Anda di halaman 1dari 62

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmatNYA, Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pasca Panen Perkebunan telah selesai disusun. Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pasca Panen Perkebunan ini disusun sebagai pedoman atau acuan dalam operasionalisasi kegiatan pasca panen di lapang. Diharapkan melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung antara pemerintah pusat dan daerah, program penanganan pasca panen perkebunan yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Kami menyadari bahwa pedoman ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan di masa depan. Demikian, semoga pedoman teknis ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Januari 2009 Direktur Penanganan Pasca Panen

Ir. Agustin Zein Karnaen, M.Sc NIP. 080 071 584

DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR ....................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... iii PENDAHULUAN ................................................................... 1 I. 1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Tujuan ............................................................................. 3 1.3. Sasaran ............................................................................ 3 II. SASARAN KEGIATAN ........................................................ 2.1. Kelompok Sasaran .......................................................... 2.2. Tata Cara Seleksi Kelompok Sasaran ............................. 2.3. Sarana dan Prasarana ...................................................... 2.3.1. Sarana Alat dan Mesin Pasca Panen Perkebunan ....................................................... 2.3.2. Sarana Bangunan Pasca Panen Perkebunan ..... 2.3.3. Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK)... TUGAS DAN FUNGSI PELAKSANA KEGIATAN .......... 3.1. Gapoktan ......................................................................... 3.2. Kelompok Tani ............................................................... 3.3. Supervisor ....................................................................... 3.4. Site Manager ................................................................... OPERASIONALISASI KEGIATAN .................................... 4.1. Pengawalan dan Pendampingan ..................................... 4.2. Pelatihan Site Manager ................................................... 4.3. Pelatihan Gapoktan/Kelompok Tani .............................. 4.4. Pendampingan ................................................................ 4.5. Fasilitasi akses pembiayaan ............................................ 4.6. Temu Usaha .................................................................... MONITORING DAN EVALUASI ....................................... PELAPORAN ......................................................................... PENUTUP ............................................................................... 4 4 5 6 6 7 7 8 8 9 10 11 12 12 13 13 14 14 14 15 15 16

III.

IV.

V. VI. VII.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Contoh Spesifikasi Peralatan dan Mesin dan Bangunan Pasca Panen Perkebunan Alamat Perekayasa Alat-Alat dan Mesin Komoditi Perkebunan Alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) untuk Sub Sektor Perkebunan Proses Pencairan Dana dan Format Laporan

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Secara umum sektor perkebunan, seperti misalnya kakao, kopi, karet, lada dan mete, mempunyai peranan yang besar, terutama dalam kontribusi penyediaan lapangan kerja, ekspor, sumber pertumbuhan ekonomi, dan sumber devisa. Disamping berbagai peranan tersebut, beberapa komoditas tanaman perkebunan merupakan bahan baku sejumlah industri dalam negeri yang juga berorientasi ekspor dan banyak menyerap tenaga kerja. Subsektor perkebunan menyerap 17,1 juta tenaga kerja pekebun atau 1,03 % dari angkatan kerja. Dengan berbagai peranan tersebut, maka masalah kualitas hasil perkebunan merupakan salah satu faktor yang harus

diperhatikan agar tidak kalah bersaing dengan produk serupa dari negara lain. Kualitas hasil perkebunan tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas bahan baku tanaman maupun cara penanganan budidaya yang baik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh cara penanganan pasca panen yang baik. Pasca panen merupakan semua kegiatan yang dilakukan sejak proses pemanenan hasil hingga sebelum hasil panen tersebut diolah lebih lanjut atau dikonsumsi. Kegiatan penanganan pasca panen bertujuan untuk: (a) mempertahankan mutu hasil, (b) mengurangi tingkat kehilangan hasil, (c) meningkatkan daya

simpan, (d) meningkatkan nilai ekonomis, (e) meningkatkan efisiensi dan (f) memenuhi selera konsumen. Penanganan pasca panen hasil perkebunan hingga saat ini umumnya masih ditangani secara tradisional dan relatif tertinggal. Hal ini, antara lain ditandai dengan pengelolaan hasil panen yang kurang optimal, sehingga kehilangan hasil masih sangat tinggi, mutu hasil umumnya masih sangat rendah dan bervariasi. Akibat tidak langsung dari rendahnya kualitas hasil perkebunan adalah hilangnya kesempatan petani untuk menikmati pendapatan yang lebih baik. Rendahnya kualitas hasil perkebunan antara lain disebabkan belum diterapkannya teknologi panen dan pascapanen secara baik. Belum berkembangnya penanganan panen dan pascapanen, dari hasil berbagai penelitian dan pengalaman lapangan disebabkan antara lain karena: (a) kemampuan dan pengetahuan petani dalam kegiatan penanganan pascapanen masih terbatas, (b) kelembagaan panen yang belum berkembang, (c) waktu panen yang kurang tepat dan terbatasnya alsin panen dan

pascapanen, (d) alat dan mesin yang tersedia di tingkat petani belum dimanfaatkan secara optimal, (e) penempatan dan penggunaan alat dan mesin yang tidak tepat, (f) belum mantapnya kemitraan usaha sehingga kebutuhan industri tidak dapat dipenuhi oleh produsen.

Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka upaya transformasi penanganan pascapanen hasil perkebunan dari tradisional ke modern, perlu dilakukan dengan segera dan terencana. Masih kurangnya pengetahuan di kalangan petani dan pengolah perkebunan serta akses informasi yang sangat terbatas yang dapat dilakukan oleh petani pengolah terhadap teknologi dan sarana pasca panen, menyebabkan rendahnya nilai jual produk perkebunan. Dalam rangka meningkatkan nilai jual produk perkebunan melalui perbaikan kualitas maka pemerintah perlu melakukan fasilitasi pengembangan pasca panen hasil perkebunan melalui berbagai kegiatan yaitu pemberian bantuan sarana pasca panen, penguatan modal usaha kelompok (PMUK), bimbingan teknis penerapan teknologi dan sarana pasca panen, pengawalan, monitoring dan evaluasi. Ditjen PPHP pada TA. 2009 mengalokasikan dana TP untuk kegiatan pasca panen. Sebagai landasan kerja pelaksanaan kegiatan tersebut telah diterbitkan pedoman umum. Pedoman umum ini perlu ditindaklanjuti dan dijabarkan lebih detail menjadi petunjuk teknis (Juknis) 1.2 Tujuan Tujuan Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pasca Panen Perkebunan adalah sebagai pedoman dalam operasionalisasi kegiatan pasca panen di lapang.

1.3 Sasaran Sasaran yang akan dicapai adalah berhasilnya pelaksanaan program penanganan pasca panen perkebunan di daerah yang memperoleh alokasi dana TP (Tugas Pembantuan) secara efektif dan efisien sehingga dapat mendukung : 1. Tersedianya bahan baku industri komoditi perkebunan dengan mutu sesuai standar nasional 2. Terbentuknya kemitraan antara kelompok tani/Gapoktan dengan industri/eksportir yang saling menguntungkan 3. Meningkatnya pendapatan petani seiring dengan perbaikan mutu hasil perkebunan II. SASARAN KEGIATAN 2.1. Kelompok Sasaran Sasaran kegiatan adalah kelompok tani/Gapoktan, yaitu kumpulan dari kelompok tani yang mempunyai usaha pasca panen dibidang perkebunan. Adapun persyaratan minimal bagi penerima bantuan adalah : a. Mempunyai pengurus aktif (minimal Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) dan aturan organisasi yang dibuktikan dengan berita acara pembentukan kelompok/gabungan kelompok tani yang disetujui anggota, dan usahanya telah berjalan.

b.

