Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN

PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN BERBAHAN


DASAR VCO (Virgin Coconut Oil)



DisusunOleh :
Indra Maulana 121080129
Ribut Handoyo 121102002


1URUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ~ VETERAN ~
YOGYAKARTA
2011


LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN BERBAHAN
DASAR VCO (Virgin Coconut Oil)




Disusunoleh:
Indra Maulana 121080129
Ribut Handoyo 121102002





Pembimbing I Pembimbing II



(Ir. Widayati. MT.. PhD.) (Ir. Dyah Tri Retno. MM.)

BAB I

A. Latar Belakang
Sabun merupakan salah satu produk kecantikan lain yang dapat digunakan
sebagai pembersih. Penggunaan sabun umumnya terkait dengan mengangkat kotoran
yang menempel pada kulit, baik berupa kotoran keringat, lemak atau pun debu,
mengangkat sel-sel kulit mati dan sisa-sisa kosmetik.Sabun merupakan salah satu
senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual
ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan
lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua ienis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk
menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan
pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium
klorida, natrium karbonat, natrium IosIat, parIum, dan pewarna.(maiarimagazine.com)
Bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan sabun transparan ini yaitu
Virgin Coconut Oil (VCO). Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin
Coconut Oil (VCO), merupakan merupakan modiIikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas
yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang
cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. (id.wikipedia.org)
Dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan dalam pembuatan sabun
transparan, masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam wuiud sabun yang kurang
transparan dan masih berbau alkohol. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
laniut dengan iudul Pembuatan Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak VCO
(Virgin Coconut Oil). Dengan penelitian ini diharapkan akan mendapatkan sabun
yang lebih transparan dan tidak berbau alkohol.

B. Tujuan Penelitian
1. Mempelaiari cara pembuatan sabun transparan dari VCO dengan
NaOH.
2. Mempelaiaripengaruh penambahan alkohol, waktu, dan konsentrasi
alkohol.
C. TinjauanPustaka
Virgin Coconut Oil terbuat dari daging kelapa segar. Menurut Codex
Alimentarius, VCO adalah minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa
mengubah minyak, hanya diperoleh dengan perlakuan mekanis dan pemakaian panas
minimal. VCO diperoleh dari daging buah kelapa yang sudah tua tetapi masih segar
yang diproses tanpa pemanasan, tanpa penambahan bahan kimia apapun, diproses
dengan cara sederhana sehingga diperoleh minyak kelapa murni yang berkualitas
tinggi. Keunggulan dari VCO ini adalah iernih, tidak berwarna,tidak mudah tengik
dan tahan hingga dua tahun (www.scribd.com)
Komponenutama VCO adalah asam lemak ienuh sekitar 90 dan asamlemak
tak ienuh sekitar 10. Asam lemak ienuh VCO didominasi oleh asamlaurat yang
memiliki rantai C. VCO mengandung 53 asam laurat dan sekitar 7 asam
kapriat. Keduanya merupakan asam lemak ienuh rantai sedang yangbiasa
disebutMedium Chain Fatty Acid (MCFA).




Tabel 3. Komposisi asam lemak


No Asam Lemak Rumus Kimia Jumlah ()
1. Asam Kaprilat C
7
H
17
COOH 5,10558
2. Asam Kaprat C
9
H
19
COOH 6,66582
3. Asam Laurat C
11
H
23
COOH 50,05789
4. Asam Miristat C
13
H
27
COOH 22,25698
5. Asam Palmitat C
15
H
31
COOH 7,53685
6. Asam Stearat C
17
H
35
COOH 7,23535

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam
lemak. Sabun mengandung terutama garam C
16
dan C
18
, namun dapat iuga
mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom yang lebih rendah. f
termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut (dari kata surIactive agents),
yakni senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Kegunaan sabun
ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan
pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua siIat sabun. Pertama, rantai
hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non-polar, seperti tetesan-tetesan
minyak. Kedua, uiung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh uiung
anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena
tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak saling
bergabung tetapi saling tersuspensi. (Fessenden, 1982)
Sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa
digunakan sebagai pembersih, dengan manambahkan zat pewangi, dan bahan lainnya
yang tidak membahayakan kesehatan. (SNI 06-3532-1994)

Ada beberapa proses pembuatan sabun, yaitu:


1. Proses dingin
Minyak dan larutan KOH diaduk pada suhu ruangan dan reaksi berialan
lambat. Proses pengeringan (curring process) memerlukan waktu 4-6 minggu.
2. Proses panas
Minyak dan larutan KOH masing-masing dipanaskan terlebih dahulu sampai
suhu yang diinginkan, kemudian keduanya dimasukkan ke dalam labu leher
tiga dan terus diadukan sehingga reaksi penyabunan berialan lebih cepat. Pada
proses ini sabun bias segera digunakan setelah keluar dari cetakan.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:






Reaksi penyabunan (saponiIikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin.
Reaksi pembuatan sabun atau saponiIikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping
iuga memiliki nilai iual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak

dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki
struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air,
tetapi sabun tidak larut meniadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam
bentuk ion.
Jenis-ienis sabun yaitu :
a. Sabun keras
Sabun keras merupakan sabun cuci yang dibuat dari minyak atau lemak dengan
NaOH.
b. Sabun lunak
Sabun lunak merupakan sabun mandi yang dibuat dari minyak atau lemak
dengan KOH.
(Pararaia, A., 2008)
Sabun padat (batangan) dapat dibedakan atas tiga ienis yaitu :
a. Sabun opaque ( tidak transparan )
b. Sabun translucent ( agak transparan )
c. Sabun transparan (sangat transparan)
(scribd.com)
Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan dengan
tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya
lebih berkilau dibandingkan dengan ienis sabun lannya. (Hambali dkk, 2006)
Sabun transparan merupakan sabun yang memiliki tingkat transparansi paling
tinggi. Sabun ienis ini memancarkan cahaya yang menyebar dalam partikel-partikel

kecil, sehinga obyek yang berada diluar sabun akan kelihatan ielas (tembus pandang).
Obyek dapat terlihat hingga beriarak sampai paniang 6 cm (Paul, 2007).
Bahan-bahan utama pembuatan sabun transparan adalah sebagai berikut :
1. Minyak
Jenis minyak yang dapat digunakan pada proses pembuatan sabun transparan
adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak iarak, minyak kedelai, dan
minyak lainnya. (Hambali dkk, 2006)
2. NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) sering kali disebut dengan kaustik soda atau soda
api yang merupakan senyawa alkali yang bersiIat basa dan mampu
menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan siIat cepat menyerap
kelembaban. (Hambali dkk, 2006)
3. Gliserin
Gliserin berbentuk cairan iernih, tidak berbau dan memiliki rasa manis.
Diperoleh dari hasil sampingan proses pembuatan sabun atau dari asam lemak
tumbuhan dan hewan. Gliserol ada pembuatan sabun transparan bersama
dengan sukrosa dan alkohol berIungsi dalam pembentukan stuktur transparan
(Ghaim danElizabeth, 1995).
4. Gula Pasir
BersiIat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih
warna gula akan semakin iernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu
banyak gula, produk sabun meniadi lengket, pada permukaan sabun keluar
gelembung kecil-kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah
gula yang apabila dicairkan berwarna iernih seperti glyserin, karena warna

gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal yang
berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir iuga tidak bening, iernih tanpa
warna tetapi iuga agak kecoklatan. Penggunaan gula sebagai peniernih sabun
harus memperhatikan reaksi yang teriadi. Beberapa reaksi yang dapat
menyebabkan gula meniadi tidak iernih adalah :
a) Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi.
b) Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas.
c) Reaksi dengan vitamin C.
Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun meniadi agak coklat hal tersebut
dapat diatasi dengan penambahan bahan squesteran. (scribd.com)
5. Etanol
Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, iernih dan tidak berwarna.
Merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C
2
H
5
OH. Etanol digunakan
sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena siIatnya yang
mudah larut dalam air dan lemak. (Hambali dkk, 2006)
6. Asam stearat
Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai paniang (C18)
yang bersiIat ienuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom
karbonnya. Asam lemak ienis ini dapat ditemukan pada minyak/lemak nabati
dan hewani. Pada proses pembuatan sabun transparan, ienis asam stearat yang
dipilih adalah yang berbentuk kristal putih kekuningan. Kristal ini mencair
pada suhu 56
o
C. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat berIungsi untuk
mengeraskan dan menstabilkan busa.(Hambali dkk, 2006)



