Anda di halaman 1dari 5

Makin Matang, Kapal Api Kuasai Lebih dari 50% Pasar

Saturday, July 23rd, 2011 oleh : Yurivito Kris Nugroho

Kopi Kapal Api muncul dari sebuah Pasar Pabean, Surabaya, pada 1927. Sejalannya waktu dan kesuksesan mempertahankan posisi raja, Kapal Api berhasil meraup lebih dari 50% pasar kopi nasional. Bahkan, Kapal Api turut pula melebarkan sayap ke mancanegara. Bagaimana lika-liku bisnis Kapal Api? Didirikan oleh generasi pertama Go Soe Loet, nama merek Kapal Api mulai disematkan pada tahun 1930. Nama tersebut dipakai kala itu untuk mengenang perjalanan Go Soe Loet yang datang ke Indonesia menggunakan kapal bertenaga batu bara atau bisa dikenal kapal api. Tiadanya kualitas kopi yang cukup baik kala itu menjadi pendongkrak semangat perkembangan bisnis Kapal Api yang mementingkan kualtias. Di bawah perusahaan holding mereka, PT Kapal Api Global berhasil mengembangkan pangsa pasar kopinya hinga mancanegara. Dengan merek Kopi Kapal Api, negara Malaysia pun jatuh cinta. Selebihnya adalah negara Asia Tenggara, Timur Tengah, Hongkong, dan Australia. Namun itu menggunakan merek yang berbeda. Disesuaikan dengan segmen pasarnya. Tetapi Malaysia masih memakai Kapal Api karena ada kesamaan taste dengan orang Indonesia,kata Ihsan Mulia Putri, Chief Executive Officer (CEO) PT Kapal Api Global saat ditemui SWA di kantornya di The Plaza, Jakarta Pusat. Dikatakan Ihsan, Kapal Api merupakan pioneer kopi bubuk bermerek di Indonesia. Perempuan yang merupakan generasi ketiga dari keluarga Kapal Api ini mengatakan bahwa Kapal Api berusaha selalu mengikuti keinginan konsumen selama 84 tahun. We are the coffee expert in Indonesia. Kita bukan hanya asal meluncurkan produk tetapi kita mengerti konsumen Indonesia, rasa yang mereka inginkan seperti apa, kata Ihsan. Kendati semakin banyaknya pesaing, Kapal Api tetap berkibar sebagai merek nomor satu di segmen kopi. Ihsan mengatakan bahwa selain keunggulannya sebagai pelopor, Kapal Api selalu berusaha fokus untuk deliver value kepada pelanggan. Kita selalu memberikan nilai tambah ke konsumen lewat produk kita. Karena fokus kita adalah quality, quality, quality and consumer, consumer, consumer. Itu adalah prioritas kita,kata perempuan yang baru 2 tahun lalu didapuk menjadi CEO. Kopi sejak dahulu selalu menjadi komoditi tetapi dengan dibalut teknologi canggih dan mengembangkan research and development, produk ini menjadi menu utama bagi Kapal Api untuk bertahan menjadi market leader. Dikatakan Ihsan, dengan memosisikan diri sebagai produk asli Indonesia, secara tidak langsung loyalitas pun terbentuk. Ini adalah heritage brand dan sudah dipercaya oleh konsumen, kata perempuan yang sebelumnya menjadi Vice President di JP Morgan, Singapura selama 12 tahun.

Kopi

kita terbuat dari biji pilihan. Ini juga masuk ke dalam bagian moto kita yang peduli dengan kualitas. Produk kita mempunyai integritas, katanya. Ihsan menambahkan bahwa apapun yang terjadi seperti kenaikan bahan baku, Kapal Api tidak pernah compromize akan kualitas. Hal ini dilakukannya karena Kapal Api melihat hubungan jangka panjang dengan konsumen sehingga dibutuhkan kepercayaan dari konsumen untuk menciptakan produk yang sesuai dengan cita rasa masyarakat. Mempertahankan resrep yang turun temurun memang terus dilakukan hingga sekarang, tetapi juga terus dievolusi sesuai dengan perkembangan taste pelanggan. Ihsan mengatakan bahwa taste orang terus menerus berubah seiring jaman. Karena itu, kami terus menyesuaikan dengan keinginan konsumen,katanya. Ihsan mengatakan guna bersaing dengan kompetitor yang kian banyak berdatangan baik dari dalam negeri atau dari luar negeri, dirinya menjabarkan dua diferensiasi dalam hal benefit. Pertama adalah functional benefit, dengan aroma dan rasa yang khas, dan emotional benefit. Emotional benefit di sini memiliki arti setelah minum secangkir Kapal Api akan memberikan semangat. Tidak hanya rasa dan aroma tetapi juga semangat,katanya. Sejarah membuktikan kita adalah solid and proven market acceptance by consumer segmen,kata Ihsan. Konsumen memang selalu menjadi prioritas bagi Kapal Api dalam produknya. Tetapi itu saja tidak cukup. Ihsan mengatakan bahwa distribusi adalah hal krusial. Kapal Api diharapkan mampu terus menjangkau konsumen di mana saja dan terjangkau baik dalam hal tempat maupun biaya. (Acha
http://swa.co.id/2011/07/makin-matang-kapal-api-kuasai-lebih-dari-50-pasar/

