Anda di halaman 1dari 35

AKUNTANSI TOPIK KHUSUS

PSAK NO. 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Disusun Oleh :

DIE HARD
Yolanda Uli Simatupang (120110080062) Rizma Aulia Rachman (120110080061) Indra Lukmanulhakim (120110080048)

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2010

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 3 1.1 1.2 1.3 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................................................... 3 RUMUSAN PERMASALAHAN ..................................................................................................... 3 PEMBATASAN RUANG LINGKUP PEMASALAHAN ...................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM....................................................................................................................... 5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 DEFINISI ................................................................................................................................... 5 DERIVATIF MELEKAT ................................................................................................................. 9 PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN ...................................................................... 10 PENGUKURAN ........................................................................................................................ 14 INSTRUMEN LINDUNG NILAI ................................................................................................... 21 KETENTUAN TRANSISI............................................................................................................. 29 TANGGAL EFEKTIF .................................................................................................................. 29

BAB III PEMBAHASAN MASALAH ............................................................................................................ 30 3.1 3.2 3.3 PERBEDAAN PSAK 55 REVISI 1999 DENGAN PSAK 55 REVISI 2006 ........................................... 30 Perbedaan PSAK 55 (2006) dengan IAS 39 terletak pada ruang lingkup, di mana : ................... 30 KESULITAN PENERAPAN PSAK 55 REVISI 2006 DALAM DUNIA PERBANKAN............................. 31

BAB IV KESIMPULAN .............................................................................................................................. 32 LAMPIRAN ............................................................................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG MASALAH Instrumen keuangan merupakan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan

entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lainnya. Dewasa ini instrument keuangan telah berkembang dengan pesat, tidak hanya digunakan oleh lembaga keuangan Bank, tapi juga oleh lembaga keuangan non-bank. Oleh karena itu, dalam rangka menyelaraskan standar akuntansi keuangan khususnya untuk perbankan Indonesia serta sejalan dengan upaya peningkatan market discipline, Bank Indonesia berinisiatif melakukan kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk menyusun standar akuntansi keuangan yang mengadopsi IAS 39 dan IAS 32 tentang instrument keuangan. Hasil dari adopsi IAS 32 adalah PSAK 50 dan PSAK 60 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan instrument keuangan. Sedangkan hasil dari adopsi IAS 39 adalah PSAK 55 yang mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Makalah ini membahas tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan PSAK 55 tersebut beserta implementasi dan aplikasinya dalam dunia usaha.

1.2

RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan pendahuluan di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini

adalah: 1. Apa perbedaan umum antara PSAK 55 revisi 1999 dengan PSAK 55 revisi 2006? 2. Apakah Perbedaan PSAK 55 (2006) dengan IAS 39? 3. Apakah kesulitan penerapan psak 55 revisi 2006 dalam dunia perbankan?

1.3

PEMBATASAN RUANG LINGKUP PEMASALAHAN Ruang lingkup dalam makalah ini terbatas pada PSAK 55: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran Hal-hal lain yang meliputi persyaratan penyajian dan pengungkapan telah diatur oleh PSAK lainnya dan tidak dibahas dalam makalah ini.

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1 DEFINISI Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini (lihat paragraf 2 7) dengan tiga karakteristik berikut ini: a. nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variable yang telah ditentukan (sering disebut dengan underlying, antara lain: suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan. Untuk variabel non keuangan, variable tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak. b. tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan c. diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.

Aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini: (a) Diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, yaitu jika: (i) diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat; (ii) merupakan bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikeloa bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; (iii) merupakan derivative (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau sebagai instrument lindung nilai yang ditetapkan dan efektif)

(b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkanoleh entitas untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya bila memenuhi paragraph 11, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi yang lebih relevan karena: (i) mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran yang dapat timbul dari pengukuran asset atau kewajiban atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau (ii) Kelompok asset keuangan, kewajiban keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi dan berdasarkan nilai wajar.

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah asset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: a. investasi yang sebelum pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b. investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c. investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang cukup signifikan sebelum jatuh tempo (cukup signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: i. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali; ii. terjadi setelah entitas berhasil menagih hampir seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pembayaran awal; atau iii. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali entitas, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh entitas.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, dimana sebelum pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) pinjaman yang diberikan dan piutang yang sebelum pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau (c) pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual. Kepemilikan atas kelompok aset yang bukan merupakan pinjaman yang diberikan atau piutang (seperti kepemilikan atas Reksadana atau sejenisnya) tidak dapat diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau tagihan.

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai (a) pinjaman yang diberikan atau piutang, (b) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau (c) aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Penghentian pengakuan adalah pengeluaran aset keuangan atau kewajiban keuangan yang sebelumnya telah diakui dari neraca entitas.

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban yang diselesaikan melalui suatu transaksi yang wajar (arm s length transaction) yang melibatkan pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai. Pembelian atau penjualan secara reguler adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Biaya transaksi adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan. Biaya tambahan adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrument keuangan.

Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber daya dalam kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau tanggal-tanggal tertentu di masa datang.

Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa datang yang belum mengikat namun telah diantisipasi.

Instrumen lindung nilai adalah: a. derivatif yang telah ditetapkan; atau b. aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif yang telah ditetapkan (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing), yang

mempunyai nilai wajar atau arus kas yang diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.

Item yang dilindung nilai adalah aset, kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri yang (a) menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa datang, dan (b) ditetapkan sebagai item yang diilindung nilai

Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai.

2.2 DERIVATIF MELEKAT Derivatif melekat merupakan komponen dari instrument yang digabungkan (hybrid/combined instrument) dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrument yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif berdasarkan pernyataan ini, jika dan hanya jika: a. karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama. b. instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan c. instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar dimana perubahan dalam nilai wajar dimaksuddiakui melalui laporan laba rugi. Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat berdasarkan Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan, maka harus dicatat berdasarkan Pernyataan

lain yang sesuai. Pernyataan ini tidak mengatur apakah derivatif melekat disajikan secara terpisah dalam laporan keuangan. Jika kontrak memiliki satu atau lebih derivatif melekat, entitas dapat menetapkan keseluruhan kontrak yang digabungkan (hybrid) sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali: a. derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak; atau b. terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisa ketika hybrid instrument yang serupa pertama kali dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan, c. seperti opsi pelunasan lebih awal yang melekat dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi. Jika entitas diharuskan oleh Pernyataan ini untuk memisahkan derivatif melekat dari kontrak utamanya, namun entitas tersebut tidak dapat mengukur derivative melekatnya secara terpisah, baik pada saat perolehan ataupun pada tanggal pelaporan keuangan berikutnya, maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak yang digabungkan tersebut sebagai aset keuangan atau kewajiban keuangan dimiliki untuk diperdagangkan.

2.3 PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN Pengakuan Awal Entitas mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.

Penghentian Pengakuan Aset keuangan Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: (a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari asset keuangan tersebut berakhir; atau (b) entitas mentransfer aset keuangan seperti dijelaskan pada paragraf 18 dan 19, dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan pada paragraf 20.

10

Entitas mentransfer aset keuangan, jika dan hanya jika, entitas: (a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau (b) tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan. Namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan paragraf 19.

Ketika entitas tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan (asset awal), namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih entitas (penerima akhir), maka entitas memperlakukan transaksi tersebut sebagai transfer aset keuangan, jika dan hanya jika, seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi: (a) Entitas tidak wajib membayar penerima akhir, kecuali jika entitas memperoleh jumlah yang setara dari asset awalnya. Uang muka jangka pendek yang diberikan entitas dengan hak untuk memperoleh kembali jumlah yang dipinjamkan tersebut secara penuh ditambah bunga terutang yang dihitung berdasarkan suku bunga pasar tidak menyalahi persyaratan ini. (b) Entitas tidak diperkenankan berdasarkan persyaratan dalam kontrak transfer untuk menjual atau mengagunkan aset awalnya kecuali untuk menjamin hak penerima akhir untuk menerima arus kas. (c) Entitas berkewajiban untuk menyerahkan setiap arus kas yang ditagihnya untuk dan atas nama penerima akhir tanpa penundaan yang signifikan. Selain itu, entitas tidak berhak untuk menginvestasikan kembali arus kas tersebut, kecuali investasi pada kas atau setara kas selama periode penyelesaian jangka pendek yaitu antara tanggal penagihan dan tanggal pembayaran kepada penerima akhir, dan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi tersebut harus diserahkan kepada penerima akhir.

11

Ketika entitas mentransfer aset keuangan, maka entitas mengevaluasi sejauh mana entitas tetap memiliki risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut. Dalam hal ini: (a) Jika entitas secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan dan mengakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut. (b) jika entitas secara substansial memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, maka entitas tetap mengakui aset keuangan tersebut. (c) jika entitas secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, maka entitas menentukan apakah entitas masih memiliki pengendalian atas aset keuangan tersebut. Dalam hal ini: i. jika entitas tidak lagi memiliki pengendalian, maka entitas menghentikan pengakuan aset keuangan tersebut, dan secara terpisah mengakui sebagai aset atau kewajiban untuk setiap hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut. ii. jika entitas masih memiliki pengendalian, maka entitas tetap mengakui aset keuangan sebesar keterlibatan berkelanjutannya dengan aset keuangan tersebut.