Tidak termasuk dalam daftar kredit macet atau kredit yang bermasalah serta tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia.

c.

Punya usaha dibidang Penanganan Pasca Panen bidang perkebunan khususnya komoditi kakao, karet, kopi, lada dan mete

d.

Mempunyai proposal kegiatan dan rencana penggunaan anggaran untuk pengembangan dibidang Penanganan Pasca Panen bidang perkebunan khususnya komoditi kakao, karet, kopi, lada dan mete

e.

Lolos seleksi dan disetujui oleh tim teknis Dinas Perkebunan (atau Dinas Lingkup Pertanian)

Kabupaten/Kota. f. Bersedia mengikuti (atau petunjuk/pembinaan Dinas Lingkup dari Dinas

Perkebunan

Pertanian)

Kabupaten/Kota. 2.2. Tata Cara Seleksi Kelompok Sasaran a. Proses seleksi kelompok sasaran dilakukan oleh tim teknis yang dibentuk oleh Dinas Perkebunan (atau Dinas Lingkup Pertanian) Kabupaten/Kota atau pemerintah daerah

setempat, yang keanggotaannya sedapat mungkin terdiri dari wakil pemerintah, swasta/masyarakat. b. Seleksi kelompok sasaran setidaknya dilakukan dalam 2 tahapan, yakni :

Tahap I. Evaluasi Dokumen Proposal. Tim teknis melakukan penilaian terhadap dokumen proposal tentang rencana usaha yang diajukan oleh kelompok sasaran. Proposal/rencana usaha minimal memuat informasi tentang : Profil usaha yang dilakukan kelompok Sarana atau aset yang dimiliki Potensi dan peluang usaha yang akan dikembangkan Rencana usaha yang akan dilakukan Kelayakan rencana usaha dan prospek pasarnya Besarnya anggaran dan rincian alat yang dibutuhkan Dokumen pendukung lainnya.

Tahap II Kunjungan Lapang. Kunjungan lapang ke tempat usaha kelompok dilakukan untuk memverifikasi kesesuaian informasi dalam proposal yang diajukan dengan kenyataan dilapang. Ini sangat diperlukan sebagai acuan tambahan dalam penetapan kelompok calon penerima bantuan. c. Daftar kelompok sasaran yang dinyatakan lolos sebagai penerima bantuan dituangkan dalam Berita Acara.

2.3.

Sarana dan Prasarana

2.3.1. Sarana Alat dan Mesin Pasca Panen Perkebunan Pengeluaran untuk pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian alat dan mesin, biaya pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Dalam belanja ini termasuk biaya untuk penambahan dan penggantian yang meningkatkan manfaat peralatan dan mesin. Pelaksanaan belanja modal peralatan dan mesi dilakukan secara kontraktual. 2.3.2. Sarana Bangunan Pasca Panen Perkebunan Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran untuk renovasi/pembangunan gedung dan/atau bangunan lainnya yang dilakukan secara kontraktual dan non kontraktual sampai dengan digunakan. Tata cara pengadaan peralatan/barang/jasa serta bangunan pelaksanaannya harus berpedoman pada Keppres No.80 th 2003 beserta perubahannya. Agar sarana alat dan mesin serta bangunan pasca panen perkebunan yang akan diadakan sesuai dengan kualitas dan kebutuhan dilapang maka perlu ditetapkan spesifikasinya. Pemilihan spesifikasi terkait langsung dengan harga yang selanjutnya berujung pada anggaran yang tersedia. Untuk itu diberikan beberapa contoh gedung dan bangunan siap

spesifikasi bangunan serta peralatan dan mesin pasca panen perkebunan, yang tersaji pada Lampiran 1. 2.3.3. Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) a. Tujuan bantuan PMUK adalah untuk membantu

menyediakan modal usaha dalam bentuk uang kepada usaha pasca panen hasil perkebunan yang dilaksanakan oleh kelompok tani. b. Dana PMUK disalurkan melalui mekanisme penyaluran langsung (LS) ke rekening kelompok sasaran sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Tatacara penyaluran dana didasarkan pada Surat Edaran Menteri Pertanian dan Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan, Departemen Keuangan. c. Dana PMUK dapat digunakan untuk membiayai lebih dari satu kelompok, hal ini bergantung pada besarnya dana pagu yang tersedia dan jumlah proposal yang layak untuk mendapatkan dana. Pemanfaatan dana PMUK diantaranya memperluas peralatan, untuk mengembangkan pembelian kapasitas usaha dan

pemasaran, meningkatkan

kelengkapan kelembagaan,

khususnya untuk pelatihan pengurus dan anggota kelompok, serta kemitraan usaha. d. Dana yang disalurkan kepada kelompok merupakan penguatan modal yang perlu dipupuk menjadi modal kelompok yang selanjutnya dapat dikembangkan kepada

kelompok

lain,

setelah

usaha

kelompok

yang

bersangkutan mandiri dan dapat mengakses kesumbersumber permodalan/perbankan. III. TUGAS DAN FUNGSI PELAKSANA KEGIATAN 3.1. Gapoktan a. Pengertian. Merupakan unit gabungan kelompok tani perkebunan (kakao, karet, kopi, lada dan mete) yang mandiri, dengan pengurus yang berasal dari kelompok tani, dipimpin oleh seorang yang kompeten dalam wirausaha yang dipilih secara musyawarah dan memiliki AD-ART yang jelas. b. Tugas Membuat program kegiatan usaha, melaksanakan usaha secara profesional dan transparan (akuntabilitasnya

terjamin) sehingga menguntungkan, serta membuat laporan perkembangan usaha secara periodik kepada anggotanya. c. Fungsi. Pemasaran produk, mengelola unit pembiayaan usaha atau mengakses lembaga finansial yang ada, melakukan

pembinaan penerapan teknologi pasca panen, memfasilitasi penyediaan sarana produsi perkebunan, simpan pinjam dsb. d. Kewenangan Memberikan sangsi kepada anggota yang melanggar aturan yang telah disepakati.

