Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah, taufik dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan proposal magang kerja yang merupakan kegiatan praktek akademik bagi mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman praktek mandiri yang nantinya akan berguna untuk pengembangan profesinya sebelum menyusun tugas akhir. Disamping itu, kami juga merasa bersyukur atas bimbingan, bantuan dan dorongan serta kritik dan saran yang telah diberikan oleh semua pihak. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan apabila pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua kami dan seluruh anggota keluarga, yang senantiasa memberi dukungan dan motivasi kepada kami 2. Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, MS selaku Ketua Jurusan Tanah/ Manajemen Sumberdaya Lahan dan Lingkungan 3. Dr.Ir. Sudarto, MS sebagai ketua magang kerja Jurusan Manajemen Sumberdaya Lahan dan Lingkungan 4. Ir. Widianto, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama menyelesaikan proposal magang kerja ini 5. Teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian proposal magang kerja yang telah kami susun. Semoga dapat memberikan manfaat dan tambahan wacana bagi yang membaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk karya-karya yang lebih baik di masa mendatang.

Malang, Juni 2011

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................ ................................ ................ DAFTAR ISI ................................ ................................ .............................. I. 1.1 1.2 1.3 PENDAHULUAN................................ ................................ ............... Latar Belakang................................ ................................ ................... Tujuan Kegiatan ................................ ................................ ................ Kegunaan................................ ................................ ........................... i ii 1 1 2 2 4 4 5 9 9 10 11 11 13 13

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................ ................................ ...... 2.1 2.2 2.3 Pengertian Pertanian Organik................................ ............................. Tujuan Dan Konsep Pertanian Organik ................................ .............. Prinsip Pertanian Organik ................................ ................................ .. 2.3.1 Prinsip Kesehatan................................ ................................ ... 2.3.2 Prinsip Ekologi................................ ................................ ....... 2.3.3 Prinsip Keadilan ................................ ................................ ..... 2.3.4 Prinsip Perlindungan ................................ .............................. 2.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja................................ ...... 2.4.1 Mahasiswa 1 ................................ ................................ .......... 2.4.2 Mahasiswa 2 III. METODE PELAKSANAAN MAGANG KERJA ............................... 3.1 3.2 Tempat dan Waktu................................ ................................ ............. Metode Kegiatan................................ ................................ ................

14 14 14 15 16

DAFTAR PUSTAKA ................................ ................................ ................. LAMPIRAN ................................ ................................ ...............................

ii

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Saat ini, semakin banyak orang yang mengerti apa itu pertanian organik. Mengkonsumsi produk pertanian organik sudah menjadi gaya hidup sebagian masyarakat di kota-kota besar. Kebanyakan orang jika ditanya

tentang pertanian organik maka umumnya dengan cepat akan mengatakan atau mendefinisikan bahwa pertanian organik adalah cara bertani yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik atau sebagai sistem pertanian yang tanpa menggunakan pestisida sintetis dan pupuk sintetis (konvensional). Pengertian tersebut di atas belum dapat dianggap sebagai definisi atau batasan tentang organik tetapi hanya merupakan salah salah satu ciri saja. Namun sebagai pemahaman dasar, pemahaman tersebut di atas sudah cukup dan merupakan pemahaman praktis. Konsep yang paling mendasar dalam pertanian organik adalah selaras dengan hukum alam yaitu menuju pada keseimbangan alami. Dalam banyak diskusi sering juga pertanian organik disamakan dengan pertanian tradisional, pertanian berkelanjutan, pertanian selaras alam, pertanian alami. Pertanian organik tidak dapat dipahami hanya sekedar teknis budidaya pertanian yang tanpa menggunakan pestisida sintetis dan pupuk konvensional. Istilah pertanian organik dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan langsung dari istilah organic agriculture dan organic farming yang ditemui dalam literatur literatur berbahasa Inggris. Istilah pertanian organik mulai populer pada tahun 80-an. Beberapa kalangan kemudian mencoba mencari padanan katanya atau mecoba mengadaptasikannya dengan bahasa lokal.

