Anda di halaman 1dari 5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Gardu Distribusi PT. PLN (Persero) Rayon Samarinda Seberang Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan/mendistribusikan energi listrik pada beban/konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah. Penyebab terjadinya beban tidak seimbang dikarenakan pemasangan pelanggan/konsumen baru yang tidak teratur, akibatnya dapat merusak trafo. Oleh karena itu diharuskan adanya penyeimbangan beban pada gardu distribusi. Langkah langkah yang dapat dilaksanakan dalam penyeimbangan beban pada gardu distribusi sebagai berikut :

4.2. Penyeimbangan Beban 1. Mencari data gardu distribusi beban tidak seimbang. Sample gardu distribusi untuk penyeimbangan beban yang diambil yaitu SKD.18 Hasil pengukuran pada gardu distribusi SKD.18 diketahui : Data Lapangan : Kapasitas Trafo : 200 kVA

Arus total fasa R ( I ) S(I) T(I) Tegangan fasa fasa sisi sekunder Tegangan fasa netral sisi sekunder(V)

: 246 A : 144 A : 156 A : 400 Volt : 220 Volt

Dengan hasil data diatas maka tiap-tiap fasa mempuyai nilai beban sebagai berikut: a) Beban pada fasa R = Tegangan (V) x arus (I) = 220 x 246 = 54120 VA b) Beban pada fasa S = Tegangan (V) x arus (I) = 220 x 144 = 31680 VA c) Beban pada fasa T = Tegangan (V) x arus (I) = 220 x 156 = 34320 VA Dari hasil diatas jelas beban pada tiap tiap fasa R, S dan T tidak imbang dan perlu di dimbangkan.

2. Setelah mendapat data pengukuran gardu distribusi ternyata masingmasing arus total tidak seimbang maka nilai beban pun pasti tidak imbang dan itu telah dibuktikan uraian diatas. Oleh karena itu untuk

menyeimbangkan masing-masing beban tersebut dengan cara yang dibawah ini.  Mencari nilai arus rata-rata tiap fasa.
246 + 144 + 156 = 546 Ampere


seperti

Jadi seharusnya nilai arus tiap-tiap fasa agar imbang sebesar 182 Ampere R = 182 Ampere S = 182 Ampere T = 182 Ampere Atau  Mencari nilai beban rata-rata tiap fasa
54120 + 31680 + 34320 = 120120 VA

Jadi seharusnya nilai beban tiap-tiap fasa agar imbang sebesar 40040 VA R = 40040 VA S = 40040 VA T = 40040 VA

3. Setelah itu menentukan nilai besarnya arus rata-rata atau beban rata-rata dengan cara melakukan pengurangan antara nilai yang diukur dilapangan dengan nilai rata-rata tersebut. a) Fasa R = 246 182 = 64 Ampere, fasa R menandakan kelebihan arus sebesar 64 Ampere. b) Fasa S = 144 182 = -38 Ampere, fasa S menandakan kekurangan arus sebesar 38 Ampere. c) Fasa T = 156 182 = -26 Ampere, fasa T menandakan kekurangan arus sebesar 26 Ampere. Atau a) Fasa R = 54120 40040 = 14080 VA, fasa R menandakan kelebihan beban sebesar 14080 VA. b) Fasa S = 31680 40040 = 8360 VA, fasa S menandakan kekurangan beban sebesar 8360 VA. c) Fasa T = 34320 40040 = 5720 VA, fasa T menandakan kekurangan beban sebesar 5720 VA. Jadi fasa R memiliki kelebihan beban sebesar 14080 VA yang dapat dialihkan ke fasa S dan T yang memiliki kekurangan beban. Fasa R = fasa S + fasa T 14080 14080 = 8360 + 5720 = 14080

4. Melaksanakan penyeimbangan beban a) Fasa R mempunyai kelebihan beban sebesar : 14080 VA = (7 rumah daya 900 VA) + (4 rumah daya 1300 VA) + (1 rumah daya 2200 VA) Atau 14080 VA = (7 x 900 VA) + (4 x 1300 VA) + (1 x 2200 VA) = 6300 VA + 5200 VA + 2200 VA = 13700 VA b) Fasa S mempunyai kekurangan beban sebesar : 8360 VA = (6 rumah daya 900 VA) + (2 rumah daya 1300 VA) Atau 8360 VA = (6 x 900 VA) + (2 x 1300 VA) = 5400 VA + 2600 VA = 8000 VA c) Fasa T mempunyai kekurangan beban sebesar : 5720 VA = (1 rumah daya 900 VA) + (2 rumah daya 1300 VA) + (1 x 2200 VA) Atau 5720 VA = (1 x 900 VA) + (2 x 1300 VA) + (1 x 2200 VA) = 900 VA + 2600 VA + 2200 VA = 5700 VA Jadi pemindahan beban untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai