Anda di halaman 1dari 4

1.

Menjadi Saksi (Syaahidan)


Saksi bagi Allah dengan mengesakan dan tidak ada Tuhan selain NYA, juga akan menjadi saksi bagi manusia pada hari kiamat tentang apa saja yang telah mereka lakukan. (QS. Al-Baqarah 143)

Rasulullah Saw ditugaskan oleh Allah Swt untuk menjadi saksi (Syahidan) tentang keesaan Allah Swt, serta menjelaskan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah, wajib ditaati, ditakuti dan dicintai secara haq, dengan sebenar-benarnya, di dalam wujud-Nya kecuali Allah Swt. Dalam surat Al-Araf: 158 Allah berfirman: 158 : ) )

Katakanlah (hai Muhammad kepada seluruh manusia): Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu sekalian, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk. Dan firman-Nya dalam surat Al-Anbiya: 26, 25 : ) )

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah Aku oleh kamu sekalian. Serta firman-Nya dalam surat Al-Ikhlas: 4) ( 3) (2) (1) )

Katakanlah (wahai Muhammad): Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan tempat meminta, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Di samping itu, Baginda juga akan menjadi saksi (syahidan) di hadapan Allah bagi amal manusia di akhirat kelak. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 143: 143 : ) )

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.

Dan firman-Nya dalam surat An-Nisa: 41: 41 : ) )

Maka Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).

2. Pembawa khabar gembira (Mubasyiran)


Iaitu menyampaikn berita gembira bagi org2 yg briman dan beramal soleh dgn balasan yg disediakan oleh Allah utk mereka Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al Fath 8-9). Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai saksi atas seluruh makhluk-Nya, dan sebagai pemberi khabar gembira (mubassyiran) kepada orang-orang mukmin yang beriman kepada baginda saw. dan sebagai pemberi peringatan (nadziiran) kepada orang-orang kafir yang menolak mengimaninya. Ibnu Katsir mengutip penjelasan dari sahabat Ibnu Abbas r.a. yang mengertikan kalimat wa tuazziruuhu agar kalian muslimin mengagungkan Nabi saw. dan menerangkan kalimat wa tuwaqqiruuhu dari kata at tauqiir yang ertinya agar kaum muslimin menghormati, memuliakan, dan mengagungkan Nabi Muhammad saw. Sedangkan Az Zamakhsyari dalam tafsir Al Kassyaf menjelaskan makna kalimat lituminuu billahii wa rasuulih adalah agar kalian wahai manusia mengimani Allah dan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya; wa tuazziruuh agar kalian memperkuatnya dengan memberikan pertolongan kepadanya; wa tuwaqiruuh agar kalian mengagungkannya. Dalam kitab Ad Durrul Mantsur diriwayatkan suatu hadits dari Jabir bin Abdillah r.a. yang berkata bahwa ketika turun ayat wa tuazziruuhu kepada Rasulullah saw. , baginda saw. bertanya kepada para sahabatnya: Apa maksud kalimat itu? Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Maka Rasulullah saw, bersabda: Agar kalian menolongnya! Kalimat memberi pertolongan (an nushrah) dalam hadits tersebut maknanya adalah memberikan kekuatan militer kepada baginda saw. Ikrimah r.a. berkata tentang kalimat wa tuazziruuhu adalah Agar kalian berperang bersama baginda saw. dengan membawa pedang.

Dengan demikian jelaslah bahwa Rasulullah saw. memiliki posisi paling mulia di antara umat manusia. Baginda saw. wajib dimuliakan, dihormati, dan diagungkan oleh semua manusia, baik oleh mereka yang beriman kepada baginda saw. mahupun mereka yang tidak beriman kepada baginda saw. Sebab Rasulullah saw. adalah utusan Allah SWT untuk seluruh umat manusia, bukan untuk suatu kaum saja. Allah SWT menegaskan posisi kerasulan baginda saw. atas seluruh umat manusia dalam firman-Nya: Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.(QS. Saba 28). Juga firman-Nya: Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al Anbiya 107).

Rasulullah Saw mendapat tugas sebagai pemberi kabar gembira (Mubasyiran) bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bahwa mereka akan mendapatkan pahala dan kurnia yang besar dari Allah Swt berupa kenikmatan surga-Nya diakhirat kelak sebagai buah dari keimanan dan amal mereka. Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Ahzab: 47: 47 : ) )

Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka adalah karunia yang besar dari Allah. Dan firman-Nya dala surat Al-Bayinah: 7-8: ( 7) 8: ) )

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

3. Pembawa Peringatan (Nadziiran)


Iaitu peringatan utk org2 yg kafir dgn azab yg pedih di akhirat dr Allah Rasulullah Saw bertugas sebagai pemberi peringatan (Nazhiran) kepada orang-orang kafir, bahwa atas itiqad dan perbuatannya itu mereka kelak di hari akhir akan mendapat siksa yang pedih di dalam neraka. Fiman Allah dam surat Al-Bayinah: 6: (6 : )

Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Dan ingat tatkala tuhan kamu memberitahu,demi sesungguhnya jika kamu bersyukur nescaya aku akan tambah nikmat-ku kepadamu dan demi sesungguhnya jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azab-ku amatlah keras. (Ibrahim(14) : 7)

(ingatlah)Pada hari ketika betis disingkapkan dan mereka diseur untuk maka mereka tidak mampu.,Pandangan mereka tertunduk ke bawah,diliputi kehinaan dan sesungguh dahulu(di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud waktu mereka sihat.(tetapi mereka tidak melakukan nya). (Al qalam (68) : 42-43)

Anda mungkin juga menyukai