1.2 Tujuan Kegiatan Berdasarkan dari latar belakang adapun tujuan umum dari magang kerja yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Mendapatkan pengalaman sejak dini mengenai suasana kerja yang sebenarnya 2) Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan terutama tentang manajemen sumber daya lahan dan penatagunaan tanah. 3) Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan dengan yang diterapkan di lapang terutama tentang manajemen sumber daya lahan, penatagunaan tanah. 4) Mampu mengaplikasikan etika profesi dalam bekerja, terutama pada hal disiplin, integritas, dan bertanggung jawab sehingga mampu meningkatkan softskill mahasiswa dalam dunia kerja. 5) Mengembangkan jaringan (network) dengan dunia usaha, sehingga terjalin tukar menukar informasi mengenai perkembangan dunia industri yang berguna untuk pengembangan kurikulum dan penempatan kerja lulusan Program Studi Agroekoteknologi minat Ilmu Tanah/ Manajemen Sumberdaya Lahan dan Lingkungan. 1.3 Kegunaan Manfaat magang kerja bagi mahasiswa antara lain: 1) Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan terutaman tentang manajemen sumber daya lahan, penggunaan dan penatagunaan tanah. 2) Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia kerja dilapang terutama tentang manajemen sumber daya lahan, penggunaan dan

penatagunaan tanah. 3) Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian mahasiswa dibidang praktek terutaman tentang manajemen sumber daya lahan, penggunaan dan penatagunaan tanah. 4) Mahasiswa memiliki kesempatan lebih nyata untuk melihat relevansi antara teori yang dipelajari dalam perkuliahan dengan praktek dalam dunia kerja

terutama

tentang

manajemen

sumber

daya

lahan,

penggunaan

dan

penatagunaan tanah. 5) Memperoleh peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja di perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan lainnya melalui pengalaman kerja yang telah diperoleh selama magang kerja. Manfaat magang kerja bagi perusahaan antara lain: 1) Adanya kerjasama antara dunia pendidikan dengan lembaga atau instansi sehingga instansi sasaran tersebut dikenal oleh kalangan akademis. 2) instansi sasaran akan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa yang melakukan magang kerja. 3) instansi memiliki gambaran tentang mahasiswa yang potensial untuk direkrut menjadi karyawan perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pertanian Organik Pada saat ini, semakin banyak orang yang mengerti apa itu pertanian organik. Mengkonsumsi produk pertanian organik sudah menjadi gaya hidup sebagian masyarakat di kota-kota besar. Kebanyakan orang jika ditanya tentang pertanian organik maka umumnya dengan cepat akan mengatakan atau mendefinisikan bahwa pertanian organik adalah cara bertani yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik atau sebagai sistem pertanian yang tanpa menggunakan pestisida sintetis dan pupuk sintetis (konvensional). Pengertian tersebut di atas belum dapat dianggap sebagai definisi atau batasan tentang organik tetapi hanya merupakan salah salah satu ciri saja. Namun sebagai pemahaman dasar, pemahaman tersebut di atas sudah cukup dan merupakan pemahaman praktis. Definisi atau batasan yang lebih sesuai adalah : Pertanian organik merupakan sistem pengelolaan produksi secara ekologis yang mengembangkan dan meningkatkan keragaman hayati, siklus biologis dan aktivitas biologis tanah. Sistem ini didasarkan pada penggunaan yang minimal masukan yang berasal dari luar pertanian (off-farm) dan kegiatan pengelolaan yang mengembalikan, mempertahankan dan meningkatkan keselarasan ekologis. Konsep yang paling mendasar dalam pertanian organik adalah selaras dengan hukum alam yaitu menuju pada keseimbangan alami. Dalam banyak diskusi sering juga pertanian organik disamakan dengan pertanian tradisional, pertanian berkelanjutan, pertanian selaras alam, pertanian alami, dsbnya. Pertanian organik tidak dapat dipahami hanya sekedar teknis budidaya pertanian yang tanpa menggunakan pestisida sintetis dan pupuk konvensional. Pertanian organik juga tidak dapat dipahami hanya merupakan atau sama dengan sistem pertanian tradisional atau budidaya pertanian yang anti modernisasi. Pemahaman yang demikian terhadap pertanian organik tentunya kurang tepat. Jadi dalam hal ini

