Anda di halaman 1dari 65

Virgin.. potret remaja masa kini??????

Terlalu Vulgar Memotret Remaja Temannya jadi pekerja seks, satu lagi tampil di VCD porno, sedangkan dia menjadi pengarang sukses dengan mengangkat kisah temannya. Inilah yang menurut film "Virgin" potret remaja kini. Masa sih? Virgin, film yang dirilis dengan lanjutan judul "Ketika Keperawanan Dipertanyakan" niatnya ingin menunjukkan potret remaja metropolitan yang didalamnya tumbuh fenomena "rusak bersama". Di tengah semua remaja-remaja yang rusak itu, ada seorang remaja yang digambarkan tetap teguh memegang nilai, dalam artian ini yang dimaksud adalah keperawanan. "Bisa dibilang itulah potret remaja kita sekarang. Jaman sudah berubah, kita harus berani buka mata kita. Kita harus berani lihat luka kita, kalau realitasnya sekarang memang seperti ini," ujar sutradara Hanny R Saputra usai pemutaran perdana "Virgin" di Plaza Senayan, Selasa (9/11/2004). Virgin mengangkat tiga orang toko! h. Stella, anak orang kaya, yang seperti di film-film lainnya digambarkan kurang perhatian dan akhirnya menjadi anak broken home. Temannya, Ketie adalah anak yang lahir dari hubungan di luar nikah. Dia berasal dari menengah kebawah. Terakhir sang tokoh baik, Biyan. Ayah Biyan kerap bermain perempuan sehingga keluarganya hancur. Sedangkan Biyan, karena tak ingin seperti wanita-wanita yang kerap ditiduri apanya, memilih untuk mempertahakan keperawanannya. "Bagi gue, kehilangan virgin (keperawanan) sama seperti kehilangan harga diri," tulis Biyan pada diarinya. Untuk yang tak terlalu mengenal anak gaul dengan definisi Hanny Saputra penonton sangat mungkin terkaget-kaget melihat penggambaran remaja dalam film ini. Apa benar remaja kita sudah begitu jauh kebebasannya? Benarkah mereka sudah kebablasan? Lihat saja ketika adegan dibuka dengan perbincangan ringan tiga orang sahabat di sebuah kaf! e di mal. Tanpa malu-malu pada pengunjung cafe lainnya, Stella memasukan ponsel berkameranya ke dalam seragam sekolahnya dan mengambil gambar dadanya. Kemudian dia melakukan hal yang sama kepada temannya, Biyan. "Tuh kan punya lo lebih gede," lalu datang Ketie, Stella kembali melakukan hal yang sama. "Haha, ternyata Ketie yang paling gede," mereka pun tertawa. Usai tertawa, Ketie mengejutkan temannya dengan sebuah pernyataan. "Gue ingin ngelepasin virgin gue!". Untuk seks apa duit?" tanya Stella. Dengan tegas Ketie menjawab "Ya duit dong!"Kata-kata Ketie tersebut disambut gembira oleh Stella, "tuh kan gue tau lo nggak bertahan lama." Sementara Stella dan Ketie menyusun rencana mencari om-om untuk melepas keperawanannya, Biyan hanya bisa terdiam. Walau dalam hati tak setuju ia hanya bisa diam dan membiarkan temannya itu melancarkan aksinya. Tak lama seorang om pun ditemukan. Ketie datang men! ghampiri dua temannya, "dia mintanya 5 juta". "Minta 15, ya mentok-mentok 10lah," ujar Stella tenang.

Negosiasi lancar, di toilet khusus orang cacat di mal tersebut hilanglah keperawanan Ketie demi sejumlah uang yang akan digunakan untuk membeli handphone kamera dan baju-baju cantik demi pergaulan. Tak hanya dirayakan dengan belanja habis-habisan. Pulang dari mal, dengan muka bahagia Ketie yang duduk di kursi belakang mobil melepas BH nya. Lewat jendela mobil yang sedang berjalan di tengah jalan raya Ketie mengeluarkan badannya, melambai-lamaikan BH nya dan melemparkannya ke mobil belakang yang kebetulan diisi om-om. Tentu saja si om kegirangan melihat aksi tersebut. "Fenomena remaja kini mudah terpengaruh sama trend. Nah untuk menenuhi kebutuhan itu mereka masih tergantung sama orang tua. Nggak mungkin semua kebutuhan tren itu minta sama orang tua, makanya biasanya mereka terjerumus dalam hal-ha! l yang nggak bener," ujar Hanny Saputra sang sutradara beralasan tentang adegan-adegan nakal di filmnya. Makin Tidak Halus Semakin ke belakang film ini tak semakin halus lagi. Ketie yang sudah resmi tak perawan semakin giat mencari pelanggan di usianya yang 16 tahun. Dia baru sedikit terhenyak ketika seorang om-om melakukan kesalahan. Kepada Biyan ia mengadu. "Aduh. Om itu. om itu..,". Adegan dipotong sampai disitu, menurut sang sutradara harusnya kata-kata selanjutnya adalah, "om itu keluar di dalam". Namun kata-kata tersebut tak lolos di LSF. Hanny sebenarnya mengaku berat menerima putusan LSF karena niatnya memperlihatkan keliaran remaja menjadi kurang tergambarkan dengan baik. Usai kata-kata tadi, temannya Stella menyambut dengan tawa. "Gitu aja pusing, minum obat peluntur, terus loncat loncat aja,"ujar Stella santai. Lalu, loncat-loncatlah Ketie di kamar mandi sekolahnya yang sempit demi menghindari kehamilan. Tema seks sangat kental dalam film ini. Tapi maksud dan tujuannya tidak jelas. Semata-mata hanya ingin menunjukan potret remaja sekarang yang demi uang dan gaya hidup rela mengorbankan harga diri. Sekolah sebagai embaga pendidikan pun sepertinya diabaikan. Berangkat kesekolah dengan rok super mini dan kancing yang terbuka sampai dada merupakan hal yang lumrah di sekolah antah berantah dalam film ini. Belum lagi tindikan dan tatto yang sudah dianggap sebagai asesoris sehari- ari. Ada pula adegan dimana ketika ingin memamerkan tatonya, para siswi tak malu membuka bagian belakang roknya di depan kelas dan memamerkan tato tersebut kepada semua temannya dari jarak dekat. Pelajaran "bergaul" yang dipaparkan dalam film ini memang sangat lengkap. Selain rokok slim yang tak pernah lepas dari tangan para tokoh dan minuman keras yang menjadi penghias tetap film, kata-kata kasar juga hal yang sangat biasa. Tak terhitung berapa kali penggunaan kata "A****", "F***", "S***" dan kata-kata makian gaya barat lainnya.

Semua karakter dalam film Virgin juga dipukul rata, menjadikan seks sebagai tema utama. Dalam suatu adegan tampil Ari Sihasale sebagai sutradara. Ketika harus memainkan adegan low scene, sang aktris tampak kaku. Ale sang sutradara dengan kesal berteriak. "Gimana sih, kayak nggak pernah ML aja, kaya nggak pernah ciuman." Bukannya kesal sang aktris menjawab," habis mulutnya bau om". Lihat pula dialog berikut hingga perlu untuk memunculkan pertanyaan. Seperti inikah profil remaja saat ini? Sebuah botol diputar, yang ditunjuk oleh botol harus melepas pakaiannya. Ketika sudah mencapai puncak, melepas pakaian sepertinya mulai membosankan untuk mereka. Taruhan pun digandakan berkali-kali lipat. "Lo pilih SP (oral sex) atau bugil," tantang Luna pada Stella. "Tanggung! ML aja sekalian," jawab Stella tak mau kalah. "Okey dua orang," Luna menjawab lagi. "Tiga sekalian," Stella menutup bursa taruhan. Setelah botol menunjuk sang korban, para lelaki yang ada di lokasi pun menggila. Sang korban langsung dibawa masuk ke sebuah mobil untuk membayar taruhannya tersebut. Tidak Memberi Pelajaran Penggambaran emosi yang cepat berubah dalam film ini cukup sering. Usai ditimpai kemalangan tak perlu banyak waktu untuk mengembalikan mood ereka, uang atau pesta saja sudah cukup membuat senang. Waduh! "Remaja memang gitu. Agak bias antara kepedihan dan kesenangan dan kemudaan, mereka gampang berubah," jelas sutradara Hanny Saputra. Film yang lolos dengan label dewasa ini agaknya sudah lari dari niat memberi pelajaran bagi para remaja. Belajar bagaimana bergaul yang buruk. Belajar bagaimana berpakaian yang buruk di sekolah maupun di luar sekolah, belajar menggunakan kata-kata kasar, dan belajar mengikuti kehidupan barat yang bahkan lebih barat dari aslinya. Tak pantas rasanya jika film ini mengklaim sebagai gambaran remaja Jakarta. Apalagi sutradara Hanny Saputra mengakui kalau ia hanya melakukan riset selama dua minggu, itupun hanya di kawasan parkiran Senayan saja. dari detik.com in every second of life there
Masa remaja adalah masa yang tak pernah terlupakan,dan merupakan masa yang paling indah.Jika masa itu terlewatkan maka ia akan merasa rugi setidaknya begitulah kata anak-anak remaja sekarang ini.Karna ingin mendapatkan kesenangan di masa remaja,banyak anak-anak remaja mengorbankan uangnya hanya untuk sekedar berfoyafoya merusak dirinya karna tingginya perasaan ingin tau serta dorongan dari temantemannya dan yang paling menyedihkan mereka tidak menyadari betapa sakitnya orangtuanya mencari nafkah hanya untuk anak-anaknya.Tapi,banyak juga remja yang menyadari hal itu. Permasalahannya disini"Bagaimana moral remqaja pada masa kini?"Apakah moral remaja masa kini itu dilarang oleh agama,atau malah diperbolehkan oleh agama?Banyak sekali kritikan yang datang dari ahli-ahli agama,terutama masalah pacaran.Ahli agama mengatakan bahwa perilaku remaja sekarang ini melanggar norma-norma yang ada di

kalangan masyarakat.Hal itu dikatakan karena tidak sedikit remaja yang berpelukan,berpegangan bahkan berciuman di depan umum.Hal tersebutlah yang sangat dilarang oleh agama.Seharusnya mereka jangan melakukan itu.Kebanyakan moral remaja sekarang ini rusak.Kenapa demikian?Karna,tidak sedikit pelajar SLTP sudah merokok bukan hanya SLTP,SMA,bahkan SD juga sudah melakukan kegiatan itu,bukan cuma itu saja tapi sudah ada yang memakai ganja. Seorang gadis yang harusnya menjaga keperawnannya(maaf cakap)sekarang sudah banyak yang tidak perawan.Pelajar yang harusnya pergi ke sekolah malah keluyuran di jalan umum,uang sekolah yang harusnya dibayar malah dihabiskan sendiri hanya untuk bersenang-senang.Mereka tidak menyadari betapa sulitnya orangtyuanya mencari nafkah.Hanya demi anaknya ia rela menahan perutnya yang lapar,menahan sakitnya mencari uang.Apakah mereka sadar akan hal itu?semoga saja. Saya Nur Aliah setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). . CATATAN: Artikel-artikel yang muncul di sini akan tetap di pertanggungjawabkan oleh penulis-penulis artikel masing-masing dan belum tentu mencerminkan sikap, pendapat atau kepercayaan Pendidikan Network.

Setiap anak remaja selalu mengalami proses mencari jati diri seiring dengan meningkatnya perkembangan mereka, dan sebagai masa transisi dari remaja menuju dewasa. Proses mencari jati diri atau identitas diri ini, bukanlah hal yang mudah bagi anak remaja, sebab sering kali mereka dihadapi hal-hal atau kondisi yang sulit dipahami, sehingga tidak jarang mereka mengalami krisis identitas diri. Dan peningkatan hormon yang dapat membuat mereka merasa takut, cemas, bingung, pendiam, moody akan semakin mempersulit proses ini. Maka dibutuhkan peran orang tua untuk lebih bersabar dan aktif dalam berkomunikasi dalam usaha membantu remaja menemukan identitasnya. Sebab lingkungan pergaulan yang buruk, artikel remaja yang tidak berkualitas, komunikasi dengan keluarga yang buruk akan menjerumuskan anak remaja dalam identitas diri yang salah. Berbagai macam cara yang biasanya dilakukan anak remaja dalam mencari jati diri, diantaranya sebagai berikut:

Mencari referensi dari berbagai media massa atau elektronik seperti koran, tabloid, majalah remaja, dan internet tentang artikel remaja. Hal ini sering dilakukan oleh remaja yang memiliki kegemaran membaca, atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Melalui pergaulan dengan teman sebaya. Biasanya remaja lebih nyaman bila bertukar pendapat dengan teman dekat dibandingkan keluarganya. Sebab waktu mereka sebagian besar berada dalam lingkungan sosialisasi tersebut, misalnya teman sekolah. Biasanya mereka akan mengidentitaskan diri dengan sekelompok teman yang lain, dan tidak ingin berhubungan dengan orang lain yang tidak memiliki pengaruh atau karakter yang menarik bagi dirinya. Melalui suatu simbol yang dapat mencerminkan status mereka. Seperti hanya mau menggunakan pakaian, sepatu, tas yang bermerek, seperti Gosh, Roxy, Billabong, Nike, Adidas, Volcom, Ripcurl dan lain sebagainya. Mereka akan membangun kebanggaan diri dengan mengidentitaskan diri dalam suatu bentuk kelompok tertentu. Adapun anak remaja mencari identitas diri dengan berprilaku menyimpang atau suatu bentuk kenakalan. Biasanya dimulai dengan adanya pengakuan dan penerimaan dirinya dalam suatu kelompok pergaulan yang salah. Biasanya mereka melakukan beberapa hal kenikmatan sementara yang merugikan, dan hal ini biasanya dilakukan orang dewasa, seperti konsumsi narkoba atau minuman beralkohol, seks bebas, dan merokok. Mereka kadang pula melakukan pemberontakan sebagai isyarat bahwa mereka ingin dianggap lebih dewasa. Kadang pemberontakan juga sebagai pemisah dari bayangan identitas dan karakter orang tua terhadap dirinya, untuk mendapat pengakuan dari temanteman di lingkungan pergaulannya. Mengidolakan dan meniru seseorang. Kadang mereka mngidentitaskan diri dengan berekperimen atau meniru karakter dari orang lain, seperti selebritis, penyanyi idola mereka, atau figur yang menarik dan terkenal lainnya. Tetapi jika hal ini dilakukan terus menerus, maka anak akan kehilangan jati dirinya.

Tagged with: mencari jati diri

Memahami Bahasa Tubuh Pria Saat Kencan


04.22.2011 by Public Relation in Cinta Dan Remaja No Comments

Jenis komunikasi yang paling mendominasi ketika kita berinteraksi dengan orang lain adalah komunikasi non-verbal atau yang sering disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh merupakan gerak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah dan gerakan mata yang memiliki arti dan memberi sinyal-sinyal pesan tertentu.

Demikian pula saat kita sedang melakukan kencan, hampir 60% didominasi oleh komunikasi non-verbal. Terutama bila teman kencan kita merupakan pria dewasa yang tidak mampu menyampaikan tentang apa yang mereka rasakan dan pikirkan secara eksplisit. Maka untuk membantu kaum wanita dalam memahami apa yang mereka inginkan dan sampaikan dapat dibaca dari bahasa tubuh pria tersebut. Berikut merupakan beberapa tanda gerak tubuh atau bahasa tubuh yang sering dilakukan oleh pria dewasa dalam berkencan. Perhatikan gerakan mata pria dewasa saat berkencan. Mata sering kali menjadi indikator apakah pria tersebut tertarik dengan teman kencan. Bila mata mereka begitu berbinar dan memperhatikan kita dengan seksama artinya pria tersebut tertarik pada Anda. Sedangkan bila mata tampak berkeliling dan mengawasi sekitar kita, ketika melakukan pembicaraan, maka segera ganti topik pembicaraan sebab dia sedang mengalami kebosanan. Bila pria dewasa menyilangkan tangannya dan meletakkan di area dadanya, saat melakukan pembicaraan dengan Anda. Hal ini merupakan tanda respon negatif dari pria tersebut terhadap teman kencannya. Seperti menjelaskan bahwa dia sedang memikirkan orang lain. Atau sebagai cara terbaik dalam menyampaikan pesan bahwa dia bosan dengan Anda. Seorang pria dewasa akan lebih condong kearah teman kencannya, bila dia merasa tertarik. Misalnya jari kaki yang mengarah ke posisi Anda. Tetapi bila jari kakinya saling berhadapan, berarti pria tersebut sedang mengalami kegelisahan atau sedang merasa malu. Bila dia selalu tersenyum dengan tulang pipi terangkat selama kencan berlangsung, merupakan bahasa tubuh yang berarti dia menyukai Anda meskipun masih ragu-ragu atau takut terlalu dini dalam mengungkapkan perasaannya. Sedangkan pria yang saat berkencan tersenyum dengan menyunggingkan bibir, dapat diartikan jika pria tersebut sombong, dan tersenyum tidak tulus. Jika pria dalam berkencan memiliki kebiasaan memasukkan tangan dalam saku celananya, berarti dia merupakan tipe pria yang kurang percaya diri dan sedang gelisah. Kegelisahan juga dapat dilihat dari cara duduk yang tidak bisa tenang. Bila selama berkencan pria tersebut sering memegang kepala dengan kedua tangannya, merupakan bahasa tubuh yang mengungkapkan bahwa dia sedang bingung, dan menganggap teman kencannya akan membuat dia gila.

Tagged with: bahasa tubuh Previous Entries

Pusat Remaja

Selamat Datang Di PusatRemaja.Com. Semoga web ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para remaja. Happy Browsing .. There are 107Posts and 150Comments.

Top of Form

To search,

Search

Bottom of Form

Categori

BeriTa Utama (5) Cinta Dan Remaja (27) Fashion (18) Hobby Saya (4) Jaga Kesehatan (1) Liburan Holyday (1) Remaja Dan Kegemaran (10) Remaja Dan Kesehatan (3) Remaja Dan Kriminalitas (5) Remaja Dan Orangtua (3) Remaja Dan Organisasi (4) Remaja Dan Prestasi (8) Selamat Datang (3) Seputar Kampus (15)

Kuliah Di Luar Negri (8) Program Studi Kuliah (6)

Artikel Terbaru

Mencari Jati Diri Memahami Bahasa Tubuh Pria Saat Kencan Baju Apa Yang Harus Dipakai Saat Kencan Pertama? Kencan Buta Ups, Dia Tidak Secantik Fotonya.. So? 5 Hal Yang Tidak Boleh Dikatakan Saat Kencan Buta Situs Kencan Online Dapatkah Dipercaya? 5 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Kencan Pertama Perawatan Rambut Rontok Tips Merias Mata Pertimbangan Membeli Kacamata Untuk Wanita Memilih Alas Bedak Meluruskan Rambut

Proses Pewarnaan Rambut Merancang Pesta Ulang Tahun Tips Memilih Lembaga Bimbingan Belajar

Kenakalan Remaja

Trend Remaja

Pergaulan Remaja

Prestasi Remaja

Archives

April 2011 Maret 2011 Februari 2011 Januari 2011 Desember 2010 November 2010 Oktober 2010 September 2010 Maret 2010 Februari 2010 Mei 2009 April 2009 Maret 2009 Februari 2009 Januari 2009 Oktober 2008 Januari 2008

Meta

Daftar Masuk log Valid XHTML XFN WordPress

Recent Post

Mencari Jati Diri Memahami Bahasa Tubuh Pria Saat Kencan Baju Apa Yang Harus Dipakai Saat Kencan Pertama? Kencan Buta Ups, Dia Tidak Secantik Fotonya.. So? 5 Hal Yang Tidak Boleh Dikatakan Saat Kencan Buta Situs Kencan Online Dapatkah Dipercaya? 5 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Kencan Pertama

Perawatan Rambut Rontok Tips Merias Mata Pertimbangan Membeli Kacamata Untuk Wanita

Pusat Remaja.Com 2005 - 2011 All Rights Reserved. Using PusatRemaja.com 3.0.4. Valid CSS and XHTML 40 queries. 0,602 seconds. Entries (RSS) and Comments (RSS) PusatRemaja.Com Theme made by Creative Orang'E Close [x]

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

[sunting] Definisi
Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif.[rujukan?] Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anakMenurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan

13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 15 tahun masa remaja awal, 15 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 21tahun masa remaja akhir.

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 12 tahun, masa remaja awal 12 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Artikel bertopik manusia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Remaja"
Remaja
Remaja Kelompok Yang Perlu Dipahami

Remaja sebagai manusia berpotensi Remaja. Kata itu menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya dunia tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Sekarang kelompok remaja adalah manusia yang mempunyai potensi. Remaja kelompok yang mempunyai vitalitas, semangat priorita, harapan penerus generasi. Generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur. Untuk itu perlu diciptakan iklim yang sehat sehingga memungkinkan kreativitas generasi muda berkembang secara wajar dan bertanggung jawab. Segi pendekatannya melalui pendidikan formal, non formal, atau pun informal; di luar maupun di dalam sekolah. Sebagai contoh kecil usaha melibatkan generasi muda dalam pembangunan adalah pengikutsertaan masa remaja dalam pendidikan politik yang kongkritnya nampak dilakukan dalam banyak kegiatan kampanye pemilu 1982.

Usaha-usaha untuk mengerti dan memahami remaja Usaha-usaha untuk mengerti dan memahami remaja yaitu dengan mengetahui dan mnegerti tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, khususnya dalam mengantar remaja menuju kematangan psikis dan kematangan sosialnya. Ikhtisar hal-hal yang perlu dimengerti dan dipahami Rentangan usia dan ciri-ciri remaja; Sebelum seseorang disebut remaja yaitu ambang pintu masa remaja yang sering dikenal dengan sebutan pubertas dengan aneka keunikannya. Ciri-cirinya penuh dengan badai dan topan , perasaan yang penuh gejolak dan peka terhadap rangsang-rangsang negatif. G. Stanley Hall,mengatakan bahwa masa ini disebut sebagai masa yang penuh dengan strom and stress. Kemudian ciri-ciri remaja akhir adalah suatu masa indah dalam kehidupannya. Young men and Young women ini menghiasi hdup mereka dengan kisah cinta yang tidak jarang menghanyutkan. Pertumbuhan jasmani remaja awal sedmikian cepat terjadi ketidakseimbangan berbagai anggota badan, sehingga seringkali mereka nampak mengalami ketidakseimbangan badan dan ketidakseimbangan gerak. Selanjutnya pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkmebangan perilaku seksual diketahui telah mengalami sejarah yang cukup panjang. Rentang usia dan ciri-ciri remaja Elizabeth B Hurlock jika dibagi berdasarkan bentuk-bentuk dan pola-pola perilaku yang nampak khas bagi usia-usia, maka kematangan kehidupan terdiri atas 11 masa yaitu: 1. prenatal: saat konsepsi sampai lahir. 2. masa neonatus: lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir. 3. masa bayi: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. 4. masa kanak-kanak awal: dua tahun sampai enam tahun. 5. masa anak-anak akhir: 6 tahun sampai dengan 10-11 tahun. 6. masa pubertas/preadolescence: 10-12 tahun sampai dengan 13-14 tahun. 7. masa remaja awal: 13-14 tahun sampai dengan 17 tahun. 8. masa remaja akhir: 17 tahun sampai dengan 21 tahun. 9. masa dewasa awal: 20 tahun sampai dengan 40 tahun. 10.masa setengah baya: 40 tahun sampai dengan 60 tahun. 11.masa tua: 60 tahun sampai dengan meninggal. Ciri-ciri penting periode pubertas Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa anak-anak danremaja, disebut kanankanak tidak tepat disebut dewasa juga tidak. Ada beberapa ciri yang bersangkutan dengan pertumbuhan danperkembangan biologis dan psikologis. Ciri-ciri primer: Bagi wanita ditandai dengan haid pertama (menarche) yang disertai pelbagai perasaan tak enak bagi yang mengalaminya. Bagi pria ditandai oleh mimpi polusi (mimpi basah) atau dikenal dengan sebutan nocturnal emmisions. Ciri-ciri seks sekunder: Bagi wanita pinggulnya membesar dan membulat, buah dada semakin nampak menonjol, tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, ketiak, lengan, dan kaki. Ada perubahan suara dar suara anak-anak menjadi lebih merdu

(melodious), kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat, kulit menjadi lebih kasar dibanding kulit anak-anak. Bagi pria otot-otot tubuh , dada, lengan, paha dan kaki tumbuh kuat, tumbuhnya rambut di daerah alat kelamin, betis dan kadang-kadang dada; terjadi perubahan suara yaitu nada pecah dan suara merendah hingga sampai akhir masa remaja, volume suara turun satu oktaf, aktifnya kelenjarkelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar ini menghasilkan keringat yang banyak walaupun remaja tersebut bergerak sedikit saja. Pada usia 11-12 tahun wnaita lebih cepat tumbuh dibanding pria sehingga secara tidak sadar si puber sering merasa iri hati terhadap si puber wanita. Inilah sebabnya sering ada puber pria yang menjauhi bahkan bermusuhan dengan puber wanita pada usia ini, istilahnya sex antagonisme. Akan tetapi dalam pertumbuhan tubuh kekar maka mulailah timbul saling tertarik antara 2 jenis kelamin ini. Hal yang demikian dipengaruhi oleh daya tarik seksuil atau sex appeal. Setelah melewati masa pubertasnya sip uber ini akan memasuki masa remaja awal yang ditandai dengan ketidakstabilan kedaan perasaan dan emosinya, dalam bekerja ia tiba-tiba bersemangat sekali namun bisa juga kelihatan lesu sekali, dalam hal sikap dan moralnya terutama menonjol menjelang akhir remaja awal (15-17 tahun). Ada dorngan-dorngan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu sheingga kadng-kadang dinilai oleh masayarakat tidak sopan, dalam hal kemampuan mental dan kecerdasan mulai sempurna. Kesempurnaan mengambil kesimpulan dan informasi abstrak mulai pada usia 14 tahun. Akibatnya si remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal tetapi dengan alasan yang masuk akal remaja cenderung mengikuti pemikiran orang dewasa. Hal status remaja awal sangat sulit ditentukan bahkan membingungkan. Perlakuan yang diberikan orang dewasa kepada remaja awal sering berganti-ganti. Ada keraguan orang dewasa untuk memberi tanggung jawab kepada remaja dengan dalih merasa masih anak-anak tetapi pada lain kesempatan si remaj awal sering mendapat teguran sebagai orang yang sudah besar jika remaja awal bertingkah laku yang kekanakkanakan. Akibatnya si remaja awalpun mendapat sumber kebingungan dan menambah masalahnya. Setelah masa remaja awal berakhir si remaja awal ini akan menghadapi masa remaja akhir yang ditandai dengan stabilitas yang mulai meningkat, citra diri dan sikap pandangan yang lebih realistis, menghadapi masalahnya secara lebih matang dan perasaan yang lebih tenang. Inilah sedikit hal yang perlu diketahui untuk memahami remaja. )

AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA BAB I PENDAHULUAN A. Kata Pengantar Keberhasilan Rasulullah Saw dalam menyebarkan agama Islam benar-benar mengagumkan. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun beliau berhasil mengubah masyarakat jahiliah yang sangat dekaden menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi dan sangat disegani bangsa-bangsa di sekitarnya. Beliau berhasil menegakkan suatu negara yang oleh sosiolog modern seperti Robert M. Bella diakui sebagai negara yang boleh disebut sebagai negara modern. Konstitusinya yang dikenal dengan Piagam Madinah (Al-Shahifah Al-Madinah) dipandang oleh Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid) mirip dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur suatu masyarakat majemuk. Kemudian, tidak lebih dari 200 tahun bangsa Arab telah menjadi satu-satunya super power di dunia saat itu, tidak saja dalam bidang politik, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga abad 18, karya-karya kaum Muslim zaman Abbasiah dipelajari dan dijadikan referensi di berbagai perguruan tinggi Eropa. Oleh karena itu, para sejarawan dan ahli-ahli dalam berbagai disiplin ilmu, baik dari kalangan Islam sendiri maupun dari luar Islam, terus-menerus mempelajari sejarah hidup Rasulullah saw. Mereka yakin, di dalam dakwah Rasulullah saw., terdapat kunci-kunci sukses yang dapat diteladani dan direaktualisasikan di zaman modern. Dengan semangat seperti itulah tulisan ini disajikan. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini secara garis besar rumusan masalahnya adalah :

a. Apakah pengertian mora dan akhlaq (etika) ? b. Bagaimanakah cara untuk membangunan moral dan akhlak bangsa ? c. Kenapa memperbaiki diri sendiri lebih diutamakan dari pada memperbaiki sistem yang ada ? d. Seberapa pentingkah akhlakul karimah dalam kehidupan modern dan makna amanah dalam konteks akhlak bangsa ? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Moral dan Akhlak (etika) Moral adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar. Sedangkan akhlak ialah seperangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap alam lingkungannya. Menurut Al-Ghazali : Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika). Dimana-mana setiap kesempatan dan situasional orang berbicara tentang etika. Memang etika ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Etika adalah sistem daripada prinsip-prinsip moral tentang baik dan buruk. Baik dan buruk terhadap tindakan dan atau perilaku. Ethics dapat berupa etika (etik), yaitu berasal dari dalam diri sendiri (hati nurani) yang timbul bukan karena keterpaksaan, akan tetapi didasarkan pada ethos dan esprit, jiwa dan semangat. Ethics dapat juga berupa etiket, yaitu berasal dari luar diri (menyenangkan orang lain), timbul karena rasa keterpaksaan didasarkan pada norma, kaidah dan ketentuan. Etika dapat juga berarti tata susila (kesusilaan) dan tata sopan santun (kesopanan) dalam pergaulan hidup sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, pemerintahan, berbangsa dan bernegara. Dalam kelompok tertentu misalnya memiliki kode etik, rule of conduct, misalnya

students of conduct, kode etik kedokteran, dan atau kode etik masing-masing sesuai dengan profesinya. Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlaknya. Kesusilaan berasal dari ethos dan esprit yang ada dalam hati nurani. Sanksi yang melanggar kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri seperti penyesalan, keresahan dan lain-lain. Kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul karena ingin menyenangkan orang lain, pihak luar, dalam pergaulan sehari-hari, bermasyarakat, berpemerintahan dan lain-lain. Kesopanan dasarnya adalah kepantasan, kepatutan, kebiasaan, kepedulian, kesenonohan yang berlaku dalam pergaulan (masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara). Kesopanan dititik beratkan kepada sikap lahiriah setiap subyek pelakunya, demi ketertiban dan kehidupan masyarakat dalam pergaulan. Sanksi terhadap pelanggaran kesopanan adalah mendapat celaan di tengah-tengah masyarakat lingkungan dimana ia berada, misalnya dikucilkan dalam pergaulan. Apabila kita berbicara tentang etika ini, maka akan kita temukan beberapa pengertian antara lain : a. Etika : sistem daripada prinsip-prinsip moral, dapat juga berarti rules of conduct, kode sosial (social code), etika kehidupan. Dapat juga berarti ilmu pengetahuan tentang moral atau cabang filsafat. b. Ethos (jiwa) : karakteristik dari masyarakat tertentu atau kebudayaan tertentu. c. Esprit (semangat) : semangat dcorps, loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok, masyarakat, pemerintah dan lain-lain. d. Rule (ketentuan, peraturan) : ketentuan-ketentuan dalam kebiasaan pergaulan masyarakat yang memberi pedoman atau pengawasan atau kegiatan tentang benar dan salah. e. Norma : merupakan standar, pola, patokan, ukuran, kriteria yang mantap dari masyarakat atau pemerintah. f. Moral : prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar. B. Pembangunan Moral dan Akhlak Bangsa

Keberhasilan dan kegagalan suatu negara terletak pada sikap dan prilaku dari seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, DPR (wakil rakyat), pengusaha, penegak hukum dan masyarakat. Apabila moral etik dijunjung oleh bangsa kita maka tatanan kehidupan bangsa tersebut akan mengarah pada kepastian masa depan yang baik, dan apabila sebaliknya maka keterpurukan dan kemungkinan dari termarjinalisasi oleh lingkungan bangsa lain akan terjadi. Bangsa kita terlalu terkonsentrasi dengan teori politik dan teori kehidupan yang berkiblat pada dunia barat dan timur saat membangun masyarakat. Bahkan kecenderungan untuk meninggalkan identitas timur religius lebih kentara. Di era 1950 - 1960 an negara kita berganti-ganti haluan politik seperti liberalisme, capitalisme komunisme dan nasionalis agama (nasakom) pernah dilalui dengan menggunakan pola trycle and error, sehingga mengalami keterlambatan sikap karena sering berganti pola politik yang pada akhirnya kita mengalami keterpurukan dan mendapat label negara terburuk baik di level regional, Asia maupun dunia. Hal ini terjadi diseluruh aspek kehidupan; di dunia politik, ekonomi, sosial, budaya dan sistem penegakan hukum. Selama ini pembangunan nasional meliputi bidang agama, sebagai buktinya secara kuantitatif dan formalitas tempat ibadah kita dan seremoni keagamaan kita tampak ramai. Namun krisis moral terjadi sampai kini, disinilah sebuah tantangan bagi pemerintah dan pemuka agama, formalitas vs realitas. Jalan keluarnya adalah bahwa kini harus mempunyai orientasi berbeda dengan sebelumnya. Kalau masa lalu seluruh bentuk pembangunan, termasuk bidang agama, berorientasi pada monoloyalitas politik, kini tentu harus diubah total. Orientasinya hendaknya untuk memperbaiki moralitas bangsa kita dan untuk memberdayakan masyarakat pemeluknya untuk hidup aman (hasanah) di dunia dan di akhirat kelak. Dengan demikian maka perbaikan masa depan bangsa harus dimulai dengan perbaikan etika moral yang berlandaskan agama, karena identitas bangsa kita adalah identitas timur yang religius dimana hampir seluruh agama yang terlahir di dunia ini semua berasal dari dunia timur; agama Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto berikut seluruh sektenya. Terutama harus dimulai dari perilaku para pemimpin bangsa, karena perilaku masyarakat pada umumnya seperti lokomotif dan gerbong, alurnya dari bawah hingga tingkat atas berjalan estafet mengikuti arah dan stratifikasi sosial yang ada.

Etika berkuasa menurut Al-Ghazali Seperti hikmah-hikmah yang diungkapkan Imam Al-Ghazali tentang perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya : "Jika penguasa korup, maka korupsi akan menjadi trend dikalangan para pengikutnya. Keruntuhan dan kemakmuran suatu bangsa sangat bergantung pada perilaku dan etika berkuasa pemimpinnya". "Agama dan kekuasaan adalah saudara kembar seperti dua orang bersaudara yang dilahirkan dari satu perut yang sama Oleh karena itu wajib bagi seorang penguasa untuk menyempurnakan agamanya dan menjauhkan hawa nafsu, bid'ah, kemungkaran, keraguraguan dan setiap hal yang mengurangi kesempurnaan syariat". "sesungguhnya tabi'at rakyat merupakan tabi'at dari para penguasa". Orang-orang awam melakukan perbuatan yang merusak karena mengikuti perbuatan para pembesar, mereka meneladani dan mencontoh tabiat para pembesar, seperti yang terjadi pada sejarah al-Wahid bin Abdul Malik dari keturunan bani Umayyah memiliki kegemaran terhadap bangunan dan pertanian, maka dengan serta merta rakyat dan bangsanya turut meneladani, tetapi ketika Sulaiman bin Abdul Malik kegemarannya makan, jalan-jalan dan memperturutkankan syahwat maka seluruh rakyatnya meneladani dan mengikutinya. Jadi benang merah pembentukan masyarakat bangsa dan Negara berkehendak membentuk tatanan kehidupan yang memiliki etika moral yang berlandaskan agama adalah harus diawali dengan penataan kepemimpinan yang bersifat komprehensif, tidak saja presidenya akan tetapi seluruh komponen kepemimpinan; wakil rakyat, penegak hukum, pemegang kekuasaan di bidang perekonomian, pendidikan dan seluruh unsur birokrasi pelayanan rakyat harus ditata kembali. Pemimpin negara, wakil rakyat dan seluruh pemegang kekusaan dari gubernur sampai ke tingkat pemerintahan dan tokoh masyarakat etika dan moralnya harus merujuk kepada agama. Tidak ada lagi pemimpin yang dzalim kepada rakyat, bangsa dan negaranya. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan dari Umar : " Sesungguhnya ketika Allah menurunkan Adam ke bumi, diwahyukan kepadanya empat perkataan,. Allah berfirman , Wahai Adam, Ilmumu dan Ilmu keturunanmu terdapat dalam empat perkataan, yaitu satu perkataan untuk-Ku, satu perkataan untukmu, satu perkataan antara Aku dan engkau, serta satu perkataan antara engkau dan manusia; Perkataan untuku adalah sembahlah Aku dan jangan menyekutukan Aku, Perkataan untukmu adalah

Aku akan menyelamatkanmu dengan ilmumu, Perkataan antara engkau dan Aku adalah engkau berdoa dan Aku yang akan mengabulkan, perkataan antara engkau dan manusia adalah berbuat adil dalam urusan mereka, dan berbuat adil lah diantara mereka ". Ibnu Qatadah berkata : Kedzaliman ada tiga jenis : Kedzaliman yang tidak ada ampunan bagi pelakunya, kedzaliman yang tidak terus menerus, dan kedzaliman yang terdapat ampunan bagi pelakunya; Kedzaliman yang tidak ada ampunan bagi pelakunya adalah menyekutukan Allah, kedzaliman yang tidak terus menerus adalah kedzaliman yang dilakukan sebagian manusia kepada sebagian lainnya. Sedangkan kedzaliman yang terdapat ampunan adalah kedzaliman manusia atas dirinya karena melakukan perbuatan dosa, kemudian ia bertobat dan kembali kepada rabbnya. Allah akan mengampuni orang itu karena rahmat-Nya, dan memasukannya ke surga dengan karunianya. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama-agama. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat dan penyelenggara negara dan terbangunnya harmoni sosial guna mempererat persatuan dan kesatuan nasional. Hal ini karena berkeyakinan bahwa pengembangan pribadi, watak dan akhlak mulia selain dilakukan oleh lembaga pendidikan formal, juga oleh keluarga, lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan serta tempat-tempat ibadah. C. Memperbaiki Diri Sebelum Memperbaiki Sistem Di antara prioritas yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem dan institusi. Yang paling tepat ialah apabila kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh Al Qur'an yang berkaitan dengan perbaikan diri ini; yaitu: "...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (QS. Ar-Ra'd: 11) Inilah sebenarnya yang menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan pembinaan sosial. Yaitu usaha yang dimulai dari individu, yang menjadi fondasi bangunan

secara menyeluruh. Karena kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah bangunan yang selamat dan kokoh kalau batu-batu fondasinya keropos dan rusak. Individu manusia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang sempurna harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang berkaitan dengan diri manusia. Sejak badai krisis multi dimensi merasuki bangsa Indonesia, secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga secara realitas kita seperti kehilangan visi dan misi atau arah keberadaannya. Fenomena kekerasan yang terkadang dibumbui sentimen agama, maraknya Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) dan cara penyelesaian segala persoalan yang pragmatis, menjadi pemandangan yang kontras dengan nilai-nilai keberagamaan bangsa yang konon tersohor di mata dunia akan kerukunan dan toleransinya. Lalu mengapa dengan cepat sekarang ini bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang bercitra negatif? Krisis multi dimensi tidak segera lepas seperti negara lain yang mengalami nasib sama, sebab utamanya adalah karena mengingkari aspek spiritualitas dan religiusitas sebagai ciri dan kekayaan bangsa kita yang konon pluralis dalam agama dan kepercayaan yang adalah sumber dan asal-usul dari spiritualitas. Spritualitas dan religiusitas merupakan buahbuah atau rohnya umat beriman, dan jika tidak demikian niscaya umat beragama akan kehilangan jati diri keberimanannya, yang akhirnya akan jatuh pada aspek lahiriah yang berbaju formalitas, hirarkis, ritualis dan apologetis. Semua ini tentu saja jauh dari apa yang disebut agama sebagai pemberi inspirasi dan transubstansi yang kontekstual. Lembaga pendidikan di segala tingkat sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas SDM yang mengajarkan pendidikan keagamaan, selama ini belum mampu menjadi oase spritualitas karena metode pendidikan keberagamaan disampaikan seperti bidang studi lain, yang menekankan pengajaran dan transfer iptek dengan segala sistem dogmatika kurikulumnya. Sehingga aspek spritualitas nyaris belum tersentuh. Akibatnya peserta didik kurang respek terhadap hal-hal yang bernuansa keberagamaan, dan lambat-laun bangsa ini akan mengalami fase pemiskinan pengalaman beragama dalam entitasnya dengan kebersamaan.

