Anda di halaman 1dari 4

SAATNYA PENAJAM PASER UTARA MEMBIDIK RUMPUT LAUT

Jika kita mendengar nama Kalimantan Timur pasti yang terbesit dalam benak kita adalah sebagai sebuah Propinsi yang kaya akan SDA sektor migas, itulah gambaran dan memang pada kenyataanya tanah Borneo ini dikaruniai begitu besar kekayaan alam yang ada di perut bumi. Fenomena tersebut memang begitu adanya dan hampir sebagian besar Kabupaten di Kalimantan Timur mempunyai potensi yang cukup besar di sektor Migas. Begitu halnya dengan Penajam Paser Utara, sebuah Kabupaten yang berada di Selatan Kota Balikpapan ini nampaknya tengah berbenah dalam hal pembangunan infrastruktur, betapa tidak jalanan utama yang mulus, dan kompleks Pemda yang begitu megah, cukup kontras jika kita bandingkan dengan keadaan di daerah lain, sekalipun dengan Kabupaten lain di tanah Jawa. Ya, itulah mungkin buah dari hasil ekploitasi migas di beberapa titik di perairan Penajam oleh perusahaan BUMN maupun Asing. Namun semua itu rasanya masih cukup ironis, jika belum secara langsung melihat kondisi nyata masyarakat pesisir yang nota bene belum sepenuhnya merasakan buah dari hasil kekayaan alam tersebut,

Penajam Paser Utara (PPU) membidik rumput laut

Potensi SDA Migas yang besar pada kenyataannya belum sepenuhnya dirasakan secara langsung oleh masyarakat pesisir PPU, padahal kondisi mikroekonomi pada dasarnya menjadi salah satu acuan dasar untuk melihat pergerakan ekonomi. Artinya jika masyarakat belum diberi porsi penuh dalam upaya mengembangkan segenap potensi yang ada melalui peran pemberdayaan, maka sebenarnya pergerakan ekonomi masih sebatas patamorgana belaka. Kondisi inilah memang yang harus menjadi perhatian serius pada tataran pemangku kebijakan. Kabupaten Penajam Paser Utara dengan segenap potensi yang ada sudah seharusnya melakukan Re-orientasi kebijakan yang diarahkan langsung dengan mempertimbangkan peran pemberdayaan masyarakat. Sebagai kawasan pesisir, PPU sebenarnya tidak kalah dari kabupaten lain jika dilihat dari potensi di Sektor Kelautan dan Perikanan yang ada. Kondisi itulah yang melatarbelakangi masyarakat pesisir mulai menyadari dan berinisiatif untuk melakukan pemanfaatan potensi yang ada. Berdasarkan peta sebaran potensi perikanan budidaya Kabupaten Penajam, menunjukkan bahwa total potensi perikanan budidaya mencapai 40.000 ha. Dari total potensi tersebut, kawasan yang potensi untuk budidaya rumput laut terdapat di di sepanjang Perairan Kecamatan Penajam dan Kecamatan Waru. Perkembangan Rumput Laut PPU memang masih seumur jagung, dimana aktivitas budidaya pada awalnya dimulai tahun 2009 di perairan Nipah-nipah, dimana pada saat itu masyarakat yang berbudidaya rumput laut masih dapat dihitung dengan jari. Namun kondisi terakhir sampai dengan pertengahan Tahun 2011 ini perkembangan aktivitas budidaya telah jauh berubah, indikasinya terlihat adanya peningkatan 1

pemanfaatan lahan budidaya, kapasitas produksi dan jumlah pelaku budidaya secara signifikan dalam 1 tahun terakhir. Sehingga tidak heran jika keseharian masyarakat pesisir Penajam saat ini sudah begitu lekat dengan rumput laut. Seperti diakui oleh masyarakat bahwa sebelum mengenal rumput laut sepanjang perairan ini masih kosong, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat hanya mengandalkan hasil pancingan dan sebagai buruh pendatang di kabupaten Tarakan dan Nunukan. Kami seringkali ke luar PPU untuk mencari nafkah sehingga terpaksa harus meninggalkan keluarga, namun saat ini kondisinya berubah sejak adanya alternative usaha budidaya rumput laut , ungkap Nurdin salah satu pembudidaya yang ada di Desa Saloloan. Menurut Jumadi pembudidaya rumput laut di Desa Pejala, dirinya bersama kelompok Usaha Mandiri Bahari yang ia gawangi telah mampu mengelola lahan sebanyak 8.000 tali dengan produktivitas rata-rata sebesar 15 ton/MT. Ditambahkan Jumadi dengan produksi tersebut masing-masing anggota mampu meraup keuntungan sebesar 3-5 juta per-musim tanam tergantung jumlah tali yang dimiliki, nilai yang sudah mampu mencukupi kebutuhan harian ekonomi keluarga. Hanya saja saat ini produksi masih belum maksimal, penyebabnya secara umum sarana budidaya seperti tali yang dimiliki anggota kelompok masih terbatas sehingga masih butuh support untuk mempercepat proses pemanfaatan lahan. Sejauh ini kelompok membeli tali bekas siap pakai dari Makassar dengan harga yang cukup terjangkau, aku Jumadi. Menurut data Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten PPU, Bahwa sampai saat ini total pemanfaatan lahan budidaya baru 245 ha dengan kapasitas produksi rata-rata sebesar 600 ton/bulan , dimana Kawasan pengembangan tersebar di beberapa desa di 2 (dua) Kecamatan Utama yaitu sepanjang Pesisir Kecamatan Penajam dan Kecamatan Waru. Melihat cukup pesatnya perkembangan aktivitas budidaya, bukan mustahil kabupaten PPU akan menjelma sebagai sentral penghasil rumput laut baru sebagaimana Kabupaten tetangganya Tarakan dan Bontang yang telah lebih dulu menjadi sentral produsen rumput laut Kalimantan Timur. Terkait pasar, melalui Bina Swadaya yang secara intensif berperan langsung dalam perbaikan rantai pasok di lokasi budidaya, sampai saat ini belum menemukan masalah yang berarti. Hasil produksi dari pembudidaya langsung di beli pihak Bina Swadaya yang sekaligus berperan aktif di Zona II. Menurut Hilman, koordinator lapangan Bina Swadaya bahwa pihaknya telah mencoba menjalin kerjasama pasar dengan PT. Gumindo, hasilnya bulan Mei telah melakukan pengiriman pertama. Ditambahkan, bahwa hasil uji kualitas yang dilakukan pihak Gumindo menunjukan rumput laut Penajam mempunyai kualitas baik, hanya saja tingkat kadar air yang perlu diperbaiki.

CSR sebagai pemicu perkembangan rumput laut

CSR atau Coorporate Social Responsibility sebagai manifestasi peran pihak perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat local memang menjadi sebuah keharusan sebagai bentuk tanggung jawab moral yang harus secara langsung 2

dirasakan oleh masyarakat sekitar. Perkembangan budidaya rumput laut di Kabupaten PPU tidak bisa terlepas dari pola kemitraan CSR yang telah mulai dibangun antara PT. Cevron dengan masyarakat pesisir khususnya sepanjang pesisir Tanjung. Bermula dari usulan masyarakat pesisir Tanjung Kecamatan Penajam terhadap PT. Cevron, yang dilatarbelakangi oleh animo masyarakat yang cukup besar untuk budidaya rumput laut, maka ke dua belah pihak dalam hal ini Cevron dan Masyarakat menyepakati untuk membangun pola CSR yang dinilai akan mampu memacu pergerakan ekonomi masyarakat dengan rumput laut sebagai basis orientasi pengembangan. Dalam implementasinya, Cevron menunjuk Bina Swadaya sebagai pelaksana langsung program. Sebagai gambaran bahwa Bina Swadaya merupakan lembaga konsultan yang focus bergerak dalam kegiatan training, pendampingan dan riset secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku utama. Pada tahap awal support PT. Cevron masih menitik beratkan pada kegiatan Training budidaya rumput laut dan pengolahan. Langkah awal pada tahun 2010 lalu telah mengirimkan 30 calon pembudidaya untuk melakukan training budidaya dan pengolahan rumput laut di Jepara dengan instruktur dari BBPBAP Jepara, Direktorat Produksi, DKP Kabupaten Jepara, SMK 1 Jepara dan pembuddaya rumput laut Karimunjawa. Dalam perkembangannya, buah dari kerjasama tersebut mulai menampakan hasil dimana indikasinya telah menumbuhkan animo masyarakat terhadap usaha budidaya rumput laut. Hasilnya tahun ini masyarakat telah mampu melakukan panen sebanyak 2 kali dengan jumlah kapasitas produksi 450 ton dan telah di pasarkan ke PT. Gumindo Jakarta. Menurut Bina Swadaya yang selama ini menjadi rekanan PT. Cevron, bahwa mulai tahun depan pihak perusahaan sudah mulai berencana untuk mendukung dari aspek produksi dan pasar. Terkait peluang diversifikasi produk, mulai awal September PT. Cevron akan mengirimkan perwakilan masyarakat yang didominasi ibu-ibu dalam mendapatkan training pengolahan produk rumput laut skala rumah tangga sekaligus akses pasar produknya

