Anda di halaman 1dari 9

aam urank bangka

Kamis, 26 Maret 2009


GANGGUAN PEREDARAN CAIRAN TUBUH ELEKTROLIT DAN DARAH
GANGGUAN PEREDARAN CAIRAN TUBUH ELEKTROLIK DAN DARAH Agar fungsi jaringan dapat berjalan normal, maka perlu; 1.Sirkulasi darah yang baik; 2.Keseimbangan antara cairan tubuh, intra dan ekstra vaskuler; 3.Konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit elektrolit. Pertukaran Zat antara cairan tubuh dan cairan intra seluler terjadi melalui membran sel. Kelainan- kelainan akibat gangguan peredaran cairan tubuh, darah dan elektrolit berupa; 1.Edema; 2.Dehidrasi; 3.Hiperemi; 4.Perdarahan ( Hemoragi); 5.SHOCK. Gangguan gangguan yang lain, bersifat obstruktif seperti; 1.Trombosis; 2.Emboli; 3.Infark. ****** Ad. 1. EDEMA( SEMBAB ) Pada umumnya Edema berarti meningkatnya volume cairan ekstraselular dan ekstravaskuler disetrai dengan penimbunan cairan dalam sela sela jaringan dan rongga serosa. Dapat bersifat setempat atau umum. Dalam rongga pleura dan rongga pericard normal terdapat sedikit cairan, bila terjadi cairan dalam rongga serosa sangat berlebihan, maka bisa terjadi; a.Hydrothorax; b.Hydropericardium; c.Hydroperitoneum atau ASCITES. Anasarca dimaksudkan dengan EDEMA UMUM, dengan penimbunan cairan dalam jaringan subcutes dan rongga tubuh. Jenis jenis EDEMA adalah; Edema Setempat; Sering terjadi akibat bertambahnya permiabilitas kapiler yang disebabkan oleh radang, misalnya; 1.Reaksi alergi; 2.Gigitan atau sengatan serangga; 3.Luka besar; 4.Infeksi akibat terkena zat kimiawi.

Edema Angioneurotik Ialah edema setempat, yang sering timbul dalam waktu yang singkat tanpa sebab jelas. Sering terjadi pada anggota tubuh akibat alergi atau neurogen. Edema Akibat tekanan kapiler yang meninggi dapat terjadi pada; 1.Kongesti pasif; akibat obstruksi mekanik pada vena, menyebabkan tekanan darah vena meningkat, misalnya terjadi pada vena iliaca, akibat uterus yang membesar pada kehamilan, dalam hal ini, edema terjadi pada tungkai. 2.Edema Kardial; terjadi karena tekanan vena meningkat yang di akibatkan sirkulasi darah terganggu karena payah jantung. Edem ini bersifat sistemik tapi paling nyata terkena bagian bagian paling bawah yaitu pada kaki penderita. 3.Obstruksi portal; pada penyakit cirrhosis hepatis tekanan dalam vena portae meningkat, sehingga mengakibatkan cairan dalam rongga peritoneum, yaitu terjadi ascites. 4.Edem Postural; pada orang yang berdiri terus menerus untuk waktu yang lama, terjadi edem pada kaki dan pergelangan kaki, udim ini tidak terjadi bila orang bergerak aktif misal berjalan karena aktifitas otot dapat ikut membantu aliran dalam pembuluh limfe. Ad. 2 . DEHIDRASI Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output yang melebihi intake, sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.Dehidrasi dapat terjadi karena; a. Water depletion atau dehidrasi primer Terjadi karena masuknya air sangat terbatas yang dikarenakan; Gangguan yang menghalangi masuknya air, antara lain penyakit mental, hydrophobi pada rabies, sangat lemah, koma. Dehidrasi primer dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh sangat banyak tanpa penggantian air, seperti musafir di padang pasir, orang yang terapung apung di laut. Pada dehidrasi primer air akan keluar dari sel sehingga etrjadi dehidrasi intraseluler, hal ini mengakibatkan rasa haus. Gejala gejala khas pada dehidrasi primer yaitu; haus, mulut kering karena air liur sedikit, oliguria( kencingnya sedikit), sangat lemah, gangguan mental seperti halusinasi. b. Sodium Depletion ( dehidrasi sekunder). Dehidrasi terjadi karena tubuh mengandung elektrolik misalnya natrium dan kalium, sodium depletion ini sering terjadi akibat keluarnya cairan dan elektrolik melalui saluran pencernaan, pada keadaan muntah dan diare yang keras. Akibat sodium depletion, terjadi hypotoni ekstraseluler sehingga tekanan osmotik menurun. Akibatnya volume plasma dan cairan interstisium menurun. Selain itu karena terdapat hipotonium ekstraseluler, air akan masuk dalam sel. Pada dehidrasi sodium depletion, karena terjadi hipotoni intraseluler maka tidak menimbulkan rasa haus, gejala gejalanya terdiri atas; muntah, kejang, sakit kepala, lesu dan lelah. Kematian dapat terjadi karena kegagalan aliran perifer. c. Water and Sodium depletion bersama sama. Ad. 3 . HIPEREMI ( Kongesti/ Bendungan) Yang dimaksud dengan hiperemi adalah suatu keadaan yang disertai meningkatnya volume