3.2. Kelompok Tani a. Pengertian Merupakan wadah petani penghasil komoditi perkebunan (kakao, karet, kopi, lada dan mete), dipimpin oleh seorang ketua yang dapat mengkoordinasikan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, sebagai penghubung anatar petani dan gapoktan dalam memperoleh fasilitas dari gapoktan. b. Hak dan Kewajiban Berhak memperoleh informasi pasar, informasi

teknologi, bimbingan teknis dan kelembagaan, fasilitas saprotan atau pinjaman bila memungkinkan dari Gapoktan/mitra bisnis. Melakukan pertemuan dalam rangka menyusun rencana penanganan pasca panen dan program kerja kelompok dengan menerapkan GHP serta inovasi teknologi. Menjual hasilnya melalui gapoktan

c. Sanksi Setiap kelompok tani mendapat sanksi sesuai aturan bila melanggar aturan yang disepakati bersama. 3.3. Supervisor a. Pengertian Perorangan atau tim yang berasal dari Perguruan

Tinggi/LSM/Swasta yang mempunyai kompetensi dalam pemberdayaan masyarakat (gapoktan)

b. Tugas Pokok Membuat program pengawalan sekaligus mengawal dan membina kegiatan yang dilakukan site manager (3-5 site manager). Memberikan pelatihan (penerapan teknologi penanganan pasca panen, manajemen pemasaran dan keuangan, manajemen kelembagaan dsb) Mengadakan pertemuan rutin mingguan/bulanan dengan site manager maupun instansi terkait untuk pengawalan kegiatan dan keberhasilan pengelolaan kegiatan pada gapoktan yang dibina. Membuat laporan dan perkembangan kegiatan c. Dana Dana supervisi dapat dirinci dalam OE misalnya : honor, operasional supervisor, rapat atau pertemuan, pelaporan dll. d. Perekrutan. Supervisor direkrut dengan penunjukan langsung oleh Dinas sesuai dnegan ketentuan yang berlaku dan kontrak kerja selama 10 bulan. 3.4. Site Manager a. Diangkat melalui keputusan Kepala Dinas (KPA), dengan kontrak kerja yang tersedia selama 10 bulan, honor Rp.1.400.000,-/bulan dan tidak menuntut menjadi tenaga honorer/PNS.

b. Tugas Pokok dan Fungsi Menyusun program pendampingan. Mendampingi, membina dan membimbing

gapoktan/kelompok tani secara terus menerus agar mandiri dan profesional dalam menjalankan usahanya melalui : pendampingan dibidang penerapan teknologi pasca panen, manajemen usaha, manajemen

kelembagaan. Membuat laporan pendampingan setiap sebulan sekali kemudian hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota dan Supervisor. IV. OPERASIONALISASI KEGIATAN 4.1. Pengawalan dan Pendampingan a. Pusat Menyusun pedoman teknis kegiatan pasca panen perkebunan Melaksanakan sosialisasi pedoman teknis Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pasca panen perkebunan Melaksanakan bimbingan teknis untuk site manager. Biaya pelatihan dan akomodasi konsumsi selama pelatihan ditanggung oleh pusat, sedangkan biaya transportasi dari tempat asal ke lokasi pelatihan dan

sekembalinya ditanggung instansi pengirim (Dinas Kabupaten/Kota) b. Provinsi Merekrut supervisor Menyusun rencana pengawalan Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Memfasilitasi bimbingan teknis Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan pasca panen perkebunan. c. Kabupaten Merekrut site manager Menyusun program pendampingan bersama site manager Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Monitoring dan evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan pengembangan pasca panen perkebunan 4.2. Pelatihan Site Manager a. Supervisor membuat program pelatihan kepada site manager termasuk materi dan metodenya, agar site manager memiliki kompetensi dalam melakukan pendampingan kepada gapoktan/kelompok tani b. Supervisor melakukan pelatihan, serta melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan

c. Supervisor memonitor dan mengevaluasi kinerja site manager dalam melakukan pendampingan d. Supervisor membantu site manager, manakala site manager menghadapi masalah dalam pendampingan 4.3. Pelatihan Gapoktan/Kelompok Tani a. Site manager menyusun program pelatihan, materi pelatihan dan metode palatihan. b. Site manager mendampingi gapoktan dalam implementasi pengembangan pasca panen perkebunan, manajemen usaha dan kelembagaan, agar mencapai kriteria indikator

keberhasilan yang telah ditargetkan dalam program kegiatan usaha gapoktan. c. Gapoktan bersama dengan site manager melakukan pembinaan kepada kelompok tani, agar mencapai kriteria indikator keberhasilan yang ditargetkan dalam program kegiatan kelompok tani. 4.4. Pendampingan Site manager yang sudah dilatih dan kompeten, melakukan pendampingan kepada gapoktan dalam penerapan teknologi penanganan pasca panen perkebunan, manajemen usaha dan kelembagaan secara full time sehingga gapoktan yang didampingi dapat mandiri, profesional dalam berusaha dan dapat mensejahterakan anggotanya. 4.5. Fasilitasi akses pembiayaan

a. Site manager dapat melakukan koordinasi dengan tim pengawalan baik dari pusat maupun dari provinsi, supervisor dan Dinas Kabupaten serta instansi terkait untuk memperoleh akses permodalan b. Akses permodalan dapat juga dikoordinasikan dengan mitra usaha 4.6. Temu Usaha a. Dalam rangka mendapatkan mitra usaha dapat dilakukan temu usaha yang difasilitasi oleh supervisor, tim

pengawalan pusat, provinsi maupun Dinas Kabupaten/Kota bersama site manager. Hal ini sangat penting dilakukan karena tanpa mitra usaha, gapoktan/kelompok tani sulit memasarkan produknya. b. Peserta temu usaha dapat dari kalangan industri maupun eksportir c. Dalam temu usaha diupayakan terjadi kontrak kemitraan yang saling menguntungkan dengan resiko kerugian yang proporsional. V. MONITORING DAN EVALUASI Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui

pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan pelaksanaan rencana kegiatan dimasa yang akan

datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran

(output), hasil (outcome)

dan dampak (impacts) dari

pelaksanaan rencana kegiatan. Oleh karena itu, dalam perencanaan yang transparan dan akuntabel harus disertai dengan penyusunan indikator kinerja, yang sekurang-kurangnya meliputi : 1). Indikator masukan, 2). Indikator keluaran, 3). Indikator hasil/manfaat. Agar permasalahan yang ditemukan dapat segera diatasi, maka harus dilakukan monitoring secara terus menerus. Pelaksanan monitoring dilakukan oleh Pusat dan Dinas Provinsi. VI. PELAPORAN Site manager membuat laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Dinas Perkebunan (Dinas Pertanian Terkait) Kabupaten/Kota setiap bulan. Laporan rutin ini sangat penting agar dapat diketahui permasalahan yang muncul dilapang dan dapat segera diatasi. Laporan harus memenuhi beberapa hal diantaranya : Kegiatan, Hasil, Permasalahan dan Saran Tindak Lanjut. Dinas Perkebunan (Dinas Pertanian Terkait) Kabupaten/Kota membuat pelaporan ke Pusat (Sekretaris Direktorat Jenderal dan Direktorat Penanganan Pasca Panen) dengan tembusan provinsi tentang hasil kegiatan program dan anggaran terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Adapun laporan yang perlu disusun hendaknya meliputi :

a. b. c. d.

Perkembangan realisasi penyerapan dana Pencapaian target keluaran Kendala yang dihadapi Saran tindak lanjut

VII. PENUTUP Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung diharapkan program penanganan pasca panen perkebunan yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Spesifikasi Bangunan, Peralatan dan Mesin Pasca Panen Perkebunan ALAT DAN MESIN KAKAO 1. Mesin Pemecah Buah Kakao (Pod Breaker) Fungsi / Kegunaan : Memecah buah dan memisahkan biji basah dari komponen kulit buah dan plasenta Spesifikasi Teknis : : 3 ton buah kakao/jam atau 6000-8000 - Kapasitas buah kakao/jam : Motor bakar 5.5HP - Penggerak : Pulley dan sabuk karet V - Transmisi : Silinder datar berprofil - Unit pemecah - Dimensi (PxLxT) : 2400x1150x2000 mm - Bahan konstruksi : Besi baja, kayu, kawat SS 2. Mesin Pemisah Lendir Biji Kakao Segar Dengan Penggerak Motor Listrik (Depulper) Fungsi / Kegunaan : a. Mengurangi kandungan lendir (pulp) di permukaan biji kakao. b. Lendir hasil pemerasan dapat diproses lanjut menjadi produk samping yang memiliki nilai tambah (jus kakao, nata de cocoa) Spesifikasi Teknis : 1 1.25 ton biji basah/jam - Kapasitas : Motor bakar 5,5 HP - Penggerak : Pulley dan sabuk karet V - Transmisi : Silinder SS/aluminium berlubang - Unit pemeras : 1650 x 950 x 1650 mm - Dimensi (PxLxT) - Bahan konstruksi : Besi baja, plat aluminium

4. Pencuci Lendir Kakao (Coklat) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengurangi kandungan lendir (pulp) dipermukaan biji kakao Spesifikasi Teknis - Dimensi (PxLxT) : 2700 x 1200 x 1450 mm : 500 kg - Berat : 500 kg/jam - Kapasitas : E. Motor 5,5 HP - Penggerak : Listrik - Bahan Bakar

5. Peti Fermentasi Fungsi / Kegunaan

: Untuk menghasilkan senyawa calon pembentuk (precursor) rasa dan aroma khas coklat di dalam biji kakao.

Spesifikasi Teknis Skala individu - Kapasitas - Bahan - Dimensi (PxLxT) - Tebal - Waktu fermentasi Skala kelompok - Kapasitas - Bahan - Dimensi (PxLxT) - Tebal - Waktu fermentasi

: : : : :

40 - 50 kg/batch Peti kayu 400 x 500 x 500 mm 30 mm antara 4 - 5 hari

625-650 kg/batch Peti kayu 170 x 120 x 50 mm tebal 30 mm 4-5 hari yaitu 2 hari di deret peti pertama (atas), dan dilanjutkan 2-3 hari dideret peti kedua (bawah) Dilengkapi alat ukur suhu 0C

: : : : :

6. Tabung Fermentasi Fungsi / Kegunaan Untuk mengendapkan biji kakao basah Spesifikasi Teknis : Tb. F 100 ATT - Type/Model : 100 liter - Kapasitas : 700 x 700 x 1300 mm - Dimensi (PxLxT) 7. Mesin Pengering Fungsi / Kegunaan

: Mempercepat proses penurunan kadar air dalam biji sampai batas yang aman untuk disimpan, dan tetap memiliki mutu yang baik sampai ketahap proses pengolahan berikutnya.

Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak -

: 750kg - 4 ton biji kakao/batch : Motor listrik 0,25HP/220V/1440 rpm, atau motor diesel eks China 7 : HP Transmisi : Pulley dan sabuk karet V Sumber panas Kompor bertekanan (BBM atau Konsumsi bahan bakar : biofuel) atau tungku biomassa BBM 4-5 liter/jam, atau kayu bakar : 2-3 m/ton biji kakao Bahan konstruksi Sistem pemanasan biji : Besi baja, plat aluminium. Tidak langsung (indirect heating) menggunakan pipa pindah panas (heat exchanger)

8. MESIN PENGERING BERPUTAR (DRYER ROTARY CONTINUE) Fungsi / Kegunaan Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknis Type 1 : RD.K 300 ATT - Kapasitas

Dimensi (PxLxT) Bahan Bakar Penggerak Pemanas

: : : :

200-300 kg/shift 1800 x 2000 x 2450 mm Gas/Minyak Tanah Diesel 7-8 Pk + Gear Box 70:1:10 Sistem Indirek RD 300 ATT 200-300 kg/shift 3400 x 1250 x 2450 mm Gas/Minyak Tanah Diesel 7-8 Pk + Gear Box 70:1:10 Sistem Indirek

Type 2 - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) - Bahan Bakar - Penggerak - Pemanas

: : : : :

9. MESIN PENGERING TENAGA SURYA Fungsi / Kegunaan : Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknis : Lorong - Type : 500 kg/shift - Kapasitas : 20000 x 1600 x 1500 mm - Dimensi (PxLxT) : Biomasa dan tenaga surya - Pemanas 10.ALAT UJI BELAH KAKAO (CUT-TEST) Fungsi / Kegunaan : Membelah biji kakao untuk mengetahui tingkat fermentasi biji kakao Spesifikasi Teknis : 50 biji kakao/batch - Kapasitas : pisau stainless steel - Bahan : 48x46x38 cm - Dimensi (PxLxT) 11. a. MESIN SORTASI BIJI KAKAO (Grader) Fungsi / Kegunaan : a. Meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual b. Biji kakao terkumpul dalam beberapa ukuran yang seragam berdasarkan tingkatan mutunya. Kompartemen I berupa pecahan biji dan biji kecil,

kompartemen II biji mutu C, kompartemen III biji mutu A dan B, dan kompartemen IV biji mutu AA Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak - Transmisi - Unit sortasi - Bahan konstruksi : 400 - 1200 kg/jam motor listrik 1/2 HP atau motor bakar : Honda 5,5 PK : Pulley dan sabuk karet V : Ayakan SS dengan beberapa ukuran : Besi baja, plat aluminium

11. b. MESIN SORTASI BIJI KAKAO Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan biji kakao/bijibijian lain sesuai ukuran Spesifikasi Teknis : SP 1000 ATT - Type : 750-1000 kg/jam - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) : 2000 x 1000 x 1500 mm : Diesel 8 Pk/Em. 2 Hp - Penggerak Fungsi / Kegunaan : a. Menyimpan biji kakao kering hasil sortasi dalam waktu yang relatif lama sebelum dijual ke konsumen b. Tujuan pemakaian gudang dengan atmosfir terkendali adalah untuk mencegah kerusakan mutu kakao secara mikrobiologis dan serangan hama gudang seperti serangga atau tikus : 90 ton biji kakao kering (KA 7 %) : Aksial (3 buah, @ 8 sudu) : Motor listrik 0,25 HP, 220 V, 1440 rpm, 1 phase

Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Jenis kipas - Penggerak

Transmisi Sumber panas Luas bangunan Bahan konstruksi

: : : :

Langsung Kolektor panas matahari 200 m Besi Baja, pasangan batu bata, plat aluminum, fiber polycarbonat

12. MESIN PENYANGRAI BIJI KAKAO (ROASTER) Fungsi / Kegunaan : a.Untuk membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kakao b. Memudahkan proses penghalusan

Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Sumber panas - Penggerak - Transmisi - Bahan Konstruks

: 10 - 50 kg/batch (1 batch = 30-45 Menit) : Kompor bertekanan (minyak tanah, LPG atau biofuel ) : Motor listrik -1 HP, 220 V, 1440 rpm, single phase : Pulley dan sabuk karet V, serta rantai dan roda gigi : Besi baja, plat alumunium, plat besi

13. MESIN PENYANGRAI BIJI - BIJIAN Fungsi / Kegunaan : Untuk membantu pembentukan aroma dan citarasa Spesifikasi Teknis : S 50 ATT - Type : 50 kg/jam - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) : 1800 x 2000 x 2450 mm : EM 1 Hp, Gear Box WPA - Penggerak : Kompor LPG - Pemanas

14.PEMISAH KULIT BIJI KAKAO (DESHELLER) Fungsi / Kegunaan : a. Untuk memecah biji kakao pasca sangrai, dan memisahkan keping biji dari bagian kulitnya (shell) b. Memperbesar luas permukaan hancuran nib sehingga pada saat perlakuan pengempaan maupun pembuatan pasta dengan bantuan pemanasan massa kakao akan menerima panas yang lebih banyak dan seragam. 15. PENGEMAS VAKUM (VACCUM SEALER Fungsi / Kegunaan : Untuk mengurangi kandungan udara di dalam kemasan dan merapatkan kemasan agar produk tetap memiliki mutu yang baik selama penyimpanan

16. PENGEMAS MANUAL (TIPE INJAK Fungsi / Kegunaan : Untuk mempertahankan mutu produk di dalam kemasan Spesifikasi Teknis : Tipe injak p = 20 cm, daya listrik 400 W. 17. ALAT UKUR KADAR AIR DIGITAL Fungsi / Kegunaan : Untuk menentukan kadar air biji kakao maupun kopi, ataupun komoditas lainnya (grains) Spesifikasi Teknis : Baterai type AA 2500 Ah rechargeable - Sumber arus 6 buah : 5-35% - Skala meter : 13,5x12x8cm - Dimensi (PxLxT) : 690 g - Berat

18. PENGEMAS OTOMATIS (PACKING ROLL) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengemas produk bubuk (bubuk kakao, bubuk kopi, dll) dalam kemasan aluminium Spesifikasi Teknis : Otomatis - Sistem operasi - Ukuran kemasan : 40 200 mm, alumunium foil : 40 100 pack/menit - Kapasitas : Motor listrik 1 HP, 220 Volt, 50 60 Hz - Penggerak : 1600 Watt - Listrik pemanas

ALAT DAN MESIN KOPI 1. MESIN PENGUPAS KULIT BUAH KOPI Fungsi / Kegunaan : Untuk melepas atau memisahkan kulit buah kopi basah yang berwarna merah/matang dari komponen kopi HS basah berlapis lendir Spesifikasi Alat 1. Type A : 50 kg/jam - Kapasitas : Manual - Penggerak - Bahan pengupas kulit : Plat tembaga - Rangka mesin : Baja profil kotak 2. Type B - Kapasitas : 1 ton/jam - Penggerak : Motor Honda 5,5 PK - Silinder : 2 (double) - Transmisi : Pulley dan sabuk karet V. - Bahan pengupas kulit : Plat tembaga - Rangka mesin Baja profil kotak 3. Type C - Kapasitas : 2 ton/jam - Penggerak : Mesin diesel China 16 PK - Silinder : 3 (triple)

- Transmisi - Bahan pengupas kulit - Rangka mesin

: Pulley dan sabuk karet V. : Plat tembaga : Baja profil kotak

2. a. MESIN PENGUPAS BUAH KOPI (HULLER) : Untuk mengupas buah kopi Fungsi / Kegunaan yang berwarna merah dan segar Spesifikasi Teknis a. Type : - 206 - 306 - 312 - 324 b. Kapasitas : - 300 kg/jam untuk type 206, - 1200 kg/jam untuk type 306, - 2000 kg/jam untuk type 312 dan - 4500 kg/jam untuk type 324 : - 4 HP untuk seri 206, - 5,5 HP untuk type 306, - 5,5 HP untuk type 312 dan - 15 HP untuk type 324

c. Tenaga Penggerak

b. MESIN PENGUPAS KULIT BUAH KOPI Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit kopi basah Spesifikasi Teknis : PUL 300 ATT - Type : 250-300 kg/jam - Kapasitas : 1100 x 700 x 1300 mm - Dimensi (PxLxT) : Diesel 8 PK - Penggerak

c. MESIN PENGUPAS KULIT BUAH KOPI Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit merah biji kopi secara mekanis Spesifikasi Teknis - Dimensi (PxLxT) - Bahan - Kapasitas - Penggerak : : : : 930 x 580 x 1300 mm Besi plat, besi siku 500 kg/jam Motor Bensin 5,5 HP

3. a. MESIN PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI (HULLER Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit tanduk kopi Spesifikasi Teknis - Dimensi (PxLxT) : 800 x 500 x 1440 mm - Diameter Blower : 3 inch : Besi plat, besi siku - Bahan : 100 kg/jam - Kapasitas : Motor Bensin 5,5 HP - Penggerak b. MESIN PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI (HULLER) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit tanduk dan kulit ari biji kopi kering Spesifikasi Teknis 1. Kadar Air 12-14% a. Type : - E-10 - E-15 b. Kapasitas c. Penggerak : : - 800-1000 kg/jam untuk type E-10 - 1200-1500 kg/jam untuk type E-15 - 15 HP untuk type E-10 - 30 HP untuk type E-15 - E-10 BB - E-15 BB - 600-800 kg/jam untuk type E-10 BB - 800-1000kg/jam untuk type E-15 BB

2. Kadar Air 30-35% : a. Type b. Kapasitas :

c. Penggerak :

- 30 HP untuk type E-10 BB - 40 HP untuk type E-15 BB

4. MESIN PENGUPAS BIJI KOPI KERING(HULLER) Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan kulit buah kering (pada proses olah kering), kulit tanduk dan kulit ari (pada proses olah kering maupun olah basah) sehingga diperoleh biji kopi pasar yang bersih dan bermutu baik. Spesifikasi Alat - Kapasitas - Penggerak - Bahan pengupas kulit - Rangka mesin - Pelengkap

: 1000 -2000 kg/jam : Mesin diesel China 16 PK; 24 PK : Baja : Baja profil kotak : Kipas sentrifugal sbg pemisah kulit

5. a. MESIN PENCUCI BIJI KOPI Fungsi / Kegunaan : Untuk melepas lapisan lendir yang melekat di permukaan biji kopi HS pasca proses pengupasan kulit buah atau fermentasi Spesifikasi Teknis 1. Type A : 30 kg/batch (1 bach 5-7 menit) - Kapasitas : Motor bakar Honda 5,5 PK - Penggerak : Pulley dan sabuk karet V - Transmisi : Plat alumunium - Drum pencuci : Baja profil kotak - Rangka mesin 2. Type B - Kapasitas - Type - Penggerak : : : 500 kg/jam Silinder horisontal Motor bakar Honda 5,5 PK

- Transmisi - Drum pencuci

: :

Pully dan sabuk karet V Plat alumunium

b. MESIN PENCUCI BIJI KOPI (RAUNG WASHER) Fungsi / Kegunaan : Untuk mencuci lendir biji kopi basah Spesifikasi Teknis : - R-10 a. Type - R-12 b. Kapasitas : - 800-1000 kg/jam untuk type R10 - 1800-2000 kg/jam untuk type R-12 - 15 HP untuk type R-10 - 3 HP untuk type R-12

c. Penggerak

c. MESIN PENCUCI BIJI KOPI (VERTICAL WASHER) Fungsi / Kegunaan : Untuk mencuci lendir biji kopi basah Spesifikasi Alat a. Seri : - T-09 - T-10 b. Kapasitas : - 800-1000 kg/jam untuk seri T-09 - 1200-1500 kg/jam untuk seri T-10

c. Tenaga Penggerak : - 7,5 HP untuk seri T-09 - 10 HP untuk seri T-10 6. MESIN PENGERING BIJI KOPI Fungsi / Kegunaan : Mempercepat proses penurunan kadar air dalam biji sampai batas yang aman untuk disimpan, dan tetap memiliki mutu yang baik sampai ketahap proses pengolahan berikutnya.

Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak -

: 750kg - 4 ton biji kopi HS/batch : Motor listrik 0,25 HP/220 V/1440 rpm/motor diesel eks China 7 HP : Pulley dan sabuk karet V Transmisi : Kompor bertekanan (BBM atau Sumber panas biofuel) atau tungku biomassa : BBM 4-5 lt/jam, atau kayu bakar 2Konsumsi bhn bakar 3 m3/ton biji kakao : Besi baja, plat alumunium. Bahan konstruksi Sistim pemanasan biji : Tidak langsung (indirect heating) menggunakan pipa pindah panas (heat exchanger)

7. MESIN SORTASI BIJI KOPI (GRADER) Fungsi / Kegunaan : a. Mengklasifikasikan biji berdasarkan ukuran fisiknya b. Meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual c. Biji kopi terkumpul dalam beberapa ukuran yang seragam berdasarkan tingkatan mutunya Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak - Transmisi - Unit sortasi - ahan konstruksi

: 400 - 1200 kg/jam : Motor listrik 1/2 HP atau motor bakar Honda 5,5 PK : Pulley dan sabuk karet V : Ayakan SS dengan beberapa ukuran : Besi baja, plat aluminium

8. FLAT BED GRADER Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan ukuran biji kopi kering (green coffee bean) Spesifikasi Teknis : 800 1000 kg/jam - Kapasitas : Motor Listrik 2 HP - Penggerak 9. ROTARY GRADER Fungsi / Kegunaan Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak

: Untuk memisahkan ukuran biji kopi kering (green coffee bean) : 300 400 kg/jam : Geared Motor 1 HP

10. MESIN PEMISAH KOPI BIJI-GLONDONGAN Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan biji kopi ukuran besar dan bersih dengan buah kopi yang bijinya kecil Spesifikasi Teknis - Kapasitas - Penggerak - Dimensi (PxLxT) - Berat Mesin 11. CATADOR Fungsi / Kegunaan Spesifikasi Teknis a. Type b. Kapasitas c. Penggerak

: : : :

1000 1200 kg/jam Motor Listrik 2 HP 235 x 180 x 220 cm 420 kg

: Untuk pisahkan biji kopi baik dari biji ringan, kulit tebal dan kulit tipis : - H-40 - H-60 : - 1000 kg/jam untuk type H-40 - 1500 kg/jam untuk type H-60 : - 3 HP untuk type H-40 - 4 HP untuk type H-60

12. CATADOR DAN AYAKAN UNIT Fungsi / Kegunaan : Untuk pisahkan sisa kulit dan untuk pisahkan ukuran biji kopi Spesifikasi Teknis : 250 300 kg/jam - Kapasitas : Motor Listrik 1 HP - Penggerak

13. PENGEMAS VAKUM (VACCUM SEALER) Fungsi / Kegunaan : Untuk mempertahankan mutu produk di dalam kemasan vakum Spesifikasi Teknis : 10 bungkus kemasan aluminium (maks - Kapasitas @250g/batch) : Pompa vakum HP - 1HP, 220 V. - Penggerak : Sabuk karet V - Transmisi : Baja profil kotak - Rangka mesin 14. PENGEMAS MANUAL (TIPE INJAK) Fungsi / Kegunaan : Untuk memperpanjang umur simpan bubuk kopi di dalam kemasan Spesifikasi Teknis 1. Type P20 - Ukuran : 50 x 30 x 1200 mm - Berat : 10 kg - Sumber arus : AC 220 Volt : Besi kuningan anti karat - Pemanas : Thermostat suhu, catu daya - Boks panel - Kapasitas : 100 150 bks/jam - Bahan : Besi siku, besi beton, pegas 2. Type P30 - Kapasitas - Berat - Tenaga pemanas - Dimensi (PxLxT) : : : : 500 bungkus/jam 50 kg Elemen listrik 350 Watt 850 x 650 x 1000 mm

15. ALAT UKUR KADAR AIR DIGITAL (DIGI MOST) Fungsi / Kegunaan : Untuk menentukan kadar air kopi, kakao, cengkeh, lada dan komoditas lainnya Spesifikasi Teknis : Baterai type AA 2500 mAh rechargeable - Sumber arus 6 buah : 5 - 35% - Skala meter : 13,5 x 12 x 8cm - Dimensi (PxLxT) : 690 g - Berat 16. MESIN SANGRAI UNTUK UJI CITA RASA (ROASTER KIT) Fungsi / Kegunaan : Sebagai sarana Pengawasan mutu biji kopi sebelum maupun setelah proses produksi bubuk kopi Spesifikasi Teknis - Kapasitas : 100-300 g - Sumber panas : Infra red tube (3 unit @ 500 watt), 220 V - Penggerak : Motor DC 12 W : Pulley dan sabuk karet V, serta rantai dan - Transmisi roda gigi : 1000 x 400 x 750 mm - Dimensi (PxLxT) : Besi baja, plat aluminium - Bahan konstruksi 17. PENGEMAS OTOMATIS (PACKING ROLL) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengemas produk bubuk (bubuk kakao, bubuk kopi, dll) dalam kemasan aluminium Spesifikasi Teknis : Otomatis - Sistem operasi : Kemasan : 40 200 mm, aluminium foil - Ukuran kemasan : 40 100 pack/menit - Kapasitas : Motor listrik 1 HP, 220 Volt, 50 60 Hz - Penggerak : 1600 Watt - Listrik pemanas

ALAT DAN MESIN KARET 1. PISAU SADAP Fungsi / Kegunaan : Untuk membuat alur sadap Spesifikasi Teknik : Besi (mata pisau), Kayu (tangkai) - Bahan : 17 cm - Panjang bagian pisau : 4 mm - Tebal pisau : 2,5 cm - Lebar : 17 cm - Panjang tangkai : 0,75 ons - Berat - Sudut miring ujung pisau : 60 derajat Pada bagian badan pisau terdapat lubang untuk melengkungkan kawat gantungan 2. MANGKUK LATEKS Fungsi / Kegunaan : Spesifikasi Alat : - Bahan - Diameter mangkok : : - Tebal mangkok - Volume mangkok : : - Berat 3. BAK PEMBEKU Fungsi / Kegunaan Spesifikasi Alat - Bahan - Panjang - Lebar - Dalam - Berat

Untuk menampung lateks hasil sadap pohon Aluminium 11 cm 2 mm 50 ml 50 gram

Untuk menampung lateks cair yang akan dibekukan Alumunium 50 cm 25 cm 8 cm 100 gram

: : : : :

4. ALAT PENGGILINGAN BEKUAN LATEKS (HAND MANGEL) Fungsi / Kegunaan : Untuk menggiling lateks yang telah dibekukan pada bak pembeku yang ukurannya tebal menjadi lebih tipis serta mengurangi kadar air yang ada Spesifikasi Alat : Besi Baja Hitam - Bahan : 70 cm - Lebar rol : 55 cm - Tinggi : 20 cm - Roda Engkol : 1000 gram - Berat : 2 Tipe (rol polos dan rol kembang) - Tipe rol

ALAT DAN MESIN LADA 1. ALAT PERONTOK LADA MANUAL Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan buah lada dari batang dan daun Spesifikasi Teknis - Tipe : Throw-in - Kapasitas : 80 kg/jam - Penggerak : Tenaga manusia : 1030 x 590 x 1150 cm - Dimensi (PxLxT) : 94% - Efisiensi perontokan - Efisiensi pemisahan tangkai : 90%

2. MESIN PERONTOK LADA DENGAN MOTOR LISTRIK Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan buah lada dari batang dan daun Spesifikasi Teknis : Aksial - Tipe : 250 kg/jam - Kapasitas : Motor listrik 2 pk - Penggerak

- Dimensi (PxLxT) - Efisiensi perontokan - Efisiensi pemisahan tangkai

: 1300 x 850 x 1480 cm : 98 % : 90 %

3. MESIN PERONTOK LADA DENGAN MOTOR BENSIN Fungsi / Kegunaan : Untuk memisahkan buah lada dari batang dan daun Spesifikasi Teknis : Aksial - Tipe : 250 kg/jam - Kapasitas : Motor bensin 4 pk - Penggerak : 1030 x 590 x 1150 cm - Dimensi (PxLxT) : 98 % - Efisiensi perontokan - Efisiensi pemisahan tangkai : 90 %

4. MESIN PENGUPAS LADA Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit buah lada Spesifikasi Alat : : Piringan listrik - Tipe : 250 kg/jam - Kapasitas : Motor bensin 5 pk - Penggerak : 90 cm x 50 cm x 120 cm - Dimensi (PxLxT 5. MESIN PROSSESING LADA PUTIH Fungsi / Kegunaan : Untuk mengupas kulit buah lada sekaligus mencuci biji lada Spesifikasi alat : 200 kg/jam - Kapasitas : 178 x 192 x 195 cm - Dimensi (PxLxT) - Putaran Silinder Pengupas : 225 cm : motor bensin 7,5 HP - Tenaga penggerak : 250 what, 220 V - Pompa air : 2 orang - Tenaga operator

6. MESIN PENGERING LADA Fungsi / Kegunaan : Spesifikasi Teknis - Tipe - Kapasitas - Penggerak - Dimensi (PxLxT) - Waktu pengeringan

Untuk mengeringkan buah lada yang sudah dikupas Air flow head 700 kg/jam 1. Motor diesel 6 hp 2. Motor bensin 2 pk 200 x 200 x 90 cm 8-9 jam

: : : : :

7. MESIN PENGGILING LADA Fungsi / Kegunaan : Untuk menggiling lada yang sudah dikupas untuk menjadi lada bubuk. Spesifikasi Alat : SC 23 rotary - Tipe : 80 kg/jam - Kapasitas : Motor diesel 6 pk - Penggerak - Dimensi (PxLxT) : 80 x 60 x 78 cm

ALAT DAN MESIN METE 1. ALAT KACIP METE MODEL REM dan MODEL ENGKOL (SISTEM TERPADU) Fungsi : Untuk mengupas kulit luar mete Spesifikasi Teknis Model Rem : REM - Type : 5 kg mete/jam - Kapasitas : Manual - Tenaga 2. ALAT KACIP METE (SISTEM TERPADU) Fungsi : Untuk mengupas kulit luar mete Spesifikasi Teknis : Hate 92 JM - Type

- Dimensi (PxLxT) : : - Kapasitas : - Penggerak

400 x 200 x 430 mm 30 40 kg/hari Manual

3. MESIN PENGERING TENAGA SURYA Fungsi / Kegunaan : Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknis : Venturi - Type : 100-200 kg/shift0 - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) : 2000 x 2000 x 3000 mm : Biomasa dan tenaga surya - Pemanas 4. MESIN PENGERING (DRYER BOX) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknis : Hate 056 DB - Type - Dimensi (PxLxT) : 6000 x 2000 x 900 mm : 500 1000 kg/proses - Kapasitas : Burner - Pemanas : Diesel 8 Hp - Penggerak : Solar - Bahan Bakar 5. MESIN PENGERING (DRYER VERTICAL
Fungsi / Kegunaan Spesifikasi Teknis - Type - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) - Pemanas - Bahan Bakar - Penggerak - Perlengkapan : Untuk mengeringkan biji-bijian : : : : : : : DVC 3000 ATT 2-3 ton/shift 1400 x 1600 x 5000 mm Automatic Burner Minyak Tanah/solar Diesel 8 Pk/Em. 1/4 Hp, Blower 1 Hp Control Panel, Timer, Thermometer, Dapur pemanas

6. MESIN PENGERING (DRYER OVEN) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknis

Type Kapasitas Dimensi (PxLxT) Bahan Bakar Penggerak Perlengkapan

: : : : : :

DO 20 ATT 70-100 kg/shift (20 try Aluminium) 1200 x 1200 x 1800 mm Minyak Tanah/solar EM Hp Thermo Control, Thermometer, Dapur Pemanas

7. MESIN PENGERING BERPUTAR (DRYER ROTARY CONTINOE) Fungsi / Kegunaan : Untuk mengeringkan biji-bijian Spesifikasi Teknik : RD.C 600 ATT - Type : 500-700 kg/jam - Kapasitas - Dimensi (PxLxT) : 700 x 1100 x 2500 mm : Minyak Tanah/solar - Bahan Bakar : Diesel 8 Pk x 2 unit - Penggerak : Control Panel, Thermometer, - Perlengkapan Dapur Pemanas

B. Sarana Bangunan Contoh bangunan yang diperlukan dalam kegiatan Pengembangan Pasca Panen Perkebunan untuk komoditi kakao/kopi adalah sebagai berikut: 1. Bangunan Unit Pengolahan KAKAO/KOPI - Luas Minimum : 56m2 80m2 - Bangunan setengah permanen (setengah bagian bawah tembok/kayu, setengah bagian atas kawat logam) 2. Bangunan Gudang - Dibangun dengan luas sesuai kebutuhan

- Tiap m2 gudang dapat menampung 600 Kg. Contoh : Gudang dengan luas 48m2 dapat menampung 28 ton biji kakao - Bangunan permanen 3. Bangunan kantor/sekretariat (sesuai kebutuhan)

Lampiran 2. Alamat Perekayasa Alat-Alat Dan Mesin Komoditi Perkebunan No Nama Perekayasa 1 Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) 2 Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa 3 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Tanaman Obat Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor UD Sinar Tehnik Indonesia Alamat dan Telephon Jl. PB. Janderal Sudirman No. 90, Jember, Jawa Timur 68118 Jl. Raya Palembang, Pangkalan Balai Sekayu Km 29, Banyuasin, Palembang 30001 Sumsel. Jl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu Bogor Telepon/Fax (0331) 757131, 757132, 757065, 757131 (0711) 361793, 367967, 312182

Jl. Tentara Pelajar No.3 Bogor Jl. Salak No. 1 Bogor.

(0251) 321879, 327010 (0251) 319817, 324047

Jl. Neglasari No.28 Sewan (021) 5534238-9, Lebak Tangerang 15129. 5521984, 5521984 CV. Budi Mukti Komplek Pengembangan (0271) 724813, Industri Industri Kecil, Jl. Raya 732123, 719504 Kartasura Km.8 Pabelan, Surakarta, PT. Hinoka Alsindo Jln. Raya Cileungsi 0852 1957 5662 Technik Jonggol No. 07 Cileungsi, Bogor, Jawa Barat CV. Jasa Murni Jl. Raya Tataaran I (0431) 321495 Lingkar II No.422 Tataaran, Tondano 95618

10 PT. Agro Tunas Teknik

Jl. Gamprit Raya No. 43 Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi Jawa Barat 17411

11 PT. Kemajuan Industrindo

Jln. Irian Jaya No. 17 Malang 65122 Jawa Timur 12 CV. Fadhel Teknik Jln. Taman Pagelaran No. (0251) 639029, 32 Ciomas- Bogor 0812823703, Jawa Barat 812017

(021) 8486976, 93338795, 98266323, 0818718995, 8486976 (0431) 362896, 361869, 812017

13 PT. Kreatif Energy Sona Topas Tower Lt. 15 (021) 250 6660 Indonesia Jln. Jendral Sudirman 250 6667 Kav. 26 Jakarta 12920

Lampiran 3. Poses Pencairan dana dan Format Laporan

MKN MSLKI EAIS E EES CR PMEIA AA E BR N BNUN ATA


GPKA AOTN TRIL EP IH BR A CR EIT AAA PNTPN EEAA

PMETKN E BNUA T TKIS IMEN SLKIC/C EES P L (GPKA) AOTN RPTT TKIS AA IMEN DN EIT AAA P L A BR A CR C/C

KA P

T IM PNAAN EGDA

PNAAN EGDA AS LIN PSA AE AC PNN

EAUS VL AI DKMN RPSL OUE POOA

PNTPN AOTN EEAA GPKA PNR A ATA EEIM BNUN

VR IKS EIF AI LPN AAG

PREUUN ESTJ A T TKIS IMEN

AS LIN PSA AE AC PNN

TUGAS DANFUNGSI PELAKSANAKEGIATAN


Tata Hubungan Kerja Antar Pelaksana Kegiatan
DITJEN PPHP DINAS PROVINSI

SUPERVISOR

DINAS KABUPATEN

SITE MANAGER

GAPOKTAN

GAPOKTAN

GAPOKTAN
KEL.TANI KEL.TANI KEL.TANI

KEL.TANI

KEL.TANI

KEL.TANI

KEL.TANI

KEL.TANI

KEL.TANI

Keterangan :

(Identifikasi) (Laporan)

PROGRAMKERJAdan LEMBAR KERJA SUPERVISOR - SITEMANAJER

PROGRAM KERJA
No Uraian Kerja
1. Identifikasi 2. Agenda Pertemuan a.Rapat Koordinasi b.Program Pelatihan/Bimbingan c.Pendampingan d.Monitoring e.Evaluasi f. Pelaporan

KONTRAK KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A. SUPERVISOR

PROGRAM KERJA
No Uraian Kerja 1. Identifikasi 2. Agenda Pertemuan a.Rapat Koordinasi b.Program Pelatihan/Bimbingan c.Pendampingan d.Monitoring e.Evaluasi f. Pelaporan KONTRAK KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B. SITE MANAGER

LEMBAR KERJA SUPERVISOR


1. Identifikasi (Bio Data) Site Manager

URAIAN No
1 2 3 4 5

Nama Alamat Wilayah Kerja Site Manager Site Manager Site Manager

Komoditi Bimbingan

2. Agenda Pertemuan a. Rapat Koordinasi Dengan Site Manager

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Rencana Program Pelaksanaan Kegiatan 3 Identifikasi Masalah 4 Solusi Masalah 5 Upaya Pencapaian Tujuan

b. Program Pelatihan / Bimbingan

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Materi Pelatihan a) Manajemen Kepemimpinan b) Manajemen Usaha c) Manajemen Pemasaran dan Keuangan d) Manajemen Kelembagaan e) Manajemen Pembukuan Kas f) Manajemen Usaha g) Teknik Negosiasi h) Penguatan Kelembagaan i) Bimtek (Teknologi Pasca Panen, Study Banding, Praktek lapang)

c. Pendampingan Dalam Rangka Realisasi Bantuan

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Pengadaan Bantuan (Jenis bantuan, Jumlah Dana Bantuan dll) 3 Operasionalisasi Bantuan (Lokasi penempatan, kesiapan penempatan alat dll)

d. Monitoring dan Evaluasi kinerja

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Hasil Monitoring kinerja (Harian, Mingguan, Bulanan) 3 Kesimpulan Hasil kinerja Program Pendampingan dana TP

LEMBAR KERJA SITE MANAGER 1. Identifikasi (Bio Data) Gapoktan/Kelompok Tani

URAIAN No Nama Alamat Gapoktan Gapoktan Jumlah Gapoktan Potensi Wilayah Komoditi Binaan

1 2 3 4 5

2. Penumbuhan Dan Pengembangan Gapoktan

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Metode Pembentukan 3 Metode Pengembangan

3. Penguatan Kelembagaan Gapoktan

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Metode a. Bimbingan Teknis Teknologi Pasca Panen Manajemen Usaha Manajemen Pemasaran & Keuangan Manajemen Kelembagaan Manajemen Pembukuan Kas Teknik Negosiasi Pasar b. Studi Banding c. Praktek Lapang d. Penyuluhan e. Pertemuan Koordinasi

c. Realisasi Dana Tugas Pembantuan

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Pendampingan Pengadaan sarana bantuan 3 Pendampingan Operasionalisasi Bantuan (Lokasi penempatan, kesiapan penempatan alat dll)

d. Monitoring dan Evaluasi kinerja

No

Item Identifikasi 1

URAIAN 2 3

1 Waktu (Tanggal, Bln, Thn dan Tempat) 2 Hasil Monitoring kinerja (Harian, Mingguan, Bulanan) 3 Kesimpulan Hasil kinerja Program Pendampingan dana TP

Anda mungkin juga menyukai