Anda di halaman 1dari 3

5 rekomendasi terkini tatalaksana diare (WHO_UNICEF)

Oralit: Mulai bulan Februari 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan larutan rehidrasi oral (oralit) dengan formula baru. Hal ini karena ternyata, oralit lama dikembangkan dari kejadian outbreak diare di Asia selatan yang terutama disebabkan karena dysentri, yang menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit tubuh, terutama Natrium. Sedangkan diare yang lebih banyak dijumpai belakangan ini dengan tingkat sanitasi yang lebih baik adalah diare karena virus, dimana berkurangnya elektrolit tidak seberat pada dysentri. Karena itu, para ahli diare mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat osmolaritas yang lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa efikasi (kemanjuran) oralit pada anak-anak dengan diare akut meningkat dengan mengurangi konsentrasi Natrium dan kadar glukosa. Oralit formula lama untuk tiap kantong (200 ml) terdiri dari : Natrium klorida 0,7 g Kalium klorida 0,3 g Natrium sitrat dihidrat 0,58 g Glukosa anhidrat 4 g Osmolaritas 311 mOsm/L Oralit formula baru untuk tiap kantong (200 ml) terdiri dari : yNatrium klorida 0,52 g yKalium klorida 0,3 g yNatrium sitrat dihidrat 0,58 g yGlukosa anhidrat 2,7 g yOsmolaritas 245 mOsm/L

Dari sini terlihat bahwa oralit formula baru memiliki kadar natrium glukosa rendah (osmolaritas rendah). Osmolaritas larutan oralit formula baru lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia. ZINC : Mulai tahun 2004, WHO-UNICEF merekomendasikan suplemen Zinc untuk terapi diare karena diketahui dapat mengurangi keparahan dan lamanya diare. Zinc atau disebut juga dengan Seng merupakan mikronutrien esensial, artinya walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang kecil tetapi sangat penting artinya dalam mempertahankan fungsi normal tubuh. Zinc berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi Zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi. Peranan penting Zinc dalam tubuh manusia dan berbagai penelitian yang menunjukkan Zinc dapat digunakan sebagai tatalaksana diare. Maka pemberian Zinc telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan Unicef sebagai salah satu dari 5 rekomendasi tatalaksana diare

Garis besar mekanisme kerja Zinc untuk terapi diare adalah sebagai berikut: 1.Mempengaruhi system imun (pertahanan tubuh) spesifik humoral ataupun selular. 2.Mempengaruhi proses penyerapan intestinal dan/atau proses transport sekretorik. 3.Memiliki efek penghambatan antimikroba, seperti Salmonella thypi, Salmonella parathypi A, Shigella flexneri, Shogella sonnei. Dari berbagai penelitian yang dilakukan, Zinc terbukti: 1.Memperpendek durasi diare. 2.Mengurangi insiden diare. 3.Mengurangi 24% rawat inap di RS akibat diare. 4.Mengurangi angka kematian pasien akibat diare. Pemberian zinc untuk bayi umur kurang dari 6 bulan sebanyak 10 mg (setengah tablet Zinc) sekali sehari selama sepuluh hari berturut-turut. Sedangkan untuk anak lebih dari usia 6 bulan diberikan 20 mg (satu tablet Zinc) sekali sehari selama sepuluh hari berturut-turut. Zinc sebaiknya diberikan sampai 10-14 hari, walaupun diarenya sudah sembuh. Teruskan ASI/PASI/Makanan : Bila anak masih menyusui, ASI harus tetap diberikan. Lebih sering anak diberi ASI lebih baik. Sebab air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi.

Bagaimana garis besar ASI dalam Mencegah Diare dan Penyakit Usus lainnya :
y y

ASI dapat melindungi terhadap infeksi beberapa bakteri dan virus, terutama infeksi pada saluran cerna. ASI mengandung zat anti-parasit terutama yang ditujukan pada infeksi dengan Giardia lamblia dan E.histolytica. Hal ini belum bisa dibuktikan pada manusia tetapi pada tikus telah terbukti. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa ASI sangat bermanfaat dalam proses penyembuhan penyakit diare akut, diare kronik dan Necrotinng enterocolitic (NEC).

Bila anak sudah memperoleh makanan tambahan, lanjutkan beri makan seperti biasanya.Saat anak diare sebaiknya makanannya dibuat lembek (makanan dapat berupa makanan yang dihaluskan), makanan sebaiknya makanan yang baru dimasak. Bila ibu akan memberikan makanan yang sudah cukup lama dimasak, panaskan makanan tersebut sebelum diberikan ke anak. Beri semangat anak agar dia mau makan sebanyak yang dia mau. Bila perlu, tawarkan makanan setiap 3-4 jam sekali. Pemberian makanan yang sering walau dalam jumlah yang sedikit akan lebih baik. Untuk memulihkan kesehatannya, setelah sembuh dari diare, beri makanan lebih banyak (paling kurang selama dua minggu). Nasihat (KIE) : Memberikan pengarahan/komunikasi kepada ibu akan pentingnya meningkatkan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makan selama dan sesudah episode diare, serta tetap memberikan zinc selama 10-14 hari berturut-turut meski diare telah berhenti. Member edukasi kapan harus kembali periksa : Mengalami diare terus menerus. Merasa gelisah dan sangat haus. Mata tampak cekung. Tidak juga sembuh setelah 3 hari. Panas badannya di atas 38.5 C Keadaan sangat lemah, tidak mau makan dan minum secara normal. Apabila terjadi muntah yang berulang Antibiotik selektif: Penggunaan antibiotik hanya untuk diare disebabkan karena kolera atau diare dengan darah dan tidak membaik dengan obat anti diare.

Anda mungkin juga menyukai