darah dalam pembuluh yang melebar pada suatu alat atau bagian tubuh. Bila keadaan ini terjadi dalam waktu yang singkat, maka disebut hiperemi akut. Dan bila terjadi dalam keadaan berlahan dan berlarut, maka disebut hiperemi kronik. Hiperemi dapat terjadi secara aktif atau pasif, yang akan dijelaskan sebagai berikut; 1.Hiperemi Aktif; Hiperemi ini terjadi karena jumlah darah arterial pada sebagian tubuh bertambah biasanya terjadi akut karena, arterial dan kapiler berdilatasi akibat rangsangan saraf. Misal terjadi pada alat tubuh yang sedang berfungsi aktif karena diperlukan jumlah darah lebih banyak, maka arterial melebar; kulit ( karena emosi marah atau malu); radang akut. 2.Hiperemi Pasif; terjadi karena aliran darah vena dari satu daerah berkurang, dan disertai dilatasi pembuluh darah vena dan kapiler. Dapat terjadi secara akut atau kronik. Ad. 4 . PERDARAHAN ATAU HEMORAGI Hemoragi adalah suatu pengertian untuk menunjukkan etrdapatnya darah yang keluar dari susunan kardioveskuler. Biasanya hemoragi di hubungkan dengan terdapatnya rukpura pada pembuluh darah atau jantung. Hemoragi di bedakan menjadi eksternal dan internal; 1.Hemoragi eksternal; bila terjadi perdarahan sedemikian rupa sehingga darah tampak keluar dari permukaan tubuh. 2.Hemoragi Internal; bila darah keluar dari pembuluh darah namun tetap berada dalam tubuh. Istilah- Isilah dalam hemoragi; 1.PETECHIAE; Perdarahan di bawah kulit yang kecil-kecil, biasanya terjadi pada kapiler 2.ECCHYMOSES; Perdarahan berbercak bercak lebih besar. 3.PURPURA; Perdarahan yang timbul spontan, besarnya antara PETECHIAE dan ECCHYMOSES. 4.HEMATOMA; Perdarahan setempat yang biasanya telah membeku. 5.APOPLEXIA; Penimbunan darah pada suatu alat tubuh biasanya terjadi pada perdarahan otak (appoplexiacerebri) akibat tekanan yang meninggi. 6.EPISTAXIS; perdarahan pada hidung. 7.HEMOPTYSIS; Perdarahan dalam paru paru yang dibatuk kan ( batuk darah). 8.HEMATEMESIS; Muntah darah dari saluran pencernaan. 9.MELENA; Berak darah. 10.HEMOTHORAX; Perdarahan pada TORAX ( dada). 11.HEMATOCELE; Perdarahan kantong tunica vaginalis testis. 12.HEMARTHROS; Perdarahan dalam sendi. 13.MENORRHAGIA; Perdarahan Endometrium yang abnormal dan banyal, yang terjadi pada masa haid. 14.METRORRHAGIA; Perdarahan indometrium yang terjadi diantara masa haid. 15.HEMATOCOLPOS; Penimbunan darah pada vagina. 16.HEMATOMETRA; Penimbunan darah pada rahim. 17.HEMATOSALPINX; Penimbunan darah dalam tuba FALLOPII. Etiologi Perdarahan; 1.Kerusakan pembuluh darah; 2.Trauma; 3.Proses Patologic; 4.Penyakit yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah;