Dan jika tidak segera tersolusi, maka di kemudian hari akan keropos, serta eksesnya akan menjadi bangsa dengan citra temperamental dan emosional. Dalam skala besar dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Namun jika tertangani sejak dini maka akan dapat menjadi jaminan kokohnya keutuhan bersama sebagai anak bangsa. Semakin dini peserta didik harus dicerahkan untuk melihat dan mengalami bahwa hidup bersama dibangun berdasarkan pada kenyataan terutama dari aspek spritualitas. Berdasarkan itulah kebenaran, kejujuran, dan kedamaian tumbuh dan berkembang subur. Sesungguhnya keberagamaan mempunyai kemampuan luar biasa atau mukjizat untuk memberi kontribusi guna memecahkan persoalan apapun yang dialami bangsa atau umat manusia, sejauh para pemeluknya dapat memberdayakannya. Kekuatan dahsyat keberagamaan yang tidak dimiliki kekuatan lain ialah berupa kekuatan spiritual dan kekuatan sosial. Sejauh ini hanya kekuatan sosial agama yang diberdayakan yang kentara bernuansa politis, sedang aspek spritualnya dimarginalkan atau dialternatifkan, yang berakibat ketidakseimbangan keberimanan terjadi dari hulu sampai ke hilir. Indikasi yang kasat mata, dimana persoalan hidup berbangsa tidak berkurang tetapi malah bertambah kuantitas dan kualitas kompleksitasnya, disamping itu para pemeluk agama berada diambang krisis spiritual dan jika dibiarkan eksesnya akan lebih dramatis dibandingkan dengan krisis-krisis lainnya. Berdasarkan akan realitas kekinian sangat tepat jika aspek spritualitas dikedepankan untuk memberi kontribusi mengatasi masalah sekarang ini. Dimana kekuatan politik, hukum, ekonomi, keamanan setelah diberi limit waktu tidak mampu mengentas apalagi menyembuhkan sakit kronis bangsa ini. Justru menjadi lahan konflik baru terutama di era otonomi daerah sekarang ini. Tidak ada jalan lain bagi bangsa ini yang memproklamirkan sebagai bangsa religius, untuk merefleksikan kembali secara bersama dan konsisten akan panggilan keberagamaannya dengan panduan para tokoh spritual. Tokoh spritual biasanya justru lahir ketika zaman dalam kondisi chaos atau krisis seperti yang kita alami. Kelahirannya lebih dapat membawa harapan solusi dari pada tokoh elit dan tokoh birokratik. Paradigma tokoh spiritual ialah pribadi beriman yang konsekwen, sistematis merefleksikan panggilan keimanan dimana doa, dan kedisiplinan menjadi nafas hidupnya. Sehingga memurnikan motivasi paritipasinya bergulat dalam ziarah hidup bersama. Atau dengan kata lain pribadi yang menjalankan prinsi-prinsip kenabian dalam situasi dan kondisi

kekinian, berani bersaksi dan bertindak atas nama kebenaran sekaligus menjadi mediator vertikal dengan Sang Pencipta maupun horisontal dngan sesama. Kemerdekaan menjadi kepribadiannya sekalipun tidak bisa tidak harus berdiri pada basis latar belakang kontekstualnya. Ia hadir sebagai agen perubahan mental dan sosial untuk memecahkan persoalan pada jamannya dan tidak pernah mengorbankan martabat manusia apapun alasannya. Tetapi kita masih harus bersabar dalam doa, karena sekalipun kondisi krisis sudah kronis belum ada tokoh spiritual yang terpanggil dan berani tampil dipentas publik. Malahan yang hadir tokoh politik, birokrat, pengusaha dan tokoh LSM yang selalu ironis dan tidak pernah bisa duduk bersama guna menyelesaikan masalah, tetapi malah saling berlawanan dan tuding-tudingan mencari pembenaran masing-masing. Realitas tersebut membenarkan asumsi bahwa religiusitas dan spiritualitas kita belum sampai pada tahap internalisasi tetapi baru formalisasi. Indikasi langsung maupun tidak langsung yang terjadi adalah prestasi kebangsaaan kita terus berada pada titik nadir. Kecuali itu paradigma hidup berbangsa menjadi bias karena tidak mempunyai model spiritualitas yang legitim bagi semua anak bangsa. Sebaliknya budaya KKN tumbuh subur, pelayanan dari negara tidak berjalan sebagaimana seharusnya, hati nurani tumpul nyaris tidak ada lagi semangat pengorbanan. Lalu narkoba, maksiat, judi, kriminalitas takhayul dan gejala destruktif lainnya dengan modus-operandi macam sindikat menjadi pemandangan sehari-hari. Sedang gejala krisis spiritualitas intern dalam keberagamaan di era globalisasi sekarang ini ialah umat beragama enggan, tabu dan tidak lagi mempercayai mukjizat sebagai kekayaan iman, tetapi malah vulgar meyakini hal-hal yang akrobatik dan spektakuler yang mudarat. Sebagai orang beriman dan berdasarkan situasi kronis yang kita alami sebagai bangsa, nihil dapat mengentas persoalan, apalagi hanya mengandalkan rasio dan akal budi kecuali terjadi mukjizat. Oleh karena itu perlu adanya pemandangan baru tentang mukjizat dari para b

kumpulan makalah
JUS II
Blog ini Di-link Dari Sini

Web Blog ini

Top of Form Bottom of Form

Di-link Dari Sini

Web

Selasa, 05 Januari 2010


AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA DALAM HUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN BERBANGSA

BAB I PENDAHULUAN
Kata Pengantar Keberhasilan Rasulullah Saw dalam menyebarkan agama Islam benarbenar mengagumkan. Hanya dalam waktu kurang dari 25 tahun beliau berhasil mengubah masyarakat jahiliah yang sangat dekaden menjadi masyarakat yang berperadaban tinggi dan sangat disegani bangsa-bangsa di sekitarnya. Beliau berhasil menegakkan suatu negara yang oleh sosiolog modern seperti Robert M. Bella diakui sebagai negara yang boleh disebut sebagai negara modern.

Konstitusinya yang dikenal dengan Piagam Madinah (Al-Shahifah AlMadinah) dipandang oleh Cak Nur (Dr. Nurcholish Madjid) mirip dengan UndangUndang Dasar 1945 yang mengatur suatu masyarakat majemuk. Kemudian, tidak lebih dari 200 tahun bangsa Arab telah menjadi satu-satunya super power di dunia saat itu, tidak saja dalam bidang politik, tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga abad 18, karya-karya kaum Muslim zaman Abbasiah dipelajari dan dijadikan referensi di berbagai perguruan tinggi Eropa. Oleh karena itu, para sejarawan dan ahli-ahli dalam berbagai disiplin ilmu, baik dari kalangan Islam sendiri maupun dari luar Islam, terus-menerus mempelajari sejarah hidup Rasulullah saw. Mereka yakin, di dalam dakwah Rasulullah saw., terdapat kunci-kunci sukses yang dapat diteladani dan direaktualisasikan di zaman modern. Dengan semangat seperti itulah tulisan ini disajikan. Rumusan Masalah Dalam makalah ini secara garis besar rumusan masalahnya adalah : Apakah pengertian mora dan akhlaq (etika) ? Bagaimanakah cara untuk membangunan moral dan akhlak bangsa ? Kenapa memperbaiki diri sendiri lebih diutamakan dari pada memperbaiki sistem yang ada ? Seberapa pentingkah akhlakul karimah dalam kehidupan modern dan makna amanah dalam konteks akhlak bangsa ? BAB II PEMBAHASAN Pengertian Moral dan Akhlak (etika) Moral adalah prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar. Sedangkan akhlak ialah seperangkat tata nilai yang bersifat samawi dan azali, yang mewarnai cara

berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap alam lingkungannya. Menurut Al-Ghazali : Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran lebih dahulu. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti, kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak berbeda pula dengan arti kata ethic (etika). Dimana-mana setiap kesempatan dan situasional orang berbicara tentang etika. Memang etika ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekkan. Etika adalah sistem daripada prinsip-prinsip moral tentang baik dan buruk. Baik dan buruk terhadap tindakan dan atau perilaku. Ethics dapat berupa etika (etik), yaitu berasal dari dalam diri sendiri (hati nurani) yang timbul bukan karena keterpaksaan, akan tetapi didasarkan pada ethos dan esprit, jiwa dan semangat. Ethics dapat juga berupa etiket, yaitu berasal dari luar diri (menyenangkan orang lain), timbul karena rasa keterpaksaan didasarkan pada norma, kaidah dan ketentuan. Etika dapat juga berarti tata susila (kesusilaan) dan tata sopan santun (kesopanan) dalam pergaulan hidup sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, pemerintahan, berbangsa dan bernegara. Dalam kelompok tertentu misalnya memiliki kode etik, rule of conduct, misalnya students of conduct, kode etik kedokteran, dan atau kode etik masing-masing sesuai dengan profesinya. Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia. Kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlaknya. Kesusilaan berasal dari ethos dan esprit yang ada dalam hati nurani. Sanksi yang melanggar kesusilaan adalah batin manusia itu sendiri seperti penyesalan, keresahan dan lain-lain. Kesopanan menyenangkan adalah orang peraturan pihak hidup luar, yang dalam timbul karena ingin

lain,

pergaulan

sehari-hari,

bermasyarakat, berpemerintahan dan lain-lain. Kesopanan dasarnya adalah

kepantasan, kepatutan, kebiasaan, kepedulian, kesenonohan yang berlaku dalam pergaulan (masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara). Kesopanan dititik beratkan kepada sikap lahiriah setiap subyek pelakunya, demi ketertiban dan kehidupan masyarakat dalam pergaulan. Sanksi terhadap pelanggaran kesopanan adalah mendapat celaan di tengah-tengah masyarakat lingkungan dimana ia berada, misalnya dikucilkan dalam pergaulan. Apabila kita berbicara tentang etika ini, maka akan kita temukan beberapa pengertian antara lain : Etika : sistem daripada prinsip-prinsip moral, dapat juga berarti rules of conduct, kode sosial (social code), etika kehidupan. Dapat juga berarti ilmu pengetahuan tentang moral atau cabang filsafat. Ethos (jiwa) : karakteristik dari masyarakat tertentu atau kebudayaan tertentu. Esprit (semangat) : semangat dcorps, loyalitas dan cinta pada kesatuan, kelompok, masyarakat, pemerintah dan lain-lain. Rule (ketentuan, peraturan) : ketentuan-ketentuan dalam kebiasaan pergaulan masyarakat yang memberi pedoman atau pengawasan atau kegiatan tentang benar dan salah. Norma : merupakan standar, pola, patokan, ukuran, kriteria yang mantap dari masyarakat atau pemerintah. Moral : prinsip-prinsip yang berhubungan dengan benar atau salah, pengertian tentang perbedaan antara salah dan benar. Pembangunan Moral dan Akhlak Bangsa Keberhasilan dan kegagalan suatu negara terletak pada sikap dan prilaku dari seluruh komponen bangsa, baik pemerintah, DPR (wakil rakyat), pengusaha, penegak hukum dan masyarakat. Apabila moral etik dijunjung oleh bangsa kita maka tatanan kehidupan bangsa tersebut akan mengarah pada kepastian masa depan yang baik, dan apabila sebaliknya maka keterpurukan dan kemungkinan dari termarjinalisasi oleh lingkungan bangsa lain akan terjadi.

Bangsa kita terlalu terkonsentrasi dengan teori politik dan teori kehidupan yang berkiblat pada dunia barat dan timur saat membangun masyarakat. Bahkan kecenderungan untuk meninggalkan identitas timur religius lebih kentara. Di era 1950 - 1960 an negara kita berganti-ganti haluan politik seperti liberalisme, capitalisme komunisme dan nasionalis agama (nasakom) pernah dilalui dengan menggunakan pola trycle and error, sehingga mengalami keterlambatan sikap karena sering berganti pola politik yang pada akhirnya kita mengalami keterpurukan dan mendapat label negara terburuk baik di level regional, Asia maupun dunia. Hal ini terjadi diseluruh aspek kehidupan; di dunia politik, ekonomi, sosial, budaya dan sistem penegakan hukum. Selama ini pembangunan nasional meliputi bidang agama, sebagai buktinya secara kuantitatif dan formalitas tempat ibadah kita dan seremoni keagamaan kita tampak ramai. Namun krisis moral terjadi sampai kini, disinilah sebuah tantangan bagi pemerintah dan pemuka agama, formalitas vs realitas. Jalan keluarnya adalah bahwa kini harus mempunyai orientasi berbeda dengan sebelumnya. Kalau masa lalu seluruh bentuk pembangunan, termasuk bidang agama, berorientasi pada monoloyalitas politik, kini tentu harus diubah total. Orientasinya hendaknya untuk memperbaiki moralitas bangsa kita dan untuk memberdayakan masyarakat pemeluknya untuk hidup aman (hasanah) di dunia dan di akhirat kelak. Dengan demikian maka perbaikan masa depan bangsa harus dimulai dengan perbaikan etika moral yang berlandaskan agama, karena identitas bangsa kita adalah identitas timur yang religius dimana hampir seluruh agama yang terlahir di dunia ini semua berasal dari dunia timur; agama Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto berikut seluruh sektenya. Terutama harus dimulai dari perilaku para pemimpin bangsa, karena perilaku masyarakat pada umumnya seperti lokomotif dan gerbong, alurnya dari bawah hingga tingkat atas berjalan estafet mengikuti arah dan stratifikasi sosial yang ada. Etika berkuasa menurut Al-Ghazali Seperti hikmah-hikmah yang diungkapkan Imam Al-Ghazali tentang perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh perilaku pimpinannya :

"Jika penguasa korup, maka korupsi akan menjadi trend dikalangan para pengikutnya. Keruntuhan dan kemakmuran suatu bangsa sangat bergantung pada perilaku dan etika berkuasa pemimpinnya". "Agama dan kekuasaan adalah saudara kembar seperti dua orang bersaudara yang dilahirkan dari satu perut yang sama Oleh karena itu wajib bagi seorang penguasa untuk menyempurnakan agamanya dan menjauhkan hawa nafsu, bid'ah, kemungkaran, keragu-raguan dan setiap hal yang mengurangi kesempurnaan syariat". "sesungguhnya tabi'at rakyat merupakan tabi'at dari para penguasa". Orang-orang awam melakukan perbuatan yang merusak karena mengikuti perbuatan para pembesar, mereka meneladani dan mencontoh tabiat para pembesar, seperti yang terjadi pada sejarah al-Wahid bin Abdul Malik dari keturunan bani Umayyah memiliki kegemaran terhadap bangunan dan pertanian, maka dengan serta merta rakyat dan bangsanya turut meneladani, tetapi ketika Sulaiman bin Abdul Malik kegemarannya makan, jalan-jalan dan memperturutkankan mengikutinya. Jadi benang merah pembentukan masyarakat bangsa dan Negara berkehendak membentuk tatanan kehidupan yang memiliki etika moral yang berlandaskan agama adalah harus diawali dengan penataan kepemimpinan yang bersifat komprehensif, tidak saja presidenya akan tetapi seluruh komponen kepemimpinan; wakil rakyat, penegak hukum, pemegang kekuasaan di bidang perekonomian, pendidikan dan seluruh unsur birokrasi pelayanan rakyat harus ditata kembali. Pemimpin negara, wakil rakyat dan seluruh pemegang kekusaan dari gubernur sampai ke tingkat pemerintahan dan tokoh masyarakat etika dan moralnya harus merujuk kepada agama. Tidak ada lagi pemimpin yang dzalim kepada rakyat, bangsa dan negaranya. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan dari Umar : " Sesungguhnya ketika Allah menurunkan Adam ke bumi, diwahyukan kepadanya empat perkataan,. Allah berfirman , Wahai Adam, Ilmumu dan Ilmu keturunanmu terdapat dalam empat perkataan, yaitu satu perkataan untuk-Ku, satu perkataan untukmu, satu perkataan antara Aku dan engkau, serta satu syahwat maka seluruh rakyatnya meneladani dan