Ponds Klaim Kuasai Market Share Lebih dari 50%


Tuesday, July 19th, 2011 oleh : Sigit A. Nugroho Kejelian Ponds membidik peluang dengan memberikan produk up to date mampu mendongkrak image produk pelembabi Unilever itu 5 kali tanpa jeda mendapat apresiasi Indonesia Best Brand Award (IBBA). Cara integrasi komunikasi dari Ponds pun patut dicermati. Kami harus bisa melihat segmentasi pasar dan meriset perkembangan tren pasar wanita, ujar Arief Tjakra Amidjaja, Senior Brand Manager Unilever, produk moisturizer dan pencerah wajah, membeberkan secuil rahasia sukses Ponds. Arief menuturkan, Ponds memecah pasar pencerah wajah berdasarkan segmentasi umur. Misalnya, untuk remaja dibidik dengan Ponds White Beauty. Sementara, kelompok berumur (mature) disodori Ponds Flawless White. Atau produk Ponds anti aging. Komunikasinya pun disesuaikan dengan pesan masing-masing produk. Itu yang kami tawarkan ke konsumen, katanya.

Komunikasi yang ditempuh Ponds bukanlah biasa-biasa saja. Dalam perjalanannya, Ponds selalu berusaha menemukan titik persinggungan dengan konsumen. Tatkala kanal komunikasi masih berupa televisi, radio, print ad (media konvensional), Ponds tak cuma memajang iklan untuk branding dan mencapai awareness. Kami juga mengajak komunikasi konsumen, misalnya gimmick undian, tambah Arief. Tak ketinggalan kegiatan bellow the line juga melengkapi. Di era new media seperti sekarang, Arief mengaku komunikasi dengan konsumen lebih mudah dilakukan. Sebab, kanal digital memungkinkan interaksi dengan konsumen lebih cepat. Malah, Arief mengaku kesempatan untuk melihat respons konsumen lebih cepat. Segala tanggapan baik postif maupun negatif dari konsumen di digital media dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan merek. Kami juga bisa melihat awareness konsumen lebih cepat, ujar dia. Ponds juga sukses mengoolaborasi kanal digital dan konvensional. Arief mencontohkan saat akan meluncurkan sebuah TVC. Sebelum benar-benar publish di televisi, lebih dulu dilakukan semacam teaser melalui kanal digital. Tujuannya, untuk membuat khalayak penasaran dan menciptakan buzz. Jadi, ketika iklan muncul, khalayak sudah paham dengan pesan yang ingin disampaikan. Komunikasi dari konvensional ke digital pun dilakukan dengan apik. Maksudnya, Ponds mengoneksi antara iklan untuk kegiatan digital. Ambil contoh saat kampanye Ponds in Concert. Kegiatan itu semacam mengajak pelanggan Ponds untuk menonton konser artis idola mereka yang tak lain brand ambassador Ponds, seperti Afgan. Kampanye dilakukan melalui jalur konvensional. Namun, titik persinggungan brand-costumers di arahkan ke media digital. Caranya, konsumen diajak untuk memberikan testimonial atau upload video narsis di Youtube. Nanti pemenangnya diberikan reward, kata dia. Hal serupa juga dilakukan saat kampanye Ponds Face Campaign. Lebih jauh lagi, Ponds juga memanfaatkan popularitas duta mereknya untuk menciptakan buzz. Brand ambassador disuruh mempostingTwitter, misalnyasoal kegiatan dari merek. Harapannya, ribuan followers dari duta merek akan aware dengan kampanye tersebut. Sejauh ini Arief menilai pihaknya cukup berhasil dalam melakukan integrated marketing communication. Dia mengklaim, nilai mereknya menduduki poin 9 dari skala 1-10. Tak itu saja, Arief mengaku, produknya menjadi leaders untuk kategori yang memiliki market size Rp 3 triliun ini dengan menguasai lebih dari 50% pangsa pasar produk pemutih wajah, posisinya di atas P&G dan Loreal. Ke depan kami akan terus melakukan inovasi produk dan advertising. Sebab, potensi pasar masih cukup besar, yakni 53% dari yang ada sekarang, Arief menegaskan. (EVA)