Syarat sabun mandi sesuai SNI 06-3532-1994 dapat dilihat pada tabel berikut :
NO Uraian Tipe I Tipe II SuperIat
1 Kadar air, maks. 15 maks. 15 maks. 15
2 iumlah Asam lemak, ~ 70 64-70 ~70
3 Alkali bebas
* dihitung sebagai NaOH, maks. 0,1 maks. 0,1 maks. 0,1
* dihitung sebagai KOH, maks. 0,14 maks. 0,14 maks. 0,14
4 Asam lemak bebas dan atau asam lemak netral, 2,5 2,5 2,5-7,5
5 Minyak mineral negatiI negatiI negatiI

D. LandasanTeori
Hidrolisis triasilgliser ololeh KOH dan NaOH disebut penyabunan (
saponiIikasi), menghasilkan suatu campuran sabun K atau Na dan gliserol. Reaksi
ini adalah reaksi kimia utama yang terlibat di dalam pembuatan sabun rumah tangga
dari triasil gliserol. Sabun K atau Na mempunyai siIat mengemulsikan senyawa
berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air (Lehninger, 1982). Natrium
hidroksida( NaOH ) seringkali disebut dengan kaustik soda atau soda api yang
merupakan senyawa alkali yang bersiIat basa dan mampu menetralisir asam.
(Hambalidkk, 2006)
Waktu pemanasan yang berlebihan akan mengakibatkan perubahan beberapa
kandungan ikatan ganda meniadi ikatan tunggal. Yang akan memngakibatkan asam
lemak meniadi tak ienuh. Jika terkena udara, triasilgliserol yang mengandung asam

lemak tidak ienuh cenderung mengalami proses autooksidasi. Molekul oksigen dapat
bereaksi dengan asam lemak yang memiliki 2 atau lebih ikatan ganda, menghasilkan
produk kompleks yang menyebabkan rasa dan bau menyimpang pada lemak yang
mengalami ketengikan.(Lehninger, 1982)
Dan iuga, waktu pemanasan yang lama akan menguapkan sebagian besar
alkohol sehingga sabun yang diperoleh akan meniadi buram (cloudy).
(soapmakerdiary.wordpress.com)
Alkohol adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun agar sabun
meniadi bening atau transparan. Alkohol dengan level yang tinggi dengan kandungan
air yang rendah menghasilkan produk yang lebih iernih. (scribd.com)
Fungsi alkohol 96 adalah untuk membuat sabun transparan meniadi bening /
clear. Sebenarnya Alkohol 70 (isopropyl alcohol) iuga bisa dipakai, namun hasil
akhir dari pemakaian ini menghasilkan sabun yang keruh /
cloudy.(naturalmilksoap.blogspot.com)

E. Batasan Masalah
1. Minyak yang digunakan adalah Virgin Coconut Oil.
2. Alkali yang digunakan adalah N
a
OH.
3. Proses dilakukan secara batch.
4. Variable yang diamati adalah penambahan alkohol, konsentrasi alkohol,
dan waktu pemanasan.

F. Hipotesis
1. Semakin lama waktupemanasan, semakinmenurunkualitassabun yang
dihasilkan.
2. Penambahan alkohol dalam sabun akan menurunkan nilai asam lemak
bebas iuga akan menurunkan asam lemak total sabun tetapi akan
menaikkan kadar air.
3. Semakin rendah kadar alkohol, maka semakin keruh warna sabun.












BAB II

A. Metode Penelitian
1. Bahan baku
a. Asam Stearat 7 gram
b. VCO 20 gram
c. NaOH 12 N 18 gram
d. Gliserin 7 gram
e. Ethanol 15 gram
I. Gula pasir 7,5 gram
g. Asam Sitrat 3 gram
h. Aquadest 4,5 gram
i. Betain 5 gram
i. Cetakan









2. Rangkaian Alat





















Keterangan Alat :
1. LabuLeherTiga
2. Temometer alcohol
3. PengadukMekuri
4. Water bath
5. Motor pengaduk
6. Pendinginbalik

3. Diagram Alir Kerja


Asam Stearat



VCO
( Analisa I )








ParIum




Keterangan :
Analisis I : Penentuan ekuivalen asam lemak bebas (EALB)asam lemak
total (EALT), Angka asam dan bilangan sabun.
Analisis II : Penentuan kadar air, asam lemak total, dan asam lemak bebas.

