Pengertian Ideologi
Ideolog i
Idea : gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita Logos : ilmu
Secara harfiah, ideologi berarti ilmu mengenai pengertian dasar, ide. Definisi ideologi berkembang menjadi: suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.
Pengertian Ideologi
Menurut Gunawan Setiardja Ideologi seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup Menurut Descrates Ideologi inti semua pemikiran manusia Menurut Karl Marx Ideologi alat untuk mencapai kesetaraan kesejahteraan bersama dalam masyarakat
dan
Fungsi Ideologi
Fungsi Ideologi
1. Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat.
Nilai yang terkandung dalam ideologi menjadi cita-cita atau tujuan yang hendak diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sebagai pemersatu masyarakat dan juga menjadi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di dalam masyarakat.
Nilai dalam ideologi merupakan nilai yang disepakati bersama sehingga dapat mempersatukan masyarakat itu, serta nilai bersama tersebut dijadikan acuan bagi penyelesaian suatu masalah yang mungkin timbul dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Fungsi Ideologi
Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual. (Cahyono, 1986) Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua (founding fathers) ke generasi muda. (Setiardja, 2001) Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (Hidayat, 2001)
Liberalisme
Inti pemikiran : Kebebasan Individual Latar belakang : Sebagai respons terhadap kekuasaan negara yang absolut dan otoriter yang membatasi kebebasan dan hak-hak warga negaranya. Landasan : Manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturan-aturan ketat yang bersifat mengekang. Ciri-ciri : - Kebebasan sebesar-besarnya bagi setiap individu - Penolakan terhadap pembatasan, terutama dari pemerintah dan agama. - Ekonomi pasar relatif bebas
Fasisme
Inti pemikiran : Crediere, Obediere, Combattere (Yakinlah, tunduklah, berjuanglah.) Latar belakang : Perkembangan dari paham yang dipraktikkan di Italia pada tahun 1922-1943, yaitu pada saat Benito Mussolini menjabat sebagai Perdana Menteri Fasis di Italia. Dilakukan awalnya untuk melawan anarkisme dan komunisme. Landasan : Negara dan pemerintah harus bertindak keras agar ditakuti oleh rakyat, intinya negara diperlukan untuk mengatur masyarakat. Ciri-ciri : - Kekuasaan dipegang oleh pemerintah yang dapat berupa koalisi sipil, militer, atau partai yang berkuasa saat itu. - Rakyat diperintah dengan intimidasi agar patuh terhadap negara. - Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh dilakukan oleh rakyatnya.
Sosialisme
Inti pemikiran : Kolektivitas (Kebersamaan, Gotong Royong) Latar belakang : Menentang adanya kepemilikan pribadi yang timbul akibat kapitalisme yang eksploitatif dan menyokong pemakaian milik pribadi tersebut untuk kesejahteraan umum. Landasan : Masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara Ciri-ciri : - Kesamaan kesempatan bagi semua orang - Penghapusan sebagian besar hak-hak milik pribadi dan negara. - Negara tanpa strata
Komunisme
Inti pemikiran : Perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara. Latar belakang : Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manuskrip politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848. Landasan : Penolakan kondisi masa lampau, analisa yang cenderung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, resep perbaikan untuk masa depan, dan rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan tercapainya tujuan yang berbeda-beda. Ciri-ciri : - Kesamaan kesempatan bagi semua orang - Penghapusan seluruh besar hak-hak milik pribadi dan negara. - Negara tanpa strata (tanpa kelas) - Pemerintahan otoriter
Pancasila
Liberalisme
1. Kepemilikan individu dibatasi 1. Kepemilikan individu tidak pada kepentingan yang tidak dibatasi sama sekali. menjadi hajat hidup orang 2. Aspek pemerintah dan banyak. keagamaan dilarang untuk 2. Bercampurnya dicampuradukkan. kepemerintahan dengan aspek 3. Penolakan terhadap agama. pembatasan oleh pemerintah 3. Masih adanya pembatasan dan agama. oleh pemerintah dan agama.
Persamaan Sama-sama menganut sistem demokrasi, di mana semua orang berhak menyuarakan pendapatnya.
Pancasila
1. Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. 2. Pendekatan peraturan sesuai dengan jenis peraturan dan sasarannya. 3. Pemerintah mengatur rakyat pada hal-hal umum saja, sisanya diatur oleh nilai dan norma 4. Pemerintahan yang demokratis
Fasisme
1. Kekuasaan tertinggi di tangan pemerintahan (negara) yang berkuasa saat itu. 2. Peraturan diberikan secara intimidatif agar dipatuhi. 3. Pemerintah mengatur segala yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh rakyat. 4. Pemerintahan yang otoriter.
Pancasila
Sosialisme
1. Penghapusan sebagian 1. Hak milik pribadi dan besar hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan negara menjadi hak milik jelas dan diperbolehkan bersama. sesuai peraturan. 2. Menimbulkan adanya kelas 2. Terciptanya negara tanpa kelas dalam masyarakat dengan penanganan masingmasing.
Pancasila
Komunisme
1. Hak milik pribadi dan negara 1. Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan menjadi hak milik bersama. diperbolehkan sesuai 2. Terciptanya negara tanpa peraturan. kelas 2. Menimbulkan adanya kelas 3. Pemerintahan cenderung dalam masyarakat dengan otoriter agar rakyat dapat penanganan masing-masing. diatur sepenuhnya 3. Pemerintah yang demokratis.
Posisi Pancasila
Pandangan/Visi Hidup Sumber dari segala sumber hukum