Anda di halaman 1dari 7

Benih udang merupakan salah satu factor utama yang membatasi produksi udang di dalam tambak.

Benih udang oleh petani tambak disebut benur yang berarti benih urang. BEnur merupakan objek usaha yang diharapkan dalam waktu relative singkat menjadi besar, yang kemudian cepat dipanen dan dijual dengan harga yang tinggi sehingga mendatangkan keuntungan yang besar. Benur yang dipakai sebagai benih haruslah memenuhi syarat sebagai benih unggul bermutu. Benih unggul adalah benih yang meiliki sifat-sifat baik sebagai berikut. Memiliki kemampuan cepat besar dan cepat beradaptasi dengan lingkungan sehingga tingkat mortalitas atau tingkat kematiannya rendah. Tahan terhadap hama dan penyakit. Tidak memiliki cacat bawaan dan cacat karena luka. Tidak mudah mengalami stress pada saat pengangkutan maupun pada saat benih ditebarkan di dalam petakan. Adapun yang dimaksud dengan benih bermutu adalah benuh yang memiliki persyaratan sebagai berikut. Memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, artinya benih tidak tercampur dengan benih jenis lain. Apabila terdapat percampuran, tidak boleh lebih dari 3%. Memiliki tingkat perkembangan umur (fase) yang sama Berasal dari sepasang induk yang dijamin memiliki sifa-sifat baik dan memenuhi persyaratan sebagai induk sehingga sifat-sifat baik induk akan menurun kepada benur.

MAKANAN LARVA UDANG Di alam bebas larva udang memakan plankton, baik plankton nabati maupun plankton hewani. Plankton adalah mikroorganisme yang hidup bebas melayang-layang di dalam air bergerak atau tidak bergerak dan mengikuti arus. Plankton di dalam laut terdiri dari bermacam-macam jenis. Sekalipun demikian, untuk pemeliharaan udang perlu dipilih jenis yang paling baik dan disukai sesuai dengan kebutuhan larva udang. Untuk keperluan budidaya udan, plankton harus dipelihara di dalam bak tersendiri dan dikelola secara baik sehingga terpenuhi kebutuhan sesuai dengan padat penebaran.

Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis plankton yang baik dan sesuai untuk makanan larva pada umumnya adalah sebagai berikut: Mudah dicerna dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan lebar mulut larva. Apabila plankton ini dapat bergerak, misalnya zooplankton dan phytoflagellata, gerakannya jangan yang terlalu cepat supaya mudah ditangkap oleh larva. Mudah dibudidayakan dalam arti tidak memerlukan budidaya yang terlalu rumit dan tidak terlalu peka terhadap perubahan lingkungan seperti suhu, kadar garam, dan cahaya. Pertumbuhannya cepat, artinya dalam beberapa hari plankton yang dibudidayakan dapat dipanen untuk makanan larva karena larva dipelihara secara massal, maka makanan harus tersedia pada setiap saat diperlukan. Dalam proses hidupnya tidak menghasilkan racun atau gas-gas yang membahayakan kehidupan larva dan lingkungannya. Beberapa jenis plankton yang telah banyak dikembangkan dan digunakan sebagai makanan larva antara lain adalah jenis mikroalga, rotifer, cladocera, copepod, diatom, dan flagellata. Selain plankton tersebut di atas dapat pula digunakan larva dari beberapa jenis binatang binatang air antara lain seperti pada table di bawah ini. Tabel Larva yang Dipakai Untuk Makanan Udang. Spesies 1. Artemia salima 2. Crassostrea sp 3. Balanus sp 4. Arbacia sp Makanan Buatan Untuk Larva Salah satu usaha untuk memacu peningkatan produksi benih udang ialah memberikan makanan buatan. Makanan buatan ditujukan untuk mencukupi kebutuhan makanan yang penting untuk memelihara kesehatan larva dan pertumbuhannya sehingga dapat meningkatkan jumlah benih yang hidup. Dalam beberapa hal makanan buatan diharapkan dapat menggantikan jenis makanan lainnya. Makanan buatan yang disajikan terutama dimaksudkan untuk stadium larva atau post larva. Jenis Crustacea Molusca Crustacea Echinoderm Nauplii Trocophore Nauplii Larva Keterangan

Gizi yang diperlukan oleh udang pada umumnya terdiri dari lima kelompok utama sebagai berikut: Karbohidrat: merupakan sumber energy, mempunyai sifat mudah larut mudah dicerna. Pendayagunaannya sangat bergantung pada jenis karbohidrat dan jenis udang. Protein: merupakan zat yang penting karena dijumpai dalam hamper semua sel hewan. Berfungsi sebagai zat pembangun tubuh. Protein terdiri dari dari sepuluh asam amino esensial yang mutlak diperlukan oleh tubuh serta tidak dapat disintesis oleh tubuh udang pada stadium larva. Dengan demikian, kebutuhan akan protein pada stadium larva lebih berdaya guna dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kebutuhan udang yang berukuran lebih besar. Lemak: Mempunyai energy paling tinggi dibandingkan dengan zat makanan lainnya, hanya terdapat pada makanan buatan. Apabila kekurangan akan dapat menghambat pertumbuhan larva dan mungkin akan merusak kualitas air akibat oksidasi lemak sisa-sisa makanan di dalam bak pemeliharaan. Lemak diharapkan dapat menyediakan asam lemak linoleat yang sangat penting untuk pertumbuhan dan tidak dapat dibentuk di dalam tubuh udang. Vitamin: dibutuhkan udang sekalipun dalam jumlah yang kecil. Kekurangan vitamin akan mengakibatkan timbulnya penyakit atau gejala tidak normal dan pertumbuhan yang lambat. Kebutuhan akan vitamin bergantung pada ukuran udang, keadaan lingkungan, serta zat makanan yang lainnya. Pemberian vitamin pada stadium larva ternyata memberikan dampak positif terhadap pertumbuhannya. Mineral: Udang membutuhkan unsur-unsur anorganik atau mineraluntuk pembentukan jaringan tubuh serta untuk mempertahankan keseimbangan jaringan tubuh dan air lingkungannya.

Untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan kesehatan yang maksimal, udang memerlukan makanan alami dan makanan buatan. Pada prinsipnya pemberian makan memiliki dua tujuan yaitu sebagai makanan tambahan dan sebagai makanan utama. Sebagai makanan tambahan, pakan hanya sebagai pelengkap dari makanan alamai sehingga dosis, mutu makanan, waktu, dan cara pemberian pakan tidak teratur dan tidak diperhitungkan dengan cermat, tetapi bergantung pada persediaan yang ada. Lain halnya jika pakan yang diberikan merupakan makanan utama. Dalam hal ini pakan buatan betul-betul menjadi andalan dalam menaikkan produksi sehingga dosis, mutu makanan, waktu, dan cara memberikan makanan dikelola secara cermat dan teliti agar mampu berdaya guna dan berhasil guna dalam mempercepat pertumbuhan . Syarat memilih pakan buatan Pakan buatan udang dapat berupa: a. Buatan sendiri b. Buatan perusahaan dalam negeri (pellet local) c. Buatan luar negeri (pellet impor) Mengingat pakan buatan merupakan pakan utama yang menjadi andalan dalam memacu pertumbuhan dan kesehatan, maka pembuatan maupun pemilihannya haruslah memenuhi syaratsyarat seperti berikut: Pakan disukai benur. Dengan memebrikan pakan yang disukainya, berarti pakan yang diberikan akan berdaya guna dan berhasil guna karena dapat tercerna seluruhnya. Pakan memiliki sifat mudah dicerna dan tidak mudah hancur di dalam air. Oleh sebab itu, pakan harus tahan air selama minimal 6 jam. Pakan memiliki kandungann nutrisi yang diperlukan oleh udang seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam komposisi yang baik dan seimbang. Pakan yang diberikan harus memiliki ukuran yang sesuai dengan pertumbuahn udang. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk mencerna makanan. Di samping harus memiliki syarat-syarat tersebut di atas, harus pula diperhatikan dan dipertimbangkan harganya, kemudahan memperolehnya, dan kualitasnya. Soetomo. 2000. Teknik Budidaya Udang Windu. Bandung: Sinar Baru Algesindo

1. Kualitas air Kualitas air mempunyai peranan penting sebagai pendukung kehidupan dan pertumbuhan udang vaname. Kualitas air mempunyai dampak yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan udang. Rendahnya kualitas air pada media pemeliharaan dapat mengakibatkan rendahnya tingkat pertumbuhan, sintasan, dan frekuensi ganti kulit, serta peningkatan bakteri merugikan. Kualitas air yang layak untuk budidaya udang vaname adalah salinitas optimum 10 25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31C (toleransi 16-36C), oksigen terlarut > 4 mg/L (toleransi minimum 0,8 mg/L), pH 7,5 8,2, alkalinitas 120 150 mg/L, ammonia < 0,1 mg/L, fosfat 0,5 1 mg/L, dan H2S < 0,003 mg/L (Suwoyo & Mangampa, 2010). Pakan Buatan Bentuk dan Ukuran Pada dasarnya bentuk dan ukuran pakan buatan untuk udang dapat dibagi menjadi enam tipe sehingga cara pemberiannya disesuaikan dengan ukuran yang sedang dikultur (Sumeru, 1998). Bentuk dan ukuran pakan dapat dilihat pada table berikut Tabel Bentuk dan Ukuran pakan Buatan Untuk Udang No. Bentuk 1. Powder (serbuk) Ukuran Lebih kecil dari 20 mikron Diameter lebih kecil dari 0,5 mm Diameter 1 mm Diameter 1-1,5 mm Diameter 1,5-3,5 mm Diameter 3,5-3,0 mm Tingkatan Udang Stadium larva

2.

Flake (serpihan)

PL1-PL15

3. 4. 5. 6. Sumber: Sumeru (1988) Sifat fisik

Crumble (remahan) Pellet Pellet Pellet

PL1-PL15 1-5 gram 5-1 gram 10 gram

Berdasarkan teknik pembuatannya, pakan larva udang dapat dibuat dalam bentuk basah dan kering. Menurut Sumeru dan Anna (1992), keuntungan dalam bentuk basah adalah: Dapat dibuat dengan perlatan yang sederhana

Secara biologis udang lebih menyukai makanan yang lunak sehingga dapat mencegah pembuangan nutrisi dalam pakan. Sedangkan kerugiannya adalah: Mudah rusak karena mikroorganisme, kecuali jika ditambahkan bahan pengawet. Nutrien mudah teroksidasi khususnya asam askorbat, kecuali bila disimpan dalam keadaan beku.

Anda mungkin juga menyukai