressing

Contoh :
Sebuah organisasi kecil diberi blok dengan alamat awal dan prefix length yang dituliskan dalam notasi slash 205.16.37.24/29. Berapakah range pada blok tersebut ?

Solusi :
Alamat awal adalah 205.16.37.24 Untuk mencari alamat terakhir, maka dicari 29 bit pertama dan mengubah 3 bit terakhir menjadi bit 1 Range alamatnya adalah : Awal : 11001111 00010000 00100101 00011000 Akhir : 11001111 00010000 00100101 00011111 Jadi blok tersebut memiliki 8 alamat.

Notasi CIDR untuk setiap kelas jaringan dapat dituliskan sebagai berikut :  kelas A dituliskan sebagai A.B.C.D/8  kelas B dituliskan sebagai A.B.C.D/16  kelas C dituliskan sebagai A.B.C.D/24

PREFIX LENGHT pada CIDR


Prefix length menyatakan banyaknyja bit pertama dari paling kanan yang harus disimpan dan diganti dengan bit 0 untuk mencari alamat jaringan.

MENCARI NETWORK ADDRESS pada CLASSLESS ADDRESSING Jika diketahui sebuah alamat classless addressing yang dituliskan menggunakan notasi CIDR, maka alamat jaringannya akan dapat dicari.

SUBNETTING pada CLASSLESS ADDRESSING


Subnetting yang digunakan pada sebuah jaringan juga dapat digunakan pada classless addressing. Perbedaan relative sederhana, yitu penambahan prefix length untuk mendefinisikan prefix length pada subnet pada classless addressing.

Misalkan diketahui inisial alamat awalnya adalah /17, penambahan-nya adalah 3 bit 3 = 8), maka prefix length (2 sekarang adalah 20. Jadi jumlah subnet adalah 8.

Contoh : Sebuah ISP diberi sebuah blok alamat yang diawali dengan alamat 190.100.0.0/16. ISP tersebut perlu membagi alamat kepada 3 grup customer sebagai berikut : Grup 1 : memiliki 64 customer, masing masing perlu 256 alamat Grup 2 : memiliki 128 customer, masing masing perlu 128 alamat Grup 3 : memiliki 128 customer, masing masing perlu 64 alamat. Rancanglah sub blok dan tuliskan notasi slash untuk setiap sub blok. Kemudian carilah berapakah jumlah alamat yang masih dapat di alokasikan setelah alokasi sub blok tersebut.

Solusi :
Grup 1 : Untuk grup ini masing masing customer memerlukan 256 alamat. Ini berarti nilai suffix length adalah 8 (28 = 256). Kemudian nilai prefix length adalah 32 8 = 24 Alamat alamat notasi slash adalah : 01 190.100.0.0/24 190.100.0.255/24 02 190.100.1.0/24 190.100.1.255/24 . 64 190.100.63.0/24 190.100.63.255/24 Total = 64*256 = 16.384 alamat

Grup 2 : Untuk grup ini, masing masing customer memerlukan 128 alamat. Ini berarti nilai suffix length adalah 7 (27 = 128). Kemudian nilai prefix length adalah 32 7 =25. Alamat alamat dalam notasi slash adalah ; 001 190.100.64.0/25 190.100.64.127/25 190.100.64.255/25 002 190.100.64.128/25

.. 003 190.100.127.18/25 190.100.127.255/25 Total = 128*128 = 16.384 alamat

Grup 3 : Untuk grup ini masing masing customer memerlukan 64 alamat. Ini berarti nilai suffix length adalah 6 (26 = 62). Kemudian nilai prefix length adalah 32 6 = 26. Alamat alamat dalam notasi slash adalah : 001 190.100.128.0/26 190.100.128.63/26 002 190.100.128.64/26 190.100.128.127/26 128 190.100.159.192/26 190.100.159.255/26 Total =128*64 = 8.192 alamat

Note :
Berkaitan dengan supernetting Usahakan mendapat rancangan terbaik saat pertama kali merancang jaringan, yaitu berikan organisasi ukuran blok yang tepat tanpa terjadi pemborosan dalam hal penggunaan alamat. Untuk hal ini, usahakan tidak perlu melakukan supernetting. Berkaitan dengan migrasi ke classless addressing Setiap organisasi akan berharap sepenuhnya terhadap segala sesuatu yang pantas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang blok A dan B untuk classless address, dan router yang digunakan harus mampu menangani arsitektur yang baru.

Anda mungkin juga menyukai