Perusahaan migas mulai tertarik rumput laut

Informasi yang dihimpun dari Bina Swadaya dan kelompok pembudidaya di perairan Tanjung Penajam bahwa saat ini selain PT. Cevron, pihak Pertamina mulai melirik dan mulai menyatakan kesanggupannya untuk mendukung pengembangan budidaya rumput laut yang dikelola kelompok. Hal ini diakui oleh Nurdin, ketua Kelompok Mandiri Lestari di Desa Saloloan bahwa kelompoknya sudah diminta untuk mengajukan proposal berserta konsep pengembangannya oleh pihak Pertamina. Mulai tergugahnya peran dari pihak perusahaan migas tidak terlepas dari kerja keras dan animo masyarakat untuk menekuni budidaya rumput laut.

Dukungan Per-bankan dalam pengembangan rumput laut,.

Kebijakan Pemerintah dengan meluncurkan program pembiayaan melalui skim kredit semisal KUR dan KKPE pada kenyataannya belum sepenuhnya mampu diakses oleh masyarakat, khususnya pembudidaya. Perbankkan seringkali merasa ragu dan masih 3

mempunyai pertimbangan klasik bahwa kegiatan usaha di sektor perikanan masih dianggap beresiko tinggi (High risk). Pembuktian bahwa usaha perikanan budidaya dalam hal ini rumput laut mampu menjadi peluang usaha prospektif telah mampu diyakinkan oleh Kelompok . Kec. Penajam, hasilnya pihak Bank Kaltim telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung pembiayaan usaha rumput laut yang dikelola kelompok melalui lounching program Kredit Perikanan Sejahtera yang khusus mendukung kegiatan usaha perikanan budidaya. Disamping itu baru-baru ini pihak Bank Indonesia (BI) mulai berperan aktif dalam mendukung usaha budidaya rumput laut dengan membangun demplot rumput laut di perairan Kecamatan Penajam. Tahun 2011 Kabupaten Penajam telah mendapat alokasi anggara melalui Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) sebanyak 4 (empat) paket senilai Rp. 400 juta rupiah, dimana sebanyak 1 (satu) paket dialokasikan untuk mendukung pengembangan rumput laut. Dalam upaya mendukung percepatan pengembangan kapasitas produksi dan usaha, maka program pemerintah serupa sangat diharapkan dapat dilaokasikan sesuai kebutuhan masyarakat pembudidaya rumput laut. Kabupaten Penajam Paser Utara kali ini mulai membaca peluang bahwa di luar sektor Migas ternyata pilihan terhadap rumput laut pada kenyataannya merupakan pilihan terbaik karena secara nyata berdampak secara langsung pemberdayaan dan terhadap pergerakan ekonomi masyarakat pesisir. Berharap ke-depan masyarakat pesisir Penajam tidak hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri,.. tanah yang begitu kaya akan SDA MIGAS.. namun mulai menatap masa depan dengan menghijaukan perairan melalui usaha RUMPUT LAUT,.. Semoga,.

Anda mungkin juga menyukai