pertanian organik bukan sekedar teknis bercocok tanam, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. 2.2 Tujuan Dan Konsep Pertanian Organik Tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organic menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) dikutip oleh Kasumbogo Untung (1996) adalah : 1. Menghasilkan makanan dengan kualitas nutrisi yang tinggi serta jumlah yang mencukupi 2. Berinteraksi secara konstruktif dan mendukung kehidupan dengan semua sistem dan daur alami. 3. Mendorong dan meningkatkan daur biologi di dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna tanah, tanaman dan binatang. 4. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. 5. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber yang terbarukan dari system organisasi pertanian lokal. 6. Sejauh mungkin bekerja di dalam sistem tertutup berkaitan dengan bahanbahan organik dan unsur-unsur hara. 7. Sejauh mungkin bekerja dengan menggunakan materi dan bahan-bahan yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, baik dari dalam maupun luar usahatani. 8. Membuat keadaan yang memungkinkan hewan-hewan ternak untuk melakukan aspek-aspek dasar perilaku mereka yang hakiki. 9. Meminimalkan terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh kegiatan pertanian. 10. Mempertahankan keanekaragaman genetik sistem pertanian dan daerah sekitarnya, termasuk melindungi tanaman dan habitat margasatwa. 11. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan butirbutir tentang Hak Asasi Manusia menurut PBB dalam memenuhi

kebutuhan dasar mer eka, memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat. 12. Mempertimbangkan semua dampak sosial dan lingkungan yang lebih luas dari sistem pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa aspek dalam budidaya sistem pertanian organik yang perlu diperhatikan adalah: 1. Ekosistem Pertanian Ekosisitem pertanian adalah jaringan / hubungan / komplek pada lingkungan pertanian, yaitu antara tumbuhan, hewan , manusia dan bentuk kehidupan lain. 2. Pemeliharaan Kesuburan Tanah Kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan pertanian organik. Untuk memelihara kesuburan tanah, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
y y y y

Siklus N Siklus C Memelihara biota dalam tanah : cacing, mikroorganisme Meminimalkan beban tanah yang dapat menyebabkan erosi (air, angin, hasil perbuatan manusia).

y y

Melakukan pengomposan Melakukan pemulsaan

3. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) Keanekaragaman hayati adalah gabungan antara sejumlah jenis dan sejumlah individu mahluk hidup dalam suatu komunitas. Keanekaragaman hayati berkaitan dengan semua species tanaman, binatang dan mikroorganisme yang berinteraksi dengan ekosistem setempat.

3.1 Keanekaragaman Tanaman: Tingkat keanekaragaman tanaman dalam ekosistem pertanian tergantung pada :
y

Keanekaragaman vegetasi di dalam dan di sekitar ekosistem Macam / jenis tanaman yang dikelola Intensitas pengelolaan Luasan pemisahan ekosistem pertanian yang dikelola.

pertanian
y y y

3.2 Keseimbangan Serangga Hama dan Musuh Alami: Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian

keanekaragaman hayati. Spesies serangga menguntungkan mengendalikan serangga hama sebagai :


y y

Predator Parasit dan parasitoid

Gangguan pada Keseimbangan Hayati dapat disebabkan oleh :


y y

Penggunaan Pestisida/herbisida Pencemaran atmosfer, pencemaran tanah dan air

4. Teknik Budidaya Tanaman Pada pertanian organik, teknik budidaya tanaman yang harus dilakukan antara lain:
y

Pada persiapan benih : Benih berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami

Pada Kegiatan Pengolahan Tanah :   memperkecil kerusakan tanah oleh traktor melakukan pengolahan tanah minimum

 
y

memacu perkembangbiakan organisme tanah menjaga aerasi tanah tetap baik

Pada Kegiatan Penanaman :      melakukan penanaman multikultur melakukan rotasi tanaman secara bertahap memperhatikan kombinasi tanaman dalam satu luasan lahan tertentu menanam tanaman sisipan dan tanaman pendamping. menanam tanaman pagar, penolak hama, penarik hama, tanaman pupuk hijau, pestisida hayati

Pada Kegiatan Pengairan :  menggunakan air bebas bahan kimia sintetik Pada Kegiatan Pemupukan :  menggunakan pupuk organik Pada Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma:   harus berdasarkan keseimbangan alami penggunaan pestisida hayati

Pada Kegiatan Pasca Panen:  hasil panen tidak diperlakukan dengan bahan kimia

Sistem pertanian organik mempunyai konsep antara lain: suatu budidaya pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia (buatan) mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam berkeyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan, harus dilestarikan. Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani.

2.3

Prinsip Pertanian Organik IFOAM (International Federation of Organik Agriculture Movements),

2005, menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai - nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang. Prinsip-prinsip tersebut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip prinsip tersebut adalah : 2.3.1 Prinsip Kesehatan Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, social dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.

Peran pertanian organik baik dalam prod uksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang da pat berefek merugikan kesehatan. 2.3.2 Prinsip Ekologi Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam system ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organic harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau

10

mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air. 2.3.3 Prinsip Keadilan Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organic bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik. Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya. Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya. 2.3.4 Prinsip Perlindungan Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan 11

dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif.

12

2.4

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Magang Kerja diperkirakan dilaksanakan pada bulan Agustus bulan

Oktober 2011 dengan keterlibatan mahasiswa antara lain : 2.4.1 Mahasiswa 1 : Akma Puspita Said : 0810480006 : PERTANIAN ORGANIK PADA KAWASAN KALIANDRA SEJATI PASURUAN d. Tempat : Kaliandra Sejati Pasuruan.

a. Nama Mahasiswa b. NIM c. Judul Magang Kerja

2.4.2 Mahasiswa 2 a. Nama Mahasiswa b. NIM e. Judul Magang Kerja c. Tempat : Yeni Setyorini : 0810480218 : PERTANIAN ORGANIK PADA KAWASAN KALIANDRA SEJATI PASURUAN : Kaliandra Sejati Pasuruan.

13

III.

METODE PELAKSANAAN MAGANG KERJA

3.1 Tempat dan Waktu Adapun waktu dan tempat pelaksanaan magang kerja yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut: Waktu Tempat 3.2 Metode Kegiatan Adapun metode yang digunakan pada Magang kerja ini adalah: A. Praktek kerja langsung sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan. Kegiatan yang dilakukan menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di lapang KALIANDRA SEJATI. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengikuti secara langsung semua kegiatan di lapang. B. Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan. Kegiatan ini ialah kegiatan wawancara dan diskusi dengan pembim-bing lapang, karyawan dan para pekerja lapang. C. Pengumpulan data primer dan sekunder sebagai data pelengkap. 1. Pengumpulan data primer Data diperoleh secara langsung dengan observasi di lapang sesuai dengan aktivitas yang ada pada tempat magang. Data primer yang akan diambil meliputi gambar atau foto yang ada di lapang, data produksi, jalur pemasaran, serta harga mentimun. 2. Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data ini dengan menggunakan metode dokumenter yaitu data yang diperoleh dari studi literatur, dokumentasi dan arsip perusahaan. : 1 Agustus 31 Oktober 201 : Kaliandra Sejati Pasuruan

14

DAFTAR PUSTAKA

IFOAM, www.ifoam.org Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Pembangunan Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD HKTI Jawa Barat, Lembang 1996.

15

LAMPIRAN

PETA LOKASI MAGANG KERJA

16

Anda mungkin juga menyukai