NaOH
Gliserin, Gula,
Alkohol, Air,
Asam Sitrat,
Betain
Analisa II
Sabun transparan

4. Cara Kerja
a. Asam stearat sebanyak 7 gr dilelehkan didalam labu leher tiga pada
suhu 60
o
C selama 15 menit dengan menggunakan kompor listrik.
b. Tambahkan minyak kelapa sebanyak 20 gr dan menyalakan pengaduk
agar larutan meniadi homogen.
c. Jika suhu larutan telah mencapai suhu 70 - 80
o
C, tambahkan NaOH
dengan variabel volume, konsentrasi yang berbeda, dan waktu
pemanasan yang berbeda hingga terbentuk sabun. Suhu reaksi di
kontrol dengan bantuan termometer alkohol.
d. Setelah terbentuk sabun, tambahkan gliserin sebanyak 13 gr, etanol
sebanyak 15 gr, gula sebanyak 7,5 gr, dan air sebanyak 4,5 gr.
Pengadukan terus dilakukan hingga campuran meniadi homogen
selama 5 menit. Setelah itu, matikan kompor listrik dan pengaduk
untuk melakukan proses pendinginan sampai suhu 40
o
C.
e. Setelah mencapai suhu 40
o
C, sabun transparan yang masih berbentuk
cair dituang ke dalam cetakan dan di diamkan selama 24 iam hingga
mengeras.
I. Keluarkan sabun transparan dasar yang telah mengeras dari cetakan
dan lakukan proses aging ( curing process ) selama 2 minggu. Sabun
yang dihasilkan di sini berupa sabun transparan dasar ( base soap )
yang merupakan sediaan ( stok ) sabun yang pada akhirnya akan di
proses lebih laniut dengan penambahan pewarna, pewangi, dsb.

(Prihandana dkk,2007)




. Analisis Hasil
Analisa Minyak Bahan
a. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)
1. Ditimbang contoh minyak sebanyak 0,2 gram dalam erlenmeyer.
Ditambah 50 ml alkohol dinetralkan dengan NaOH dengan 3-5 tetes
Indikator PP (phenolphtalein). Dipanaskan 15 menit dengan dipasang
pendingin balik untuk menetralkan asam lemak bebas.
2. Ditritasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah distandarisasi sampai
warna merah iambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik.
3. Persen Asam Lemak Bebas pada VCO dinyatakan sebagai laurat, yaitu
dengan berat molekul 200.
4. Asam lemak bebas dinyatakan sabagai FFA atau sebagai angka
asam :
FFA :
mI Nu0H x N x Bcut moIckuI usum Icmuk
bcut contoh x 1000
x 100

Angka Asam mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan 1 gram
contoh. Untuk merubah FFA meniadi angka asam, dikalikan FFA
dengan Iaktor :
ro o KE
ro Ho so Io


b. Penentuan Asam Lemak Total


1. Ditimbang sampel minyak sebanyak 5 gram ke dalam erlenmeyer.
2. Ditambah 50 ml larutan KOH alkoholis 0,5 N. Bersamaan itu pula
dibuat larutan blangko, yaitu 50 ml larutan KOH alkoholis dimasukkan
dalam erlenmeyer.
3. Didihkan selama 75 menit, kemudian ditritasi dengan menggunakan
HCl 0,5 N.
4. Asam Lemak total dihitung dengan rumus :
EALT :
{oIumc HCI BIungko-oIumc HCI sumpIc)
w subun
x N HCl

Untuk menentukan bilangan sabun dalam minyak digunakan
persamaan :
Angka sabun : EALT x BM KOH

Analisa Sabun Transparan
a. Analisis kadar air
Prinsip :
Pengukuran kekurangan berat setelah pengeringan pada suhu 105
0
C.