TRANSFER KESELURUHAN Jika aset yang ditransfer tetap diakui, maka asset dan kewajiban terkait tidak boleh saling hapus. Demikian juga, entitas tidak boleh saling menghapuskan setiap pendapatan yang berasal dari aset yang ditransfer dengan setiap beban yang timbul dari kewajiban terkait. Jika pihak yang mentransfer memberikan agunan bukan kas (seperti instrumen utang atau instrumen ekuitas) pada pihak penerima transfer, maka akuntansi untuk pihak yang mentransfer dan pihak penerima transfer atas jaminan tersebut tergantung pada apakah pihak penerima transfer memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan kembali jaminan tersebut, dan apakah pihak yang mentransfer telah wanprestasi. Kedua belah pihak mencatat agunan tersebut dengan cara sebagai berikut:

12

a. Jika pihak penerima transfer sesuai kontrak atau konvensi memiliki hak untuk menjual atau menjaminkan kembali agunan tersebut, maka pihak yang mentransfer mereklasifikasi aset tersebut dalam neracanya terpisah dari aset lainnya (misalnya sebagai aset yang dipinjamkan, instrumen ekuitas yang dijaminkan, atau piutang pembelian kembali). b. Jika pihak penerima transfer menjual agunan yang dijaminkan padanya, maka pihak penerima transfermengakui hasil penjualan tersebut dan mengakui kewajiban yang diukur pada nilai wajar atas kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut. c. Jika pihak yang mentransfer wanprestasi berdasarkan ketentuan dalam kontrak dan tidak lagi berhak untuk menarik agunannya, maka pihak yang mentransfer menghentikan pengakuan agunan tersebut,dan pihak penerima transfer mengakui agunan tersebut sebagai asetnya yang diukur pada nilai wajar saat pengakuan awal, atau jika pihak penerima transfer sudah menjual agunan tersebut, maka pihak penerima transfer harus menghentikan pengakuan kewajibannya untuk mengembalikan agunan tersebut. d. Kecuali sebagaimana dimaksud dalam huruf (c), pihak yang mentransfer tetap mencatat agunan tersebut sebagai asetnya dan pihak penerima transfer tidak diperkenankan untuk mengakui agunan tersebut sebagai aset.

Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan yang lazim (reguler) Pembelian atau penjualan aset keuangan yang lazim (reguler) diakui dan dihentikan pengakuannya menggunakan salah satu diantara akuntansi tanggal perdagangan atau akuntansi tanggal penyelesaian

Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan Entitas mengeluarkan kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) dari neracanya, jika dan hanya jika, kewajiban keuangan tersebut tidak ada lagi, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Pertukaran diantara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai penghapusan (extinguishment) kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru.

13

Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut (terlepas ada atau tidak keterkaitannya dengan kesulitan keuangan debitor) dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru.

Selisih antara (a) nilai tercatat kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) yang dihapuskan atau yang ditransfer pada pihak lain, dengan (b) jumlah yang dibayarkan, termasuk aset non kas yang ditransfer atau kewajiban yang ditanggung, diakui dalam laporan laba rugi.

2.4 PENGUKURAN Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau kewajiban keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau kewajiban keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut.

Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal Setelah pengakuan awal, entitas mengukur asset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai aset, pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul saat penjualan, atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut ini: a. pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif; b. investasi dimiliki hingga jatuh tempo, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bungaefektif; dan c. investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan

14

diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan

Pengukuran Kewajiban Keuangan Setelah Pengakuan Awal Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk: a. kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban tersebut, termasuk derivatif yang diakui sebagai kewajiban, diukur pada nilai wajarnya, kecuali untuk derivatif kewajiban yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif seperti diatas dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, diukur pada biaya perolehan. b. kewajiban keuangan yang timbul ketika sebuah transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan atau transfer yang dicatat menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. paragraf 29 dan 31 diterapkan dalam pengukuran kewajiban keuangan tersebut. c. Kontrak jaminan keuangan seperti didefinisikan pada paragraf 8. Setelah pengakuan awal, penerbit kontrak tersebut harus (kecuali paragraf 47(a) atau (b) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: i. Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK No. 57 tentang Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. ii. Jumlah pada saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK No. 23 tentang Pendapatan d. Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar. Setelah pengakuan awal, penerbit komitmen tersebut harus (kecuali paragraf 47(a) berlaku) mengukur pada mana yang lebih tinggi antara: i. Jumlah yang ditentukan sesuai dengan PSAK 57 tentang Kewajiban Distimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. ii. Jumlah saat pengakuan awal dikurangi, apabila sesuai, amortisasi kumulatif yang diakui sesuai PSAK No. 23 tentang Pendapatan.
15

Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar Dalam menentukan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan untuk menerapkan Pernyataan ini atau PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, entitas menerapkan Pedoman Aplikasi paragraf PA84 PA98 Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi di pasar yang aktif. Apabila pasar untuk suatu instrument keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan berapa sesungguhnya harga transaksi pada tanggal pengukuran dalam suatu pertukaran yang wajar yang dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan bisnis yang normal. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari intrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto dan model penetapan harga opsi (option pricing model). Apabila terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan pelaku pasar untuk menilai harga instrumen dan bahwa teknik tersebut telah teruji untuk memberikan estimasi yang handal atas harga yang diperoleh pada transaksi pasar yang aktual, entitas menggunakan teknik tersebut. Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Teknik tersebut menyatukan semua faktor yang akan dipertimbangkan pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima untuk menilai harga instrumen keuangan. Secara periodik, entitas menyesuaikan teknik penilaian dan menguji validitasnya menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atas instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan data pasar yang tersedia yang dapat diobservasi. Nilai wajar kewajiban keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (misalnya tabungan) adalah minimal sama dengan jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayar.

Reklasifikasi

16

Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut harus direklasifikasi menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajarnya. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi atas investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan yang tidak memenuhi salah satu kriteria paragraph 8 , maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Dalam reklasifikasi tersebut, selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar harus dicatat sesuai paragraf 56(b). Jika ukuran yang andal tersedia dari yang sebelumnya tidak tersedia untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan, dan aset atau kewajiban tersebut harus diukur pada nilai wajar (lihat paragraf 46(c) dan 47), maka aset atau kewajiban diukur kembali pada nilai wajar. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai wajar dicatat sesuai paragraf 56. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas atau dalam situasi yang jarang terjadi dalam hal ukuran yang andal atas nilai wajar tidak lagi tersedia atau karena persyaratan dua tahun buku sebelumnya sebagaimana yang dimaksud dalam paragraf 8 telah terlewati, maka lebih tepat untuk mencatat aset keuangan atau kewajiban keuangan pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi dari pada menggunakan nilai wajar. Nilai wajar dari nilai tercatat atas aset keuangan atau kewajiban keuangan pada tanggal tersebut menjadi biaya perolehan baru atau biaya perolehan diamortisasi baru, mana yang dapat diterapkan. Setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai dengan paragraph 56(b) dicatat dengan cara sebagai berikut: a. Dalam hal aset keuangan memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian yang terjadi diamortisasi pada laporan laba rugi selama sisa umur investasi dimiliki hingga jatuh tempo dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Setiap

17

perbedaan antara biaya perolehan diamortisasi baru dengan nilai jatuh tempo juga diamortisasi selama sisa umur asset keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif, serupa dengan amortisasi yang dilakukan terhadap premi atau diskonto. Jika aset keuangan selanjutnya mengalami penurunan nilai, maka setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi sesuai paragraf 68. b. Dalam hal aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian tetap diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dijual atau dilepaskan dan pada saat itu keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan tersebut kemudian mengalami penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi sesuai dengan paragraf 68.

Keuntungan dan Kerugian Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan atau kewajiban keuangan yang bukan merupakan bagian dari hubungan lindung nilai, diakui sebagai berikut: a. Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai instrumen yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. b. Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, yaitu melalui laporan perubahan ekuitas . Kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar ,sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Namun, bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif diakui pada laporan laba rugi . Dividen atas instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi ketika hak entitas untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut sudah ditetapkan.

18

Untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan atau kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi. Jika entitas mengakui aset keuangan dengan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian, maka setiap perubahan dalam nilai wajar aset yang akan diterima antara tanggal transaksi dengan tanggal penyelesaian tidak diakui untuk aset yang dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi (kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai). Namun, untuk aset yang dicatat pada nilai wajar, maka perubahan dalam nilai wajar tersebut diakui pada laporan laba rugi atau dalam ekuitas.

Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka entitas harus menerapkan paragraf 64 (untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi), paragraf 67 (untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan), atau paragraf 68 (untuk asset keuangan tersedia untuk dijual) untuk menentukan jumlah kerugian dari penurunan nilai tersebut.

Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa(tidak termasuk kerugian kredit di masa dating yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yaitu suku bunga efektif yang dihitung saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.

19

Entitas pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas asset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk asset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara individual atau kolektif . Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitor), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan asset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, atau atas aset derivatif yang terkait dan harus diselesaikan dengan penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat asset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan sejenis. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dipulihkan.

Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual

20

Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa asset tersebut mengalami penurunan nilai , maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

2.5 INSTRUMEN LINDUNG NILAI Instrumen Yang Memenuhi Kualifikasi Lindung Nilai Aset keuangan non derivatif atau kewajiban keuangan non derivatif dapat ditetapkan sebagai instrument lindung nilai hanya untuk lindung nilai risiko perubahan nilai tukar. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya instrument yang melibatkan pihak eksternal dari entitas pelapor (yaitu pihak eksternal dari kelompok, segmen, atau entitas pelapor) yang dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.

Penetapan Instrumen Lindung Nilai Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar untuk instrumen lindung nilai secara keseluruhan, dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam nilai wajarnya saling
21

terkait. Dengan demikian, hubungan lindung nilai ditetapkan oleh entitas sebagai instrumen lindung nilai secara keseluruhan nilainya. Pengecualian yang diperkenankan hanya: a. pemisahan nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi dan penetapannya sebagai instrumen lindung nilai hanya untuk perubahan nilai intrinsik dalam opsi dan tidak termasuk perubahan dalam nilai waktu; dan b. pemisahan elemen bunga dan harga saat ini (spot price) dari kontrak berjangka (forward contract). Pengecualian-pengecualian tersebut diperkenankan karena nilai intrinsik suatu opsi dan premi suatu kontrak berjangka umumnya dapat diukur secara terpisah. Strategi lindung nilai yang dinamis yang menilai nilai intrinsik dan nilai waktu dari kontrak opsi memenuhi kualifikasi untuk akuntansi lindung nilai. Proporsi dari keseluruhan instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu hubungan lindung nilai. Namun demikian, hubungan lindung nilai tidak dapat ditetapkan hanya untuk satu bagian saja dari periode waktu dimana instrumen lindung nilai masih berjalan. Satu Instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai lindung nilai atas lebih dari satu jenis risiko sepanjang (a) risiko yang dilindung nilai dapat diidentifikasi secara jelas; (b) efektivitas dari lindung nilai dapat dibuktikan; dan (c) dimungkinkan untuk memastikan bahwa terdapat penetapan yang spesifik dari instrumen lindung nilai dan posisi risiko yang berbeda.

Item yang Dilindung Nilai Item Yang Memenuhi Kualifikasi Dilindung Nilai Item yang dilindung nilai dapat berupa aset atau kewajiban yang diakui, komitmen pasti yang belum diakui, prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable), atau investasi neto dalam operasi luar negeri. Item yang dilindung nilai dapat berupa; a. aset, kewajiban, komitmen pasti, transaksi yang diperkiraan kemungkinan besar terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri,

22

b. sekelompok aset, kewajiban, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri, yang memiliki karakteristik risiko yang sama, atau c. dalam hal lindung nilai atas portofolio risiko suku bunga, bagian dari portofolio aset keuangan atau kewajiban keuangan yang berbagi risiko yang dilindung nilai. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo bukan merupakan item yang dilindung nilai terhadap risiko suku bunga atau risiko pembayaran lebih awal, karena penetapan investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo mensyaratkan suatu intensi untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo tanpa memperhatikan perubahan pada nilai wajar atau arus kas dari investasi tersebut yang disebabkan oleh perubahan dalam suku bunga. Namun demikian investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai terhadap risiko yang berasal dari perubahan nilai tukar dan risiko kredit. Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya aset, kewajiban, komitmen pasti, atau prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable) yang melibatkan pihak eksternal dari entitas pelapor yang dapat ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai.

Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai Jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan, maka aset atau kewajiban tersebut dapat merupakan item yang dilindung nilai terhadap risiko yang berkaitan hanya dengan sebagian dari arus kas atau nilai wajarnya (seperti satu atau lebih arus kas kontraktual yang dipilih atau bagian dari arus kas tersebut atau persentase tertentu dari nilai wajar tersebut) sepanjang efektivitas lindung nilai dapat diukur.

Penetapan Item Non Keuangan sebagai Item yang Dilindung Nilai Jika item yang dilindung nilai merupakan asset non keuangan atau kewajiban non keuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai a. terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau

23

b. untuk keseluruhan nilainya terhadap seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.

Penetapan Kelompok Item sebagai Item yang Dilindung Nilai Aset atau kewajiban yang sejenis dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah kelompok hanya jika secara individual aset atau kewajiban dalam kelompok tersebut memiliki eksposur risiko yang sama yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung nilai. Selanjutnya, perubahan dalam nilai wajar yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai atas setiap item individual dalam kelompok item tersebut diperkirakan secara proporsional terhadap seluruh perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dari kelompok item tersebut. Karena entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok instrumen sejenis yang melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau kelompok item sejenis yang dilindung nilai), maka membandingkan instrumen lindung nilai dengan posisi neto keseluruhan (misalnya jumlah neto dari seluruh aset dengan suku bunga tetap dan kewajiban dengan suku bunga tetap yang memiliki jatuh tempo yang sama), dan bukan dengan item yang secara khusus dilindung nilai, tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai.

Akuntansi Lindung Nilai Akuntansi lindung nilai mengakui pengaruh saling hapus pada laporan laba rugi atas perubahan nilai wajar dari instrument lindung nilai dan item yang dilindung nilai. Hubungan lindung nilai terdiri dari tiga jenis: a. lindung nilai atas nilai wajar: suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas asset atau kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laporan laba rugi.

24

b. lindung nilai atas arus kas: suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa datang atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable), dan (ii) dapat mempengaruhi laporan laba rugi. c. lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing. Lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar dari suatu komitmen pasti dapat dicatat sebagai lindung nilai atas nilai wajar atau sebagai lindung nilai atas arus kas. Suatu hubungan lindung nilai memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai, jika dan hanya jika, seluruh kondisi berikut ini terpenuhi. a. Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta strategi pelaksanaan lindung nilai. b. Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai, konsisten dengan strategi manajemen risiko yang telah didokumentasikan diawal untuk hubungan lindung nilai tersebut. c. Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan subyek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat mempengaruhi laporan laba rugi. d. Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal. e. Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana lindung nilai tersebut ditetapkan.

25

Lindung Nilai atas Nilai Wajar Untuk Suatu Lindung Nilai Jika suatu lindung nilai atas nilai wajar memenuhi kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai: a. keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing (untuk instrumen lindung nilai non derivatif) diakui pada laporan laba rugi; dan b. keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laporan laba rugi. Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya perolehan. Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai pada laporan laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai merupakan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Entitas secara prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai sebagaimana jika: (a) instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan (b) lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam paragraf 90; atau (c) entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan.

Setiap penyesuaian yang timbul dari paragraph 91(b) terhadap nilai tercatat instrumen keuangan yang dilindung nilai yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif diamortisasi pada laporan laba rugi. Jika amortisasi menggunakan suku bunga efektif yang dihitung ulang tidak praktis, maka amortisasi menggunakan metode garis lurus.

Lindung Nilai atas Arus Kas Jika suatu lindung nilai atas arus kas memenuhi kondisi pada paragraf 90 selama periode pelaporan keuangan, maka lindung nilai tersebut harus dicatat sebagai: a. bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara langsung dalam

26

ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas (lihat PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan); dan b. bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen lindung nilai diakui dalam laporan laba rugi. Secara lebih spesifik, suatu lindung nilai atas arus kas dicatat sebagai berikut: a. komponen ekuitas yang terpisah yang terkait dengan item yang dilindung nilai disesuaikan dengan yang lebih rendah (dalam jumlah absolut) antara: (i) keuntungan atau kerugian kumulatif atas instrumen lindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut; dan (ii) perubahan kumulatif pada nilai wajar (nilai kini) atas arus kas yang diharapkan dimasa depan dari item yang dilindung nilai sejak dimulainya lindung nilai tersebut. b. sisa keuntungan atau kerugian atas suatu instrumen lindung nilai atau komponen yang ditetapkan dari instrumen tersebut (yang bukan merupakan lindung nilai efektif) diakui dalam laporan laba rugi; dan c. jika strategi manajemen risiko yang didokumentasikan oleh entitas untuk hubungan lindung nilai tertentu mengecualikan komponen tertentu dari keuntungan atau kerugian atau arus kas yang berasal dari instrumen lindung nilai tersebut dalam penilaian efektivitas lindung nilai (lihat paragraf 75, 76, dan 90(a)), maka komponen keuntungan dan kerugian yang dikecualikan tersebut diakui sesuai paragraf 56. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi yang kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset keuangan atau kewajiban keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus direklasifikasi ke dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau pada periode-periode dimana aset yang diperoleh atau kewajiban yang ditanggung mempengaruhi laporan laba rugi (misalnya pada periode dimana pendapatan bunga atau beban bunga harus diakui). Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode di masa datang, maka entitas mereklasifikasi sejumlah yang diperkirakan tidak dapat dipulihkan kembali dalam laporan laba rugi. Jika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi yang kemudian menimbulkan pengakuan aset non keuangan atau kewajiban non keuangan, atau jika suatu lindung nilai atas prakiraan

27

transaksi atas aset non keuangan atau kewajiban non keuangan yang menjadi komitmen pasti dimana akuntansi lindung nilai atas nilai wajar diterapkan, maka entitas menerapkan (a) atau (b) di bawah ini: a. entitas mereklasifikasi keuntungan dan kerugian terkait yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas dalam laporan laba rugi pada periode yang sama atau pada periode dimana aset yang diperoleh atau kewajiban yang ditanggung mempengaruhi laporan laba rugi (seperti dalam periode dimana beban penyusutan atau harga pokok penjualan harus diakui). Namun, jika entitas memperkirakan seluruh atau sebagian dari kerugian yang diakui dalam ekuitas tidak dapat dipulihkan kembali dalam satu atau lebih periode di masa datang, maka entitas mereklasifikasi jumlah yang diperkirakan tidak dapat dipulihkan kembali tersebut dalam laporan laba rugi. b. entitas memindahkan keuntungan dan kerugian yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas sesuai paragraf 98, dan memasukkan keuntungan dan kerugian tersebut sebagai biaya perolehan awal atau nilai tercatat lain dari aset atau kewajiban. Dalam setiap situasi berikut, entitas secara prospektif menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai: a. instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dilaksanakan b. Lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai dalam paragraf 88. c. suatu prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi d. Entitas membatalkan penetapan yang telah dilakukan.

Lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri Lindung nilai atas investasi neto dalam operasi luar negeri, termasuk lindung nilai atas item moneter yang dicatat sebagai bagian dari investasi neto (berdasarkan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Uang Asing dan PSAK 11: Penjabaran dalam Mata Uang Asing), dicatat dengan cara yang sama seperti lindung nilai atas arus kas: a. bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai yang ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif (lihat paragraf 90) diakui secara langsung dalam

28

ekuitas melalui laporan perubahan ekuitas (lihat PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan); dan b. bagian yang tidak efektif diakui pada laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang terkait dengan bagian lindung nilai yang efektif yang sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi ketika investasi dalam operasi luar negeri tersebut dilepaskan.

2.6 KETENTUAN TRANSISI Pada tanggal efektif penerapan Pernyataan ini entitas: a. Dapat melakukakan penyesuaian perlakuan akuntansi instrument keuangan yang ada pada akhir periode pelaporan keuangan sebelum tanggal efektif dengan ketentuan yang ada dalam Pernyataan ini dan dampak penyesuaian tersebut diakui dalam laba rugi atau ekuitas periode berjalan. b. Tidak tunduk pada ketentuan paragraph 8 yang terkait dengan larangan mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than significant) sebelum jatuh tempo dan tainting rule yang diatur dalam paragraph 53.

2.7 TANGGAL EFEKTIF Entitas harus menerapkan Pernyataan ini secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada tanggal atau setelah tanggal 1 Januari 2010. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini sebelum 1 Januari 2010, maka fakta ini harus diungkapkan.

29

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1

PERBEDAAN PSAK 55 REVISI 1999 DENGAN PSAK 55 REVISI 2006 Hal PSAK 55 (1999) PSAK 55 (2006) Perlakuan akuntansi untuk instrumen derivatif dan akuntansi lindung nilai. Dari aspek perlakuan akuntansi yang diatur meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Perlakuan akuntansi yang terkait dengan pengakuan dan pengukuran untuk instrumen keuangan termasuk instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai.

Aspek yang diatur

Konsep derecognition

Tidak diatur

Diatur Diatur

Pengukuran aset keuangan Tidak diatur menggunakan nilai wajar Pengakuan kerugian penurunan nilai aset Perlakuan akuntansi instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai Diatur Tidak diatur

Diatur

Diatur lebih rinci

3.2

Perbedaan PSAK 55 (2006) dengan IAS 39 terletak pada ruang lingkup, di mana : a. PSAK ini tidak diterapkan pada : i. Penyertaan dalam rangka restrukturisasi kredit

ii. Investasi yang dilakukan oleh dana pensiun kecuali mengenai pengukuran nilai wajar untuk investasi yang diukur pada nilai wajar.

30

b. Tidak mengatur diperkenankannya penerapan pernyataan ini untuk bagian partisipasi dalam pengendalian bersama entitas. c. Pernyataan ini diterapkan untuk investasi pada investee yang tidak memenuhi kriteria penggunaan metode ekuitas namun efek ekuitas tersebut memiliki nilai wajar. 3.3 KESULITAN PENERAPAN PSAK 55 REVISI 2006 DALAM DUNIA PERBANKAN