perkataan antara engkau dan manusia; Perkataan untuku adalah sembahlah Aku dan jangan menyekutukan Aku, Perkataan untukmu adalah Aku akan menyelamatkanmu dengan ilmumu, Perkataan antara engkau dan Aku adalah engkau berdoa dan Aku yang akan mengabulkan, perkataan antara engkau dan manusia adalah berbuat adil dalam urusan mereka, dan berbuat adil lah diantara mereka ". Ibnu Qatadah berkata : Kedzaliman ada tiga jenis : Kedzaliman yang tidak ada ampunan bagi pelakunya, kedzaliman yang tidak terus menerus, dan kedzaliman yang terdapat ampunan bagi pelakunya; Kedzaliman yang tidak ada ampunan bagi pelakunya adalah menyekutukan Allah, kedzaliman yang tidak terus menerus adalah kedzaliman yang dilakukan sebagian manusia kepada sebagian lainnya. Sedangkan kedzaliman yang terdapat ampunan adalah kedzaliman manusia atas dirinya karena melakukan perbuatan dosa, kemudian ia bertobat dan kembali kepada rabbnya. Allah akan mengampuni orang itu karena rahmat-Nya, dan memasukannya ke surga dengan karunianya. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama-agama. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi individu, keluarga, masyarakat dan penyelenggara negara dan terbangunnya harmoni sosial guna mempererat persatuan dan kesatuan nasional. Hal ini karena berkeyakinan bahwa pengembangan pribadi, watak dan akhlak mulia selain dilakukan oleh lembaga pendidikan formal, juga oleh keluarga, lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan tradisional keagamaan serta tempattempat ibadah. Memperbaiki Diri Sebelum Memperbaiki Sistem Di antara prioritas yang dianggap sangat penting dalam usaha perbaikan (ishlah) ialah memberikan perhatian terhadap pembinaan individu sebelum membangun masyarakat; atau memperbaiki diri sebelum memperbaiki sistem

dan institusi. Yang paling tepat ialah apabila kita mempergunakan istilah yang dipakai oleh Al Qur'an yang berkaitan dengan perbaikan diri ini; yaitu: "...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (QS. Ar-Ra'd: 11) Inilah sebenarnya yang menjadi dasar bagi setiap usaha perbaikan, perubahan, dan pembinaan sosial. Yaitu usaha yang dimulai dari individu, yang menjadi fondasi bangunan secara menyeluruh. Karena kita tidak bisa berharap untuk mendirikan sebuah bangunan yang selamat dan kokoh kalau batu-batu fondasinya keropos dan rusak. Individu manusia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Oleh sebab itu, setiap usaha yang diupayakan untuk membentuk manusia Muslim yang benar dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang sempurna harus diberi prioritas atas usaha-usaha yang lain. Karena sesungguhnya usaha pembentukan manusia Muslim yang sejati sangat diperlukan bagi segala macam pembinaan dan perbaikan. Itulah pembinaan yang berkaitan dengan diri manusia. Sejak badai krisis multi dimensi merasuki bangsa Indonesia, secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi cara hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga secara realitas kita seperti kehilangan visi dan misi atau arah keberadaannya. Fenomena kekerasan yang terkadang dibumbui sentimen agama, maraknya Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN) dan cara penyelesaian segala persoalan yang pragmatis, menjadi pemandangan yang kontras dengan nilai-nilai keberagamaan bangsa yang konon tersohor di mata dunia akan kerukunan dan toleransinya. Lalu mengapa dengan cepat sekarang ini bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang bercitra negatif? Krisis multi dimensi tidak segera lepas seperti negara lain yang mengalami nasib sama, sebab utamanya adalah karena mengingkari aspek spiritualitas dan religiusitas sebagai ciri dan kekayaan bangsa kita yang konon pluralis dalam agama dan kepercayaan yang adalah sumber dan asal-usul dari spiritualitas. Spritualitas dan religiusitas merupakan buah-buah atau rohnya umat beriman, dan jika tidak demikian niscaya umat beragama akan kehilangan jati diri keberimanannya, yang akhirnya akan jatuh pada aspek lahiriah yang berbaju formalitas, hirarkis, ritualis dan apologetis. Semua ini tentu saja jauh

dari apa yang disebut agama sebagai pemberi inspirasi dan transubstansi yang kontekstual. Lembaga pendidikan di segala tingkat sebagai wadah untuk

meningkatkan kualitas SDM yang mengajarkan pendidikan keagamaan, selama ini belum mampu menjadi oase spritualitas karena metode pendidikan keberagamaan disampaikan seperti bidang studi lain, yang menekankan pengajaran dan transfer iptek dengan segala sistem dogmatika kurikulumnya. Sehingga aspek spritualitas nyaris belum tersentuh. Akibatnya peserta didik kurang respek terhadap hal-hal yang bernuansa keberagamaan, dan lambatlaun bangsa ini akan mengalami fase pemiskinan pengalaman beragama dalam entitasnya dengan kebersamaan. Dan jika tidak segera tersolusi, maka di kemudian hari akan keropos, serta eksesnya akan menjadi bangsa dengan citra temperamental dan emosional. Dalam skala besar dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Namun jika tertangani sejak dini maka akan dapat menjadi jaminan kokohnya keutuhan bersama sebagai anak bangsa. Semakin dini peserta didik harus dicerahkan untuk melihat dan mengalami bahwa hidup bersama dibangun berdasarkan pada kenyataan terutama dari aspek spritualitas. Berdasarkan itulah kebenaran, kejujuran, dan kedamaian tumbuh dan berkembang subur. Sesungguhnya keberagamaan mempunyai kemampuan luar biasa atau mukjizat untuk memberi kontribusi guna memecahkan persoalan apapun yang dialami bangsa atau umat manusia, sejauh para pemeluknya dapat memberdayakannya. Kekuatan dahsyat keberagamaan yang tidak dimiliki kekuatan lain ialah berupa kekuatan spiritual dan kekuatan sosial. Sejauh ini hanya kekuatan sosial agama yang diberdayakan yang kentara bernuansa politis, sedang aspek spritualnya dimarginalkan atau dialternatifkan, yang berakibat ketidakseimbangan keberimanan terjadi dari hulu sampai ke hilir. Indikasi yang kasat mata, dimana persoalan hidup berbangsa tidak berkurang tetapi malah bertambah kuantitas dan kualitas kompleksitasnya, disamping itu para pemeluk agama berada diambang krisis spiritual dan jika

dibiarkan eksesnya akan lebih dramatis dibandingkan dengan krisis-krisis lainnya. Berdasarkan akan realitas kekinian sangat tepat jika aspek spritualitas dikedepankan untuk memberi kontribusi mengatasi masalah sekarang ini. Dimana kekuatan politik, hukum, ekonomi, keamanan setelah diberi limit waktu tidak mampu mengentas apalagi menyembuhkan sakit kronis bangsa ini. Justru menjadi lahan konflik baru terutama di era otonomi daerah sekarang ini. Tidak ada jalan lain bagi bangsa ini yang memproklamirkan sebagai bangsa religius, untuk merefleksikan kembali secara bersama dan konsisten akan panggilan keberagamaannya dengan panduan para tokoh spritual. Tokoh spritual biasanya justru lahir ketika zaman dalam kondisi chaos atau krisis seperti yang kita alami. Kelahirannya lebih dapat membawa harapan solusi dari pada tokoh elit dan tokoh birokratik. Paradigma tokoh spiritual ialah pribadi beriman yang konsekwen, sistematis merefleksikan panggilan keimanan dimana doa, dan kedisiplinan menjadi nafas hidupnya. Sehingga memurnikan motivasi paritipasinya bergulat dalam ziarah hidup bersama. Atau dengan kata lain pribadi yang menjalankan prinsi-prinsip kenabian dalam situasi dan kondisi kekinian, berani bersaksi dan bertindak atas nama kebenaran sekaligus menjadi mediator vertikal dengan Sang Pencipta maupun horisontal dngan sesama. Kemerdekaan menjadi kepribadiannya sekalipun tidak bisa tidak harus berdiri pada basis latar belakang kontekstualnya. Ia hadir sebagai agen perubahan mental dan sosial untuk memecahkan persoalan pada jamannya dan tidak pernah mengorbankan martabat manusia apapun alasannya. Tetapi kita masih harus bersabar dalam doa, karena sekalipun kondisi krisis sudah kronis belum ada tokoh spiritual yang terpanggil dan berani tampil dipentas publik. Malahan yang hadir tokoh politik, birokrat, pengusaha dan tokoh LSM yang selalu ironis dan tidak pernah bisa duduk bersama guna menyelesaikan masalah, tetapi malah saling berlawanan dan tuding-tudingan mencari pembenaran masing-masing. Realitas Indikasi tersebut membenarkan tidak asumsi yang bahwa terjadi religiusitas adalah dan

spiritualitas kita belum sampai pada tahap internalisasi tetapi baru formalisasi. langsung maupun langsung prestasi

kebangsaaan kita terus berada pada titik nadir. Kecuali itu paradigma hidup berbangsa menjadi bias karena tidak mempunyai model spiritualitas yang legitim bagi semua anak bangsa. Sebaliknya budaya KKN tumbuh subur, pelayanan dari negara tidak berjalan sebagaimana seharusnya, hati nurani tumpul nyaris tidak ada lagi semangat pengorbanan. Lalu narkoba, maksiat, judi, kriminalitas takhayul dan gejala destruktif lainnya dengan modus-operandi macam sindikat menjadi pemandangan sehari-hari. Sedang gejala krisis spiritualitas intern dalam keberagamaan di era globalisasi sekarang ini ialah umat beragama enggan, tabu dan tidak lagi mempercayai mukjizat sebagai kekayaan iman, tetapi malah vulgar meyakini hal-hal yang akrobatik dan spektakuler yang mudarat. Sebagai orang beriman dan berdasarkan situasi kronis yang kita alami sebagai bangsa, nihil dapat mengentas persoalan, apalagi hanya mengandalkan rasio dan akal budi kecuali terjadi mukjizat. Oleh karena itu perlu adanya pemandangan baru tentang mukjizat dari para beriman secara wajar dan proporsional tidak ditabukan tetapi diberdayakan, bukan bagian sejarah masa lalu tetapi untuk sepanjang masa. Sejarah Nabi memang sudah ditutup atau berakhir, tetapi spiritualitas kenabian tidak akan pernah berakhir, justru harus semakin berkembang jumlah dan mutunya untuk mengawal sejarah hidup manusia. Setiap agama dan kepercayaan sesuai dengan visi dan misinya

mempunyai latar belakang pengalaman akan Sang Pencipta yang mempunyai mukjizat tinggi bagaimana para orang beriman memberdayakannya. Pertobatan dapat menjadi awal terjadinya mukjizat didukung sikap dan perilaku tidak dikotomis, artinya orang harus taat pada kebenaran dan menolak tegas segala bentuk kejahatan bukan dengan perkataan tetapi dengan konsekuensi. Apabila perilaku seperti itu yang terjadi terutama bagi para elit berarti mukjizat mulai terjadi. Kontribusi keberagamaan terealisir, spiritualitas meresapi selurruh pribadi, religiusitas tumbuh subur Indonesia baru yang dicita-citakan niscaya menjadi kenyataan Kita masih berada pada posisi sulit dihadapkan dengan aneka masalah kebangsaan. Menginventarisasi masalah tentu mudah, namun meracik formula

solusi yang tepat, apalagi mengimplementasikannya tidaklah gampang karena ruwetnya persoalan serba dimensi itu. Namun, tidak berarti bangsa ini pasrah saja karena selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah dengan kata kunci serius, kerja keras, padu, mendahulukan kepentingan bangsa, dan rela berkorban. Karenanya, perlu upaya menembus kebuntuan masalah, baik dengan terobosan jangka pendek maupun langkah strategis jangka panjang. Dalam beberapa segi pemerintah telah melakukan hal itu, namun masalah utama yang tampak benderang adalah masih jauhnya bangsa ini dari kata kunci di atas. Tatanan sosial masyarakat di atas setidaknya dapat kita terjemahkan sebagai masyarakat madani. Sebuah tata masyarakat yang diyakini sebagai "anak kandung" dari peradaban Islam. Mengingat, karakteristik akhlak dan budi pekerti yang luhur, bersumber pada nilai dan ajaran agama terlihat begitu kentara di dalamnya. Masyarakat madani sejatinya bukanlah konsep yang ekslusif dan dipandang sebagai dokumen usang. Ia merupakan konsep yang senantiasa hidup dan dapat berkembang dalam setiap ruang dan waktu. Mengingat landasan dan motivasi utama dalam masyarakat madani adalah Al Quran. Meski Al Quran tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat yang ideal namun tetap memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsipprinsip dasar dan pilar-pilar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual, sebagai cerminan masyarakat yang ideal kita dapat meneladani perjuangan rasulullah mendirikan dan menumbuhkembangkan konsep masyarakat madani di Madinah. Akhlakul Karimah dalam Kehidupan Modern Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan

mudah dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila . Kita harus kaya informasi dan tak boleh ketinggalan, jika tidak mampu dikatakan tertinggal. Tetapi terlalu naif rasanya jika mau mengorbankan kepribadian hanya untuk mengejar informasi dan hiburan. Disinilah akhlak harus berbicara, sehingga mampu menyaring ampas negatif teknologi dan menjaring saripati informasi positif. Dengan otoritas yang ada pada akhlakul karimah, seorang muslim akan berpegang kuat pada komitmen nilai. Komitmen nilai inilah yang dijadikan modal dasar pengembangan akhlak, sedangkan fondasi utama sejumlah komitmen nilai adalah akidah yang kokoh, Akhlak, pada hakekatnya merupakan manifestasi akidah karena akidah yang kokoh berkorelasi positif dengan akhlakul karimah. Mencermati Fenomena aktual di tengah masyarakat kita dapat

memperoleh kesimpulan sementara bahwa sebagian hegemoni media secara umum, hegemoni televisi terasa lebih memunculkan dampak negatif bagi kultur masyarakat kita. Tidak dipungkiri adanya dampak positif dalam hal ini, meski terasa belum seimbang dengan pengorbanan yang ada. Televisi yang sarat muatan hedonistis menebarkan jala untuk menjaring pemirsa dengan berbagai tayangan yang seronok penuh janji kenikmatan, keasyikan, dan kesenangan. Belum lagi penayangan film laga yang berbau darah, atau iklan yang mengeksploitasi aurat. Adanya sekat-sekat kultur dipandang tidak relevan di era global ini, sehingga sensor dipandang sebagai sesuatu yang aneh dan tidak diperlukan lagi.Menghadapi fenomena seperti ini hanya satu tumpuan harapan kita, yakni pendarahdagingan akhlak melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya fenomena sosial yang muncul dalam beberapa tahun belakangan ini membutuhkan terapi yang harus dipikirkan bersama. Banyaknya mall, maraknya hiburan malam, beredarnya minuman keras dan obat terlarang, munculnya amukan massa merupakan fenomena yang harus dicermati dan dicarikan solusi. Munculnya mall di kota-kota besar, satu sisi membuat orang betah berbelanja di ruang-ruang sejuk yang sarat dengan dagangan tertata rapi

dan warna-warni, tetapi disisi lain sebagian mall mulai difungsikan untuk mejeng bagi ABG dan mencari sasaran pasangan sesaat dengan imbalan materi maupun kepuasan badani. Menghadapi kenyataan ini gerakan bina moral serentak untuk menanamkan akhlakul karimah serasa tidak dapat ditunda lagi. Belum lagi munculnya tempat hiburan malam yang dilengkapi dengan minuman keras serta peredaran obat-obat terlarang yang banyak menimbulkan korban-korban generasi muda. Menghadapi persoalan ini di samping perlunya pengawasan orang tua terhadap putera-puterinya di rumah disertai contoh yang baik dalam berakhlakul karimah, juga diperlukan tindakan represif dari aparat terkait. Upaya menumbuhkan-kembangkan akhlakul karimah merupakan taggung jawab bersama, yakni keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Keempat institusi tersebut memiliki tanggung jawab bersama untuk mendarah-dagingkan akhlakul karimah, terutama di kalangan generasi muda. Hampir setiap hari melalui media masa kita disuguhi munculnya fenomena amukan massa di beberapa kota besar yang ditandai dengan pembakaran pusat pertokoan, penghancuran tempat ibadah, bahkan perusakan kantor polisi maupun berbagai kalangan. Untuk menghindari terulangnya serangkaian peristiwa amukan tersebut, di samping perlu dicari akar masalahnya dan diselesaikan, fenomena tersebut hendaknya dijadikan pemicu gerakan pendidikan moralitas bangsa, dengan menjadikan akhlakul karimah sebagai acuan utama. Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan, penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti. Serangkaian fenomena miring tersebut merupakan dampak negatif dari modernitas yang ada di tengah-tengah kita. Hidup di era global ini tidak

memungkinkan untuk melarikan diri dari kenyataan modernitas. Modernitas tidak perlu dijauhi, karena kesalahannya tidak terletak pada modernitasnya itu sendiri, tetapi pada tingkat komitmen nilai dari moralitas bangsa dan umat dalam merespon arus modernitas yang semakin sulit dibendung. Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral kualitas unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah Artinya: Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang paling baik akhlaknya (H.R. Bukhari). Bahkan dalam Hadits lain Rasulullah bersabda: Artinya: Yang disebut bagus adalah bagus akhlaknya. (H.R. Muslim). Akhirnya, jelas urgensi pendarah-dagingan akhlak bagi bangsa yang mayoritas Muslim seperti bangsa Indonesia ini. Makna Amanah Dalam Konteks Akhlak Bangsa Dari segi bahasa, amanah ada hubungannya dengan iman dan aman. Artinya sifat amanah itu dasamya haruslah pada keimanan kepada Alloh SWT, dan dampak dari sifat amanah , atau pelaksanaan dari hidup amanah itu akan melahirkan rasa aman, rasa aman bagi yang bersangkutan dan rasa aman bagi orang lain. Seperti yang tersebut di muka, dari Al Qur'an amanah dapat difahami sebagai sikap kepatuhan kepada hukum, tanggung jawab dan sadar atas implikasi dari suatu keputusan. Dalam hadis amanah dapat difahami sebagai titipan dan juga sebagai komitmen. Dalam konteks kehidupan berbangsa amanah artinya semangat kepatuhan kepada hukum, baik hukum Tuhan yang universal maupun hukum positip (nilai maupun bunyinya), bertanggung jawab kepada Tuhan, negara dan diri sendiri, serta sadar atas implikasi dari suatu keputusan yang mungkin akan menimpa banyak pihak. Amanah Dalam arti Kepatuhan Kepada Hukum

Hukum, baik hukum agama maupun hukum negara dimaksud untuk mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk yang beradab, yang membedakannya dari hewan. Pelaksanaan hukum dimaksud untuk membela manusia agar mereka tetap terhormat sebagai manusia, menjamin agar setiap orang dilindungi hak-haknya dan dijamin keberadaanya di jalan kebenaran dan keadilan. Dengan hukum manusia bisa bergaul, berjuang dan bersaing secara fair sehingga setiap orang berpeluang sama untuk meraih hak- haknya. Penegakan hukum oleh aparat negara akan memberikan rasa aman dan rasa keadilan kepada masyarakat, dan pada gilirannya akan menumbuhkan apresiasi hukum oleh masyarakat. Pada masyarakat yang telah memiliki apresiasi hukum, pelanggaran hukum oleh warga akan menimbulkan gangguan psikologis pada masyarakat. Pengabaian penegakan hukum oleh aparat hukum akan mengusik rasa keadilan masyarakat, yang pada gilirannya akan melahirkan protes atau malah frustrasi sosial yang dapat mengkristal menjadi ledakan sosial. Pada masyarakat yang paternalis seperti masyarakat Indonesia, contoh kepatuhan kepada hukum oleh elit sosial akan sangat efektif dalam menanamkan kesadaran hukum. Demikian juga penegakan hukum tanpa pandang bulu terutama kepada kelompok kuat akan memberikan rasa keadilan dan kedamaian yang luar biasa kepada masyarakat luas. Hadis Nabi mengingatkan bahwa kehancuran suatu bangsa antara lain diakibatkan oleh pelaksanaan hukum yang pilih kasih, jika yang melanggar hukum orang lemah, hukum ditegakkan, tetapi jika pelanggarnya orang kuat, hukum tidak ditegakkan. Nabi mengatakan: Seandainya Fatimah putri Rasul mencuri pasti hukum potong tangan akan dilaksanakan juga. Masyarakat amanah secara hukum adalah masyarakat yang

menjunjung tinggi hukum-hukum yang telah disepakati mengatur kehidupan mereka, mematuhi rambu-rambunya dan menegakkan sanksi hukum atas pelanggarnya. Bangsa yang memegang teguh amanah dalam perspektip hukum adalah bangsa yang mampu mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara dengan sistem hukum yang memenuhi rasa keadilan rakyatnya.

Amanah Sebagai Titipan Sesuatu yang dititipkan adalah sesuatu yang penjagaannya

dipercayakan kepada orang yang dititipi hingga suatu saat sesuatu itu akan diambil oleh yang menitipkan. Maksud menitipkan adalah agar sesuatu yang dititipkan itu tetap terjaga dan terlindungi keberadaannya. Tanggung jawab memelihara sesuatu yang dititipkan itulah yang disebut amanah. Anak adalah amanah Allah kepada orang tuanya dimana orang tua berkewajiban memelihara dan mendidiknya agar anak itu terpelihara dan berkembang potensinya hingga ia kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai derngan maksud penciptaannya. Isteri adalah amanah Allah kepada suami dimana suami wajib melindunginya dari gangguan yang datang, baik gangguan fisik maupun psikis' . Demikian juga suami adalah amanah Allah kepada isteri dimana ia wajib memberikan sesuatu yang membuatnya tenang, tenteram, aman dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya. Demikian seterusnya, mu-rid merupakan amanah bagi guru, jabatan merupakan amanah bagi penyandangnya. Dalam sebuah hadis tentang perkawinan dinyatakan bahwa seorang wanita menjadi halal digauli oleh lelaki (suaminya) dengan menyebut kalimat Allah, dan si suami mengambil oper tanggung jawab atas isterinya dengan amanat Allah (wa akhodztumu hunna biamanatillah). Amanah Sebagai Tanggung Jawab Predikat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, disamping mengandung makna kewajiban manusia menegakkan hukum Tuhan di muka bumi juga mengandung arti hak manusia mengelola alam sebagai fasilitasnya. Apakah alam, laut, udara dan bumi memberi manfaat kepada manusia atau tidak bergantung kepada kemampuannya mengelola alam ini. Banjir, kekeringan, tandus, polusi dan sebagainya sangat erat dengan kualitas pengelolaan manusia atas alam. Dalam al Qur'an, tegas disebutkan bahwa kerusakan yang nyata-nyata timbul di daratan dan di lautan merupakan dampak dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab(Q/30:41).

Demikian

juga

tidak

berfungsinya

sumberdaya

alam

bagi

kesejahtreraan hidup manusia merupakan akibat dari perilaku manusia yang tidak dapat dipertanggungjawabkan (Q/ 7:96) Tanggungjawab manusia positif dengan dan artinya, setiap keputusan dan dan tindakan harus

diperhitungkan secara cermat implikasi-implikasi yang timbul bagi kehidupan memaksimalkan yang kesejahteraan meminimalkan dan yang mafsadat dan mudharat. Setiap keputusan mengandung implikasi-implikasi negatif, mendatangkan keuntungan mendatangkan kerugian. Jika peluangnya berimbang, maka mencegah hal yang merusak harus didahulukan atas pertimbangan keuntungan (dar'u al mafasid muqaddamun 'al/1 jalb al masalih). Contohnya: menebang hutan itu mudah dalam menambah keuangan negara, tetapi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat penebangan hutan lebih berat dan lebih mahal biaya rehabilitasinya dibanding keuntungan yang diperoleh. Pejabat publik (Presiden, Gubemur, Menteri dan seterusnya hingga jabatan terendah) adalah pemegang amanah tanggung jawab. Otoritas yang dipegangnya bukan pada aspek kekuasaan, tetapi pada aspek pengelolaan dan pelayanan, sehingga seorang pemimpin disebut sebagai pelayan masyarakat (sayyid al qaumi khodimuhum). Keputusan yang diambil oleh seorang pejabat publik berpeluang untuk menimbulkan implikasi yang luas kepada kehidupan masyarakat luas. Jika kepu tusannya tepat, maka manfaatnya akan dinikmati oleh banyak orang, tetapi jika keputusannya keliru maka dampak negatipnya hams di tanggung oleh masyarakat luas. Seorang pejabat publik dituntut untuk memiliki tanggung jawab besar dalam membuat keputusan, yaknimendatangkan sebanyak-banyaknya manfaat bagi masyarakat dan menekan sekecil mungkin resiko yang hams dipikul orang banyak. Tanggung jawab bagi seorang pejabat publik juga berarti ia layak memperoleh pujian dan penghormatan jika pekerjaannya baik, dan sebaliknya ia dapat dikritik, dicaci, dipecat atau bahkan dihukum penjara jika keputusan dirinya keliru. Pemerintah sebagai pemegang Amanah Penderitaan Rakyat artinya Pemerinrtah dibebani tanggung jawab untuk

melakukan hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menghilang kan penderitaan yang dirasakan oleh rakyatnya.

10 Ciri Akhlak Terpuji


Tuesday, 05 January 2010 05:08

Akhlak berasal dari perkataan Al Khuluq. Al-Khuluq bererti tabiat atau tingkah laku. Menurut Iman Al Ghazali, akhlak merupakan gambaran tentang keadaan dalam diri manusia yang telah sebati dan daripadanya terbit tingkah laku secara mudah dan senang tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran. Akhlak sangat penting dan pengaruhnya sangat besar dalam membentuk tingkah laku manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau segala tindak-tanduk manusia adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam jiwanya. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, Sesungguhnya semua sifat yang ada dalam hati akan lahir pengaruhnya (tandanya) pada anggota manusia, sehingga tidak ada suatu perbuatan pun melainkan semuanya mengikut apa yang ada dalam hati manusia.

Tingkah laku atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang erat dengan sifat dan pembawaan dalam hatinya. Umpama pokok dengan akarnya. Bermakna, tingkah laku atau perbuatan seseorang akan baik apabila baik akhlaknya, sepertimana pokok, apabila baik akarnya maka baiklah pokoknya. Apabila rosak akar, maka akan rosaklah pokok dan cabangnya. Allah Subhanahuwataala berfirman:

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (Al- Araf: 58)

Akhlaq yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam. Ini telah dinyatakan oleh Rasulullah Sallallahualaihiwasallam dalam hadisnya (yang bermaksud, antara lain:

Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.

Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat al-Quran dalam firman Allah:

Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Al-Qalam: 4)

Juga dalam firman Allah swt. lagi:

Orang orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang maruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan kepada Allah kembali segala urusan. (Al Hajj, 22 : 41)

Firman Allah swt. lagi:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anakanak yatim, orang-orang miskin, (yang memerlukan pertolongngan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan solat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah, 2: 177)

Akhlaq yang mulia adalah merupakan tanda dan hasil dari iman yang sebenar. Tidak ada nilai bagi iman yang tidak disertai oleh akhlak. Sebuah athar menyatakan (antara lain, bermaksud):

Bukanlah iman itu hanya dengan cita cita tetapi iman itu ialah keyakinan yang tertanam didalam hati dan dibuktikan dengan amalan

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam pernah ditanya: Apa itu agama? Baginda menjawab: Kemuliaan akhlaq (Husnul Khulq). Bila ditanya tentang kejahatan, baginda menjawab: Akhlaq yang buruk (Suul khalq).

Diriwayatkan dari Annawas bin Saman ra. berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah saw. Tentang bakti dan dosa, maka jawab Nabi saw. Bakti itu baik budi pekerti, dan dosa itu ialah semua yang meragukan dalam hati dan tidak suka diketahui orang. (HR. Muslim)

Abu Darda berkata, Bersabda Nabi saw, Tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat daripada husnul Khulq (akhlak yang baik). (HR. At Tirmidzi)

Aisyah ra. Berkata, Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya seorang mukmin yang dapat mengejar budi pekerti yang baik, darjat orang itu sama seperti orang yang terus menerus berpuasa dan solat malam. (HR. Abu Daud)

Jabir ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan terdekat denganku pada hari kiamat nanti adalah orang terbaik akhlaknya. Dan orang yang sangat aku benci dan terjauh dariku pada hari kiamat nanti adalah orang yang banyak bicara, sombong dalam pembicaraannya, dan berlagak menunjukan kepandaiannya. (HR. At Tirmidzi).

Kekuatan akhlak lahir melalui proses panjang yang memerlukan kesediaan untuk sentiasa memberi komitmen dengan nilai-nilai Islam. Seorang ulama menjelaskan thariqah (jalan) untuk membina akhlak islami adalah dengan kemahuan untuk melaksanakan latihan (tadribat) dan pendidikan (tarbiyah). Setiap muslim memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi baik atau buruk, masalahnya adalah sejauh mana usaha kita untuk mendisiplinkan diri dengan nilai-nilai dan amalan Islam bagi melahirkan muslim yang berakhlak ampuh. Malangnya keampuhan akhlak inilah yang sering dilupakan. Malah kian rapuh sehingga hilangnya jatidiri muslim hakiki. Justeru menjadi punca lunturnya sinar Islam pada penghujung zaman. Gejala keruntuhan akhlak yang berlegar di sekeliling kita seperti zina hati, mata, lisan dan seumpamanya meruntun jiwa kita selaku pendokong agama. Keruntuhan yang tidak dikawal pada satu tahap yang minima membawa insan kepada bertuhankan nafsu, lantas melupakan terus Pencipta Yang Maha Esa.

Islam adalah ajaran yang benar untuk memperbaiki manusia dan membentuk akhlaknya demi mencapai kehidupan yang baik. Islam memperbaiki manusia dengan cara terlebih dahulu memperbaiki jiwa, membersihkan hati dan menanamkan sifat-sifat terpuji. Islam benar-benar dapat membawa manusia untuk mencapai kebahagiaan, kelapangan dan ketenteraman.

Sebaliknya manusia akan menjadi hina apabila ia merosakkan sifat, pembawaan dan keadaan dalam jiwanya. Allah Subhanahuwataala berfirman :

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Rad: 11) Di antara ciri-ciri akhlaq yang sewajarnya menghiasi diri seseorang insan supaya ia menjadi seorang muslim yang benar adalah akhlaq-akhlaq berikut:

1.

Bersifat warak dari melakukan perkara-perkara yang syubhat

Seorang muslim mestilah menjauhkan dirinya dari segala perkara yang dilarang oleh Allah dan juga perkara-perkara yang samar-samar di antara halal dan haramnya (syubhat) berdasarkan dari hadith Rasulullah yang berbunyi:

Daripada Abu Abdullah al-Nu'man ibn Basyer r.a. beliau berkata: Aku telah mendengar Rasulullah Sallallahualaihiwasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu nyata (terang) dan haram itu nyata (terang) dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang kesamaran, yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka barangsiapa memelihara (dirinya dari) segala yang kesamaran, sesungguhnya ia memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa jatuh kedalam perkara kesamaran jatuhlah ia kedalam yang haram, seperti seorang pengembala yang mengembala di sekeliling kawasan larangan, hampir sangat (ternakannya) makan di dalamnya. Ketahuilah! Bahawa bagi tiap-tiap raja ada kawasan larangan. Ketahuilah! Bahawa larangan Allah ialah segala yang diharamkan-Nya. Ketahuilah! Bahawa di dalam badan ada seketul daging, apabila ia baik, baiklah badan seluruhnya dan apabila ia rosak, rosakkalah sekeliannya. Ketahuilah! Itulah yang dikatakan hati. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Adapun setinggi-tinggi pencapaian darjat wara adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Rasulullah Sallallahualaihiwasallam dalam hadith baginda (antara lain, bermaksud):

Seorang hamba (Allah) itu tidaklah termasuk dalam martabat golongan muttaqin sehinggalah ia meninggalkan sesuatu perkara yang tidaklah menjadi kesalahan (jika dilakukan tetapi ia meninggalkannya) kerana sikap berhati-hati dari terjerumus ke dalam kesalahan

2.

Memelihara penglihatan.

Seseorang muslim itu mestilah memelihara pandangan daripada melihat perkaraperkara yang diharamkan oleh Allah kerana pandangan terhadap sesuatu (yang menarik itu) boleh merangsang syahwat dan boleh membawa ke kancah

pelanggaran dan maksiat. Sehubungan dengan ini Al-Quranul Karim mengingatkat orang orang mumin supaya memelihara diri dari penglihatan yang tidak memberi faedah, firman Allah Subahanu Wata,ala:

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (An-Nur: 30)

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam pula bersabda (antara lain, bermaksud):

Pandangan itu ada satu panahan dari panahan iblis

Baginda juga mengingatkan (antara lain, bermaksud):

Hendaklah kamu memelihara pandangan kamu, menjaga kehormatan (kemaluan) kamu atau Allah akan menghodohkan wajah kamu. (Hadith Riwayat At Tabrani)

3. Memelihara Lidah

Seseorang muslim itu mestilah memelihra lidahnya dari menuturkan kata-kata yng tidak berfaedah, perbualan-perbualan yang buruk dan kotor, percakapanpercakapan kosong, mengumpat, mengeji dan mengadu domba. Imam Nawawi rahimahumullah mengatakan. ketahuilah, seorang mukallaf itu sewajarnya menjaga lidahnya dari sebarang percakapan kecuali percakapan yang menghasilkan kebaikan. Apabila bercakap dan berdiam diri adalah sama sahaja hasilnya, maka mengikut sunnahnya adalah lebih baik berdiam diri kerana percakapan yang diharuskan mungkin membawa kepada yang haram atau makruh. Kejadian demikian telah banyak berlaku tetapi kebaikan darinya adalah jarang.

Sebenarnya banyak dari hadith-hadith Rasulullah Sallallahualaihiwasallam yang menerangkan keburukan dan bencana lidah ke atas empunya diri (antara lain):

Tidaklah dihumbankan muka manusia kedalam neraka itu sebagai hasil tuaian (jelek) lidahnya (Hadith riwayat Al Tarmizi)

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam juga bersabda:

Bukanlah ia seorang mumin (jika) jika ia suka menuduh, melaknat, bercakap kotor dan keji. (Hadith riwayat At Tarmizi)

Sabda baginda lagi:

Sesiapa yang banyak bercakap, maka banyaklah kesalahannya, sesiapa yang banyak kesalahannya, maka banyaklah dosanya, dan sesiapa yang banyak dosanya, api nerakalah paling layak untuk dirinya. (Diriwayatkan oleh Baihaqi)

4. Bersifat Pemalu.

Seorang muslim mestilah bersifat pemalu dalam setiap keadaan. Namun demikian sifat tersebut tidak seharusnya menghalangnya memperkatakan kebenaran. Di antara sifat pemalu seseorang ialah ia tidak masuk campur urusan orang lain, memelihara pandangan, merendah diri, tidak meninggikan suara ketika bercakap, berasa cukup seta memadai sekadar yang ada dan sifat-sifat seumpamanya. Diceritakan dari Rasulullah Sallallahualaihiwasallam bahawa baginda adalah seorang yang sangat pemalu, lebih pemalu dari anak gadis yang berada di balik tabir.

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam bersabda:

Iman itu mempunyai tujuh puluh cabang atau enam puluh cabang, maka yang paling utama ialah ucapan Lailaha Illallah (Tidak ada Tuhan yang sebenar melainkan Allah) dan yang paling rendah ialah menyingkirkan duri dari jalan. Dan sifat malu ialah satu cabang dari Iman

Berhubung dengan sifat malu ini para ulama mengatakan: Hakikat malu itu ialah sifat yang menggerakkan seseorang itu meninggalkan kejahatan, dan menghalangnya dari mencuaikan hak orang lain.

5. Bersifat Lembut dan Sabar

Di antara sifat-sifat yang paling ketara yang wajib tertanam di dalam diri seseorang Muslim ialah, sifat sabar dan berlemah lembut kerana kerja-kerja untuk Islam akan berhadapan dengan perkara-perkara yang tidak menyenangkan, malah jalan dawah sememangnya penuh dengan kepayahan, penyiksaan, penindasan, tuduhan, ejekan dan persendaan yang memalukan. Halanganhalangan ini sering dihadapi oleh para petugas amal Islami sehingga himmah mereka menjadi pudar, gerakan menjadi lumpuh malah mereka mungkin terus berpaling meninggalkan medan dawah.

Dari keterangan ini jelaslah, tugas dan tanggungjawab seorang pendakwah adalah satu tugas yang amat sukar. Ia bertanggungjawab menyampaikan dawah kepada seluruh lapisan manusia yang berbeza kebiasaan, taraf pemikiran dan tabiatnya. Dai akan menyampaikan dawahnya kepada orang-orang jahil dan orang-orang alim, orang yang berfikiran terbuka dan yang emosional (sensitif), orang yang mudah bertolak ansur dan yang keras kepala, orang yang tenang dan yang mudah tersinggung. Oleh yang demikian ia wajib menyampaikan dawah kepada semua golongan itu sesuai dengan kadar kemampuan penerimaan akal mereka. Ia mestilah berusaha menguasai dan memasuki jiwa mereka seluruhnya. Semua ini sudah pasti memerlukan kekuatan dari kesabaran yang tinggi, ketabahan dan lemah lembut.

Oleh itu kita dapati banyak ayat-ayat Al-quran dan hadith Nabi menganjur dan mengarahkan agar seorang dai itu berakhlak dengan sifat-sifat sabar, lemah lembut dan berhati-hati.

Arahan-arahan Dari Al-Quran:

Di antara arahan-arahan al-quran ialah:

Firman-firman Allah:

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (Al-Syura, 42: 43)

Maafkanlah mereka dengan cara yang baik (Al-Hijr, 15: 85)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar, 39: 10)

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?. (An-Nur, 24 : 22)

Dan apabila orang-oran jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandungi) keselamatan. (Al-Furqan 25 :63)

Arahan-arahan dari hadith-hadith Nabi.

Di antara arahan-arahan dari hadith-hadith Nabi ialah:

Sabda-sabda Rasulullah Sallallahualaihiwasallam (yang bermaksud, antara lain):

Sesungguhnya seorang hamba itu akan mencapai darjat orang-orang yang berpuasa serta bersembahyang malam dengan sifat lemah-lembutnya.

Mahukah aku memberitahu kamu suatu perkara yang dengannya, Allah akan memuliakan binaan (kedudukan seseorang) dan mengangkatnya kepada beberapa darjat ketinggian. Mereka menjawab: Ya wahai Rasulullah. Baginda bersabda: Berlemah-lembutlah kamu terhadap orang jahil, maafkanlah orang yang menzalimi kamu, hulurkanlah pemberian kepada orang yang menahan pemberiannya kepadamu dan sambunglah ikatan silaturrahim terhadap orang yang memutuskannya terhadap kamu.

Apabila Allah Subhanahuwataala telah menghimpunkan makkhluknya di hari kiamat, penyeru pada hari itu pun menyeru; Di manakah orang-orang yang mempunyai keistimewaan. Baginda bersabda: Lalu bangun segolongan manusia dan bilangan mereka adalah sedikit. Mereka semua bergerak dengan cepat memasuki syurga lalu disambut oleh para malaikat. Kemudian mereka ditanya: Apakah keistimewaan kamu. Mereka menjawab: Adalah kami ini apabila dizalimi kami bersabar, apabila dilakukan kejahatan kepada kami, kami berlemah-lembut, lalu dikatakan kepada mereka: Masuklah kamu ke dalam syurga kerana ia adalah sebaik-baik ganjaran bagi orang yang beramal

Contoh-contoh praktikal dari Nabi:

1. Pada hari peperangan Hunain seorang (yang tidak puas hati dengan pembahagian rampasan perang) berkata: Demi Allah, sesungguhnya ini adalah pembahagian yang tidak adil dan tidak bertujuan mendapat keredhaan Allah. Setelah diceritakan kepada Rasulullah Sallallahualaihiwasallam baginda bersabda:

Semoga Allah merahmati Nabi Musa kerana ia disakiti lebih dari ini tetapi ia sabar.

2.

Anas Radiyallahu anh telah berkata:

Pada suatu hari Rasulullah Sallallahualaihiwasallam telah memasuki sebuah masjid. Ia memakai kain selendang buatan najran yang kasar buatannya. Tiba-tiba seorang Arab Badwi datang dari arah belakang baginda lalu menarik kain tersebut dari belakang sehingga meninggalkan bekas di leher baginda. Badwi tersebut berkata : Wahai Muhammad, berikanlah kepada kami harta Allah yang ada di sisimu, lalu Rasulullah berpaling kepadanya dengan wajah yang tersenyum dan baginda bersabda: Perintahkan kepada yang berkenaan supaya berikan kepadanya.

3.

Abu Hurairah menceritakan:

Bahawa seorang Arab Badwi telah berkata kepada Rasulullah Sallallahualaihiwasallam: Wahai Muhammad bawalah gandum ke atas dua ekor untaku, kerana kalau engkau buat begitu ia bukan harta engkau dan bukan juga harta bapa engkau. Kemudian ia menarik kain selendang Rasulullah sehingga meninggalkan kesan kemerahan di leher baginda. Lalu Rasulullah memerintahkan supaya membawa kepada Badwi tersebut seguni gandum dan tamar.

4.

Al-Tabrani menceritakan:

Bahawa seorang wanita berkata lucah (yakni ucapan yang menimbulkan berahi) kepada sekelompok lelaki, kemudian ia lalu dihadapan Nabi Sallallahualaihiwasallam ketika Nabi sedang memakan roti berkuah di atas tanah.

Kemudian wanita itu berkata: Lihatlah kamu kepadanya, ia duduk seperti seorang hamba abdi dan ia makan seperti seorang hamba abdi.

5.

Abu Hurairah radiallahu anh menceritakan:

Bahawa seorang leleki berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai kaum kerabat yang selalu saya hubungi mereka tetapi mereka semua memutuskan hubungan dengan saya, saya berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berbuat jahat terhadap saya, saya berlemah-lembut dengan mereka tetapi mereka bersikap keras terhadap saya. Lalu baginda bersabda : Jika sekiranya engkau berbuat seperti yang engkau katakan seolah-olah engkau menjemukan mereka dan engkau tetap akan mendapat pertolongan dari Allah selama engkau berbuat demikian.