5.Kelainan pembuluh darah; Ad. 5 . SHOCK Ialah suatu keadaan yang diakibatkan oleh defisiensi sirkulasi akibat ketidakseimbangan antara volume darah dengan ruang susunan vaskuler. Shock sebenarnya suatu keadaan yang terdiri atas kumpulan gejala jadi suatu syndrom, dapat bersifat primer atau sekunder. 1.SHOCK PRIMER; Terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler membesar karena vaso delatasi yang asalnya neurogen. Peristiwa ini terjadi misalnya pada orang yang mengalami kecelakaan keras, rasa sangat nyeri pada penyakit penyakit yang keras, rasa takut yang mendadak, kesusahan yang sangat, melihat keadaan yang sangat mengerikan. Biasanya SHOCK hanya sebentar. 2.SHOCK SEKUNDER; Terjadi defisiensi sirkulasi perifer disertai jumlah volume darah yang menurun, aliran darah berkurang, hemokonsentrasi dan fungsi ginjal terganggu. Sirkulasi yang berkurang tidak terjadi setelah terkena kerusakan tetapi baru beberapa sesudahnya oleh karena itu disebut, delayed shock, gejala gejalanya,; lesu lemah, kulit basah, kolaps vena, nadi cepat dan lemah, tekanan rendah, oligouria, kadang kadang disertai muntah. Apabila keadaan ini terjadi terus maka akan menjadi apatik, kemudian stupor, kemudian koma dan meninggal dunia

KUMPULAN ASUHAN KEPERAWATAN


Senin, 29 Maret 2010
Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah
Gangguan Sirkulasi Agar fungsi jaringan dapat berjalan normal maka perlu : Sirkulasi darah yang baik Keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler Konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit. Seluruh susunan sirkulasi tubuh menyelenggarakan pengangkutan semua substansi yang dibutuhkan untuk digunakan, maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang. Termasuk ini adalah oksigen, karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-metabolit, hormon-hormon, panas, dll. Pertukaran zat antara cairan tubuh dan cairan intraseluler terjadi melalui membran sel. Karena fungsi sirkulasi peredaran cairan tubuh melibatkan komponen cairan, volume, dan aliran cairan ini, maka gangguan fungsinya pun dapat dikelompokkan seperti dalam tabel berikut ini: Jenis Gangguan Kejadian 1. Gangguan cairan tubuh dan elektrolit 2. Gangguan volume 3. Gangguan obstruksi Edema, dehidrasi, defisiensi elektrolit atau kelebihan elektrolit. Hiperemi, perdarahan (hemoragi) dan syok. Trombosis, emboli, iskemi, infark, serta sumbatan akibat adanya hal lain seperti tumor, jaringan fibrosis dan parasit. 1. Kongesti (Hiperemia) Kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan jumlah darah) di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Kata lain untuk kongesti adalah hiperemia. Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul : Kongesti aktif Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah itu dari biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini disebabkan oleh karena adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kongesti aktif ini biasanya terjadi dengan waktu yang relatif singkat. Contoh : Warna merah padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik. Kongesti pasif Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kingesti pasif juga dapat terjadi akibat sebab sistemik, sebagai contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa darah yang mengakibatkan gangguan aliran vena. Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:

a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena. b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena. Contoh kongesti pasif adalah varises. 2. Edema Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh (beberapa ahli juga memasukkan dalam definisi itu penimbunan cairan berlebihan di dalam sel). Jika edema mengumpul dalam rongga, biasanya dinamakan efusi, misalnya efusi perikardium, efusi pleura. Penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum biasanya diberi nama asites. Sedangkan edema umum atau menyeluruh disebut anasarka. Etiologi edema ada beberapa, yaitu: 1) Tekanan hidrostatik 2) Obstruksi saluran limfe 3) Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh 4) Penurunan konsentrasi protein Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu : 1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein. 2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh. Akibat dari edema adalah sebagai petunjuk untuk mengetahui ada sesuatu yang terganggu dalam tubuh kita. Sebagai contoh adalah pada kasus payah jantung kongestif, terdapat edema pada mata kaki si penderita. Hal ini menjadi indikator adanya kehilangan protein. Edema juga berbahaya jika mengenai otak, otak akan membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak, peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan aliran darah dalam otak dan dapat menimbulkan kematian. 3. Perdarahan Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Untuk menyatakan berbagai keadaan pendarahan digunakan istilah-istilah deskriptif khusus. Penimbunan darah pada jaringan disebut hematoma. Jika darah masuk ke dalam berbagai ruang dalam tubuh, maka dinamakan menurut ruangannya. Misalnya : hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping. Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh trauma eksternal contohnya cedara yang disertai memar. Dinding pembuluh bisa pecah akibat penyakit maupun trauma. Penyebab lainnya adalah adanya gangguan faktor pembekuan darah. 4. Trombosis Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem kardiovaskuler selama manusia masih hidup, disebut trombosis. Koagulum darah dinamakan trombus. Terdapat tiga keadaan dasar dimana bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu : a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh, b. Kelainan aliran darah,