Cara Keria :
1. Timbang dengan teliti kurang lebih 4 gram contoh yang telah
disiapkan, dengan menggunakan botol timbang yang telah diketahui
berat tetapnya.
2. Panaskan dalam lemari pengering pada suhu 105
0
C selama 2 iam
sampai berat konstan.
Kadar air :
w1-w2
w
x 100
Keterangan :
W1 Berat contoh botol timbang, gram
W2 Berat contoh setelah pengeringan, gram
W Berat contoh, gram
(SNI 06-3532-1994)

b. Analisis Asam Lemak Bebas
Adanya asam lemak bebas diperiksa, bila pemeriksaan alkali bebas
ternyata setelah pendidihan dalam alkohol netral tidak teriadi warna merah
dari penuniuk phenolphtalein.
Asam lemak bebas yang melarut dalam alkohol netral dititar dengan KOH
alkoholis.

Prosedur :
1. Siapkan alkohol netral dengan mendidihkan 100 ml alkohol dalam
labu erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 0,5 ml penuniuk
phenolphtalein dan dinginkan sampai suhu 70
0
C kemudian
netralkan dengan KOH 0,1 N dalam alkohol.
2. Timbang dengan teliti lebih kurang 5 gram contoh dan masukkan ke
dalam alkohol netral diatas, tambahkan batu didih, pasang
pendingin tegak dan panasi agar cepat larut diatas penangas air,
didihkan selama 30 menit.
Apabila larutan tidak bersiIat alkalis (tidak berwarna merah),
dinginkan sampai suhu 70
0
C dan titar dengan larutan KOH 0,1 N
dalam alkohol, sampai timbul warna merah yang tahan selama 25
detik.
Perhitungan :
Kadar Asam lemak bebas :
x N x 0,205
w
x 100
Keterangan :
V KOH 0,1 N yang dipergunakan, ml
N Normalitas KOH yang dipergunakan
W Berat contoh, gram
205 berat setara asam laurat
(SNI 06-3532-1994)

c. Analisis Asam Lemak Total


1. KOH alkoholis disiapkan dulu dengan melarutkan 1,6 gram KOH
dalam 20 ml alkohol. Dua KOH alkoholis disiapkan dalam penentuan
asam lemak bebas. KOH alkoholis blangko dan sampel untuk
dicampur dengan sabun.
2. Untuk melarutkan asam lemak total, masukkan4 gram sabunke dalam
labu erlenmeyer. Kemudian dalam labu erlenmeyer yang berisi sabun
tadi dituang KOH alkoholis sampel. Larutan akanberubahmeniadi
berwarna ungu.
3. KOH alkoholis blangko dan sampel dirangkai dengan pendingin balik
dan kompor listrik dan dipanasi selama 75 menit dengan aliran air
pendingin dalam keadaan menyala. Kemudian larutan berisi KOH
alkoholis tadi dititrasi dengan HCl 0,3 N hingga kembali berwarna
iernih.
Kadar asam lemak tak tersabunkan dihitung dengan persamaan :
+ Kadar (J HCl blanko- J HCl sampel) x N HCl x BM KOH x 100
Wsampel x BS
dengan : N HCl Normalitas HCl titrasi, N
BM KOH berat molekul KOH , gram/mol
BS bilangan sabun minyak kelapa, mg KOH/g
minyak
W sampel berat sampel sabun, gram
(Nurlela,2004)

. 1adwal Penelitian
Kegiatan
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan 1) Pembelian Bahan
2) Persiapan alat
3) Pembuatan reagen untuk analisa
4) Analisa Bahan Minyak
Pelaksanaan 1) Percobaan pendahuluan
2) Percobaan dengan variable I
3) Percobaan dengan variable II
4) Percobaan dengan variable III
5) Analisa Sabun
Penyelesaian 1) Pengolahan data
2) Diskusi
3) Penyusunan Laporan
4) Penggandaan Laporan