http://swa.co.id/2011/07/ponds-klaim-kuasai-market-share-lebih-dari-50/

Metode Berlian untuk Sukses Pemasaran ke Perempuan

Desember 30, 2010 liputanusaha Tinggalkan komentar

Anda memiliki bisnis yang menargetkan pasar perempuan? Jika ya, Anda pasti mengerti bahwa untuk mencari, mempertahankan, dan menambah pelanggan bukan perkara mudah. Perempuan memiliki beberapa ciri unik. Ada hal-hal tertentu dalam perempuan yang membuatnya menjadi pasar yang unik. Martha Tilaar Group (MTG), yang sudah 40 tahun berkiprah dengan target marketperempuan mengetahui hal ini. Ingin membantu para beautypreneur lain di Indonesia, MTG menerbitkan buku bertajuk Womanology: The Art of Marketing to Woman, Strategi Pemasaran Memahami, Merayu, dan Menaklukkan Hati Wanita. Buku yang ditulis oleh Yuswohady, Dyah Hasto Palupi, dan Teguh Sri Pambudi ini memuat 40 kasus yang pernah dihadapi MTG selama kiprahnya di bisnis yang menargetkan perempuan ini. Ketiga penulis spesialis masalah marketing ini akhirnya mengerucutkan keberhasilan MTG dalam 5 poin. Kelima poin tersebut dinamakan The Diamond Model of Womanology. The Diamond Model of Womanology tersebut adalah; 1. Connection Dalam peluncuran buku yang bertepatan dengan puncak perayaan 40 tahun MTG Beautifying Indonesia di Jakarta Convention Center, Selasa (28/9/2010), Yuswohady menerangkan, Perempuan tidak hanya berbelanja untuk membeli, tetapi juga untuk membangun koneksi. Dalam beberapa kategori produk tertentu, brand dijadikan perempuan sebagai alat untuk ekspresi diri. Perempuan mencari kesamaan dalam produk yang ingin ia beli. Bangunlah koneksi, buat perempuan memiliki hubungan dengan merek dan membangun koneksi dengan sesama pelanggan. 2. Care Perempuan suka disukai dan dicintai, maka, jadilah playboy! ujar Yuswohady. Menurutnya, perempuan ingin didengarkan, diperhatikan, dan dimengerti. Sebisa mungkin penuhi kebutuhan para pelanggan perempuan tersebut sebelum mereka meminta. Ada baiknya untuk terus mengikuti tren untuk memenuhi keinginan pelanggan. Terus berinovasi untuk mengikuti apa kemauan perempuan 3. Value Perempuan ingin membayar sedikit, tetapi mendapatkan banyak. Perempuan adalah mahluk yang value oriented. Tak heran, perempuan suka menawar, pungkas Yuswohady. Perempuan ingin mendapatkan benefit produk sebanyak mungkin. Ia akan dengan teliti melakukan penelitian atau survei mengenai kualitas suatu produk sebelum melakukan

pembelian. Ia pun suka mencari rekomendasi dari sesama konsumen perempuan. Belum lagi dengan banyaknya media yang memberikan pengetahuan produk, konsumen pun jadi semakin cerdas. 4. Empathy Empati kini menjadi sesuatu yang kian penting dalam membangun sebuah merek (brandbuilding), mengapa? Tahu Oprah Winfrey? Perempuan terkaya di dunia ini membangun sebuah merek atas namanya sendiri yang membuatnya disukai oleh siapa pun, ia dikenal sebagai orang yang memiliki empati luar biasa. Saat Anda mencapai titik yang cukup tinggi dan mampu untuk berbagi kepada orang lain, berbagilah. Lakukan program-program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk membangun empati dari para pelanggan. 5. Trust Dalam bukunya, para penulis menuliskan, Karena pentingnya trust bagi konsumen perempuan, kami berani mengatakan, marketing to a woman is about winning her trust. Trust menjadi sumber dari adanya saling pengertian, saling mencintai, saling peduli, saling memberi, dan saling komitmen antara konsumen perempuan dan brand. Dalam buku tersebut, Anda akan menemukan lebih banyak penjelasan dan contoh-contoh yang marketing pernah dilakukan MTG. (female.kompas.com)
http://liputanusaha.wordpress.com/tag/pemasaran/page/2/

Anda mungkin juga menyukai