c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri

5. Embolisme Embolisme adalah transportasi massa fisik yang terbawa dalam aliran darah dari satu tempat ke tempat lain dan tersangkut di tempat baru. Massa fisik itu sendiri dinamakan emboli. Emboli berasal dari : 1) Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari trombus dan dinamakan tromboemboli. 2) Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem pembuluh darah, biasanya dapat terjadi pada trauma. 3) Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit yang sangat tidak diharapkan. 4) Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular. 5) Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan atau yang masuk ke dalam sirkulasi melaui suntikan dapat menjadi emboli. 6) Gelembung gas juga dapat menjadi emboli. Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena, paling sering pada vena profunda di tungkai atau di panggul. Karena keadaan anatomis, emboli yang berasal dari trombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis. Akibat dari emboli : 1) Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli maka sebagian besar suplai arteri pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak. Hal ini dapat menimbulkan kematian mendadak. 2) Sebaliknya, emboli arteri pulmonalis yang lebih kecil dapat tanpa gejala, mengakibatkan perdarahan paru-paru sekunder karena kerusakan vaskular atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru-paru. 6. Aterosklerosis Aterosklerosis atau pengerasan arteri merupakan fenomena penyakit yang sangat penting pada kebanyakan negara maju. Istilah aterosklerosis sebenarnya meliputi setiap keadaan pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan atau pengerasan dinding. Etiologi dan Insidens Aterosklerosis Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor. 1) Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering cenderung terjadi dalam keluarga. 2) Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol ) 3) Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis. 4) Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis. Pada umumnya penderita hipertensi akan menderita aterosklerosis lebih awal dan lebih berat dan beratnya penyakit mempunyai hubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal. 5) Faktor risiko lain di dalam perkembangan aterosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor lingkungan utama yang menyebabkan peningkatan beratnya aterosklerosis. Akibat Aterosklerosis Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang. 1) Jika arteri berukuran sedang, aterosklerosis lambat laun dapat mengakibatkan penyempitan atau obstruksi total. Komplikasi aterosklerosis dapat mengakibatkan penyumbatan mendadak. (Trombosis cenderung menimbulkan penyumbatan dalam arteri kecil ataupun ukuran sedang,

tetapi mungkin dalam bentuk endapan mural yang relatif tipis pada pembuluh besar seperti aorta). 2) Pembentukan trombus pada intima yang kasar, yang ditimbulkan oleh bercak aterosklerosis. 3) Komplikasi lain aterosklerosis adalah perdarahan ke pusat bercak yang lunak 4) Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri akut adalah ruptur bercak disertai pembengkakan kandungan lipid yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian hilir pembuluh yang lebih sempit. 5) Kerusakan tunika media yang dapat mengakibatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma aterosklerosis yang merupakan penggelembungan dinding arteri yang lemah. 7. Iskemia dan Infark Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu daerah/jaringan. Jika jaringan dibuat iskemik, jaringan tersebut akan menderita karena tidak mendapat suplai oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan. Setiap hal yang mempengaruhi aliran darah dapat menimbulkan iskemia jaringan. Sebab yang paling jelas adalah obstruksi lokal arteri. Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan kebutuhan metabolik pada jaringan itu. Akibat dari Iskemik : 1) Pada beberapa keadaan iskemia, biasanya yang mengenai jaringan otot, rasa sakit dapat merupakan gejala penurunan suplai darah. 2) Efek lain dari iskemia jika timbul perlahan-lahan dan berlangsung lama, adalah atrofi dari jaringan yang terkena. (pengurangan massa jaringan) 3) Akibat iskemia yang paling ekstrim adalah kematian jaringan yang iskemik. Daerah yang mengalami nekrosis iskemik dinamakan infark. Dan proses pembentukan infark disebut infarksi. 8. Shock Shock adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh defisiensi sirkulasi akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume darah dengan ruang susunan vaskuler. Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah (keringat), Kesadaran menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, Kepucatan, Nadi cepat dan lemah, Tachicardia (tekanan nadi tidak normal), Pernafasan dangkal (Sesak nafas), Tekanan darah rendah (hipotensi), oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan dalam lambung (hematemesis). 9. Dehidrasi Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output yang melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang terutama ialah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena : 1. Kemiskinan air (water depletion) ; 2. Kemiskinan natrium (sodium depletion) ; 3. Water and sodium depletion bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai