Hukum Cosine

Hukum Cosine Kuat pencahayaan suatu titik pada bidang kerja yang tidak tegak lurus dengan arah datangnya cahaya adalah setara dengan Lumen intensitas kearah titik tersebut dibagi dengan jarak kwadrat antara titik tersebut dengan sumber cahaya. Dan Itu harus dikalikan dengan cosinus dari sudut arah datangnya cahaya dengan garis tegak lurus terhadap bidang kerja :

Ini disebut Hukum Cosinus.

Untuk permukaan horizontal, ini akan lebih praktis dengan memodifikasi rumus tersebut diatas dengan mengganti jarak (d) antara sumber cahaya dengan titik yang akan dihitung dengan menggunakan tinggi (h).

Jika pancar cahaya tidak sampai tegaklurus terhadap permukaan tetapi kepada sudut (g), akibat formular tersebut.

Iluminasi Vertikal

Dengan alasan yang sama, iluminasi vertical pada titik tersebut akan menjadi ,

Hukum Inverse Square

Hukum Inverse Square Hubungan antara Luminous Intensity (I) dan Illuminance (E)

Adalah hukum berbanding kwadrat terbalik.

Kuat pencahayaan suatu titik pada bidang kerja yang tegak lurus dengan arah datang cahaya setara dengan intesitas cahaya pada arah tersebut di bagi dengan kwadrat jarak antara sumber cahaya dengan titik tersebut. Jika kita sebut jarak itu dengan "h", maka rumusnya :

Sebagai contoh, jika suatu sumber cahaya memancarkan cahaya (I) sebesar 100 cd pada arah tegak lurus dengan permukaan dan berjarak 3 meter, maka kuat cahaya pada titik dimana cahaya itu mengenai permukaan bidang adalah 100/3 = 11 lux. Jika permukaan berjarak 2 meter dari sumber cahaya, maka kuat pencahayaan (iluminasi) : 100 / 2 = 25 lux.

Hubungan ini disebut " Hukum berbanding kwadrat terbalik", tetapi ini hanya berlaku untuk kuat pencahayaan pada satu titik tertentu. Didalam prakteknya, bagaimanapun hukum ini berlaku pada jarak antara sumber cahaya dengan titik yang dihitung atau yang diukur adalah lebih dari 3 kali panjang dimensi dari sumber cahaya itu sendiri. Untuk perhitungan dalam laboratorium dengan menggunakan rumah lampu , jarak harus 5 - 10 kali dari panjang rumah lampu.