Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dalam pabrik Urea Kaltim-4 terdapat unit CO2 compressor. Unit CO2

compressor terdiri dari 4 stage, 1 turbin uap (2-TS-101) yang berfungsi sebagai penggerak kompresor CO2, dan 3 buah intercooler (2-E-102, 103, 104) yang dimaksudkan untuk menurunkan suhu gas karena pada saat diberi tekanan tinggi yang akan menaikan suhu gas itu yang dapat membuat berat kerja dari compressor tersebut. Tiga buah separator (2-V-102, 103, 104) diletakan setelah intercooler berfungsi untuk memisahkan cairan dari gas CO2 sebagai akibat dari pendinginan. Gas CO2 sebagai produk dari pabrik ammonia masuk pada unit CO 2 compressor pada tekanan sekitar 1,23 kg/cm2 A, kemudian dikompressikan sampai pada tekanan sekitar 162,033 kg/cm2 A, sebelum akhirnya masuk ke unit synthesis. Adapun reaksi pembentukann urea terdiri dari dua tahapan reaksi, yaitu : 2NH3 + CO2 NH2COONH4 (ammonium carbamate) NH2COONH4 NH2CONH2 (urea) + H2O Reaksi yang pertama berlangsung sangat cepat dan eksotermis sedangkan reaksi yang kedua berlangsung sangat lambat dan endotermis. Reaksi pembentukan urea terjadi dalam fase cair di mana terdapat larutan ammonium carbamate. Ammonia, dan CO2 yang terlarut di dalamnya dan mudah menguap.

Dengan demikian pada temperature yang tinggi diperlukan tekanan yang tinggi untuk menjaga fase cair tersebut. Untuk mencapai kondisi proses yang optimum khususnya untuk memenuhi kondisi tekanan yang tinggi maka dibutuhkan unit CO2 kompresor (2K-101) untuk menaikan tekanan CO2 feed disamping alat HP ammonia pump dan HPCC. Deskripsi di atas menunjukan betapa pentingnya peran CO2 Compressor dalam mekanisme penaikkan tekanan sebagaimana kondisi optimum dalam reactor maupun HPCC, di samping alat proses lainnya untuk pembentukan urea sehingga perlu adanya analisa performance dari unit CO2 Compressor. Suatu alat yang bekerja secara dinamik seperti halnya CO2 Compressor tidak dapat menghasilkan unjuk kerja sebesar 100% seperti yang diidealkan walaupun kompresor tersebut dalam kondisi baru sekalipun. Artinya, dalam alat tersebut dapat dipastikan akan terjadi penurunan kinerja yang dalam kurun waktu tertentu akan bertambah dan akan menimbulkan kerja kompresor menjadi tidak optimal. Penurunan kinerja kompresor dapat terjadi dikarenakan hal-hal sebagai berikut : 1. Kebocoran pada sistem kompresi 2. Impeller aus 3. Media pendingin berupa air atau refrigerant tidak berfungsi secara optimal 4. Kontaminasi oli 5. Pelumasan yang tidak baik

Faktor-faktor penyebab penurunan kinerja kompresor di atas dapat berakibat pada system kerja kompresor, dengan indikasi sebagai berikut:
1. Nilai ratio kompresi yang kecil menyebabkan tekanan pada bagian

discharge semakin turun 2. Sudu-sudu impeller yang aus sehingga tidak dapat menarik sejumlah volume gas dari luar ke dalam sistem kompresi yang menyebabkan volume gas pada bagian discharge menurun.
3. Kualitas gas keluar tidak memenuhi standart untuk mensuplai kolom

separasi udara karena terkontaminasi oli sebagai liquid compressant pada sistem.
4.

Bagian-bagian kompresor yang berputar seperti impeller dan rotor akan mengalami penurunan kecepatan putar (rpm) karena sistem pelumasan yang tidak baik.

5. Peningkatan suhu di dalam sistem kompresi dari kalor yang terserap oleh gas akibat gesekan kerja kompresor. Deskripsi di atas menunjukan betapa pentingnya peranan CO2 compressor dalam mekanisme penaikan tekanan untuk mencapai kondisi optimum dalam reaktor maupun HPCC, di samping alat proses lainnya untuk pembentukan urea, sehingga perlu adanya analisa performance dari unit CO2 compressor. 1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dibahas di sini adalah performance CO2 compressor di Kaltim-4, meliputi Indeks Politropic, Efisiensi Polytropic, Head Polytropic, dan

Break Horse Power dengan menggunakan data operasi pada setiap minggunya dari awal Juni hingga minggu ketiga pada November. 1.3 Tujuan Dapat mengetahui dan mengevaluasi karekteristik performance CO2 compressor Unit Urea Kaltim-4 dari Juni hingga November 2010 dengan desain. 1.4 Manfaat

Dengan mengetahui performance dari CO2 compressor unit Urea Kaltim 4 selama periode Juni hingga November 2010, maka dapat digunakan sebagai masukan kepada pihak Departemen Kaltim 4 pada umumnya dan Pabrik Urea pada khususnya dalam mengatasi permasalan yang ada pada Pabrik Urea Kaltim-4 .

Anda mungkin juga menyukai