6. Pada suatu ketika datang seorang yahudi menuntut hutang dengan Rasulullah dengan berkata: Kamu dari Bani Abd.Manaf adalah bangsa yang suka melambatlambatkan pembayaran hutang. Ketika itu Umar Ibn Al-Khattab ada bersama dan ia hampir memenggal leher Yahudi itu, lalu Rasulullah berkata kepadanya: Wahai Umar, sepatutnya engkau menyuruhnya meminta kepadaku dengan cara yang baik dan menuntut aku juga membayar dengan baik.

7. Diriwyatkan bahawa Nabi Isa Alaihissalam bersama para pengikut setianya (Hawariyyun) dari satu kampung ke satu kampung yang lain kerana berdawah. Lalu di dalam dawahnya itu ia bercakap kepada manusia dengan cara yang baik, sebaliknya mereka membalasnya dengan kata-kata yang buruk, kutukan dan makihamun. Para pengikut setia itu merasa hairan terhadap tindakan itu lalu mereka bertanya tentang rahsia perbuatan sedemikian. Baginda berkata: Setiap orang itu mengeluarkan (membelanjakan) apa yang ada padanya.

Semua peristiwa di atas dan peristiwa lainnya menjadi bukti yang menguatkan lagi tuntutan ke atas para pendawah supaya bersifat lemah-lembut, sabar dan belapang dada khususnya apabila cabaran-cabaran yang menyakitkan itu datangnya dari kaum kerabat, sahabat-handai, orang-orang yang dikasihi, temanteman rapat dan saudara mara kerana sifat-sifat lemah-lembut, sabar dan berlapang dada itu akan menghasilkan kasih-sayang, kelembutan hati dan menghapuskan perpecahan serta perbezaan. Cukuplah oleh seorang pendawah itu mendapat apa yang diredhai oleh Allah.

6. Bersifat Benar dan Jujur.

Seorang muslim itu mestilah bersifat benar dan tidak berdusta. Berkata benar sekalipun kepada diri sendiri kerana takut kepada Allah dan tidak takut kepada celaan orang. Sifat dusta adalah sifat yang paling jahat dan hina malahan ia menjadi pintu masuk kepada tipu daya syaitan. Seorang yang memelihara dirinya dari kebiasaan berdusta bererti ia memiliki pertahanan dan benteng yang dapat menghalang dari was-was syaitan dan lontaran-lontarannya. Berhati-hati dan memelihara diri dari sifat dusta akan menjadikan jiwa seorang itu mempunyai pertahanan dan benteng yang kukuh menghadapi hasutan dan tipu daya syaitan. Dengan demikian jiwa seseorang akan sentiasa bersih, mulia dan terhindar dari tipu daya syaitan. Sebaliknya sifat dusta meruntuhkan jiwa dan membawa kehinaan kepada peribadi insan. Lantaran itu Islam mengharamkan sifat dusta dan menganggap sebagai satu penyakit dari penyakit-penyakit yang dilaknat.

Rasulullah Sallallahualaihiwasallam bersabda (yang bermaksud, antara lain):

Sesungguhnya sifat benar membawa kepada kebajikan dan sesungguhnya kebajikan itu membawa ke syurga. Seseorang yang sentiasa bersifat benar hinggalah dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang benar. Dan sesungguhnya sifat dusta itu membawa kepada kezaliman (kejahatan) dan kejahatan itu membawa ke neraka. Seorang lelaki yang sentiasa berdusta sehinggalah dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta. (Muttafaqun alaihi)

7. Bersifat rendah diri

Seseorang mislim mestilah bersifat tawadhu atau merendah diri khususnya terhadap saudara-maranya yang muslim dengan cara tidak membezakan (dalam memberi layanan) sama ada yang miskin maupun yang kaya. Rasulullh Sallallahualaihiwasallam sendiri memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari sifat-sifat takbur (membangga diri). Baginda bersabda (antara lain, bermaksud):

Tidak akan memasuki syurga sesiapa yang di dalam hatinya terdapat sebesar zarah (sedikit) sifat takbur. (Hadis Riwayat Muslim)

Di dalam hadith qudsi Allah berfirman :

Kemuliaan itu ialah pakaianKu dan membesarkan diri itu ialah selendangKu. Sesiapa yang cuba merebut salah satu dari keduanya pasti Aku akan menyeksanya. (Hadith Qudsi riwayat Muslim)

8. Menjauhi sangka buruk dan mengumpat

Menjauhi sangka buruk dan mengintai-intai keburukan orang lain. Oleh itu seorang itu mestilah menjauhi sifat-sifat ini kerana mematuhi firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi penyayang. (Al-Hujurat, 49 : 12)

Allah berfirman lagi:

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin dan muminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al-Ahzab, 33 : 58)

Dan Rasulullah bersabda (antara lain, bermaksud):

Wahai golongan yang beriman dengan lidahnya sahaja, sedang iman belum memasuki hatinya, janganlah kamu mengumpat orang-orang Islam yang lain dan janganlah kamu mengintai-intai keburukan mereka, kerana sesiapa yang mengintai-intai keburukan saudaranya, Allah akan membongkar keburukannya sekalipun ia berada di dalam rumahnya. (Hadith riwayat Abu Daud)

9. Bersifat pemurah

Seorang muslim mestilah bersifat pemurah, sanggup berkorban dengan jiwa dan harta bendanya pada jalan Allah. Di antara cara yang dapat menyingkap kebakhilan seseorang itu ialah dengan cara memintanya membelanjakan wang ringgit kerana berapa banyak dari kalangan mereka yang berkedudukan, berharta dan berpangkat gugur dari jalan ini, lantaran rakus terhadap mata benda. Di dalam Al-Quran AlKarim sendiri terdapat berpuluh-puluh ayat yang menjelaskan ciri-ciri keimanan yang dikaitkan dengan sifat pemurah.

Diantaranya:

Orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. (Al-Anfal, 8: 3)

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) maka pahalanya itu untuk diri kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan kerana mencari keredhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan nescaya kamu akan diberikan pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak dianiayai. (Al-Baqarah, 2 : Ayat 272)

Orang-orang yang bakhil atau kikir seharusnya mendengar dan mengambil pelajaran dari pesanan Rasulullah Sallallahualaihiwasallam (antara lain, bermaksud):

Tidak ada suatu haripun yang dilalui oleh seorang hamba kecuali (hari-hari) didatangi oleh dua malaikat lalu seorang darinya berdoa : Ya Allah, berikanlah ganti kepada si hamba yang menafkahkan hartanya. Manakala malaikat yang ke dua berdoa : Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada sihamba yang bakhil ini.

10. Qudwah Hasanah (Suri teladan yang baik)

Selain dari sifat-sifat yang disebutkan di atas, seorang muslim mestilah menjadikan dirinya contoh ikutan yang baik kepada orang ramai. Segala tingkah lakunya adalah menjadi gambaran kepada prinsip-prinsip Islam serta adab-adabnya seperti dalam hal makan minum, cara berpakaian, cara pertuturan, dalam suasana aman, dalam perjalanan malah dalam seluruh tingkah laku dan diamnya. Membina diri menajdi suri teladan merupakan peranan besar yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah saw. Firman Allah swt yang bermaksud:

" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah " ( Surah al Ahzab : Ayat 21 )

Direktori Artikel Tokoh & Biografi Pengalaman & Iktibar Ehwal Muslimin Pendidikan Ramadhan Pembangunan Modal Insan Remaja & Kemahasiswaan Kesihatan & Keselamatan Sosial & Kemasyarakatan Kekeluargaan & Pendidikan Anak

Ancaman Islam Liberal Meniti Jalan Ke Al-Aqsa

Tahukah Anda? Sebelum tahun 1948, terdapat 475 bandar dan perkampungan dimiliki dan diduduki bangsa Palestin. Kini, 385 daripadanya telah "dihilangkan" oleh rejim haram Israel, sudah tidak wujud lagi.

Anda Ingin Menyumbang?

Aktiviti dan program HALUAN bergantung kepada pelbagai bentuk sumbangan dan sukarelawan. Anda boleh turut membantu!

Kelab Kesihatan HALUAN

Kelab HALUAN Fitrah

Kelab Siswa HALUAN

Kelab Remaja HALUAN

Kelab Guru HALUAN

Pusat Jagaan HALUAN

PEMANGKIN HALUAN

Misi Bantuan Banjir 2007

Terma Pertanyaan Login

Copyright 2011 HALUAN Malaysia. All Rights Reserved.

adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain

Wednesday, May 7, 2008

Akhlak Seorang Muslim Edisi Jumat : 2 Mei 2008 MAJELIS TAKLIM

WADDA'WAH
LIL USTADZ AL HABIB SHOLEH BIN AHMAD AL AYDRUS AKHLAK SEORANG MUSLIM TERHADAP ALLAH SWT. Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya , Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal ini mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah-lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain. Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah : 1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang telah memberikan segalagalanya pada dirinya. Allah berfirman (QS.4:65): Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

h yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain

Wednesday, May 7, 2008


Akhlak Seorang Muslim Edisi Jumat : 2 Mei 2008 MAJELIS TAKLIM

WADDA'WAH
LIL USTADZ AL HABIB SHOLEH BIN AHMAD AL AYDRUS AKHLAK SEORANG MUSLIM TERHADAP ALLAH SWT. Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya , Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal ini mengakar dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa Allah-lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak. Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang lain. Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah : 1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya. Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang telah memberikan segalagalanya pada dirinya. Allah berfirman (QS.4:65): Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. Karena taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan seorang muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Dalam sebuah hadits, Rosulullah SAW juga menguatkan makna ayat di atas dengan bersabda (yang artinya): Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya (keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku (Al-Quran dan Sunnah). (HR.Abi Ashim al-syaiban) 2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diembankan padanya. Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenya, seorang mukmin senantiasa meyakini, apapun yang Allah berikan padanya, maka

itu merupakan amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda (yang artinya): Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/imam/ketua) atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya dan juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. (HR. Muslim) 3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT. Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang berada maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin (baca; tsaqih) terhadap apapun yang Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.(HR. Bukhari). Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu yang dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita. 4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya. Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus dalam kelupaan sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam al-Quran Allah berfirman(QS.3:135): Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosadosa mereka. Dan siapakah yang dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui. 5. Obsesinya adalah keridhaan Ilahi. Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan memiliki obsesi dan

orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai keridhaan Allah tersebut terpaksa harus mendapatkan ketidaksukaan dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita: Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan adanya kemurkaan manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia.(HR. Tirmidzi, Al-Qadhai dan ibnu Asakir). Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman, orientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak akan peduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting ia dpuji oleh orang lain. 6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya. Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah SWT. baik ibadah yang bersifat mahdhah, atauppun ibadah yang ghairu mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktivitas sehari-hari adalah ibadah kepada Allah SWT. dalam Al-Quran Allah berfirman (QS.51:56): Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak-gerik, kehidupan sosial dan lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup mahdhah saja, seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang paling penting untuk dilakukan pada saat ini adalah beraktivitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat menerapkan hukum Allah di muka bumi ini. Sehingga Islam menjadi pedoman hidup yang direalisasikan oleh masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada umumnya. 7. Banyak membaca Al-Quran. Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman-Nya. Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan membaca firman-firmanNya. Apalagi manakala kita mengetahui keutamaan membaca Al-Quran yang demikian besarnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita: Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya Al-Quran itu dapat memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya.(HR. Muslim) Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar dalam

membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya hingga dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbata-bata dalam membaca Al-Quran tersebut, maka Allah pun akan memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): Orang (mukmin) yang membaca Al-Quran dan ia lancar dalam membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci. Adapun orang mukmin yang membaca Al-Quran, sedang ia terbata-bata dalam membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia akan mendapatkan pahala dua kali lipat.(HR. Bukhori Muslim).

"Wallahu A'lamu Bishowab"Akhlak terhadap Sesama Manusia dalam Islam


by Al-Qur'an - Islam yg Bahagia on Saturday, October 10, 2009 at 4:30pm Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Quran berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang disertai dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) (QS Al-Baqarah [2]: 263). Di sisi lain Al-Quran menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara wajar. Nabi Muhammad saw --misalnya-- dinyatakan sebagai manusia seperti manusia yang lain. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum kamu meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya (QS An-Nur [24]: 27). Salam yang diucapkan itu wajib dijawab dengan salam yang serupa, bahkan juga dianjurkan agar dijawab dengan salam yang lebih baik (QS An-Nisa' [4]: 86). Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QS Al-Baqarah [2]: 83). Bahkan lebih tepat jika kita berbicara sesuai dengan keadaan dan kedudukan mitra bicara, serta harus berisi perkataan yang benar, "Dan katakanlah perkataan yang benar" (QS Al-Ahzab [33]: 70). Tidak wajar seseorang mengucilkan seseorang atau kelompok lain, tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan buruk (baca Al-Hujurat [49]: 11-12). Yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan. Pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang memaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. Karena itu, ketika Misthah --seorang yang selalu dibantu oleh Abu Bakar r.a.-- menyebarkan berita palsu tentang Aisyah, putrinya, Abu Bakar dan banyak orang lain bersumpah untuk tidak lagi membantu Misthah. Tetapi Al-Quran turun menyatakan: Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah

bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabat(-nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah dijalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan, serta berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni kamu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS An-Nur [24]: 22). Sebagian dari ciri orang bertakwa dijelaskan dalam Quran surat Ali Imran (3): 134, yaitu: Maksudnya mereka mampu menahan amarahnya, dan memaafkan, (bahkan) berbuat baik (terhadap mereka yang pernah melakukan kesalahan terhadapnya), sesungguhnya Allah senang terhadap orang yang berbuat baik. Dalam Al-Quran ditemukan anjuran, "Anda hendaknya mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan Anda sendiri." "Mereka mengutamakan orang lain daripada diri mereka sendiri, walaupun mereka amat membutuhkan" (QS Al-Hasyr [59]: 9). Jika ada orang yang digelari gentleman --yakni yang memiliki harga diri, berucap benar, dan bersikap lemah lembut (terutama kepada wanita)-- seorang Muslim yang mengikuti petunjukpetunjuk akhlak Al-Quran tidak hanya pantas bergelar demikian, melainkan lebih dari itu, dan orang demikian dalam bahasa Al-Quran disebut al-muhsin. Sumber : http://al-quran.bahagia.us/_q.php?_q=sihab&dft&dfa&dfi&dfq=1&u2&ui=1&nba=14#6 URL untuk link ke notes ini : http://www.facebook.com/note.php?note_id=150125188762

Anda mungkin juga menyukai