PSAK 55 yang diadopsi dari IAS 39 secara tidak langsung akan berdampak pada aset keuangan, kewajiban keuangan dan derivatif. Pada umumnya instrumen keuangan yang terkena dampak penerapan PSAK 55 adalah kredit yang diberikan, surat berharga, deposito berjangka, surat Utang (obligasi, MTN, dll) dan pinjaman yang diterima. Beberapa kesulitan tersebut diantaranya: a. Keharusan memiliki infrastruktur yang memadai untuk memberlakukan PSAK 55. Infrastruktur yang dimaksudkan diantaranya ialah sumber daya manusia dan IT perusahaan tersebut. b. Keharusan memiliki data-data pendukung yang diharuskan, seperti data kerugian secara historis maupun data transaksi dari sesama bank. c. Bank diharuskan memiliki kompetensi untuk mengembangkan metodologi yang sesuai kondisi internalnya, misalnya keharusan merestruksturisasi kebijakan kredit. Keharusan merestrukturisasi kebijakan kredit tersebut akibat perubahan pengakuan kredit sebagai asset bank menjadi loan and receivable yang mana valuasinya adalah dengan cara amortized cost. Hal ini membawa konsekuensi bahwa nilai kredit (dalam hal ini asset bank) akan dipengaruhi oleh proyeksi cashflow dari asset tersebut, sehingga kredit yang dikenakan bunga dibawah bunga pasar akan terdiskon menjadi lebih kecil dari harga perolehannya (kredit yang dikucurkan).

31

BAB IV KESIMPULAN
Penerapan PSAK 55 diharapkan dapat mendorong proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan serta market dicipline. Selain itu, penerapan PSAK 55 secara tepat dan konsisten mendorong entitas agar dapat menyajikan laporan keuangan secara lebih wajar dan informatif. Penerapan PSAK ini di Indonesia mengalami hambatan karena perubahan yang harus dilakukan cukup banyak, serta membuat perubahan dalam sistem internal, proses bisnis, dan sumber daya manusia dalam perusahaan yang belum dapat dipenuhi oleh sebagian besar perusahaan di Indonesia. Akibat beberapa kesulitan tersebut, DSAK IAI dan Bank Indonesia memberikan masa transisi kepada Bank yang belum bisa menerapkan PSAK 55 secara penuh. Namun, bank yang dapat mengikuti masa transisi tersebut harus memenuhi krteria yang ditetapkan oleh BI, yaitu: Pertama, bank belum memiliki infrastruktur memadai untuk menerapkan PSAK 55. Kedua, bank belum memiliki data-data pendukung yang diperlukan, seperti data kerugian historis juga data transaksi dari sesama bank. Ketiga, bank belum memiliki kompetensi untuk mengembangkan metodologi sesuai kondisi internalnya.

32

LAMPIRAN

ARTIKEL TERKAIT

TRANSISI PSAK 55 BISA TIMBULKAN MASALAH Written by BANK SARIMADU Wednesday, 11 November 2009 09:36

JAKARTA. KONTAN.CO.ID. Keputusan Bank Indonesia (BI) melonggarkan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Nomor 55 tentang Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan memang melegakan bankir. Namun, bankir masih mengkhawatirkan muncul masalah selama masa transisi yang berlangsung hingga 31 Desember 2011. Sebab, dalam masa transisi ini, BI memberikan tanggungjawab ke akuntan publik untuk menilai apakah bank yang mereka audit layak menikmati masa transisi PSAK 55. BI memasang tiga syarat yang harus dipenuhi bank untuk menikmati masa transisi. Pertama, bank belum memiliki infrastruktur memadai untuk menerapkan PSAK 55. Kedua, bank belum memiliki data-data pendukung yang diperlukan, seperti data kerugian historis juga data transaksi dari sesama bank. Ketiga, bank belum memiliki kompetensi untuk mengembangkan metodologi sesuai kondisi internalnya. Akuntan publik juga bertanggungjawab menilai kewajaran besarnya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang dibentuk bank. Jika dalam proses audit itu akuntan publik menilai bank tidak berhak mengikuti masa transisi,
33

maka auditor wajib membuat catatan, baik dalam laporan audit ataupun dalam management letter. Inilah yang meresahkan bankir. "Ukuran pemenuhan syarat itu membuka celah argumentasi dan dispute antara auditee dan auditor," ungkap Direktur Bisnis Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh, Senin (9/11). Ia mengusulkan perlu ada kesepakatan yang tegas dan jelas antara BI, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), juga Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Tanpa ada kejelasan, bankir khawatir bisa memperoleh opini audit selain wajar tanpa pengecualian. "Ini bisa menimbulkan masalah. Apalagi bagi bank yang sahamnya dijual di bursa," jelasnya. Direktur Ritel Bank Mega Kostaman Thayib meminta BI tidak memasang syarat bagi bank untuk mengikuti masa transisi. "Kalau tidak mampu, mau dipaksakan juga tidak akan jalan," katanya.

34

DAFTAR PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO. 55 REVISI 2006 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO.55 REVISI 1996 http://bataviase.co.id http://web.bisnis.com/keuangan/perbankan/1id176500.html www.bi.go.id

35

Anda mungkin juga menyukai