DAFTAR PUSTAKA

Hambali, E., Suryani A, dan Rivai M., 2006, 'Membuat Sabun Transparan
untuk GiIt danKecantikan, Penebar Swadaya, Jakarta.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1999,Kimia Organik, edisi ketiga, iilid
II, PenerbitErlangga, Jakarta.
Nurlela, N.,2004, 'Optimasi Komposisi Senyawa Penyusun Sabun Mandi
dengan Minyak Kelapa sebagai Bahan Dasar, Fakultas MIPA,
Universitas Gadiah Mada.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1980a, 'Encyclopedia oI Chemical Technology,
Vol. 9, 3ed.,pp. 306-308, John Willey and Sons, New York.
Dhingra, K.C., 'Technology oI Soaps and Detergents a Complete Handbook
(The ManuIacture oI Soaps, Detergents, and Glycerine), Small Industry
Research Institute, Delhi.
Prihandana, R., Hambali E,Muidalipah S, dan Hendroko R., 2007,
'MeraupUntungdariJarakPagar, PT. AgromediaPustaka, Jakarta.
Ghaim, J. B. dan Elizabeth. D Volz.1995. Skin Cleansing Bar. Dalam: A. O
Barel, M. Paye, dan H. L. Maibach (Editor). Handbook oI Cosmetic
Science and Technology. Marcel Dekker, Inc., New York.
Ophardt, C. E. 2003. Soap. http://elmhurst.edu/-chm/vchembook/554soap.html
|8Agustus 2008|
Paul, S. 2007. Fatty Acid and Soap Making http://www.soap-makingresource.
com/Iatty -acid-soap-making.html |18 Agustus 2008|.
Pararaia, A., 2008, 'SurIaktan, http://skima-ters.com.
stoffoloclJ/lotetool//kel0JANAll5l5AN1lOk5luANppt
SNI 06-3532-1994

99p.//www.scribd.com/doc/12312853/ebook-sabun-9ransparan
99p.//na9uralmilksoap.blogspo9.com/2009/03/komponen-pembua9an-sabun.9ml
99p.//www.scribd.com/doc/50424719/11/Tabel-3-Komposisi-asam-lemak-
Jirgin-Coconu9-Oil-JCO



LAMPIRAN

1. Pembuatan larutan standart N
a
OH 0,1 N dan Standardisasi larutan N
a
OH 0,1 N
a. Pembuatan Larutan Standard N
a
OH 0,1 N
Timbang 4 gram N
a
OH (murni) encerkan dengan aquadest meniadi
1000 ml dalam labu takar.
b. Standardisasi larutan standard N
a
OH 0,1 N
Timbang 150-200 mgram Asam Oksalat kristal (berat diketahui) tambah
aquadest 25 ml dan indikator phenol phthalein, titrasi dengan larutan standard
N
a
OH 0,1 N. Buat 3 kali ulangan
Normalitas N
a
OH
bcut Asum oksuIut
63 x oIumc ttus

Berat equivalen asam oksalat 63

2. Pembuatan larutan standard HCL 0,5 N dan standardisasi larutan standard HCl
0,5 N
Pembuatan larutan HCl pertama kali diperhatikan kadar HCl pekat , kemudian
dilihat berat ienis pada kadar tersebut dalam tabel, setelah itu dihitung normalitas HCl
pekat tersebut.
Misal : Kadar HCl 35 dan dalam tebel ini BJ 1,18 kg/l
Perhitungan :
HCl 35 :
35 gum
100 gum Iuutun

:
350 gum
1 kg Iuutun

:
350 gum
1 kg Iuutun
x 1,18 kg/l
: 413 gram/liter
:
413 gumItc
36,5

: 11,315 grek/liter
: 11,315 N
a. Pembuatan Larutan standard HCL 0,5 N
Diambil HCl pekat sebanyak yang diperlukan (V
1
x N
1
V
2
x N
2
) diencerkan
dengan aquadest 1000 ml.
b. Standardisasi larutan HCl 0,5 N
Timbang 450-500 mgram boraks kristal (berat diketahui) tambah aquadest 25
ml dan indikator metil iingga, titrasi dengan larutan standard HCl 0,5 N. Buat
3 kali ulangan
Normalitas HCl
bcut bouks
190,6 x oIumc ttus

Berat equivalen boraks 190,6
3. Pembuatan N
a
OH 12 N
Grek mol x banyak H

atau OH
-

12 N 12 grek/liter
12
moI x 1
Itc
x 39,9 gram/mol

478,8 gram/liter
47,8 gram/100 ml
4. Jumlah reaktan
BM minyak rata-rata : 209, 84
Perbandingan mol reaktan minyak : N
a
OH 1 : 3
Basis : berat minyak 20 gram
Sehingga mol minyak
20 gum
209,84 gummoI

0,0953 mol
Mol minyak 0,0953 berarti sesuai perbandingan, mol N
a
OH adalah 3 kalinya
yaitu 0,2859
Sehingga berat N
a
OH dapat diketahui yaitu 0,2859 mol x 39,9 gram/mol
11,4 gram

Anda mungkin juga menyukai