Anda di halaman 1dari 7

THE ONE

Oleh. Indah Nursery

Kembali alam bawah sadarku memaksaku untuk mengingatnya kembali, atau mungkin aku yang selalu berusaha membohongi diriku sendiri kalau aku sudah melupakannya, dia adalah seseorang yang mungkin untuk pertama kalinya membuatku gelisah jika setiap harinya mataku tidak menangkap sosoknya, orang-orang memanggilnya Coki, dan namaku sendiri adalah Cika, walaupun aku dan Coki mempunyai nama yang begitu dekat, aku tidak pernah berani untuk mendekatinya, bahkan seolah-olah semua perbuatanku seperti membuatku semakin jauh darinya, aku selalu mencoba menarik perhatiannya bukan dengan menjadi teman atau sahabatnya, tetapi sebaliknya aku bersama teman-temanku selalu menjahilinya, hingga akhirnya Coki memilih untuk meninggalkan sekolahku dan mencari sekolah lain yang mungkin tidak mempunyai murid jahil seperti aku......... Itu adalah kejadian hampir 7 tahun yang lalu, ketika aku duduk di bangku Sekolah Dasar, mungkin aku saat itu bisa dibilang seperti seorang wanita yang terjebak di dalam tubuh laki-laki, dan pada saat itu tidak ada yang mengingatku sebagai seorang gadis umur 11 tahun, tetapi sebagai seorang bocah laki-laki nakal pembuat onar. Dan mungkin itu pula yang ada di benak Choki hingga saat ini. Dia kembali hadir beberapa bulan yang lalu ketika seorang temanku dengan sengaja mengenalkan Choki kepada ku. Cik, kenalin nih...namanya Choki, ujar Wanda. Ha....Hallo, jawabku dengan sedikit gagap karena terkejut, siapa nih Wan? sambungku. Yaa...cowok gue lah..., emang kenapa Cik? tanya Wanda lagi.

Eh, gak apa apa kok, cuman mau tau aja. Jawabku singkat. Ehmmm...kayaknya kita pernah ketemu, kira-kira dimana yah? tanya Choki sambil mengingat. Hah apa.... aku gagap. ahhh...mungkin ada yang mirip sama aku aja kali. Aku mencoba menghindar. Iya kali yah, tapi kamu mirip sama seseorang di masa kecilku dulu, tapi gak mungkin ah...kalo gak salah dia dulu tomboy banget, gak mungkin lah jadi cantik kayak kamu sekarang ujar Choki yakin. Ehmmm ehmmmm. Wanda merasa diabaikan. Oia, dinikmatin aja yah pestanya, aku mau kesana dulu, mau say hallo ma yang lain ujarku meninggalkan mereka. Hatiku bersorak riang, ternyata Choki masih ingat aku dan bilang aku cantik pula. Aduhhhh senengnya.....aku senyum-senyum sendiri.

Sekarang di kampus. Tiba-tiba seseorang yang beberapa hari ini mengganggu tidurku nyamperin aku di kantin kampus. Cik, kamu udah ketemu Wanda beberapa hari ini? tanya Choki padaku. Ehmm......gak Chok, emang kenapa? jawabku bohong. Padahal baru saja aku melihat Wanda pergi bersama Abid, yang katanya sih pacar barunya. Aku udah lost contact ma dia beberapa hari ini, aku jadi bingung nyari dia kemana lagi jawab Choki khawatir. Emang kaliam berantem? tanyaku.

Gak sama sekali, dia ngilang gitu aja beberapa hari ini. Aku jadi bingung ma sikapnya, dia berubah banget. Ujar Choki. Ohh gitu, biar kita tetanggaan, aku kurang akrab ma dia, ntar aku kasih kabar deh ma kamu kalo aku ketemu dia. Ujarku menghibur Choki Iya deh, makasih yaa Cik, aku mau balik dulu. Jawab Choki sambil berlalu. Kasian Choki, batinku. Di kampusku emang Wanda terkenal sebagai player, mudah-mudahan Choki gak kaget kalo ntar tiba-tiba melihat Wanda ma cowok lain. Setelah melewati seharian ini dengan serentetan kuliah dan segudang aktifitas lainnya, aku pulang ke rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 16.47 WIB, aku mau menyejukkan diri dengan dinginnya air kamar mandiku. Selesai mandi aku berjalan ke balkon kamarku untuk melihat matahari petang ini yang telah menjadi kegiatan wajib menjelang magrib. Ketika tengah menikmati sinar matahari petang... Lepasin gak... suara melengking seorang perempuan mengagetkanku. Kamu marah kenapa sih Nda? Masa cuman gara-gara gak jadi nonton aja kamu ngambek? Suara seorang pria yang sedang marah tak kalah dengan lengkingan suara perempuan tadi. Kamu sih harus mampir-mampir dulu, makanya kehabisan tiket nonton! jawab si perempuan yang kukenali sebagai Wanda. Kan bisa nonton besok Nda...! jawab pria yang sedang bedebat dengannya yang tak lain adalah Abid. Aku gak mau nonton besok, aku mau hari ini jawab Wanda egois. Kamu kok kayak anak kecil banget sih Nda ujar Abid mulai gusar. Kok kamu ngomong gitu sih Bid, ya udah deh kita break aja dulu, aku butuh cowok yang mau ngertiin aku putus Wanda, kemudian Wanda memberhentikan sebuah taksi dan pergi

meninggalkan Abid. Sejenak Abid terdiam mendengar keputusan Wanda, kemudian Abid sadar Wanda bukan perempuan yang dikenalnya seperti pertama kali dia melihat perempuan itu, dia telah tertipu dengan semua sikap manis Wanda dan dia tidak percaya sama sekali dengan perkataan teman-temannya tentang sifat Wanda yang sebenarnya. Walaupun sedih, Abid tidak menyesali keputusan Wanda tersebut, toh cepat atau lambat dia akan menemukan pengganti Wanda, dan pastinya lebih baik daripada dia. Beberapa meter dari tempat kejadian itu terparkir sebuah mobil yang dikemudikan oleh seorang pria, tanpa disadari oleh Abid, Wanda dan Cika, dia telah mengamati kejadian barusan dari awal hingga Wanda meninggalkan tempat itu dan dia turut bersyukur dengan kejadian itu, setidaknya dia tidak harus bertengkar dengan Wanda untuk mengetahui alasan kenapa Wanda menghilang beberapa hari ini, pria yang duduk dalam mobil tersebut tidak lain adalah Choki. Choki pun akhirnya ikut pergi meninggalkan tempat itu. Matahari terbenam dan bulan muncul mengisyaratkan agar semua pekerjaan dihentikan untuk dilanjutkan keesokan harinya. Beberapa orang larut dalam kehangatan bercengkrama bersama keluarga masing-masing, tetapi aku lebih memilih untuk berkutat dengan catatan kuliah dan tugasku yang semakin menumpuk menjelang ujian akhir semester. Dan setelah ujianku berlalu aku akan menenangkan fikirannya. Sejenak aku merehatkan tubuhku yang agak letih, kemudian fikiranku melayang kepada Choki, entah apa yang akan kukatakan kepadanya jika bertemu lagi. Setelah hampir 3 jam mengerjakan tugas akhir semester salah satu mata kuliahku, aku mulai ngantuk, ternyata jam kamarku telah menunjukkan pukul 23.38, aku memilih untuk istirahat dan melanjutkannya esok hari.

Ujian akhir semester yang kulalui kali ini cukup berat, akupun harus bekerja keras dan setelah menyelesaikannya, aku merasa agak lega. Setelah menyelesaikan ujian mata kuliah dasar menajamen, aku bertahan di kampus untuk sekedar ngobrol sama teman-temanku untuk merefresh kembali fikiranku. Ketika sedang ngobrol seru ma anak-anak, seorang pria mengejutkan aku dari belakang. hai Cik... Aku menoleh, ternyata Choki. eh Choki, gimana kabarnya Chok? tanyaku. Baik kok jawab Choki. Cik, aku traktir makan yuk, aku ada kabar bagus nih buat kamu ajak Choki. Tumben...ya udah deh, aku juga belum makan. Aku mengiyakan ajakannya. Sesampainya di sebuah cafe...Aku dan Choki memesan makanan. Ada kabar apaan sih Chok? tanyaku penasaran. Soal Wanda Cik... jawab Choki santai. Aku kaget, kemudian ingat kejadian beberapa minggu lalu, kamu udah baikan sama dia? tanyaku lagi. Gak, aku udah putus ma dia jawab Choki lagi Loh kok bisa? aku pura-pura bingung. Dia selingkuh Chik, kamu pasti taulah, cuman gak mau ngasih tau aku aja kan jawaban Choki mengenaiku. Iy....Iya Chok, aku gak enak ma kamu jawabku akhirnya. Ya udah lah, aku baik-baik aja kok, aku juga gak nyesel ketemu dia. Ujar Choki. Kamu baik yah, aku salut jawabku lagi. Chik, aku mau nanya nih, kamu harus jawab jujur yah! pinta Choki.

Iya, kenapa Choki.......? ujarku lagi. Kamu Cika yang dulu suka gangguin aku kan? pertanyaan Choki benar-benar mengagetkaku. Kok kamu bisa tau? aku gagap. Gak tau Chik, cuman feeling aja, gak tau kenapa aku gak pernah bisa ngelupain kamu, walaupun aku dulu emang sebel ma kelakuan kamu yang suka jahilin aku, aku seneng kok kamu gangguin terus. Jawab Choki. Gitu yah, aku mau minta maaf nih, kamu harus pindah sekolah gara-gara aku. Pintaku lagi. Aku terpaksa Cik. Jawaban Choki membingungkan aku. Kok bisa? tanyaku. Kalo aku gak pindah, kamu bisa dikeluarin, aku gak sengaja dengar guru kelas kita ngomong kalo bakalan ngeluarin kamu dari sekolah kalo terus-terusan gangguin aku Cik Ujar choki lagi. Aku terdiam, gak aku sangka selama ini aku salah menilai mengenai kejadian 7 tahun yang lalu. Seandainya kamu cantik kayak gini dari dulu Cik. Ujar Choki. Emang kenapa? aku ge-er. Kamu dulu cantik Cik, sekarang tambah cantik mata Choki memandangku tajam. Kamu bisa aja, kalo aku terus-terusan galak, ntar gak nikah-nikah lagi jawabku bercanda. Aku mau kok nikah sama kamu. Deggg....aku kaget mendengar jawaban Choki. Udah deh Chok, kamu makin ngelantur aja. Ujarku menghindar. Aku serius Cik, aku suka kamu dari dulu, sekarang aku udah sayang ma kamu, aku gak bisa ninggalin kamu lagi jawaban Choki benar-benar membuatku bahagia. Akhirnya semua mimpi-

mimpi burukku tentang Choki tidak lagi menghantuiku, ini akan menjadi kenyataan beberapa waktu lagi.

Anda mungkin juga menyukai